www.wikidata.id-id.nina.az
Dalam matematika eliminasi Gauss adalah algoritma yang digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linear Algoritma ini terdiri dari serangkaian operasi yang dilakukan pada matriks koefisien dari sistem persamaan tersebut Walau akan mengubah bentuk matriks operasi operasi tersebut tidak akan mengubah solusi dari sistem persamaan Hal ini memungkinkan matriks koefisien dibentuk menjadi sebuah matriks segitiga atas sehingga solusi sistem persamaan dapat ditentukan dengan cukup melakukan eliminasi variabel secara berulang Eliminasi Gauss juga dapat digunakan untuk menghitung rank dari matriks determinan dari matriks persegi dan invers dari matriks nonsingular Metode ini dinamai dari matematikawan Carl Friedrich Gauss 1777 1855 walaupun beberapa kasus khusus dari metode ini tapi tanpa dilengkapi bukti sudah dikenal oleh matematikawan Tionghoa semenjak tahun 179 M Matriks segitiga atas yang didapat dari algoritma ini akan memiliki bentuk eselon baris row echelon form Jika semua koefisien utama nilai bukan nol pertama pada sebuah baris matriks bernilai 1 dan kolom kolom yang mengandung koefisien utama memiliki bentuk yang sama dengan kolom pada matriks identitas matriks tersebut dikatakan memiliki bentuk eselon baris tereduksi reduced row echelon form Eliminasi Gauss yang dilakukan untuk mengubah matriks koefisien sampai menjadi bentuk eselon baris tereduksi terkadang disebut sebagai eliminasi Gauss Jordan Karena alasan komputasi operasi baris untuk mencari solusi sistem persamaan terkadang dihentikan sebelum matriks berada dalam bentuk tereduksinya Kompleksitas komputasi eliminasi Gauss untuk sebuah matriks berukuran n n displaystyle n times n adalah n 3 displaystyle n 3 Dalam bentuk paling sederhana secara numerik algoritma ini rentan terhadap galat pembulatan Namun hal ini dapat diatasi dengan menggunakan metode pivot menjadikannya cara standar menemukan solusi sistem persamaan linear dan menjadi bagian pustaka program aljabar linear yang penting seperti NAG IMSL dan LAPACK Daftar isi 1 Algoritma 1 1 Operasi baris dasar 1 2 Bentuk eselon baris 1 3 Contoh algoritma 2 Operasi pivot 3 Sifat dari algoritma 3 1 Banyak operasi yang diperlukan 3 2 Akurasi dari solusi 4 Sejarah 5 Aplikasi 5 1 Menghitung determinan 5 2 Menemukan invers dari sebuah matriks 5 3 Menghitung rank dan menentukan basis 6 Lihat pula 7 Referensi 8 Daftar pustakaAlgoritma SuntingOperasi baris dasar Sunting Lihat pula Matriks dasarSetelah menyusun sistem persamaan linear menjadi sebuah matriks koefisien eliminasi Gauss melakukan serangkaian operasi baris dasar untuk menyederhanakan baris baris matriks Eliminasi ini dapat dibagi menjadi dua bagian Bagian pertama terkadang disebut dengan eliminasi maju mereduksi sistem yang diberikan ke dalam bentukeselon baris Hasil dari bagian ini dapat memberitahu apakah sistem persamaan linear tidak memiliki solusi memiliki solusi unik atau memiliki tak hingga solusi Bagian kedua terkadang disebut substitusi mundur melanjutkan penggunaan operasi baris dasar sampai matriks berada dalam bentuk eselon baris tereduksi dengan kata lain hingga solusi ditemukan Ada tiga jenis operasi baris dasar yang dapat dilakukan pada baris matriks tersebut Menukar posisi dua baris Mengalikan suatu baris dengan skalar bukan nol Menambahkan suatu baris dengan suatu kelipatan dari baris yang lain Operasi