www.wikidata.id-id.nina.az
Girindrawardhana Dyah Ranawijaya atau Bhre Keling adalah maharaja terakhir Majapahit yang memerintah tahun 1474 1527 dengan ibu kota di Daha 1 Namanya dikenal melalui Prasasti Jiyu I II III IV Prasasti Petak Serat Pararaton dan Suma OrientalDyah RanawijayaPaduka Sri Maharaja Sri Wilwatiktapura Janggala Kaḍiri ꦥ ꦢ ꦏꦯ ꦩꦲ ꦫ ꦗꦯ ꦮ ꦭ ꦮꦠ ꦏ ꦠꦥ ꦫꦗꦔ ꦒꦔꦏꦝ ꦫ Ilustrasi Dyah RaṇawijayaMaharaja MajapahitBerkuasa Majapahit 1474 1518 PendahuluBhre Kertabhumi Brawijaya V PenerusPatih UdaraBerkuasa Majapahit 1518 1527 Informasi pribadiKelahiranDyah Raṇawijaya MajapahitKematian1518Makam Panjang Trowulan Mojokerto Jawa Timur butuh rujukan Nama takhtaPaduka Sri Maharaja Sri Wilwatiktapura Janggala Kaḍiri Prasasti Jiyu I Nama anumertaBhaṭara Prabhu Girindrawardhana Prasasti Pĕṭak Prabhu Natha Sri Girindrawardhana Prasasti Jiyu I AyahSinghawikramawardhanaIbuRajasawardhanadewi Dyah Sripura Bhre Singhapura AgamaSiwa Buddha Daftar isi 1 Identifikasi Dyah Ranawijaya dan Brawijaya 2 Mengalahkan Bhre Kertabhumi 3 Masa Akhir Majapahit 3 1 Patih Udara 3 2 Perang Majapahit Demak 4 Referensi 5 KepustakaanIdentifikasi Dyah Ranawijaya dan Brawijaya suntingArtikel utama Girindrawardhana nbsp Seorang raja dalam tradisi Majapahit memiliki gelar kerajaan dan nama muda yang dicirikan dengan penggunaan gelar kebangsawanan atau abhiseka Dyah terutama berlaku untuk tokoh laki laki dan perempuan Gelar Girindrawardhana transliterasi Girindrawarddhana adalah gelar bagi raja Majapahit Dyah Ranawijaya Gelar ini ditemukan dalam Prasasti Waringinpitu yang bertahun 1369 Saka 1447 M serta Prasasti Ptak OJO XCI dan Prasasti Jiwu OJO XCII XCV yang keduanya bertahun 1408 Saka 1486 M 2 Pada Prasasti Jiwu I bertarikh 1486 yang menceritakan penganugerahan tanah oleh Dyah Raṇawijaya kepada kepada pendukungnya Sri Brahmaraja Gangadhara dalam perang saudara melawan Bhre Kertabhumi dan menyebutkan bahwa Girindrawardhana Dyah Raṇawijaya adalah raja yang berkuasa atas Wilwatiktapura nama lain Majapahit Janggala Kahuripan dan Kaḍiri Daha 2 Sedangkan gelar Brawijaya juga dianggap identik dengan Dyah Ranawijaya yang namanya terdapat dalam penutupan naskah Pararaton Kemungkinan hal ini berasal dari ejaan Batara Vojyaya yang terdapat pada naskah Suma Oriental Ejaan Portugis untuk Bhatara Wijaya yang disederhanakan menjadi Bhra Wijaya yang kemudian familiar disebut Brawijaya di era Jawa Baru Mengalahkan Bhre Kertabhumi suntingpada tahun 1466 Girisawardhana wafat dan digantikan oleh Suraprabhawa Singhawikramawardhana adiknya Hal ini mengakibatkan Bhre Kertabhumi melakukan pemberontakan terhadap Suraprabhawa pada tahun 1468 karena ia adalah salah satu putra Rajasawardhana dan merasa lebih berhak atas takhta Majapahit dibanding pamannya Kemudian Dyah Suraprabhawa dan keluarganya termasuk Dyah Wijayakarana Dyah Wijayakusuma Dyah Ranawijaya melarikan diri ke daerah Keling Kediri dan menjadi penguasa Keling dengan gelar Girindrawardhana Setelah mengumpulkan kekuatan mereka menyerang balik Kerthabumi Kekuasaan Bhre Kertabhumi berakhir setelah dikalahkan oleh Dyah Ranawijaya yang kemudian menjadi raja Majapahit yang memerintah sejak tahun 1474 Hal ini diperkuat juga dalam prasasti Jiyu I II III IV dan Petak tahun 1486 yang isinya yaitu memperingati 12 tahun kematian Singhawikramawardhana Dyah Ranawijaya memberikan penghargaan tanah untuk pembangunan Trailokyapuri kepada Sri Brahmaraja Ganggadara yang membantunya mengalahkan Kertabhumi 3 serta memindahkan ibu kota Majapahit ke Daha Kediri Kekalahan Bhre Kertabhumi memicu perang antara Majapahit melawan Demak karena penguasa Demak adalah keturunan Bhre Kertabhumi Masa Akhir Majapahit suntingPatih Udara sunting Artikel utama Patih Udara Pada tahun 1513 saat Tome Pires mengunjungi Jawa ibu kota sudah pindah