www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini sudah memiliki referensi tetapi tidak disertai kutipan yang cukup Anda dapat membantu mengembangkan artikel ini dengan menambahkan lebih banyak kutipan pada teks artikel Desember 2020 Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini Jaipongan aksara Sunda ᮏᮄᮕ ᮌᮔ adalah sebuah jenis tari pergaulan tradisional masyarakat Sunda yang berasal dari wilayah Karawang dan sangat populer di Indonesia Jaipongan Daftar isi 1 Sejarah 2 Perkembangan 3 Sumber rujukan 4 Pranala luarSejarah SuntingJaipongan terlahir melalui proses kreatif dari tangan dingin H Suanda sekitar tahun 1976 di Karawang Jaipongan merupakan garapan yang menggabungkan beberapa elemen seni tradisi Karawang seperti pencak silat wayang golek topeng banjet ketuk tilu dan lain lain Jaipongan di Karawang pesat pertumbuhannya di mulai tahun 1976 ditandai dengan munculnya rekaman Jaipongan SUANDA GROUP dengan instrumen sederhana yang terdiri dari gendang ketuk kecrek goong rebab dan sinden atau juru kawih Dengan media kaset rekaman tanpa label tersebut indi label Jaipongan mulai didistribusikan secara swadaya oleh H Suanda di wilayah Karawang dan sekitarnya Tak disangka Jaipongan mendapat sambutan hangat selanjutnya Jaipongan menjadi sarana hiburan masyarakat Karawang dan mendapatkan apresiasi yang cukup besar dari segenap masyarakat Karawang dan menjadi fenomena baru dalam ruang seni budaya Karawang khususnya seni pertunjukan hiburan rakyat Posisi Jaipongan pada saat itu menjadi seni pertunjukan hiburan alternatif dari seni tradisi yang sudah tumbuh dan berkembang lebih dulu di Karawang seperti pencak silat topeng banjet ketuk tilu tarling dan wayang golek Keberadaan jaipong memberikan warna dan corak yang baru dan berbeda dalam bentuk pengemasannya mulai dari penataan pada komposisi musikalnya hingga dalam bentuk komposisi tariannya Mungkin di antara kita hanya tahu asal tari jaipong dari Bandung ataupun malah belum mengetahui dari mana asalnya Dikutip dari ucapan kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Disbudpar Karawang Acep Jamhuri Jaipong itu asli Karawang Lahir sejak tahun 1979 yang berasal dari tepak Topeng Kemudian dibawa ke Bandung oleh seniman di sana Gugum Gumbira Akhirnya dikemas dengan membuat rekaman Seniman seniman Karawang dibawa bersama Suwanda Ketika sukses yang bagus malah Bandung Karawang hanya dikenal gendangnya atau nayaga pemain musik Makanya sekarang kami di Disbudpar akan mencoba menggali kembali seni tari Jaipong bahwa ini seni yang sesungguhnya berasal dari Karawang Tari ini dibawa ke kota Bandung oleh Gugum Gumbira sekitar tahun 1960 an dengan tujuan untuk mengembangkan tarian asal Karawang di kota Bandung yang menciptakan suatu jenis musik dan tarian pergaulan yang digali dari kekayaan seni tradisi rakyat Nusantara khususnya Jawa Barat Meskipun termasuk seni tari kreasi yang relatif baru Jaipongan dikembangkan berdasarkan kesenian rakyat yang sudah berkembang sebelumnya seperti Ketuk Tilu Kliningan serta Ronggeng Perhatian Gumbira pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan Bajidoran atau Ketuk Tilu Gerak gerak bukaan pencugan nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian menjadi inspirasi untuk mengembangkan kesenian Jaipongan Sebelum bentuk seni pertunjukan ini muncul ada beberapa pengaruh yang melatarbelakangi terbentuknya tari pergaulan ini Di kawasan perkotaan Priangan misalnya pada masyarakat elite tari pergaulan dipengaruhi dansa Ball Room dari Barat Sementara pada kesenian rakyat tari pergaulan dipengaruhi tradisi lokal Pertunjukan tari tari pergaulan tradisional tak lepas dari keberadaan ronggeng dan pamogoran Ronggeng dalam tari pergaulan tidak lagi berfungsi untuk kegiatan upacara tetapi untuk hiburan atau cara bergaul Keberadaan ronggeng dalam seni pertunjukan memiliki daya tarik yang mengundang simpati kaum pamogoran Misalnya pada tari Ketuk Tilu yang begitu dikenal oleh masyarakat Sunda diperkirakan kesenian ini populer sekitar tahun 1916 Sebagai seni pertunjukan rakyat kesenian ini hanya didukung oleh unsur unsur sederhana seperti waditra yang meliputi rebab kendang dua buah kulanter tiga buah ketuk dan gong Demikian pula dengan gerak gerak tarinya yang tidak memiliki pola gerak yang baku kostum penari yang sederhana sebagai cerminan kerakyatan Seiring dengan memudarnya jenis kesenian di atas mantan pamogoran penonton yang berperan aktif dalam seni pertunjukan Ketuk Tilu Doger Tayub beralih perhatiannya pada seni pertunjukan Kliningan yang di daerah Pantai Utara Jawa Barat Karawang Bekasi Purwakarta Indramayu dan Subang dikenal dengan sebutan Kliningan Bajidoran yang pola tarinya maupun peristiwa pertunjukannya mempunyai kemiripan dengan kesenian sebelumnya Ketuk Tilu Doger Tayub Dalam pada itu eksistensi tari tarian dalam Topeng Banjet cukup digemari khususnya di Karawang di mana