operasi ini tidak mengubah kumpulan solusi Oleh karena itu jika tujuan seseorang adalah untuk menyelesaikan sistem persamaan linear penggunaan operasi baris ini dapat membuat masalah menjadi lebih mudah Operasi baris dasar juga dapat dianggap sebagai proses menghasilkan dekomposisi matriks dari matriks asli Sudut pandang ini ternyata sangat berguna dalam menganalisis algoritma Operasi baris dasar dapat dilihat sebagai sebuah perkalian matriks dasar di sebelah kiri dengan matriks asli Hal ini mengartikan bagian pertama dari eliminasi Gauss sebenarnya mencari dekomposisi LU sedangkan bagian kedua menyatakan matriks asli sebagai hasil perkalian dari suatu matriks terbalikkan yang unik dengan suatu matriks eselon baris tereduksi yang unik Operasi dasar yang lain adalah menukar posisi dua kolom Hal ini tidak diharuskan dalam menjalankan algoritma namun terkadang digunakan dalam program komputer karena alasan stabilitas Analoginya ketika menghitung dalam kepala kita terkadang menghindari mengalikan baris dengan bentuk pecahan yang rumit Kekurangan dari operasi ini adalah menghasilkan komputasi tambahan dan juga mengubah nilai determinan dari matriks koefisien Bentuk eselon baris Sunting Artikel utama Bentuk eselon barisUntuk setiap baris pada matriks jika entri baris tersebut tidak semuanya terdiri dari angka nol maka entri bukan nol pertama dari kiri disebut koefisien utama atau pivot dari baris itu Lebih lanjut jika ada dua koefisien utama berada di kolom yang sama maka operasi baris jenis ke 3 dapat digunakan untuk membuat salah satu koefisien tersebut menjadi nol Operasi baris jenis ke 1 selanjutnya dipakai untuk mengurutkan baris baris Baris dengan koefisien utama muncul terlebih dahulu posisinya lebih kiri ketimbang baris yang lain akan ditempatkan pada baris yang lebih tinggi di matriks koefisien Sedangkan baris tanpa koefisien utama semua entri bernilai nol akan diletakkan pada baris terbawah pada matriks Ketika semua operasi tersebut selesai dilakukan maka matriks dikatakan berada dalam bentuk eselon baris Kata eselon digunakan di sini karena secara kasar orang dapat membayangkan setiap baris diberi peringkat berdasarkan ukurannya dengan yang terbesar di atas dan yang terkecil di bawah Sebagai contoh matriks berikut dalam bentuk eselon baris dengan koefisien utamanya ditunjukkan dengan warna merah 0 2 1 1 0 0 3 1 0 0 0 0 displaystyle begin bmatrix 0 amp color red mathbf 2 amp 1 amp 1 0 amp 0 amp color red mathbf 3 amp 1 0 amp 0 amp 0 amp 0 end bmatrix nbsp Terlihat baris pertama memiliki koefisien utama memiliki posisi lebih kiri berada di kolom kedua ketimbang baris kedua yang koefisien utamanya berada di kolom ketiga Selain itu baris berisi nol terletak pada baris paling bawah Suatu matriks dikatakan dalam bentuk eselon baris tereduksi jika selanjutnya semua koefisien utama sama dengan 1 yang dapat dicapai dengan menggunakan operasi baris dasar jenis ke 2 dan di setiap kolom yang berisi koefisien utama semua entri lain di kolom itu adalah nol yang dapat dicapai dengan menggunakan operasi baris dasar jenis ke 3 Bentuk eselon baris tereduksi dari contoh di atas adalah 0 1 0 2 3 0 0 1 1 3 0 0 0 0 displaystyle begin bmatrix 0 amp color red mathbf 1 amp 0 amp dfrac 2 3 0 amp 0 amp color red mathbf 1 amp dfrac 1 3 0 amp 0 amp 0 amp 0 end bmatrix nbsp Contoh algoritma Sunting Misalkan kita ingin menemukan dan