www.wikidata.id-id.nina.az
Benteng Bukit Tajadi atau kadang salah dieja Bukit Tak Jadi adalah bekas benteng pertahanan Kaum Padri yang terletak di Pasar Nagari Ganggo Hilia Bonjol Pasaman Nagari Ganggo Hilia Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman Sumatera Barat Indonesia Saat meletusnya Perang Padri benteng ini menjadi pusat komando pasukan Padri Area benteng meliputi bukit berbentuk persegi panjang yang memiliki kemiringan hampir tegak lurus ke atas Di sini pasukan Padri dulunya membangun struktur menyerupai benteng sebagai basis pertahanan Tuanku Imam Bonjol dan pengikutnya dari serangan pasukan Belanda sehingga dalam literatur Belanda area ini disebut sebagai Benteng Bonjol 1 Puncak Benteng Bukit Tajadi pada 2020 Dalam catatan harian seorang perwira Belanda berpangkat Letnan I Infanteri Joannis Cornelis Boelhouwer Benteng Bonjol digambarkan memiliki tembok tembok yang terbuat dari batu batu besar dengan teknik pembuatan hampir sama seperti benteng benteng di Eropa Sisi bukit dikelilingi oleh parit pertahanan dan rumpun bambu berduri yang sulit ditembus sementara Kaum Padri dapat mengamati gerak musuh tanpa terlihat 2 3 4 Sejak 1833 pasukan Belanda berkali kali melancarkan serangan untuk menaklukan Benteng Bonjol tetapi menuai kegagalan Sulitnya menembus Benteng Bonjol adalah salah satu faktor yang memperlambat gerak laju serangan Belanda dalam melumpuhkan Kaum Padri 5 Belanda baru dapat menjatuhkan Benteng Bonjol setelah serangkaian serangan bertubi tubi pada 15 Agustus 1837 di bawah pimpinan Frans David Cochius 6 Pada 2007 Balai Pelestarian Cagar Budaya BPCB Sumatera Barat menetapkan bekas Benteng Bonjol sebagai cagar budaya Namun kondisinya saat ini tak terawat Tidak ditemukan lagi struktur bangunan yang mengindikasikan sebuah bangunan pertahanan Pada era belakangan didirikan monumen di puncak bukit untuk mengenang perjuangan Tuanku Imam Bonjol Dari atas bukit terhampar pemandangan daerah Bonjol dan sekitarnya 3 Daftar isi 1 Cikal bakal dan pembangunan 2 Pengembangan 3 Pengepungan dan kejatuhan 4 Pasca pengepungan 5 Kondisi saat ini 6 Lihat pula 7 RujukanCikal bakal dan pembangunan sunting nbsp Pada 1808 Peto Syarif diangkat sebagai pemimpin Bonjol dan sejak itu ia menyandang gelar Tuanku Imam Bonjol Bonjol adalah permukiman yang dibangun oleh Tuanku Imam Bonjol pada masa awal pecahnya Perang Padri Areanya berbentuk persegi panjang dan berbatasan dengan sungai 7 Cikal bakal permukiman ini berawal dari perintah Tuanku Nan Renceh kepada Tuanku Imam Bonjol pada 1807 untuk membuat sebuah benteng yang kuat sebagai markas Kaum Padri Tuanku Imam Bonjol memilih Bonjol karena berada di kawasan lembah yang terlindung oleh bukit Bukit itu bernama Bukit Tajadi memanjang sekitar 1 km dan memiliki ketinggian 400 500 mdpl Sisi bukit mempunyai sudut kemiringan yang terjal bahkan hampir tegak lurus 2 3 4 Pada masa sebelumnya Bukit Tajadi biasa digunakan oleh kawanan penyamun untuk mengintai kuda kuda beban yang membawa barang dagangan dari Minangkabau ke Tapanuli 8 Tuanku Imam Bonjol melihat lokasi di kaki Bukit Tajadi menguntungkan untuk mendirikan benteng Keberadaan Bukit Tajadi membuat Bonjol terlindung dari sisi timur Tempat ini sesuai dengan pesan Tuanku Nan Renceh yang menghendaki benteng didirikan pada kaki bukit supaya mudah dan kuat pertahanannya karena musuh hanya mempunyai satu jalan untuk dapat menyerangnya yaitu dari depan Di samping itu kawasan di sekitar benteng harus daerah pertanian supaya mudah mengambil perbekalan 9 Tuanku Imam Bonjol