www.wikidata.id-id.nina.az
Oei Tiong Ham Concern atau biasa disingkat menjadi OTHC dulu adalah sebuah konglomerat multinasional yang berkantor pusat di Hindia Belanda setelah tahun 1945 Indonesia OTHC merupakan konglomerat multinasional terbesar di Asia Tenggara pada zamannya Oei Tiong Ham ConcernJenisPerusahaan swastaIndustriPerdaganganNasibAsetnya di Indonesia disita oleh pemerintah sementara cabangnya di luar Indonesia tetap bertahanDidirikan1863 1863 Ditutup1964 1964 TokohkunciOei Tjie SienOei Tiong HamPemilikKeluarga besar Oei Tiong Ham Daftar isi 1 Sejarah 1 1 Pendirian 1 2 Ekspansi 1 3 Pasca kematian Oei Tiong Ham 1 4 Nasionalisasi 2 SumberSejarah suntingPendirian sunting Oei Tiong Ham ConcernHanzi tradisional 建源公司Hanzi sederhana 建源公司Alih aksaraMandarin Hanyu Pinyin jian yuan gōngsi Wade Giles chien yuan kung ssuMin Nan Romanisasi POJ kian gwan kong siOTHC memulai sejarahnya dari Kian Gwan Mandarin 建源 Jianyuan yang didirikan pada tahun 1863 di Semarang Jawa Tengah oleh Oei Tjie Sien seorang imigran dari Fujian Tiongkok dengan modal sebesar 3 juta gulden Kian Gwan terutama mengekspor hasil hasil bumi seperti gula dan ikan serta mengimpor teh dan sutra dari Tiongkok Mulai tahun 1890 hingga 1903 Kian Gwan mencatatkan keuntungan sebesar 18 juta gulden Ekspansi sunting nbsp Pabrik Gula Krebet di MalangDi bawah kepemimpinan anak Oei Tjie Sien yakni Oei Tiong Ham Kian Gwan melakukan ekspansi besar besaran dan berhasil menjadi konglomerat multinasional pertama di Asia Tenggara Konglomerat tersebut kemudian dikenal dengan nama Oei Tiong Ham Concern OTHC OTHC memiliki cabang di Bangkok Kalkuta Singapura Hong Kong Shanghai dan London Aset OTHC meliputi sejumlah pabrik di Pulau Jawa sebuah bank dan sebuah pialang di London Melalui Heap Eng Moh Steamship Co yang berkantor pusat di Singapura OTHC juga memiliki sejumlah kapal dagang Salah satu pegawai OTHC di Singapura adalah Lee Hoon Leong kakek dari perdana menteri pertama Singapura Lee Kuan Yew Pabrik gula milik OTHC antara lain terletak di Krebet Bululawang Malang dan Patihan Manguharjo Madiun Pasca kematian Oei Tiong Ham sunting Oei Tiong Ham meninggal di Singapura pada tahun 1924 Dalam wasiatnya ia menetapkan sembilan anaknya sebagai ahli waris salah satunya adalah Oei Tjong Hauw yang ditunjuk untuk memimpin bisnis OTHC di Indonesia Di bawah kepemimpinan Tjong Hauw OTHC terus berekspansi dengan membuka pabrik pengolahan karet di Sumatra dan cabang cabang di luar negeri seperti pabrik penyulingan alkohol di Shanghai Sejumlah aset OTHC di Indonesia kemudian hancur akibat perang Tjong Hauw lalu meninggal secara mendadak pada tahun 1950 1 Setelah Tjong Hauw meninggal bisnis OTHC di Indonesia dipimpin oleh putra bungsu Oei Tiong Ham yakni Oei Tjong Tjay serta putra Tjong Hauw yakni Oei Ing Swie 1 Tjong Tjay yang saat itu masih berumur 27 tahun pun kesulitan beradaptasi dengan iklim bisnis di Indonesia terutama karena ia besar di luar Indonesia sehingga tidak terlalu mahir berbahasa Indonesia Kondisi politik Indonesia yang tidak menentu pada saat itu juga membuat OTHC sulit berekspansi Banyak yang menganggap OTHC pro Belanda karena dekat dengan pihak Belanda pada saat perang 1 OTHC kemudian mendirikan sejumlah perusahaan patungan dengan tokoh tokoh lokal dan Pemerintah Indonesia seperti Phapros yang didirikan tahun 1954 Tjong Tjay lalu memilih untuk mendukung Partai Sosialis Indonesia dan PNI yang kelak menjadi masalah ketika tokoh tokoh PSI ditangkap dan diasingkan ke luar Indonesia 1 Nasionalisasi sunting Hubungan OTHC dan Pemerintah Indonesia kemudian memburuk karena pemerintah ingin OTHC menarik dananya yang disimpan di De Javasche Bank cabang Amsterdam guna memperbaiki Pabrik Gula Krebet Baru tetapi OTHC menolaknya karena nilai tukar gulden terhadap rupiah yang ditetapkan oleh pemerintah jauh lebih rendah daripada nilai tukar yang berlaku di pasar gelap Selain itu OTHC merasa bahwa pinjaman dari bank di Indonesia sudah cukup untuk memperbaiki pabrik gula tersebut Tidak lama kemudian sebuah pengadilan di Belanda menyita dana OTHC yang disimpan di De Javasche Bank cabang Amsterdam untuk melunasi utang OTHC kepada sejumlah kreditur asing 2 Pada bulan Juli tahun 1961 Pengadilan Ekonomi Semarang akhirnya memutuskan untuk menyita seluruh aset OTHC di Indonesia Pada tahun 1964 Pemerintah Indonesia pun membentuk Rajawali Nusantara Indonesia untuk mengelola aset hasil sitaan tersebut 2 Kejadian tersebut menyebabkan berakhirnya OTHC di Indonesia namun cabang cabang Kian Gwan di luar Indonesia tetap dapat bertahan di bawah kepemimpinan putra putra Oei Tiong Ham Salah satu cabangnya di luar Indonesia yang besar adalah Kian Gwan Thailand yang dipimpin oleh Oei Tjong Bo kakak kandung Oei Tjong Tjay yang kini berbisnis di bidang properti dan distribusi alat elektronik 3 Sumber sunting a b c d Oei Tjong Tjay Interview Diarsipkan 2014 03 13 di Wayback Machine Interview dengan Oei Tjong Tjay a b Oei Tjong Tjay Interview part 2 Diarsipkan 2014 03 09 di Wayback Machine Interview Oei Tjong Tjay bag 2 Kian Gwan Kian Gwan Website Diakses tanggal 29 September 2017 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Oei Tiong Ham Concern amp oldid 23174251