www.wikidata.id-id.nina.az
Prof dr Lim Joey Thay alias dr Arif Budianto 1 Desember 1926 11 Oktober 2011 adalah seorang dokter sekaligus lektor Ilmu Kedokteran Kehakiman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia FK UI serta merupakan salah satu dari lima dokter yang melakukan visum terhadap Pahlawan Revolusi yang menjadi korban peristiwa Gerakan 30 September 1 2 3 Prof dr Arif BudiantoNama asalLim Joey ThayLahir 1926 12 01 1 Desember 1926Batavia Hindia BelandaMeninggal11 Oktober 2011 2011 10 11 umur 84 Jakarta IndonesiaKebangsaanIndonesiaPekerjaanDokter pengajar lektor Ilmu Kedokteran Kehakiman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia FK UI Tahun aktif1957 1991 dosen Dikenal atasDokter forensik Pahlawan Revolusi korban Gerakan 30 September Lim Joe Thay belajar dari dua pakar forensik dunia di masa itu yakni dr Robert Houseman dari Texas Amerika Serikat dan dr Keith Simpson dari London Inggris Ia menyelesaikan pendidikannya di luar negeri pada tahun 1960 Daftar isi 1 Sejarah 2 Lihat juga 3 Bacaan 4 Pranala luar 5 Catatan 6 ReferensiSejarah suntingSetelah malapetaka Gerakan 30 September terjadi otoritas yang berwenang pada saat itu membentuk tim yang dibentuk berdasarkan perintah Panglima Kostrad selaku Panglima Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban kepada Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat di Jakarta tanggal 4 Oktober Surat perintah bernomor PRIN 03 10 1965 itu ditandatangani Panglima Kostrad yang juga Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban Mayjen Soeharto Selanjutnya Kepala RSP AD meneruskan perintah itu kepada kelima ahli forensik Dokter dalam tim ini adalah dr Brigjen Roebiono Kertopati perwira tinggi yang diperbantukan di RSP Angkatan Darat dr Kolonel Frans Pattiasina perwira kesehatan RSP Angkatan Darat dr Sutomo Tjokronegoro ahli Ilmu Urai Sakit Dalam dan ahli Kedokteran Kehakiman juga profesor di FK UI serta dr Liau Yan Siang rekan Lim Joey Thay di Ilmu Kedokteran Kehakiman FK UI note 1 Pada tanggal 4 Oktober 1965 pasukan yang dipimpin Pangkostrad Mayjen Soeharto menemukan tujuh mayat perwira Angkatan Darat yang diculik dan dibunuh saat Gerakan 30 September Ketujuh perwira naas itu ialah Menteri Panglima Angkatan Darat LetjenAhmad Yani Deputi II Menpangad Mayjen R Soeprapto Deputi III Menpangad Mayjen Mas Tirtodarmo Harjono Deputi IV Menpangad Brigjen Donald Isaac Pandjaitan Oditur Jenderal Inspektur Kehakiman AD Brigjen Sutoyo Siswomiharjo Asisten I Menpangad Mayjen Siswondo Parman serta Lettu Pierre Tendean Ajudan Menko Hankam KASAB Jenderal Abdul Haris Nasution Sesuai dengan mandat kelima dokter tersebut berpacu dengan waktu dan proses pembusukan mereka bekerja keras selama delapan jam dari pukul 4 30 sore tanggal 4 Oktober hingga pukul 12 30 tengah malam 5 Oktober di kamar mayat RSP Angkatan Darat Hasil otopsi yang dilakukan dr Lim Joey Thay dan teman temannya sama sekali tidak menemukan tanda tanda rusaknya jenazah seperti yang dilaporkan media massa yang dikuasai Angkatan Darat yaitu Angkatan Bersendjata dan Berita Yudha dan beberapa media cetak lain yang diperbolehkan beredar selagi mengikuti aturan main dan kemauan pihak militer Sumber berita lain di masa itu adalah RRI TVRI dan Kantor Berita Antara 1 4 Beberapa hari kemudian pasca peristiwa Gerakan 30 September atau Gerakan 1 Oktober menjadi masa kritis politik dan stabilitas Republik Indonesia Kabar simpang siur suasana genting pers yang sebelumnya liberal dan menjadi afiliasi orientasi politik tertentu ditutup pihak militer Hanya beberapa yang diizinkan beredar Mata Jenderal Ahmad Yani dicungkil tulis Angkatan Bersendjata edisi 6 Oktober Sehari kemudian media ini mempublikasikan cerita tentang detail pembunuhan Brigjen Panjaitan di depan rumahnya Setelah dihujani tembakan mayat Brigjen Panjaitan dilemparkan ke dalam truk yang kemudian membawanya ke Lubang Buaya Sebegitu mengerikannya kekuatan pasukan penculik Panjaitan ini sampai sampai deru mesin kendaraan yang mereka pakai saja seperti suara harimau yang haus darah Berita Yudha 8 Oktober menegaskan kembali soal pencungkilan mata dan menambahkan bahwa para perwira Angkatan Darat ditemukan terbungkus kain hitam Sementara walaupun wajah Suprapto dan tengkoraknya dihantam oleh penteror penteror biadab namun dia masih dapat dikenali edisi 9 Oktober Sehari kemudian koran yang sama menurunkan berita yang disebut bersumber dari saksi mata yang berada di lokasi pembantaian Menurut pengakuan saksi ini biji mata beberapa korban dicungkil keluar sementara kemaluan beberapa lainnya dipotong Edisi 11 Oktober Angkatan Bersendjata menuliskan laporan