ke Dayo ejaan Portugis untuk Daha Saat itu raja sudah tidak berkuasa penuh Dyah Raṇawijaya hanya sebagai raja simbol belaka Yang menjalankan roda pemerintahan adalah Guste Pate ejaan Portugis untuk Gusti Patih yang sebelumnya dikenal dengan nama Pate Amdura ejaan Portugis untuk Patih Mahodara 1 Cerita ini diperkuat oleh catatan Duarte Barbosa dari Italia yang menyebutkan pada tahun 1518 yang berkuasa atas Jawa pedalaman bernama Pate Udra Patih Udara Patih Udara memerintah segala aspek menggantikan Ranawijaya Ia menggenggam raja di tangannya bahkan berhak memberikan perintah Sang raja sudah tidak memiliki suara dalam hal apa pun Rakyat sudah kehilangan kepercayaan kepada raja karena kecewa telah kehilangan sebagian besar tanah mereka Perang Majapahit Demak sunting Artikel utama Pati Unus dan Trenggana Tome Pires 1513 mencatat sering terjadi peperangan antara Pate Amdura ejaan Portugis untuk Patih Mahodara melawan persekutuan para pate patih pesisir utara yang dipimpin Pate Rodim dari Demaa ejaan Portugis untuk Demak Pate Rodim dan para pate yang beragama Islam itu membentuk aliansi melawan Daha Meskipun demikian tidak semua pate yang beragama Islam mendukung Pate Rodim Ada seorang bernama Pate Vira dari Tuban yang meskipun muslim tetapi mendukung Guste Pate di Daha Pate Vira ini adalah narasumber Tome Pires mengenai kondisi politik di Jawa saat itu 1 Ketika Tome Pires datang ke Jawa 1513 peperangan terjadi antara Daha melawan Demak Terkadang Demak yang menyerang dahulu kadang Daha yang ganti menyerang Pihak Daha selaku penerus Majapahit ingin merebut kembali deretan kota pelabuhan utara yang dikuasai Dĕmak Hanya Tuban saja di wilayah pantura yang masih setia kepada Daha sedangkan Surabaya kadang melawan Daha kadang menjadi kawan 1 Pada tahun 1522 penulis Italia bernama Antonio Pigafetta mendapat keterangan dari para pelaut lainnya bahwa ada kota besar di Jawa bernama Magepaher Majapahit yang rajanya bernama Pate Unus kakak Pate Rodim telah meninggal Menurut catatan Tome Pires di tahun 1513 Pate Unus adalah pate yang berkuasa di Japara yang merupakan pate Islam terbesar kedua sebelum Pate Rodim raja Demak Jika keterangan ini benar maka Pate Udra Patih Mahodara patih yang berkuasa di Daha telah dikalahkan oleh Pate Unus sesudah tahun 1518 sebelum tahun 1522 Sementara itu Babad Sĕngkala mencatat Tuban dan Daha sekarang Kediri baru bisa ditaklukkan oleh Demak pada tahun 1527 Saat itu yang menjadi raja Dĕmak adalah Sultan Trenggana Pati Rodim putra Raden Patah Sisa sisa keluarga Majapahit keturunan Girindrawardhana kemudian melarikan diri ke wilayah Blambangan sekarang daerah Kabupaten Banyuwangi Referensi sunting a b c d Tome Pires 2015 Suma Oriental Perjalanan dari Laut Merah ke Cina amp Buku Francisco Rodrigues penyunting Armando Cortesao penerjemah ed Indonesia Adrian Perkasa dan Anggita Pramesti Yogyakarta Ombak ISBN 978 602 258 246 5 a b Djaraf 1977 Poesponegoro amp Notosusanto 1990 hal 448 451 Kepustakaan suntingBabad Majapahit dan Para Wali Jilid 3 1989 Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah Babad Tanah Jawi 2007 terj Yogyakarta Narasi H J de Graaf dan T H Pigeaud 2001 Kerajaan Islam Pertama di Jawa Terj Jakarta Pustaka Utama Grafiti J L A Brandes 1897 Pararaton Ken Arok of het boek der Koningen van Tumapel en van Majapahit Uitgegeven en toegelicht Batavia Albrecht s Hage Nijhoff VBG 49 1 Poesponegoro amp Notosusanto ed 1990 Sejarah Nasional Indonesia Jilid II Jakarta Balai Pustaka Slamet Muljana 2005 Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara Negara Islam di Nusantara terbitan ulang 1968 Yogyakarta LKIS Didahului oleh Bhre Kertabhumi Raja Majapahit1474 1498 Diteruskan oleh Patih Udara Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Dyah Raṇawijaya amp oldid 24799383