mendeskripsikan himpunan solusi ke sistem persamaan linear berikut 2 x y z 8 L 1 3 x y 2 z 11 L 2 2 x y 2 z 3 L 3 displaystyle begin alignedat 4 2x amp amp y amp amp z amp amp 8 amp qquad L 1 3x amp amp y amp amp 2z amp amp 11 amp qquad L 2 2x amp amp y amp amp 2z amp amp 3 amp qquad L 3 end alignedat nbsp Persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk matriks koefisien gabungan 2 1 1 8 3 1 2 11 2 1 2 3 displaystyle left begin array rrr r 2 amp 1 amp 1 amp 8 3 amp 1 amp 2 amp 11 2 amp 1 amp 2 amp 3 end array right nbsp Prosedur operasi baris dasar dapat diringkas sebagai berikut hilangkan variabel x displaystyle x nbsp dari semua persamaan di bawah L 1 displaystyle L 1 nbsp lalu hilangkan variabel y displaystyle y nbsp dari semua persamaan di bawah ini L 2 displaystyle L 2 nbsp Ini akan membuat matriks memiliki bentuk matriks segitiga atas Langkah ini hanya dapat bekerja jika tidak ada elemen diagonal pada matriks yang bernilai nol Pada kasus ada elemen diagonal bernilai nol pertukaran dengan baris lain yang tidak bernilai nol pada kolom elemen diagonal yang dimaksud perlu dilakukan Untuk pada langkah pertama variabel x displaystyle x nbsp dihilangkan dari L 2 displaystyle L 2 nbsp dengan menambahkan 3 2 L 1 displaystyle tfrac 3 2 L 1 nbsp ke L 2 displaystyle L 2 nbsp Intepretasi lain dari operasi ini adalah mengganti L 2 displaystyle L 2 nbsp dengan 3 2 L 1 L 2 displaystyle tfrac 3 2 L 1 L 2 nbsp yang dilambangkan dengan 3 2 L 1 L 2 L 2 displaystyle tfrac 3 2 L 1 L 2 to L 2 nbsp Sedangkan x displaystyle x nbsp dihilangkan dari L 3 displaystyle L 3 nbsp dengan menambahkan L 1 displaystyle L 1 nbsp ke L 3 displaystyle L 3 nbsp Langkah ini akan menghasilkan matriks koefisien dan sistem persamaan berikut Matriks koefisien gabungan Sistem persamaan 2 1 1 8 0 1 2 1 2 1 0 2 1 5 displaystyle left begin array rrr r 2 amp 1 amp 1 amp 8 0 amp frac 1 2 amp frac 1 2 amp 1 0 amp 2 amp 1 amp 5 end array right nbsp 2 x y z 8 1 2 y 1 2 z 1 2 y z 5 displaystyle begin alignedat 4 2x amp amp y amp amp z amp amp 8 amp amp amp tfrac 1 2 y amp amp tfrac 1 2 z amp amp 1 amp amp amp 2y amp amp z amp amp 5 amp end alignedat nbsp Langkah berikutnya adalah menghilangkan variabel y displaystyle y nbsp dengan melakukan operasi L 3 4 L 2 L 3 displaystyle L 3 4L 2 to L 3 nbsp Hal ini menghasilkan matriks berikut Matriks koefisien gabungan Sistem persamaan 2 1 1 8 0 1 2 1 2 1 0 0 1 1 displaystyle left begin array rrr r 2 amp 1 amp 1 amp 8 0 amp frac 1 2 amp frac 1 2 amp 1 0 amp 0 amp 1 amp 1 end array right nbsp 2 x y z 8 1 2 y 1 2 z 1 z 1 displaystyle begin alignedat 4 2x amp amp y amp amp z amp amp 8 amp amp amp tfrac 1 2 y amp amp tfrac 1 2 z amp amp 1 amp amp amp amp amp z amp amp 1 amp end alignedat nbsp Saat ini bagian pertama pertama dari eliminasi Gauss telah selesai Bagian berikutnya adalah menemukan solusi dari variabel dalam urutan terbalik sebuah proses yang dikenal sebagai substitusi balik Untuk permasalahan di atas kita pertama kali mendapatkan z 1 displaystyle z 1 nbsp Lalu dengan mensubtitusi nilai z displaystyle z nbsp ke persamaan 1 2 y 1 2 z 1 displaystyle tfrac 1 2 y tfrac 1 2 z 1 nbsp akan didapatkan y 3 displaystyle y 3 nbsp Melanjutkan proses didapatkan x 2 displaystyle x 2 nbsp Dari sudut pandang komputasi cara ini lebih cepat untuk menemukan solusi sistem persamaan Alih alih berhenti setelah matriks dalam bentuk eselon