yang lebih detail tentang pembunuhan Lettu Tendean Ajudan Jenderal Nasution ini disebutkan menjadi sasaran latihan tembak anggota Gerwani Presiden Soekarno pada 13 Desember 1965 menyatakan Saya pada waktu itu memakai saya punya gezond verstand note 2 Saudara saudara Dan dengan memakai saya punya gezond verstand itu saya betwiffelen ragukan kebenaran kabar ini Tetapi saya melihat akibat daripada pembakaran yang sedemikian ini Akibatnya ialah masyarakat seperti dibakar Kebencian menyala nyala sehingga di kalangan rakyat menjadi gontok gontokkan yang kemudian malahan menjadi sembelih sembelihan Nah Saudara saudara waktu belakangan ini saya dapat bukti bahwa memang benar sangkaan saya itu bahwa jenderal jenderal yang dimasukkan semua ke Lubang Buaya tidak ada satu orang pun yang kemaluannya dipotong Saya dapat buktinya darimana Visum repertum daripada team dokter dokter yang menerima jenazah jenazah daripada jenderal jenderal yang dimasukkan ke dalam sumur Lubang Buaya itu Soeharto dan kelompoknya telah menerima hasil otopsi detail yang dilakukan ahli forensik sipil dan militer terhadap tubuh korban para jenderal yang dibunuh 1 Oktober Laporan itu memperjelas bahwa para jenderal ditembak mati dan mayat mereka dibuang ke sebuah sumur dalam di Lubang Buaya Tetapi tanggal 6 Oktober media massa yang dikontrol Soeharto melancarkan sebuah kampanye yang menyebutkan bahwa mata para jenderal dicongkel dan alat kelamin mereka dipotong tulis Ben Anderson dalam artikelnya tahun 1999 Indonesian Nationalism Today and in the Future 5 Akses komunikasi dan Informasi dekade 60 an masih terbatas Paska kematian para perwira Pahlawan Revolusi menyebabkan gejolak di masyarakat Perkembangan faksi militer pun bergulir pemegang otoritas Pangkostrad Soeharto bergerak puncaknya legitimasi Surat Perintah Sebelas Maret melakukan manuver yang diklaimnya sebagai upaya stabilisasi keamanan Sarwo Edhie Wibowo dengan Resimen Para Komando Angkatan Darat menguasai Ibu Kota Negara termasuk Istana Negara note 3 benturan massa basis ideologi agama dan politik memanas Lihat juga suntingGerakan 30 September Pahlawan RevolusiBacaan suntingAnderson Ben 2008 Exit Soeharto Obituary for a Mediocre Tyrant Roosa John 2006 Pretext for mass murder Pranala luar suntingTeguh Santosa 25 November 2015 Saksi Mata Mayat Korban G30S Itu Meninggal Dunia Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Dec 11 Diakses tanggal 24 September 2015 Periksa nilai tanggal di archivedate bantuan Pemeliharaan CS1 Menggunakan parameter penulis link Catatan sunting Kini dari lima anggota tim otopsi itu tinggal Lim Joey Thay dan Liu Yang Siang yang masih hidup Lim Joey Thay kini sakit sakitan sementara sejak beberapa tahun lalu Liu Yan Siang menetap di Amerika Serikat dan tidak diketahu pasti kabar beritanya Gezond verstand adalah bahasa Belanda untuk common sense atau akal sehat Ben Anderson dalam tulisannya Exit Soeharto Obituary for a Mediocre Tyrant menyatakan On his deathbed the by then marginalized General Sarwo Edhie who led the Red Berets in 1965 66 even said he had been responsible for the death of three million people Referensi sunting a b Teguh Santosa 2 April 2009 Lim Joey Thay dan Hasil Visum Para Pahlawan Revolusi Bagian 1 dari 2 Tulisan jakartabeat net Diarsipkan dari versi asli tanggal September 24 2015 Diakses tanggal 24 September 2015 Pemeliharaan CS1 Menggunakan parameter penulis link Teguh Santosa 2 April 2009 Lim Joey Thay dan Hasil Visum Para Pahlawan Revolusi Bagian 2 dari 2 Tulisan jakartabeat net Diarsipkan dari versi asli tanggal February 9 2014 Diakses tanggal 24 September 2015 Pemeliharaan CS1 Menggunakan parameter penulis link Teguh Santosa Jum at 25 November 2011 09 14 00 WIB Saksi Mata Mayat Korban G30S Itu Meninggal Dunia rakyatmerdekaonline com Diarsipkan dari versi asli tanggal September 24 2015 10 55 15 PM UTC Diakses tanggal 24 September 2015 Periksa nilai tanggal di date archivedate bantuan Pemeliharaan CS1 Menggunakan parameter penulis link ahy irw Jumat 25 Nov 2011 01 09 WIB Lim Joe Thay Dokter yang Memvisum Jasad Pahlawan Revolusi Itu Telah Tiada detikcom Diarsipkan dari versi asli tanggal September 24 2015 Diakses tanggal September 24 2015 Periksa nilai tanggal di date bantuan Pemeliharaan CS1 Menggunakan parameter penulis link Teguh Santosa 25 November 2011 Hasil Autopsi Pahlawan Revolusi Dimasukkan ke Dalam Laci Archived from the original on 2015 09 25 Diakses tanggal 24 September 2015 Pemeliharaan CS1 Menggunakan parameter penulis link Pemeliharaan CS1 Url tak layak link Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Lim Joey Thay amp oldid 25382192