Dalam wiracarita Mahabharata, Bajradata (Dewanagari: वज्रदत्त; IAST: Vajradatta) adalah putra Bagadata, dan merupakan penguasa ketiga Dinasti Naraka di kerajaan Pragjyotisha. Ia mempelajari Caturweda bersama kaum Angga, serta Nitishastra dari Wrehaspati dan Sukra. Menurut mitologi Hindu, Bajradata sekuat Indra—raja para dewa—serta lincah dan tangkas seperti wajra. Ia tidak ikut berpartisipasi membantu ayahnya saat perang di Kurukshetra berkecamuk, karena dirinya masih kecil.
Bajradata disebutkan dalam Aswamedikaparwa, kitab Mahabharata ke-14. Dikisahkan bahwa setelah perang usai dan dimenangkan pihak Pandawa, Yudistira diangkat sebagai Raja Kuru dengan pusat pemerintahan di Hastinapura. Yudishtira menyelenggarakan ritual aswameda untuk menegakkan hegemoni kerajaannya. Seekor kuda dilepas untuk melewati berbagai kerajaan di Bharatawarsha (India Kuno) dan penguasa daerah yang dilewati harus tunduk kepada pemerintahan Yudistira. Arjuna ditunjuk sebagai pengawal kuda yang dilepas saat upacara tersebut.
Setelah melewati berbagai kerajaan, kuda tersebut sampai di Pragjyotisha, yang pada saat itu diperintah Bajradata. Ia menahan kuda tersebut karena dendam terhadap Arjuna yang telah membunuh ayahnya di medan perang Kurukshetra. Setelah pertempuran panjang berlangsung demi merebut kuda tersebut, Bajradata berhasil dikalahkan oleh Arjuna. Kemudian, Arjuna bersama kuda tersebut melanjutkan perjalanan.
Referensi sunting
- Kusuman, K.K (1990). A Panorama of Indian Culture. hlm. 349.
- Caudhuri, Nisipada (1985). Historical Archaeology of central Assam. hlm. 287.
- Ganguli, Kisari Mohan (2014). The Mahabharat, Book 14:Aswamedha Parva. hlm. 242.
- Prakash, Col Ved (2007). Encylopaedia of North-East India. hlm. 536.