baris seseorang dapat melanjutkan hingga matriks dalam bentuk eselon baris tereduksi seperti yang dilakukan pada tabel berikut Proses operasi baris hingga ke bentuk eselon baris tereduksi terkadang disebut sebagai Eliminasi Gauss Jordan untuk membedakannya dari proses operasi baris yang berhenti setelah mencapai bentuk eselon Operasi baris Hasil matriks koefisien gabungan Sistem persamaanL 2 1 2 L 3 L 2 L 1 L 3 L 1 displaystyle begin aligned L 2 tfrac 1 2 L 3 amp to L 2 L 1 L 3 amp to L 1 end aligned nbsp 2 1 0 7 0 1 2 0 3 2 0 0 1 1 displaystyle left begin array rrr r 2 amp 1 amp 0 amp 7 0 amp frac 1 2 amp 0 amp frac 3 2 0 amp 0 amp 1 amp 1 end array right nbsp 2 x y 7 1 2 y 3 2 z 1 displaystyle begin alignedat 4 2x amp amp y amp amp amp 7 amp amp amp tfrac 1 2 y amp amp amp tfrac 3 2 amp amp amp amp amp z amp 1 amp end alignedat nbsp 2 L 2 L 2 L 3 L 3 displaystyle begin aligned 2L 2 amp to L 2 L 3 amp to L 3 end aligned nbsp 2 1 0 7 0 1 0 3 0 0 1 1 displaystyle left begin array rrr r 2 amp 1 amp 0 amp 7 0 amp 1 amp 0 amp 3 0 amp 0 amp 1 amp 1 end array right nbsp 2 x y 7 y 3 z 1 displaystyle begin alignedat 4 2x amp amp y amp quad amp amp amp 7 amp amp amp y amp quad amp amp amp 3 amp amp amp amp quad amp z amp amp 1 amp end alignedat nbsp L 1 L 2 L 1 1 2 L 1 L 1 displaystyle begin aligned L 1 L 2 amp to L 1 tfrac 1 2 L 1 amp to L 1 end aligned nbsp 1 0 0 2 0 1 0 3 0 0 1 1 displaystyle left begin array rrr r 1 amp 0 amp 0 amp 2 0 amp 1 amp 0 amp 3 0 amp 0 amp 1 amp 1 end array right nbsp x 2 y 3 z 1 displaystyle begin alignedat 4 x amp quad amp amp quad amp amp amp 2 amp amp quad amp y amp quad amp amp amp 3 amp amp quad amp amp quad amp z amp amp 1 amp end alignedat nbsp Operasi pivot SuntingSecara umum algoritma eliminasi Gauss tidak dapat bekerja tanpa menukar baris Pada contoh algoritma di atas algoritma tidak akan berjalan jika persamaan L 1 displaystyle L 1 nbsp adalah y z 8 displaystyle y z 8 nbsp Untuk mengatasi ini perlu dipilih sebuah elemen tidak bernilai 0 pada kolom pertama matriks koefisien Elemen ini disebut sebagai elemen pivot Pada kasus ini elemen 3 displaystyle color purple 3 nbsp dari persamaan L 2 displaystyle L 2 nbsp digunakan sebagai elemen pivot 0 1 1 8 3 1 2 11 2 1 2 3 displaystyle left begin array rrr r color green 0 amp color green 1 amp color green 1 amp color green 8 color purple 3 amp color blue 1 amp color blue 2 amp color blue 11 2 amp 1 amp 2 amp 3 end array right nbsp Setelah menukar baris pertama dengan baris kedua eliminasi Gauss dapat berjalan 3 1 2 11 0 1 1 8 2 1 2 3 displaystyle left begin array rrr r color purple 3 amp color blue 1 amp color blue 2 amp color blue 11 color green 0 amp color green 1 amp color green 1 amp color green 8 2 amp 1 amp 2 amp 3 end array right nbsp Untuk kalkulasi secara manual elemen pivot bernilai 1 atau 1 menguntungkan untuk dipilih karena memudahkan perhitungan eliminasi nilai elemen elemen lain Namun untuk kalkulasi menggunakan komputer elemen pivot dengan nilai mutlak terbesar menguntungkan untuk digunakan karena menghasilkan algoritma dengan stabilitas numerik paling baik Operasi pivot juga dapat dilakukan dengan menukar kolom seperti 0 1 1 8 3 1 2 11 2 1 2 3 displaystyle left begin array rrr r color green 0 amp color purple 1 amp 1 amp 8 color green 3 amp color blue 1 amp 2 amp 11 color green 2 amp color blue 1 amp 2 amp 3 end array right