www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus Cari sumber Ibnu Sutowo berita surat kabar buku cendekiawan JSTOR November 2022 Letnan Jenderal TNI Purn dr H Ibnu Sutowo D Sc 23 September 1914 12 Januari 2001 adalah mantan tokoh militer Indonesia dan tokoh yang mengembangkan Pertamina perusahaan minyak negara yang kemudian berubah menjadi Pertamina serta pernah menjabat sebagai Menteri ESDM Energi dan Sumber Daya Mineral Ia dikenal sebagai sosok yang melakukan korupsi pada era Soeharto ketika menjadi Direktur sebanyak 15 Milliar Dollar ditahun 1978 dan kemudian dipensiunkan oleh Soeharto diam diam dan menjadi ketua PMI Ibnu SutowoMenteri Minyak dan Gas Bumi Indonesia ke 3Masa jabatan 28 Maret 1966 25 Juli 1966PresidenSoekarnoPendahuluArmunantoPenggantiSlamet BratanataPanglima Komando Daerah Militer Sriwijaya ke 4Masa jabatan 5 September 1955 2 Juli 1956PendahuluKolonel Inf Bambang UtoyoPenggantiLetkol Inf BarlianDirektur Utama PertaminaMasa jabatan 9 Oktober 1968 3 Maret 1976PendahuluTidak diketahuiPenggantiPiet HaryonoKetua Umum Palang Merah Indonesia Ke 9Masa jabatan 1986 1992PendahuluSoeyoso SoemodimedjoPenggantiSiti Hardijanti RukmanaInformasi pribadiLahir 1914 09 23 23 September 1914Yogyakarta Hindia BelandaMeninggal12 Januari 2001 2001 01 12 umur 86 Jakarta IndonesiaSuami istriZaleha binti Sjafe ieAnakPontjo Sutowo dan 6 lainnyaProfesiTentaraDokterKarier militerPihak IndonesiaDinas cabangTNI Angkatan DaratMasa dinas1946 1976PangkatLetnan Jenderal TNI Daftar isi 1 Riwayat Hidup 1 1 Kisah cinta 1 2 Karier 1 2 1 Perjalanan Karier 1 1 3 Permina amp Pertamina 1 4 Aqua amp Petronas 1 5 Kasus Hilton Senayan 2 ReferensiRiwayat Hidup SuntingKisah cinta Sunting Ibnu bertemu dengan Zaleha pertama kali di Martapura sewaktu ia bekerja di sana sebagai dokter Setelah menyelesaikan pendidikan kedokteran Belanda di Nederlandsch Indische Artsen School NIAS di Surabaya tahun 1940 pada usia 26 tahun Ia kemudian ditugaskan Pemerintah Hindia Belanda bertugas di daerah Sumatra Selatan Persisnya di daerah Belitung yang merupakan wilayah kolonisasi Belitung adalah daerah transmigrasi Tugasnya adalah untuk membasmi penyakit malaria yang terkenal di sana pada masa itu serta untuk memperbaiki gizi masyarakat Selain di Belitung ia juga kemudian ditugaskan sebagai dokter untuk wilayah Martapura secara keseluruhan Sebagai dokter yang masih berstatus bujangan ia kemudian berkenalan dengan seorang gadis bernama Zaleha yang biasa dipanggil Saly putri pasirah Haji Syafe ie tokoh masyarakat yang sangat disegani di Martapura saat itu Ibunya adalah seorang guru tamatan MULO di Palembang Setelah lulus MULO di Palembang Zaleha pulang ke Martapura Zaman perang ketika itu menyebabkan Zaleha tinggal di rumah saja sambil secara sukarela menolong anak anak belajar Ketika Jepang datang Zaleha mengajar anak anak perempuan bersekolah Kebetulan sekolah Zaleha berada di depan polikliniknya sehingga ada banyak kesempatan buat mereka berdua untuk saling