www.wikidata.id-id.nina.az
Migettuwatte Gunananda Thera atau Mohottiwatte Gunananda Thera Sinhala ප ජ ය ම ග ට ට වත ත ග ණ නන ද හ ම 9 Februari 1823 Balapitiya 21 September 1890 Kolombo adalah seorang ahli pidato Buddhis Sri Lanka Sinhala Ia dikenal sebagai karena memimpin pihak Buddhis dalam debat debat yang terjadi antara Buddhis dan Kristen di Baddegama Udanwita Waragoda Liyanagemulla Gampola dan dalam debat yang paling terkenal di Panadura Sebagai hasil dari debat debat tersebut Agama Buddha di Sri Lanka mengalami kebangkitan kembali 1 Setelah membaca pamflet mengenai debat debat yang dipublikasikan di Amerika Serikat Henry Steel Olcott tiba di Sri Lanka pada 1880 Migettuwatte Gunananda TheraGelarWaadibhasinha Singa dalam seni pidato Informasi pribadiLahir 1823 02 09 9 Februari 1823Mohottiwatta Migettuwatta Balapitiya Ceylon BritaniaMeninggal21 September 1890 1890 09 21 umur 67 Kolombo Britania CeylonAgamaBuddha TheravadaMazhabTheravadaKedudukan seniorGuruThelikada Sonutthara TheraLokasiDeepaduttaaramaya Kotahena Kolombo Daftar isi 1 Kehidupan awal 2 Debat debat akbar 2 1 Debat Panadura 2 2 Dampak dari debat 3 Referensi 4 Lihat pula 5 Bacaan lebih lanjutKehidupan awal SuntingDia lahir pada 1823 di sebuah desa bernama Migettuwatta atau Mohottiwatta dekat Balapitiya dalam sebuah keluarga Buddhis kaya kelas Salagama 1 2 Dia diajari pertama kali oleh orang tuanya dan menunjukkan keterampilan pidato dari usia muda Dia memiliki hubungan dekat dengan seorang pastor Katolik Roma yang tinggal di sebuah gereja di dekatnya dan memperoleh pengetahuan tentang Alkitab dan doktrin Kristen 3 Dia berniat menjadi pendeta Kristen namun berubah pikiran setelah berhubungan dengan biarawan Buddha di wihara wihara di dekatnya Dia ditahbiskan saat berusia dua puluhan di wihara Dodanduwa Gala Uda oleh Yang Mulia Thelikada Sonutthara Thera kepala petahana wihara Khotbah pertamanya yang fasih diberikan pada malam yang dia ditahbiskan orang orang yang berkumpul di wihara tersebut berseru bahwa Thera muda tersebut akan membawa Buddhisme menjadi berkembang di negara tersebut dan berjanji untuk mendukung karya keagamaannya 2 3 Selanjutnya dia mendapatkan keahlian dalam Buddhisme dan bahasa bahasa oriental saat dia berada di wihara Suatu hari saat dia sedang membaca majalah Bauddha Sahodaraya Persaudaraan Buddha dalam bahasa Sinhala dia mengetahui bahwa umat Buddha di Kolombo mengalami diskriminasi keagamaan oleh orang orang Kristen 3 Terganggu oleh berita tersebut Gunananda Thera memutuskan untuk pindah ke Kolombo dan tinggal di Deepaduttaaramaya di Kotahena wihara pertama di Kolombo dengan sejarah 300 tahun 4 Dari sana Thera memulai pidatonya untuk membela agama Buddha melawan argumen argumen dari misionaris Kristen Debat debat akbar Sunting nbsp Naskah Lontar dan Karya Seni dari Yang Ariya Migettuwatte Gunananda TheraMisionaris Kristen menyebarkan agama melalui pamflet dan buku buku Pendeta D J Gogerly dari misi Wesleyan menerbitkan Christian Pragnapthi pada tahun 1849 1 5 Gunananda Thera membalasnya dengan Durlabdi Vinodini pada 1862 bagi umat Buddha Hikkaduwe Sri Sumangala Thera menulis Christiani Vada Mardanaya dan Samyak Darshanaya pada 1862 1863 Segera setelah itu publikasi digantikan oleh debat publik Debat Baddegama berawal dari sebuah argumen yang timbul antara seorang bhikkhu muda bernama Sumangala dan seorang pendeta Kristen di wihara di Baddegama 1 Gunananda Thera dan banyak bhikkhu lainnya termasuk Bulatgama Dhammalankara Sri Sumanatissa Kahawe Nanananda Hikkaduwe Sumangala Weligama Sri Sumangala Pothuwila Gunaratana berpartisipasi dalam debat tersebut 3 Debat itu tidak digelar secara terbuka namun menimbulkan banyak minat di kalangan umat Buddha Karena ini merupakan debat pertama yang diadakan mereka tidak dapat menyepakati model yang tepat untuk pelaksanaan debat berikutnya Ini dikarenakan jika cara berperilaku pendebat Kristen menyebabkan konflik umat Buddha sebagai mayoritas tentu saja akan disalahkan Mempertimbangkan situasi tersebut kedua pihak