nbsp menjadi 1 0 1 8 1 3 2 11 1 2 2 3 displaystyle left begin array rrr r color purple 1 amp color green 0 amp 1 amp 8 color blue 1 amp color green 3 amp 2 amp 11 color blue 1 amp color green 2 amp 2 amp 3 end array right nbsp Perlu diingat ketika bagian subtitusi balik operasi pivot kolom mengubah susunan variabel di sistem persamaan sehingga penyesuaian perlu dilakukan Jika operasi pivot dilakukan dengan memilih elemen matriks dengan nilai mutlak terbesar operasi pivot tersebut dinamakan dengan operasi pivot total total pivoting Secara umum baris dan kolom dari matriks perlu ditukar untuk melakukan pivot jenis ini Operasi pivot dapat dilakukan tanpa memerlukan komputasi yang signifikan jika entri entri pada matriks dan sisi ruas kanan persamaan tidak mengalami penukaran informasi mengenai pertukaran baris kolom dicatat dalam suatu vektor indeksSifat dari algoritma SuntingBanyak operasi yang diperlukan Sunting Salah satu cara menentukan kompleksitas komputasi adalah menghitung banyaknya operasi aritmetika yang diperlukan oleh algoritma Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dengan n displaystyle n nbsp persamaan dan n displaystyle n nbsp variabel eliminasi Gauss perlu melakukan operasi baris dasar sampai matriks memiliki bentuk eselon baris lalu menemukan solusi setiap variabel dengan urutan terbalik Hal ini memerlukan 1 2 n n 1 displaystyle tfrac 1 2 n n 1 nbsp operasi pembagian 1 6 2 n 3 3 n 2 5 n displaystyle tfrac 1 6 2n 3 3n 2 5n nbsp operasi perkalian dan 1 6 2 n 3 3 n 2 5 n displaystyle tfrac 1 6 2n 3 3n 2 5n nbsp operasi pengurangan 1 Ketika ditotal eliminasi Gauss memerlukan sekitar 2 3 n 3 displaystyle tfrac 2 3 n 3 nbsp operasi menjadikannya algoritma dengan kompleksitas O n 3 displaystyle mathcal O n 3 nbsp Hal ini membuat eliminasi Gauss sebaiknya hanya dipakai untuk menyelesaikan sistem persamaan berukuran kecil sampai sedang kurang lebih n 10000 displaystyle n 10000 nbsp Metode iteratif umumnya lebih baik dalam menyelesaikan matriks dengan dimensi yang lebih tinggi dari ini Jika eliminasi Gauss dilakukan agar matriks berukuran n n displaystyle n times n nbsp berbentuk eselon baris tereduksi maka diperlukan n 3 displaystyle n 3 nbsp operasi aritmetika Hal ini kurang lebih memerlukan 50 lebih banyak langkah komputasi ketimbang hanya membuat matriks berbentuk eselon baris 2 Akurasi dari solusi Sunting Salah satu kendala dari eliminasi Gauss adalah ketidakstabilan numeriknya akibat pembagian oleh bilangan yang sangat kecil Sebagai contoh jika koefisien utama a displaystyle a nbsp dari suatu baris sangat dekat nilainya dengan 0 operasi baris akan melibatkan proses mengalikan baris dengan 1 a displaystyle tfrac 1 a nbsp Galat pembulatan dari perkalian ini akan merambat dan dapat membesar ke perhitungan perhitungan selanjutnya Untuk matriks secara umum eliminasi Gauss umumnya stabil jika menerapkan operasi pivot baik pivot baris atau pivot kolom walaupun tetap ada beberapa kasus matriks dengan komputasi yang tidak stabil 3 Stabilitas dapat ditingkatkan dengan menerapkan operasi pivot total namun ini jarang digunakan karena kompleksitas komputasi yang perlu dilakukan Dekomposisi QR umumnya memiliki stabilitas yang lebih baik dalam hal ini namun juga lebih sulit untuk menghitungnya Eliminasi Gauss stabil secara numerik untuk matriks yang dominan secara diagonal diagonally dominant dan matriks