merundingkan rencananya mendirikan benteng kepada pemuka pemuka masyarakat Alahan Panjang Para pemuka masyarakat dan rakyat Alahan Panjang menyetujui rencana Tuanku Imam Bonjol dan mereka bersedia membantu mendirikan benteng Dengan bantuan rakyat Alahan Panjang benteng sepanjang kira kira 45 meter selesai dibangun yang di dalamnya terdapat sebuah masjid dan enam buah rumah tempat tinggal Setelah segala sesuatunya dianggap selesai maka dinamai benteng itu dengan nama Bonjol Tuanku Imam Bonjol sendiri ditunjuk sebagai pemimpin Bonjol 9 Ketika Perang Padri makin berkecamuk Bonjol menjelma menjadi basis pertahanan utama pasukan Kaum Padri selain Benteng Dalu Dalu yang dipimpin oleh Tuanku Tambusai dan Benteng Rao yang dipimpin oleh Tuanku Rao 10 Perlawanan yang dilakukan oleh Kaum Padri terhadap pasukan Belanda cukup tangguh sehingga menyulitkan Belanda untuk menundukkannya Belanda melalui residennya di Padang sempat mengajak Tuanku Imam Bonjol untuk berdamai dengan maklumat Perjanjian Masang pada 15 November 1825 Tuanku Imam Bonjol menandatangani perjanjian tersebut untuk melindungi rakyatnya dari serangan Belanda 11 Pengembangan sunting nbsp Lukisan Bonjol pada tahun 1839 Periode gencatan senjata dipergunakan Tuanku Imam Bonjol untuk memperkokoh Benteng Bonjol Bonjol disiapkan sebagai benteng yang diperlengkapi dengan persenjataan untuk menghalau serangan musuh Pembangunan dan perluasan benteng melibatkan pekerja sekitar 5 000 orang per hari selama 40 hari 7 12 Pada momen ulang tahun Umar Ali anak Tuanku Imam Bonjol hadir undangan dari segenap penjuru Minangkabau Pada saat itu berkumpul lebih kurang 500 000 orang tamu di Bonjol Kesempatan ini dipergunakan Tuanku Imam Bonjol mengajak mereka membuat parit membangun rumah dan membuat benteng sehingga Bonjol makin kuat pertahanannya 13 Dalam buku Kenang kenangan Sewaktu di Sumatera Barat tahun 1831 1834 seorang perwira Belanda berpangkat Letnan I Infanteri Joannis Cornelis Boelhouwer menyebut Benteng Bonjol dibangun dengan teknik pembuatan hampir sama seperti benteng benteng di Eropa Tiga sisi Bonjol dikelilingi oleh dinding pertahanan dua lapis setinggi kurang lebih 3 m Tembok luar terdiri dari batu batu besar yang menurut Boelhouwer merupakan tembok benteng yang kokoh Di antara kedua tembok benteng dibuat parit yang dalam dengan lebar 4 m Di atas tembok benteng ditanami bambu berduri yang sudah hampir berupa hutan duri yang tidak dapat ditembus Orang orang Padri sebut Boelhouwer merujuk pada Kaum Padri menempatkan pengintai dan penembak jitu di balik bambu berduri untuk memantau pergerakan pasukan Belanda 4 Di beberapa tempat terlihat meriam merian kaliber 12 pon dengan pedati beroda kayu tanpa jari jari untuk mengangkutnya Di dekat meriam tersebut terdapat batu bulat sebagai pengganti peluru Boelhouwer menulis Sungguh mengherankan bagaimana mereka dapat membawa meriam sebesar itu ke atas bukit sedangkan kami maksudnya Belanda hanya mampu membawa meriam kaliber tiga pon Itu pun harus dipereteli 14 Periwra perwira Belanda mengakui bahwa benteng dan kubu Padri adalah yang terkuat di antara benteng benteng bumiputra yang mereka gempur selama di Hindia Belanda 15 Di bagian dalam Bonjol ada sejumlah rumah tempat tinggal tokoh atau pemimpin Padri serta sejumlah hulubalang Padri Rumah rumah itu memiliki kamar yang cukup banyak dan kamar yang banyak itu tampaknya diperuntukan buat para istri para tokoh atau pemimpin Padri Di halaman rumah rumah ada kolam yang airnya jernih serta diisi dengan banyak ikan di antaranya ikan gurami