sepakat untuk melanjutkan debat secara tertulis Awalnya naskah itu disusun di Baddegama meski kemudian tulisan tulisan dikerjakan di Galle Debat Waragoda juga diadakan pada tahun 1865 5 Debat ketiga diadakan di Udanwita di Hathara Korele Distrik Kegalle saat ini Sang Pencipta Penebus dan Surga Abadi adalah topik yang diperdebatkan 1 Debat ini dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 1866 John Edwards Hunupola Hunupola Nilame mewakili pihak Kristen dia adalah mantan bhikkhu yang masuk agama Kristen 5 Sebagaimana disepakati sebelum debat Gunananda Thera menerbitkan rangkuman debat tersebut 2 Sebagai tanggapan Hunupola Nilame juga menerbitkan versi rangkumannya sendiri Gunananda Thera menerbitkan lebih banyak publikasi untuk melawan rangkuman Hunupola Nilame Tidak ada catatan mengenai debat Liyanagemulla satu satunya fakta yang diketahui adalah bahwa debat itu diadakan pada tahun 1866 1 2 Karena intensitas debat meningkat di pihak Buddhis dan Kristen kedua belah pihak sepakat untuk berdebat di Gampola pada tanggal 9 dan 10 Juni 1871 Gunananda Thera menunjukkan keahlian berpidatonya dalam debat ini dan sebagai apresiasi orang banyak menangis dengan sukacita 3 dan kemudian mengarak Gunananda Thera di sekitar kota Gampola Setelah Thera menyampaikan beberapa khotbah di berbagai tempat di Gampola orang orang mengatur sebuah prosesi membawa Thera ke stasiun kereta Peradeniya dan mengirimnya kembali ke Kolombo Di sana orang mengumpulkan 75 00 untuk mencetak khotbah yang telah disampaikan oleh Thera Debat Panadura Sunting Semua debat ini memuncak dalam debat yang paling terkemuka dari semua debat debat Panadura dua tahun setelah debat Gampola pada tahun 1873 Penyebab terjadinya debat muncul ketika Pendeta David de Silva menyampaikan sebuah khotbah di Soul di Kapel Wesleyan Panadura pada tanggal 12 Juni 1873 5 Gunananda Thera menyampaikan sebuah khotbah seminggu kemudian mengkritik poin poin yang diajukan oleh Pendeta David de Silva Kedua pihak menandatangani sebuah kesepakatan pada 24 Juli 1873 untuk mengadakan debat lagi di Panadura meskipun ini bukan satu satunya penyebab debat 3 karena perdebatan mengenai isu agama telah mulai lebih dari 10 tahun sebelumnya Orang orang Kristen mungkin mengira bahwa umat Buddha tidak berpendidikan dan karenanya dapat dengan mudah dikalahkan dalam debat 3 Namun ini bisa digambarkan sebagai salah perhitungan pihak Kristen Para bhikkhu akrab dengan kitab Pali dan Sanskerta seperti Nyaya Bindu yang ditulis oleh Dignaga dan Tarka sastra oleh Dharmakirti mengenai seni berdebat dan tidak ragu menerima tantangan berdebat di depan umum 3 Debat diadakan pada tanggal 24 dan 26 Agustus 1873 di lokasi di mana Wihara Rankot Vihara berdiri saat ini 1 5 Para pendebat terbaik dipanggil oleh pihak orang orang Kristen Gunananda Thera adalah pendebat bagi pihak umat Buddha sementara Pendeta David de Silva dan Katekis S F Sirimanna mewakili pihak Kristen Perdebatan berkisar di seputar topik mulai dari sifat Tuhan Jiwa dan kebangkitan sampai ke konsep mengenai Karma Kelahiran kembali Nirvana dan prinsip Pratityasamutpada atau sebab musabab yang saling bergantungan 1 Dr K D G Wimalaratna Direktur Arsip Nasional menulis Pendeta David de Silva seorang pembicara yang fasih dalam bahasa Pali dan Sanskerta berbicara kepada hadirin sekitar 6000 7000 namun hanya sedikit yang mengerti dia Kontras sekali dengan Mohottiwatte Gunananda Thera yang menggunakan bahasa sederhana untuk menjawab argumen lawan lawannya 5 Dr Vijaya Samaraweera dalam artikelnya Pemerintah dan Agama Masalah dan Kebijakan sekitar 1832 sampai sekitar 1910 menyatakan Yang Ariya Migettuwatte Gunananda membuktikan dirinya sebagai pendebat dengan tatanan sangat tinggi mengagumkan cerdas dan fasih jika tidak terpelajar secara khusus Emosi yang dihasilkan oleh perdebatan ini dan dampak kepribadian Migettuwatte Gunananda memiliki efek jangka panjang pada generasi berikutnya dari kegiatan Buddhis Kemenangan Migettuwatte Gunananda di Panadura memastikan pemulihan kepercayaan