definit positif sehingga dapat dilakukan tanpa melakukan pivoting karena tidak ada nol di elemen diagonal matriks Sejarah SuntingMetode eliminasi Gauss muncul meskipun tanpa dilengkapi bukti dalam teks matematika Cina Bab Delapan Array Persegi Panjang dari Sembilan Bab tentang Seni Matematika Penggunaannya diilustrasikan dalam delapan belas soal dengan dua hingga lima persamaan Referensi pertama ke buku dengan judul ini bertanggal 179 M tetapi sebagian dari referensi tersebut sudah ditulis setidaknya sejak sekitar 150 SM 4 5 Itu dikomentari oleh Liu Hui pada abad ke 3 Metode di Eropa berasal dari catatan Isaac Newton 6 7 Pada 1670 dia menulis bahwa semua buku aljabar yang dikenalnya tidak memiliki pelajaran untuk memecahkan sistem persamaan simultan Dalam catatannya Newton selanjutnya mengembangkan materi mengenai masalah ini Universitas Cambridge akhirnya menerbitkan catatan tersebut sebagai Arithmetica Universalis pada tahun 1707 lama setelah Newton meninggalkan kehidupan akademisnya Catatan itu ditiru secara luas dan menjadi apa yang sekarang disebut eliminasi Gauss sebagai pelajaran standar dalam buku teks aljabar pada akhir abad ke 18 Carl Friedrich Gauss pada tahun 1810 merancang sebuah notasi untuk eliminasi simetris symmetric elimination yang diadopsi pada abad ke 19 olehkomputer tangan profesional untuk menyelesaikan persamaan kuadrat terkecil 8 Algoritma yang diajarkan di sekolah baru menggunakan nama Gauss pada sekitar tahun 1950 an akibat kebingungan mengenai asal usul dari algoritma ini 9 Beberapa penulis menggunakan istilah eliminasi Gauss untuk merujuk hanya pada prosedur mengubah matriks sampai dalam bentuk eselon baris dan menggunakan istilah eliminasi Gauss Jordan untuk merujuk pada prosedur mengubah sampai ke bentuk eselon baris tereduksi Nama ini digunakan sebagai variasi dari eliminasi Gauss yang dijelaskan oleh Wilhelm Jordan pada tahun 1888 Namun variasi ini juga muncul dalam artikel oleh Clasen yang diterbitkan pada tahun yang sama Jordan dan Clasen mungkin menemukan eliminasi Gauss Jordan secara independen 10 Aplikasi SuntingSecara historis penerapan pertama dari operasi baris elementer adalah untuk menyelesaikan sistem persamaan linear Berikut adalah beberapa aplikasi penting lainnya dari algoritma eliminasi Gauss Menghitung determinan Sunting Operasi operasi baris dasar pada eliminasi Gauss memungkinkan perhitungan determinan matriks persegi Hal ini terjadi karena operasi baris erat kaitannya dengan perkalian sebuah matriks dasar Hal ini berefek pada Menukar dua baris sama dengan mengalikan determinan matriks dengan 1 Mengalikan baris dengan skalar bukan nol mengalikan determinan dengan skalar yang sama Menambahkan kelipatan skalar dari baris lain ke suatu baris tidak mengubah nilai determinan Jika eliminasi Gauss diterapkan pada matriks persegi A displaystyle A nbsp matriks eselon baris B displaystyle B nbsp yang dihasilkan merupakan sebuah matriks segitiga atas Determinan dari matriks ini selanjutnya dapat ditentukan dengan mengalikan semua elemen elemen diagonal utamanya Dari fakta ini kita dapat menuliskan hubungan determinan matriks A displaystyle A nbsp dan matriks B displaystyle B nbsp det B diag B d det A det A diag B d displaystyle det B prod operatorname diag B d times det A iff det A frac prod operatorname diag B d nbsp Secara komputasi metode ini cepat karena hanya memerlukan O n 