Selain itu terdapat sebuah masjid yang megah Di luar Bonjol terdapat masjid berbentuk segi empat yang dibangun tanpa paku dan besi dengan atap terdiri dari lima lapis yang makin lama makin kecil dan tertutup sirap bahan yang sama dengan yang dipakai untuk atap gereja gereja di Eropa dan dapat menampung kurang lebih 3 000 orang Dengan teknologi yang begitu sederhana mereka dapat menciptakan bangunan yang sebegitu besar tulis Boelhouwer 16 Pengepungan dan kejatuhan sunting nbsp Kejatuhan Bukit Tajadi diilustrasikan oleh Justus Pieter de Veer Artikel utama Perang Padri Pemerintah kolonial menuai sejumlah kegagalan dalam usahanya untuk menaklukan Benteng Bonjol pusat komando pasukan Padri yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol Dalam laporan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van den Bosch bertanggal 21 September 1833 dimuat tentang gagalnya penyerangan Belanda ke Bonjol Semula Van den Bosch mengatur siasat untuk menyerang Bonjol dari tiga jurusan Dari jurusan utara yaitu dari Rao pasukan Belanda dipimpin oleh Mayor Eilers Dari jurusan Barat yaitu dari Manggopoh pasukan Belanda dipimpin oleh Kolonel Elout Dari jurusan selatan yaitu dari Bukittinggi pasukan Belanda langsung dipimpin oleh Van den Bosch Serangan akan dilakukan pada September 1933 Serangan ini akhirnya gagal dan menimbulkan banyak korban di pihak Belanda 17 Pada 21 April 1835 operasi militer terhadap Bonjol kembali dilancarkan dipimpin oleh Letnan Kolonel Bauer Pada tengah malam 16 Juni 1835 pasukan Belanda berhasil mendekati Bonjol dalam jarak kira kira hanya 250 langkah 18 Beberapa kubu pertahanan Kaum Padri yang berada di sekitar Bukit Tajadi direbut pada awal September 1835 tetapi pasukan Belanda belum berhasil menguasai Bukit Tajadi Belanda hanya dapat menguasai daerah barat daya Bonjol Pasukan Belanda justru kembali menuai kegagalan setelah Kaum Padri ke luar benteng menyerbu pasukan Belanda dan menghancurkan kubu kubu pertahahan Belanda yang dibuat di sekitar Bukit Tajadi 19 Selanjutnya Belanda memusatkan penyerangannya ke arah timur Bonjol yaitu ke benteng Padang Bubus Benteng ini dapat diduduki Belanda meskipun sebelumnya telah dikacaukan oleh rakyat yang beramai ramai datang menyerang Pada akhir 1835 Bonjol telah terkepung dari segala penjuru Walaupun demikian Tuanku Imam Bonjol yang bertahan di dalam benteng Bonjol tetap tidak mau menyerah Pada 4 Desember 1836 dini hari pasukan Belanda berhasil menyusup ke dalam benteng Bonjol melalui dinding benteng yang sudah jebol karena tembakan meriam mereka Saat itu pasukan Padri sedang beroperasi menyerang pos pos Belanda yang terpencil Di dalam benteng tidak ada pertahanan yang cukup tangguh Namun Kaum Padri dengan kegigihan dan semangat juang yang tinggi berhasil memukul mundur pasukan Belanda dari benteng Setelah kegagalan penaklukan Bonjol Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang baru Dominique Jacques de Eerens menunjuk Mayor Jenderal Cochius seorang perwira tinggi Belanda yang memiliki keahlian dalam strategi perang Benteng Stelsel untuk memimpin serangan besar besaran ke Benteng Bonjol yang kesekian kalinya 20 nbsp Frans David Cochius Pada 16 Maret 1837 serangan intensif ke Bonjol oleh pasukan Belanda dimulai Pada Agustus 1837 Belanda sedikit demi sedikit menguasai keadaan Benteng Bonjol jatuh pada 15 Agustus 1837 dan keesokan harinya Benteng Bonjol dapat ditaklukkan secara keseluruhan 21 Penakukan Bonjol dipimpin oleh Frans David Cochius Muhammad Radjab menulis bertahun tahun tentara Belanda menembaki