www.wikidata.id-id.nina.az
Kerajaan Larantuka adalah sebuah kerajaan yang berada di Nusa Nipa yang berarti Pulau Naga dalam bahasa lokal 2 sedangkan dalam bahasa Portugis Cabo de Flores 3 yang sekarang disebut sebagai Pulau Flores 4 dan dalam buku Nagarakṛtagama dikatakan sebagai Galiyao 5 6 yang disebut sebagai penghasil kayu cendana 7 Wilayah kekuasaannya mencapai Adonara 8 Raja pertama Larantuka bernama Lorenzo I 9 Ilimandiri LarantukaTana NagiLamakera 1 1600 1904Ibu kotaLarantukaBahasa yang umum digunakanBahasa resmi Portugis Lainnya Melayu LarantukaLi oAgamaKatolik RomaPemerintahanMonarkiLorenzo I Sejarah Didirikan1600 Dibeli Belanda dari Portugal1859 Dibubarkan oleh Belanda1904Didahului oleh Digantikan olehKerajaan Portugal Hindia BelandaSekarang bagian dari Indonesia Daftar isi 1 Permulaan 2 Ritus 3 Legenda 4 Reinha Rosari 5 Referensi 6 Kepustakaan 7 Pranala luarPermulaan suntingSebelum tahun 1600 pedagang Portugis meninggalkan Solor dan menetap di Larantuka Para pedagang terlibat dalam konflik dengan Dominikan di Solor karena mereka lebih tertarik dalam perdagangan daripada kristenisasi Pada tahun 1613 Solor diduduki Belanda dan Dominikan pindah ke Larantuka juga Kemudian Larantuka menjadi stasiun internal untuk perdagangan kayu cendana dari Timor dan menjadi pusat perdagangan Portugis di wilayah Indonesia bagian tenggara Larantuka bahkan menjadi tempat pengungsian bagi desertir dari Dutch East India Company VOC Ritus suntingUpacara ritual pengorbanan hewan memiliki posisi yang cukup penting dan mempengaruhi berbagai struktur dan proses sosial pada bermacam lapisan sistem politik Flores Timur Kohesi sosial dan legitimasi status sosial melalui ritus memiliki peranan khas dalam berbagai organisasi sosial politik di Flores Timur Graham 1985 141 Selain dalam upacara ritual pembagian kakang ritus juga tampak pada upacara penerimaan imigran Kroko Pukeng Ritus pengorbanan hewan yang pertama kali ditetapkan oleh Raja Sira Demong Pagong Molang ini dilaksanakan di setiap kampung Lewo oleh panitia empat yang disebut suku raja suku besar Istilah suku berasal dari kata Melayu Istilah asli Flores Timur untuk menyebut suku adalah Ama atau Wung Organisasi suku dalam kampung tidak sama tinggi kedudukan dan fungsinya Pada prinsipnya nama nama suku besar itu berkaitan erat dengan fungsi para kepala suku dalam upacara ritual pengorbanan hewan Selain itu mereka juga memangku kekuasaan duniawi ataupun yang berkaitan dengan dunia ilahi Keempat suku itu adalah Ama Koten Ama Kelen Ama Marang dan Ama Hurint Dalam ritus pengorbanan hewan Ama Koten memegang kepala hewan korban Dia adalah kepala dari panitia empat tuan tanah dan memegang kekuasaan dalam kampung Ama Kelen memegang bagian belakang hewan korban Dialah yang bertugas mengurus hubungan dengan kampung kampung lainnya dan mengatur masalah perang ataupun damai Ama Marang bertugas membacakan doa menceritakan sejarah asal usul tutu rnaring usu asa untuk mendapat restu ike kwaAt dari kekuatan leluhur Dialah yang bertugas menjaga tatanan adat dalam kampung Ama Hurint bertugas membunuh hewan korban meneliti urat hati hewan korban untuk meramal suatu kejadian Ama Hurint dan Ama Marang juga bertugas memberi nasihat atau saran bila terdapat perbedaan pendapat antara Ama Koten dan Ama Kelen mencari jalan keluar bersama sama dengan pemuka pemuka atau tua tua yang disebut Kelake Legenda suntingBerdasarkan legenda setempat leluhur raja Larantuka disebut berasal dari perkawinan antara seorang tokoh pemersatu dari kerajaan Wehale Waiwiku dengan seorang tokoh wanita mistik berasal dari gunung Ile Mandiri 10 Reinha Rosari suntingSekitar tahun 1665 Raja Ola Adobala dibaptis dengan nama Don Fransisco Ola Adobala Diaz Vieira de Godinho Secara ritual ia memprakarsai upacara penyerahan tongkat