beberapa pola gerak Bajidoran diambil dari tarian dalam Topeng Banjet ini Secara koreografis tarian itu masih menampakkan pola pola tradisi Ketuk Tilu yang mengandung unsur gerak gerak bukaan pencugan nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid yang pada gilirannya menjadi dasar penciptaan tari Jaipongan Beberapa gerak gerak dasar tari Jaipongan selain dari Ketuk Tilu Ibing Bajidor serta Topeng Banjet adalah Tayuban dan Pencak Silat Tarian ini mulai dikenal luas sejak 1970 an Kemunculan tarian karya Gugum Gumbira pada awalnya disebut Ketuk Tilu perkembangan yang memang karena dasar tarian itu merupakan pengembangan dari Ketuk Tilu Karya pertama Gugum Gumbira masih sangat kental dengan warna ibing Ketuk Tilu baik dari segi koreografi maupun iringannya yang kemudian tarian itu menjadi populer dengan sebutan Jaipongan Perkembangan Sunting nbsp Jaipongan Mojang PrianganKarya Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari Daun Pulus Keser Bojong dan Rendeng Bojong yang keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan putra dan putri Dari tarian itu muncul beberapa nama penari Jaipongan yang handal seperti Tati Saleh Yeti Mamat Eli Somali dan Pepen Dedi Kurniadi Awal kemunculan tarian tersebut sempat menjadi perbincangan vulgar Namun dari ekspos beberapa media cetak nama Gugum Gumbira mulai dikenal masyarakat apalagi setelah tari Jaipongan pada tahun 1980 dipentaskan di TVRI stasiun pusat Jakarta Dampak dari kepopuleran tersebut lebih meningkatkan frekuensi pertunjukan baik di media televisi hajatan maupun perayaan perayaan yang diselenggarakan oleh pihak swasta dan pemerintah Kehadiran Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para penggiat seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang perhatian Dengan munculnya tari Jaipongan dimanfaatkan oleh para penggiat seni tari untuk menyelenggarakan kursus kursus tari Jaipongan dimanfaatkan pula oleh pengusaha pub pub malam sebagai pemikat tamu undangan di mana perkembangan lebih lanjut peluang usaha semacam ini dibentuk oleh para penggiat tari sebagai usaha pemberdayaan ekonomi dengan nama Sanggar Tari atau grup grup di beberapa daerah wilayah Jawa Barat misalnya di Subang dengan Jaipongan gaya kaleran utara Ciri khas Jaipongan gaya kaleran yakni keceriaan erotis humoris semangat spontanitas dan kesederhanaan alami apa adanya Hal itu tercermin dalam pola penyajian tari pada pertunjukannya ada yang diberi pola Ibing Pola seperti pada seni Jaipongan yang ada di Bandung juga ada pula tarian yang tidak dipola Ibing Saka misalnya pada seni Jaipongan Subang dan Karawang Istilah ini dapat kita temui pada Jaipongan gaya kaleran terutama di daerah Subang Dalam penyajiannya Jaipongan gaya kaleran ini sebagai berikut 1 Tatalu 2 Kembang Gadung 3 Buah Kawung Gopar 4 Tari Pembukaan Ibing Pola biasanya dibawakan oleh penari tunggal atau Sinden Tatandakan seorang sinden tetapi tidak bisa nyanyi melainkan menarikan lagu sinden juru kawih 5 Jeblokan dan Jabanan merupakan bagian pertunjukan ketika para penonton bajidor sawer uang jabanan sambil salam tempel Istilah jeblokan diartikan sebagai pasangan yang menetap antara sinden dan penonton bajidor Perkembangan selanjutnya tari Jaipongan terjadi pada tahun 1980 1990 an di mana Gugum Gumbira menciptakan tari lainnya seperti Toka toka Setra Sari Sonteng Pencug Kuntul Mangut Iring iring Daun Puring Rawayan dan Tari Kawung Anten Dari tarian tarian tersebut muncul beberapa penari Jaipongan yang handal antara lain Iceu Effendi Yumiati Mandiri Miming Mintarsih Nani Erna Mira Tejaningrum Ine Dinar Ega Nuni Cepy Agah Aa Suryabrata dan Asep Dewasa ini tari Jaipongan boleh disebut sebagai salah satu identitas kesenian Jawa Barat hal ini tampak pada beberapa acara acara penting yang berkenaan dengan tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat maka disambut dengan pertunjukan tari Jaipongan Demikian pula dengan misi misi kesenian ke mancanegara senantiasa dilengkapi dengan tari Jaipongan Tari Jaipongan banyak memengaruhi kesenian kesenian lain yang ada di masyarakat Jawa Barat baik pada seni pertunjukan wayang degung genjring terbangan kacapi Jaipongan dan hampir semua pertunjukan rakyat maupun pada musik dangdut modern yang dikolaborasikan dengan Jaipong menjadi kesenian Pong Dut Jaipongan yang telah dipelopori oleh Mr Nur amp Leni ngeteh sauSumber rujukan Suntinghttp kebudayaankesenianindonesia blogspot com 2012 06 tari jaipong antara ada dan tiada dalam 10 html http nasional republika co id berita nasional pemprov jabar 13 12 29 myj46g pemda karawang diminta bikin patung penari jaipong Ganjar Kurnia 2003 Deskripsi kesenian Jawa Barat Dinas Kebudayaan amp Pariwisata Jawa Barat Bandung Pranala luar Sunting nbsp Media terkait Jaipongan di Wikimedia Commons Menguak Sejarah Lahirnya Jaipong Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Jaipongan amp oldid 22767656