memandang dan akhirnya saling jatuh cinta dan berpacaran Mereka selalu bercakap cakap dalam bahasa Belanda Ibnu bahkan lebih terbiasa berbicara dalam bahasa Belanda atau kalau tidak bahasa Jawa Ia mulai terbiasa berbahasa Indonesia setelah berkenalan dengan Zaleha Meskipun sudah berpacaran dan sudah disetujui kedua orangtua Pak Haji Syafe ie dan Ibu Haji tetapi jalan menuju pernikahan tidaklah terlalu mulus Masih ada tanggapan yang kurang menggembirakan dari keluarga besar Pak Syafe ie karena Ibnu berasal dari suku lain yakni suku Jawa Waktu itu orang Jawa yang berada di Sumatra Selatan kurang dihargai oleh masyarakat setempat Mereka yang kebanyakan berasal dari Banyumas umumnya adalah orang orang transmigran atau bekerja sebagai kuli kereta api Oleh karena Zaleha memang sudah jatuh hati sama Ibnu dan kedua orangtuanya juga sudah tidak berkeberatan keluarga besar Pak Syafe ie pun akhirnya mengalah Mereka akhirnya menikah pada 12 Desember 1943 di Martapura Acara syukuran pernikahan diadakan secara sederhana pada malam harinya Resepsi pernikahan baru diadakan sebulan kemudian Maklum adat istiadat di Sumatra Selatan waktu itu memerlukan persiapan ini dan itu Meskipun waktu itu masih zaman Jepang tetapi resepsinya berjalan lancar Karier Sunting Selepas pendidikan kedokteran di Surabaya pada tahun 1940 Ibnu Sutowo bekerja sebagai dokter di Palembang dan Martapura Setelah masa kemerdekaan ia sempat bertugas sebagai Kepala Jawatan Kesehatan Tentara se Sumatra Selatan 1946 1947 Pada tahun 1955 Sutowo ditunjuk sebagai Panglima TT II Sriwijaya Perjalanan Karier 1 Sunting Dokter pada Gouverment Indische Arts Malariabestrijding di Batavia 2 Juli 1940 31 Agustus 1940 Dokter pada Rumah Sakit Plaju Sungai Gerong Palembang 31 Agustus 1940 16 September 1945 Kepala Rumah Sakit Plaju Sungai Gerong Palembang 16 September 1945 16 Desember 1945 Kepala Rumah Sakit Umum Palembang 16 Desember 1945 1947 Bergabung dengan TRI Darat kemudian menjadi TNI Angkatan Darat 5 Desember 1946 Kepala Jawatan Kesehatan Tentara Divisi II Garuda kemudian pada tahun 1948 berganti nama menjadi Sub Komandemen Sumatera Selatan serta pada tahun 1950 berganti nama menjadi Tentara Teritorium II Sriwijaya 5 Desember 1946 16 Juni 1951 Kepala Staf Sub Komandemen Sumatera Selatan 18 Februari 1948 9 Juni 1949 Kepala Staf Daerah Militer Istimewa Sumatera Selatan 9 Juni 1949 9 Desember 1949 Kepala Staf Tentara Teritorium II Sriwijaya 9 Desember 1949 11 Juni 1955 Kepala DKAD Teritorium II merangkap Kepala DKAD Teritorium I 17 Juni 1951 11 Juni 1955 Panglima Tentara Teritorium II Sriwijaya 11 Juni 1955 2 Juli 1956 Asisten IV Kepala Staf Angkatan Darat 2 Juli 1956 25 Agustus 1958 Deputi II Bidang Operasi Kepala Staf Angkatan Darat merangkap Deputi Pelaksana Perang Pusat 29 Desember 1956 Juli 1959 Direktur Utama PT Permina 10 Desember 1957 9 Oktober 1968 Inspektur Teritorial amp Perlawanan Rakyat Markas Besar Angkatan Darat 25 Agustus 1958 Juli 1959 Kepala Jawatan Minyak