diri Buddhis yang tenang selama satu dekade Dalam retrospeksi pembentukan Lembaga Penyebaran Agama Buddha di Kotahena dan Lankaprakara Press di Galle tampaknya menandai fase positif pertama dalam pemulihan ini 5 Pada akhir hari kedua debat orang banyak yang penuh sukacita mengucapkan sadhu sadhu 1 Orang orang Kristen tidak senang dengan suara yang dibuat oleh para hadirin Buddhis Saat suasana memanas Migettuwatte Gunananda Thera angkat bicara dan memerintahkan setiap orang harus diam Setelah ucapan itu orang banyak bubar tanpa membuat skenario lebih lanjut Dampak dari debat Sunting Dampak dari debat tersebut fenomenal baik secara lokal maupun internasional Secara lokal ini adalah faktor utama untuk menghidupkan kembali identitas dan kebanggaan Buddhis Sinhala 1 Secara internasional debat ini sangat berperan dalam meningkatkan kesadaran akan Buddhisme di barat Editor surat kabar Ceylon Times John Cooper mengatur bagi Edward Perera untuk menulis sebuah rangkuman dari debat tersebut ribuan eksemplar diterbitkan Terjemahan ini juga diterbitkan dalam sebuah buku Buddhism and Christianity Face to Face oleh J M Peebles di Amerika Serikat dengan sebuah pengantar pada tahun 1878 6 Setelah membaca salinan buku tersebut Henry Steel Olcott pendiri Perhimpunan Teosofi datang ke Sri Lanka pada 17 Mei 1880 1 Dengan kedatangan Kolonel Olcott aktivitas gerakan kebangkitan kembali dipercepat Olcott menggambarkan Gunananda Thera sebagai Orator Polemik Pulau yang paling brilian teror para misionaris dengan otak yang sangat intelektual juara paling brilian dan kuat dari Buddhisme Sinhala 4 Pendeta S Langden yang hadir saat Thera berbicara dalam debat Panadura berkomentar Adalah bahwa dalam sikapnya saat ia naik untuk berbicara yang menempatkan seseorang dalam pikiran dari beberapa orator di rumah Dia menunjukkan kesadaran akan kekuasaan bersama rakyat Suaranya adalah pedoman yang bagus dan dia memiliki gelanggang yang jelas di atasnya Tindakannya bagus dan jubah kuning panjang dilemparkan ke satu bahu membantu membuatnya mengesankan Kekuatan persuasinya menunjukkan dia terlahir untuk menjadi orator 4 Gunananda Thera terus bekerja untuk menghidupkan kembali agama Buddha di negara ini dan telah menerbitkan banyak majalah Buddhis termasuk Riviresa Lakmini Kirana dan Sathya Margaya 4 Thera juga bertugas di komite yang merancang bendera Buddhis pada tahun 1885 7 Migettuwatte Gunananda Thera wafat pada 21 September 1890 sekitar pukul 11 00 dalam usia 67 tahun 2 nbsp Sebuah bendera Buddhis yang berkibar di Beijing Referensi Sunting a b c d e f g h i j k Wijenayake Walter 2008 09 20 Ven Migettuwatte Gunananda island lk The Island Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 10 22 Diakses tanggal 2009 04 29 a b c d e Sinhala Dharmabandu T S 2002 Pancha Maha Waadaya Colombo Gunasena Publishers hlm 172 176 ISBN 955 21 0043 7 a b c d e f g h Kariyawasam Prof Tilak 19 August 2003 Ven Migettuwatte Gunananda Thera the debator par excellence dailynews lk Daily News Diakses tanggal 2017 06 16 a b c d Rajapakse C V 25 January 2003 Ven Migettuwatte Gunananda Thera the indomitable orator dailynews lk Dailynews Diakses tanggal 2017 06 16 a b c d e f g Ranatunga D C 2003 08 24 That controversial clash sundaytimes lk The Sunday Times Diakses tanggal 2009 04 29 Buddhism and Christianity face to face amazon com amazon com Diakses tanggal 2009 04 30 Flag of faith flies high ananda100 org Ananda College Diakses tanggal 2009 04 30 pranala nonaktif permanen Lihat pula SuntingAgama Buddha di Sri Lanka Hikkaduwe Sri Sumangala Thera Weligama Sri SumangalaBacaan lebih lanjut SuntingThe Great Debate Diarsipkan 2016 03 04 di Wayback Machine PersondataNama Thera Migettuwatte GunanandaNama alternatifDeskripsi singkat Sri LAnkan buddhist writerTanggal lahir 1823 02 09Tempat lahir Mohottiwatta Migettuwatta Balapitiya Sri LankaTanggal kematian 1890 09 21Tempat kematian Colombo Sri Lanka Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Migettuwatte Gunananda Thera amp oldid 22472576