www.wikidata.id-id.nina.az
Dwifungsi adalah gagasan yang diterapkan oleh Pemerintahan Orde Baru yang menyebutkan bahwa Angkatan Bersenjata Republik Indonesia terutama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat memiliki dua tugas yaitu pertama menjaga keamanan dan ketertiban negara dan kedua memegang kekuasaan dan mengatur negara Dwifungsi sekaligus digunakan untuk membenarkan militer dalam meningkatkan pengaruhnya di pemerintahan Indonesia termasuk melalui fraksi militer di parlemen Faksi ABRI dan berada di posisi teratas dalam pelayanan publik nasional secara permanen Daftar isi 1 Asal 2 Penerapan 3 Faksi ABRI 4 Akhir 5 Catatan 6 ReferensiAsal SuntingSetelah penyerahan kedaulatan 1949 Angkatan Darat menerima kekuasaan sipil Melihat bahwa kelemahan sistem politik menjadi jelas perwira semakin merasa mereka memiliki tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam politik untuk menyelamatkan bangsa Ketika darurat militer dideklarasikan pada tahun 1957 sampai sekarang Angkatan Darat memperluas perannya dalam bidang ekonomi dan administrasi politik Jendral A H Nasution pimpinan TNI AD pada saat itu berbicara kepada Presiden Soekarno bahwa sangat ingin melanjutkan peran ini setelah darurat militer dicabut dan karena itu mengembangkan konsep Jalan Tengah di mana Angkatan Darat diberikan peluang bagi peranan terbatas di dalam pemerintahan sipil 1 memberikan cukup saluran pada tentara kita bukan sebagai organisasi tetapi sebagai perorangan perorangan yang menjadi eksponen daripada organisasi kita untuk turut serta menentukan kebijaksanaan negara kita pada tingkat tingkat yang tinggi Dari 25 31 Agustus 1966 Seminar Angkatan Darat Kedua diadakan Para peserta yang perwira Angkatan Darat senior dan lebih dari 100 peserta dari SESKOAD Ini revisi dari doktrin Angkatan Darat yang dipandang mengandung terlalu banyak pengaruh komunis Doktrin baru ini menetapkan fungsi Angkatan Darat di luar militer yaitu untuk berpartisipasi dalam setiap usaha dan kegiatan masyarakat di bidang ideologi politik dan ekonomi dan bidang sosial budaya 2 Hal ini juga menghasilkan dokumen berjudul Kontribusi Angkatan Darat dari Ide untuk Kabinet Ampera Ini memiliki dua bagian Rencana untuk stabilisasi politik Rencana untuk stabilisasi ekonomi 3 Pada masa pemerintahan Soeharto konsep ini mengalami perubahan dan menjadikan TNI secara organisatoris bukan perorangan menduduki jabatan jabatan strategis di lingkungan pemerintahan seperti menteri gubernur bupati serta lembaga lembaga legislatif dalam wadah Fraksi ABRI TNI Penerapan SuntingMelalui dwifungsi dan Orde Baru sebagai kendaraan politik tentara bisa masuk dalam semua jaring lapisan masyarakat Indonesia dengan cara ini yang mencapai puncaknya pada 1990 an namun masih tetap kuat setelahnya Para perwira militer selama kepresidenan Soeharto memegang posisi kunci dalam semua tingkat pemerintahan di Indonesia termasuk wali kota pemerintah provinsi duta besar perusahaan milik negara peradilan dan kabinet Soeharto Faksi ABRI SuntingFaksi ABRI yang mewakili militer dalam DPR didirikan pada tanggal 25 Juni 1960 Tanggal ini menandai pelantikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong DPRGR yang termasuk perwakilan militer DPRGR menggantikan DPR yang terpilih dalam Pemilihan Umum 1955 melalui Dekrit Presiden Soekarno tahun 1959 Oleh karena itu tanggal 25 Juni 1960 diakui sebagai tanggal pendirian Faksi ABRI dalam DPR 4 Jumlah total anggota DPR dan perwakilan ABRI telah berfluktuasi seiring berjalannya waktu Selama era Demokrasi Terpimpin terdapat 35 perwakilan militer dari total 283 anggota DPRGR Pada tahun 1967 setelah percobaan kudeta G30S yang gagal jumlah tersebut naik menjadi 43 Setahun kemudian 32 perwakilan ABRI lebih masuk ke DPR sehingga terdapat 75 perwakilan ABRI dari total 414 anggota DPR Pada tahun 1971 setelah pemilihan umum yang berlangsung pada tahun yang sama DPR meningkat menjadi 450 sementara Faksi ABRI tetap sama 75 perwakilan Setelah Pemilu Umum 1977 juga masih ada hanya 75 perwakilan Fraksi ABRI di DPR Barulah pada tahun 1985 jumlah itu bertambah dengan 25 kursi baru untuk Fraksi ABRI dengan DPR juga meningkat sehingga terdapat 100 perwakilan ABRI dari total 500 anggota DPR 4 Faksi ABRI tetap memiliki seratus perwakilan selama sisa periode Orde Baru Akhir SuntingDwifungsi ABRI secara perlahan lahan dihapuskan menyusul runtuhnya rezim Soeharto Pasca Reformasi pengaruh militer dalam politik sangat melemah dan Faksi ABRI yang pada saat itu telah mengubah namanya menjadi Faksi TNI POLRI juga kehilangan perwakilan di DPR 4 Pada rapat pimpinan ABRI tahun 2000 disepakati untuk menghapus doktrin ini yang akan dimulai setelah Pemilu 2004 dan diharapkan selesai pada Pemilu 2009 Catatan Sunting Crouch 2007 p 24 Nugroho 1970 p 12 Nugroho 1970 p 14 a b c Fraksi ABRI Riwayatnya Dulu Historia Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia 2023 06 28 Diakses tanggal 2023 09 30 Referensi SuntingCrouch Harold 2007 The Army and Politics in Indonesia Equinox Jakarta ISBN 979 3780 50 9 Nugroho Notosusanto 1970 The Dual Function of the Indonesian Armed Forces Especially Since 1966 Department for Defence and Security Centre for Armed Forces History Djakarta Schwarz A 1994 A Nation in Waiting Indonesia in the 1990s Westview Press ISBN 1 86373 635 2 Doktrin TNI AL pranala nonaktif permanen Makna Reposisi TNI Pasca Pemilu 2004 pranala nonaktif permanen Indonesia Tanah Airku nbsp Artikel bertopik Tentara Nasional Indonesia ini adalah sebuah rintisan Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya lbs Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Dwifungsi amp oldid 24452364