Gas amp Bumi kemudian menjadi Biro Minyak Gas amp Bumi Departemen Perindustrian Dasar amp Pertambangan 18 Oktober 1960 13 November 1963 Kepala Direktorat Minyak Gas amp Bumi pada Pembantu Menteri Perindustrian Dasar amp Pertambangan Bidang Pertambangan dan Urusan Perusahaan Tambang Negara 13 November 1963 27 Agustus 1964 Gubernur Indonesia untuk Organization of the Petroleum Exporting Countries Organisasi Negara Negara Pengekspor Minyak OPEC 1965 Menteri Urusan Minyak Gas dan Bumi pada Kabinet Dwikora II dan Dwikora III 21 Februari 1966 25 Juli 1966 Direktur Jenderal Minyak Gas amp Bumi di Departemen Pertambangan pada Kabinet Ampera I Kabinet Ampera II serta Kabinet Pembangunan I merangkap Penasihat Presiden R I Bidang Industri Pembangunan 25 Juli 1966 6 Juni 1968 Direktur Utama PT Pertamina 9 Oktober 1968 3 Maret 1976 Ketua Otorita Batam 2 Pensiun 1976 Riwayat Pangkat Militer 1 Mayor 5 Desember 1946 21 Februari 1947 Letnan Kolonel 21 Februari 1947 18 Februari 1948 Mayor 18 Februari 1948 9 Desember 1949 diturunkan pangkat karena adanya kebijakan Re Ra Reorganisasi dan Rasionalisasi dalam TNI Letnan Kolonel 9 Desember 1949 29 Desember 1956 Kolonel 29 Desember 1956 18 Oktober 1960 Brigadir Jenderal 18 Oktober 1960 1964 Mayor Jenderal 1964 1 November 1969 Letnan Jenderal 1 November 1969 Maret 1976 Pensiun 1976 Permina amp Pertamina Sunting Pada tahun 1957 A H Nasution saat itu KSAD menunjuk Sutowo untuk mengelola PT Tambang Minyak Sumatra Utara PT Permina Pada tahun 1968 perusahaan ini digabung dengan perusahaan minyak milik negara lainnya menjadi PT Pertamina Harian Indonesia Raya pimpinan Mochtar Lubis pada tanggal 30 Januari 1970 memberitakan bahwa simpanan Ibnu Sutowo pada saat itu mencapai Rp 90 48 miliar kurs rupiah saat itu Rp 400 dolar dan melaporkan kerugian negara akibat kongkalikong Ibnu dan pihak Jepang mencapai US 1 554 590 28 Saat itu pemerintah Indonesia di bawah Presiden Soeharto membentuk tim yang bernama Komisi Empat untuk menyelidiki dugaan korupsi di Pertamina Tim ini menghasilkan laporan yang menyimpulkan terjadinya beberapa penyimpangan penyimpangan tetapi tanpa tindakan hukum apa pun terhadap pelaku korupsi Pada tahun 1975 Pertamina jatuh krisis Pada tahun 1976 Ibnu mengundurkan diri sebagai Dirut Pertamina dan meninggalkan Pertamina dalam kondisi utang sebesar US 10 5 miliar Ibnu lalu masuk ke PT Golden Mississippi Selain menjadi Direktur Utama Pertamina Ibnu juga dipercaya oleh Presiden Soeharto dalam sejumlah proyek proyek besar yang terkait pemerintah maupun Keluarga Soeharto seperti Pembangunan Gedung Bina Graha Istana Merdeka Proyek Laboratorium USAID di Jonggol Proyek Rumah Sakit Pertamina di Jakarta Selatan dan Pembangunan Lapangan Golf di sejumlah tempat Aqua amp Petronas Sunting Tirto Utomo bawahan Ibnu yang sedang membuat produk air mineral pada tahun 1973 dengan merek Aqua berkunjung ke Bangkok Thailand Ibnu juga diajak oleh Tirto untuk mempelajari cara pembuatan air mineral di pabrik