3 displaystyle mathcal O n 3 nbsp operasi untuk sebuah matriks berukuran n n displaystyle n times n nbsp Di sisi lain rumus Leibniz untuk determinan memerlukan O n displaystyle mathcal O n nbsp operasi untuk banyaknya penjumlahan diperlukan sedangkan ekspansi Laplace memerlukan O 2 n displaystyle mathcal O 2 n nbsp operasi banyaknya submatriks yang perlu dihitung jika semua submatriks unik menjadikannya hampir tidak berguna untuk n gt 20 displaystyle n gt 20 nbsp displaystyle Menemukan invers dari sebuah matriks Sunting Lihat pula Matriks terbalikkan Variasi dari eliminasi Gauss yang dikenal dengan eliminasi Gauss Jordan dapat digunakan untuk menemukan invers dari matriks nonsingular Misalkan A displaystyle A nbsp adalah matriks berukuran n n displaystyle n times n nbsp Lalu bentuk matriks blok A I displaystyle A I nbsp dengan I displaystyle I nbsp adalah matriks identitas berukuran n n displaystyle n times n nbsp Matriks A displaystyle A nbsp memiliki invers jika dan hanya jika serangkaian operasi baris dasar dapat dilakukan ke sisi kiri matriks blok sehingga A displaystyle A nbsp berubah menjadi matriks identitas I displaystyle I nbsp Pada kasus ini sisi kanan dari matriks blok akan menjadi A 1 displaystyle A 1 nbsp Namun jika A displaystyle A nbsp tidak dapat diubah menjadi matriks identitas maka A displaystyle A nbsp tidak memiliki invers Sebagai contoh misalkan kita ingin menemukan invers dari matriks berikut A 2 1 0 1 2 1 0 1 2 displaystyle A begin bmatrix 2 amp 1 amp 0 1 amp 2 amp 1 0 amp 1 amp 2 end bmatrix nbsp Pertama kita perlu membuat matriks blok dengan menempelkan matriks identitas ke sisi kanan A displaystyle A nbsp seperti berikut A I 2 1 0 1 0 0 1 2 1 0 1 0 0 1 2 0 0 1 displaystyle A I left begin array ccc ccc 2 amp 1 amp 0 amp 1 amp 0 amp 0 1 amp 2 amp 1 amp 0 amp 1 amp 0 0 amp 1 amp 2 amp 0 amp 0 amp 1 end array right nbsp Dengan menerapkan eliminasi Gauss Jordan kita dapat mengecek bentuk eselon baris tereduksi dari matriks blok di atas adalah I B 1 0 0 3 4 1 2 1 4 0 1 0 1 2 1 1 2 0 0 1 1 4 1 2 3 4 displaystyle I B left begin array rrr rrr 1 amp 0 amp 0 amp frac 3 4 amp frac 1 2 amp frac 1 4 0 amp 1 amp 0 amp frac 1 2 amp 1 amp frac 1 2 0 amp 0 amp 1 amp frac 1 4 amp frac 1 2 amp frac 3 4 end array right nbsp Proses operasi baris dasar dapat dianggap sebagai sebuah perkalian dengan matriks dasar dari sebelah kiri Jika B displaystyle B nbsp merupakan hasil perkalian semua matriks dasar yang dilakukan dapat ditunjukkan bahwaB A I B A B I I B displaystyle B times A I BA BI I B nbsp Karena B A I displaystyle BA I nbsp kita simpulkan B A 1 displaystyle B A 1 nbsp Prosedur ini dapat diterapkan untuk mencari invers matriks dengan sebarang ukuran Menghitung rank dan menentukan basis Sunting Algoritma eliminasi Gauss juga dapat diterapkan untuk sebarang matriks A displaystyle A nbsp berukuran m n displaystyle m times n nbsp Misalkan sebuah matriks berukuran 6 9 displaystyle 6 times 9 nbsp berhasil diubah menjadi bentuk eselon baris berikut T a 0 0 b 0 0 0 c 0 0 0 0 0 0 d 0 0 0 0 0 0 0 0 e 0 0 0 0 0 0 0 0 0 displaystyle T begin bmatrix a amp amp amp amp amp amp amp amp 0 amp 0 amp b amp amp amp amp amp amp 0 amp 0 amp 0 amp c amp amp amp amp amp 0 amp 0 amp 0 amp 0 amp 0 amp 0 amp d amp amp 0 amp 0 amp 0 amp 0 amp 0 amp 0 amp 0 amp 0 amp e 0 amp 0 amp 0 amp 0 amp 0 amp 0 amp 0 amp 0 amp 0 end bmatrix nbsp