kerajaan berkepala emas kepada patung Tuan Ma Bunda Maria Reinha Rosari sebagai lambang bahwa Larantuka sepenuhnya menjadi kota Reinha Ratu dan para raja adalah wakil dan abdi Bunda Maria 11 Dengan demikian menyiratkan Kerajaan Larantuka sebagai kerajaan Katolik Pada tanggal 8 September 1886 Raja Don Lorenzo Usineno II DVG raja ke 10 Larantuka menobatkan Bunda Maria sebagai Ratu Kerajaan Larantuka sehingga Larantuka sejak saat itu umum disebut Reinha Rosari Ratu Rosari 11 Referensi sunting Tome Pires dalam bukunya Suma Oriental que trata do Mar Roxo ate aos Chins Sareng Orinbao 1969 Nusa Nipa nama pribumi Nusa Flores warisan purba Percetakan Arnoldus Penerbitan Nusa Indah Ende Laan Petrus 1962 1968 Larantuka 1860 1918 9 vols deposited in the Koninklijk Instituut voor Taal Land en Volkenkunde Leiden The Netherlands Nama Pulau Flores berasal dari Bahasa Portugis Cabo de Flores yang berarti Tanjung Bunga Nama ini semula diberikan oleh S M Cabot untuk menyebut wilayah paling timur dari Pulau Flores Nama ini kemudian dipakai secara resmi sejak tahun 1636 oleh Gubenur Jenderal Hindia Belanda Hendrik Brouwer Barnes R H The Majapahit dependency Galiyao Bijdragen tot de Taal Land en Volkenkunde Vol 138 p 407 412 Prapantja Rakawi trans by Theodore Gauthier Pigeaud Java in the 14th Century A Study in Cultural History The Negara Kertagama by Pakawi Parakanca of Majapahit 1365 AD The Hague Martinus Nijhoff 1962 vol 4 p 29 34 Fraassen Ch F van Drie plaatsnamen uit Oost Indonesie in de Nagara Kertagama Galiyao Muar en Wwanin en de vroegere handelsgeschiedenis van de Ambonse eilanden Bijdragen tot de Taal Land en Volkenkunde Vol 132 p 293 305 Verbaal 21 April 1906 no 55 Nationaal Archief The Hague Ministerie van Kolonien 1900 1963 Openbaar verbaal 1900 1952 Heynen F C 1876a Het Christendom op het Eiland Flores in Nederlandsch Indie Studien op Godsdienstig Wetenschappelijk en Letterkundig Gebied 8 8 The Hague van Gulick Barnes R H 2008 Raja Lorenzo II A Catholic kingdom in the Dutch East Indies International Institute for Asian Studies Newsletter 47 pp 24 25 a b Laurensius Molan 5 April 2012 Prosesi Jumat Agung nan abadi di Larantuka antaranews com Kepustakaan suntingAnderson B R O G 1972 The Idea of Power in Javanese Culture dalam Hoit C ed Culture and Politics in Indonesia Ithaca Cornell University Press Barlow Colin et al 1989 Potensi potensi Pengembangan Soslal Eko nomi di Nusa Tenggara Timur Canberra Australian National University Fernandez F K 1981 Semana Santa Upacara Devoci Tradisional di Larantuka Larantuka Konfrerta Reinha Rosari Galtung Johan 1980 The True Worlds A Transnational Perspectives New York MacMillan Co Graham Penelope 1985 Issues in Social Structure in Eastern Indonesia Oxford University Press Kennedy R 1955 A Notes on Indonesia Flores 1949 1950 Human Relations Area Mubyarto et al 1991 Etos Kerfa dan Kohesi Sosial Masyarakat Sumba Rore Sabu Timor di WIT Yogyakarta P3PK UGM Petu Piet 1967 Nusa Nipo Nama Pribumi Nusa Flores Ende Nusa indah Soewondo Bambang et al 1987 Adat Istiadat Daerah Nusa Tenggara Timur Jakarta Depdikbud Soemargono K et al 1992 Profil Provinsi RI Nusa Tenggara Timur Jakarta PT lntermasa Taum Yoseph Yapi 1993 Tradisi dan Transformasi Cerita Wato Wele Lia Nurat dalam Cerita Rakyat Flores Timur Yogyakarta Tesis Master pada Fakultas Pascasarjana UGM Van Wouden F A E 1985 Klen Mitos dan Kekuasaan Struktur Sosial Indonesia Bagian Timur Jakarta Grafiti Pers Vatter Ernst 1984 Ata Kiwan Diterjemahkan dari Ata Kiwan Unbekannte Berguolker Im Tropisehen Holland 1932 oleh S D Sjah Ende Nusa lndah Pranala luar sunting Indonesia Trailer film Dokumenter Bunda Reinha Indonesia Struktur birokrasi dan kekuasaan di Flores Timur Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kerajaan Larantuka amp oldid 22862677