dengan meriam meriam besarnya barulah benteng itu jatuh Tetapi jatuhnya bukan karena hancur melainkan karena iman sebagian Padri mulai goyah semangat perjuangannya mulai kendur dan kepercayaannya akan mendapat kemenangan sudah hilang 15 Saat pengepungan benteng oleh Belanda Tuanku Imam Bonjol berhasil lolos dan keluar bersama beberapa pengikutnya Imam Bonjol mencoba mengadakan konsolidasi terhadap pasukannya yang telah bercerai berai dan lemah setelah lebih dari tiga tahun bertempur melawan Belanda Hanya sedikit saja lagi pasukan yang masih siap bertempur Melihat kenyataan semacam ini Imam Bonjol menyerukan kepada pasukannya yang telah bercerai berai agar kembali ke kampung halaman masing masing 6 22 Pasca pengepungan suntingPerang Padri berakhir dengan kekalahan Kaum Padri sementara Tuanku Imam Bonjol dibuang ke Manado Selama 20 tahun pasca perang benteng benteng Padri dibongkar termasuk Benteng Bonjol Sejarawan Gusti Asnan mencatat sebagian besar bentang Padri maupun Belanda yang dibangun selama Perang Padri telah hilang dan tidak meninggalkan jejak lagi Benteng Bonjol kemungkinan dihancurkan pada 1851 bersamaan dengan pangangkatan Naali Sutan Caniago anak Tuanku Imam Bonjol sebagai Kepala Laras Alahan Panjang 1851 1875 23 24 Dalam perkembangan selanjutnya nama Alahan Panjang berangsur angsur dilupakan sebagai nama daerah diganti dengan nama Bonjol Bonjol menjadi sebutan populer untuk menyebut wilayah bekas pertahanan Padri hingga sekarang Pada 1838 Belanda sempat mengganti nama Bonjol dengan nama Belanda yakni Kotta Generaal Cochius merujuk pada nama Frans David Cochius Menurut sejarawan Gusti Asnan penamaan Bonjol dihilangkan dalam berbagai catatan resmi dan administratif kolonial sebagai upaya untuk menghapuskan ingatan kolektif warga setempat atas kehebatan Bonjol Namun dalam kenyataannya orang Bonjol tidak mengindahkan upaya Belanda dan tetap memakai nama Bonjol untuk menamakan daerah mereka 7 Kondisi saat ini sunting nbsp Kutipan Tuanku Imam Bonjol pada tugu peringatan di puncak Bukit Tajadi Menurut penelusuran Kompas pada 2010 area Bukit Tajadi yang menjadi bekas Benteng Bonjol kondisinya sudah tak terawat dan ditumbuhi semak belukar Jalur mendaki ke atas bukit masih dapat dijumpai berupa jalan setapak tetapi semakin mendaki ke atas jalur itu semakin sulit dilintasi Beberapa bangunan masih dapat dijumpai bekasnya seperti kolam gudang untuk ransum makanan pasukan rumah pertahanan kandang kuda dan lubang persembunyian 25 Selain itu terdapat area dengan lubang lubang kecil di permukaan tanah sebagai sisa tungku yang diduga merupakan bagian dari dapur yang digunakan pada masa perjuangan Tuanku Imam Bonjol 2 3 26 Di kaki salah satu sisi Bukit Tajadi tepatnya di belakang Pasar Nagari Ganggo Hilir ditemukan meriam yang tertimbun dalam tanah sedalam 2 meter Meriam itu kini dikenal dengan sebutan Sutan Palembang ditutup keramik dan disekat dalam ruangan berukuran 4 4 meter Hanya moncong atau ujung bagian atas meriam yang masih tampak muncul ke permukaan Selain meriam terdapat lesung untuk menumbuk mesiu dan sejumlah pelurunya 26 27 Pada 1985 dibangun sebuah tugu peringatan disertai tulisan yang dikutip dari Tuanku Imam Bonjol di atas Bukit Tajadi Tulisan itu berupa ungkapan kekecewaannya terhadap masyarakat Bonjol yang terpecah dan tidak mau bersatu Menghadapi kolonial Belanda bukan persoalan bagiku Tapi mempersatukan Bonjol aku terluka karenanya 2 Pada 2007 keberadaan Bukit Tajadi sebagai bekas Benteng Bonjol dimasukkan dalam daftar inventaris cagar budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya BPCB Sumatera Barat Selain sebagai objek wisata sejarah pemanfaatan Bukit Tajadi diarahkan sebagai objek wisata olahraga Sejak 2015 Pemerintah Kabupaten Pasaman menyiapkan Bukit Tajadi untuk wisata olahraga paralayang 28 Lihat pula suntingBenteng Tujuh LapisRujukan suntingCatatan kaki Jeffrey Hadler 2010 hlm xxxiii a b c d Kompas 12 Juli 2010 a b c d BPCB Sumatera Barat 25 Januari 2016 a b c Boelhouwer 1841 hlm 95 Radjab 1964 hlm 265 a b Radjab 1964 hlm 394 395 a b c Gusti Asnan 26 Mei 2021 Mas oed Abidin 2005 hlm 194 a b Mardjani Martamin 1984 hlm 41 Sejarah Sumatera Barat 1978 hlm 67 Naim 1988 hlm 136 Mardjani Martamin 1984 hlm 40 Naim 1988 hlm 70 Boelhouwer 1841 hlm 96 a b Radjab 1964 hlm 419 Boelhouwer 1841 hlm 96 97 Sejarah Sumatera Barat 1978 hlm 71 Radjab 1964 hlm 319 320 Radjab 1964 hlm 312 315 D J M Tate 1971 hlm 156 Het einde Padri Oorlog 2004 hlm 59 183 Radjab 1964 hlm 399 402 Gusti Asnan 15 Februari 2021 Naim 1988 hlm 137 Salinan arsip PDF Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2021 10 30 Diakses tanggal 2021 10 30 a b Antara 22 April 2012 Jabarekspres com 11 November 2015 Antara 26 Januari 2016 Daftar pustaka Radjab Muhamad 1964 Perang Paderi di Sumatera Barat 1803 1838 Balai Pustaka Naim Sjafnir Aboe 1988 Tuanku Imam Bonjol Sejarah Intelektual Islam di Minangkabau 1784 183238 Padang Esa Naim Sjafnir Aboe 2004 Naskah Tuanku Imam Bonjol Padang Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau ISBN 9793797053 Naim Sjafnir Aboe 2006 Sirih Pinang Adat Minangkabau Pengetahuan Adat Minangkabau Padang Sentra Budaya Padang ISBN 9793797053 Martamin Mardjani 1984 Tuanku Imam Bonjol Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Sejarah Sumatera Barat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah 1978 Het einde Padri Oorlog Het beleg en de vermeestering van Bondjol 1834 1837 Een bronnenpublicatie Akhir Perang Padri Pengepungan dan Perampasan Bonjol 1834 1837 Sebuah Publikasi Sumber 2004 hlm 59 183 Abidin Mas oed 2005 Ensiklopedi Minangkabau Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau ISBN 978 979 3797 23 6 Jeffrey Hadler 2010 Sengketa Tiada Putus PDF Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 21 Januari 2015 D J M Tate 1971 The Making of Modern South East Asia The European Conquest dalam bahasa Inggris Oxford University Press Ilham Khoiri 12 Juli 2010 Mencari Spirit Paderi Kompas com Diakses tanggal 8 April 2019 Dodi Chandra 25 Januari 2016 Benteng Bukit Tak Jadi Saksi Bisu Perjuangan Tuanku Imam Bonjol BPCB Sumatera Barat Diakses tanggal 8 April 2019 Boelhouwer J C 1841 Herinneringen van Mijn Verblijf op Sumatra s Westkust Gedurende de Jaren 1831 1834 Kenang kenangan Sewaktu di Sumatera Barat tahun 1831 1834 dalam bahasa Belanda Den Haag Gusti Asnan 26 Mei 2021 Bonjol Pada Masa Perang Padri Sejarah Sumatra Diakses tanggal 20 Juni 2021 Gusti Asnan 15 Februari 2021 Benteng Benteng Pada Masa Perang Padri Sejarah Sumatra Diakses tanggal 21 Juni 2021 Bukit Tak Jadi akan Dikembangkan sebagai Lokasi Wisata Paralayang LKBN Antara 26 Januari 2016 Diakses tanggal 8 April 2019 Peninggalan Imam Bonjol yang Mulai Terkubur LKBN Antara 22 April 2012 Diakses tanggal 8 April 2019 Bukit Tak Jadi Saksi Bisu Heroisme Imam Bonjol Jabarekspres com 11 November 2015 Diakses tanggal 9 April 2019 Marjohan 9 Juni 2013 Benteng Bonjol dan Pelurusan Sejarah Harian Haluan Diakses tanggal 8 April 2019 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Benteng Bukit Tajadi amp oldid 25342920