dengan simbol bintang menandakan entri yang nilainya sebarang sedangkan a b c d e berupa entri tidak bernilai 0 Matriks eselon baris T displaystyle T nbsp mengandung banyak informasi mengenai matriks A displaystyle A nbsp rank dari A displaystyle A nbsp adalah 5 karena ada lima baris yang tidak semuanya bernilai nol di T displaystyle T nbsp ruang vektor yang dibangun dari kolom kolom A displaystyle A nbsp memiliki basis berisi kolom 1 3 4 7 dan 9 bersesuaian dengan kolom a b c d e di T displaystyle T nbsp dan bintang bintang menyatakan bagaimana kolom kolom dari A displaystyle A nbsp dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari kolom kolom basis Cara ini juga berlaku untuk matriks berbentuk eselon baris tereduksi yang merupakan kasus khusus dari bentuk eselon baris Lihat pula SuntingFangcheng matematika Referensi Sunting Farebrother 1988 p 12 J B Fraleigh and R A Beauregard Linear Algebra Addison Wesley Publishing Company 1995 Chapter 10 Golub amp Van Loan 1996 3 4 6 Calinger 1999 pp 234 236 Timothy Gowers June Barrow Green Imre Leader 8 September 2008 The Princeton Companion to Mathematics Princeton University Press hlm 607 ISBN 978 0 691 11880 2 Grcar 2011a pp 169 172 Grcar 2011b pp 783 785 Lauritzen p 3 Grcar 2011b p 789 Althoen Steven C McLaughlin Renate 1987 Gauss Jordan reduction a brief history The American Mathematical Monthly Mathematical Association of America 94 2 130 142 doi 10 2307 2322413 ISSN 0002 9890 JSTOR 2322413 Daftar pustaka SuntingAtkinson Kendall A 1989 An Introduction to Numerical Analysis edisi ke 2nd New York John Wiley amp Sons ISBN 978 0 471 50023 0 Bolch Gunter Greiner Stefan de Meer Hermann Trivedi Kishor S 2006 Queueing Networks and Markov Chains Modeling and Performance Evaluation with Computer Science Applications edisi ke 2nd Wiley Interscience ISBN 978 0 471 79156 0 Calinger Ronald 1999 A Contextual History of Mathematics Prentice Hall ISBN 978 0 02 318285 3 Farebrother R W 1988 Linear Least Squares Computations STATISTICS Textbooks and Monographs Marcel Dekker ISBN 978 0 8247 7661 9 Lauritzen Niels Undergraduate Convexity From Fourier and Motzkin to Kuhn and Tucker Golub Gene H Van Loan Charles F 1996 Matrix Computations edisi ke 3rd Johns Hopkins ISBN 978 0 8018 5414 9 Grcar Joseph F 2011a How ordinary elimination became Gaussian elimination Historia Mathematica 38 2 163 218 arXiv 0907 2397 nbsp doi 10 1016 j hm 2010 06 003 Grcar Joseph F 2011b Mathematicians of Gaussian elimination PDF Notices of the American Mathematical Society 58 6 782 792 Higham Nicholas 2002 Accuracy and Stability of Numerical Algorithms edisi ke 2nd SIAM ISBN 978 0 89871 521 7 Katz Victor J 2004 A History of Mathematics Brief Version Addison Wesley ISBN 978 0 321 16193 2 Kaw Autar Kalu Egwu 2010 Numerical Methods with Applications edisi ke 1st 1 Hapus pranala luar di parameter publisher bantuan Tidak memiliki atau membutuhkan url bantuan Chapter 5 deals with Gaussian elimination Lipson Marc Lipschutz Seymour 2001 Schaum s outline of theory and problems of linear algebra New York McGraw Hill hlm 69 80 ISBN 978 0 07 136200 9 Press WH Teukolsky SA Vetterling WT Flannery BP 2007 Section 2 2 Numerical Recipes The Art of Scientific Computing edisi ke 3rd New York Cambridge University Press ISBN 978 0 521 88068 8 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Eliminasi Gauss amp oldid 23247785