air mineral Polaris di Thailand karena di Indonesia sama sekali belum ada Sampai akhirnya ia berkata kepada Tirto Aneh Tirto iki Banyu banjir kok diobokke dalam botol Setelah Aqua semakin terkenal ketika pertandingan bulu tangkis Piala Thomas amp Uber 1988 di Kuala Lumpur dan pertandingan golf ia berpendapat bahwa Aqua harus dikelola oleh yang lebih muda Maka ia mengundurkan diri dari jabatan direktur utama PT Golden Mississippi dan digantikan oleh Willy Sidharta Pada masa kepemimpinan Willy Sidharta yang jabatannya diletakkan oleh Ibnu PT Golden Mississippi juga memperluas bisnisnya ke dalam bidang taman kota dengan membangun Taman Aqua di setiap Ruang Terbuka Hijau di Jakarta dan taman wisata Aqua KLCC yang dikelola oleh air minum merek Sehat produk Aqua di Malaysia Brunei dan Singapura di Kuala Lumpur dan Ibnu mendirikan Bank Aqua pada 1988 meski bisnis perbankan ini akhirnya gagal Setelah meninggalkan Pertamina dengan kondisi hutang yang sangat tinggi Ibnu lalu mulai mengelola Petronas pertambangan minyak Malaysia pada 1976 Walaupun Petronas baru 2 tahun berdiri Ibnu menanggapi pesatnya pertumbuhan pertambangan minyak yang dikelola sendiri oleh umat Islam sehingga kekayaan umat Islam selalu disumbang dari pertambangan minyak walaupun minyak sendiri termasuk dalam Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui seperti halnya bahan tambang lainnya Kasus Hilton Senayan Sunting Ali Sadikin mantan Gubernur Jakarta saat diperiksa tahun 2005 mengaku tertipu oleh PT Indobuildco yang dikiranya merupakan anak perusahaan Pertamina Saat itu Ibnu Sutowo sebagai Direktur Pertamina diminta untuk membangun hotel Pertamina di Senayan dengan hak guna bangunan 30 tahun tetapi ternyata hotel tersebut dimiliki oleh perusahaan pribadi Ibnu Sutowo Hilton Hotel di Senayan kini berganti nama menjadi Sultan Hotel hingga hari ini tetap dimiliki oleh keluarga Sutowo Perpanjangan HGB dilanjutkan setelah HGB lama berakhir 2002 Referensi Sunting a b Karma Mara 2001 Ibnu Sutowo Mengemban Misi Revolusi Sebagai Dokter Tentara Pejuang Minyak Bumi Jakarta Pustaka Sinar Harapan ISBN 979 416 686 3 6 Sosok Ketua Otorita Batam BP Batam yang Sukses Sulap Hutan Belantara Jadi Kota Industri BatamNes 31 Desember 2015 Diakses tanggal 26 November 2019 Jabatan politikDidahului oleh Armunanto Menteri Minyak dan Gas Bumi Indonesia1966 Diteruskan oleh Slamet BratanataJabatan militerDidahului oleh Bambang Utoyo Pangdam Sriwijaya1955 1956 Diteruskan oleh BarlianJabatan pemerintahanPosisi baru Ketua Otorita Batam1971 1976 Diteruskan oleh J B SumarlinJabatan bisnisJabatan baruDidahului oleh Tidak diketahui Direktur Utama Pertamina1968 1976 Diteruskan oleh Piet HaryonoDirektur utama PT Aqua Golden Mississippi Tbk1976 1998 Diteruskan oleh Willy SidhartaJabatan lainDidahului oleh Soeyoso Soemodimedjo Ketua Umum Palang Merah Indonesia1986 1992 Diteruskan oleh Siti Hardijanti Rukmana Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Ibnu Sutowo amp oldid 23968382