www.wikidata.id-id.nina.az
Lihat pula Jalur kereta api lintas Aceh Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari Atjeh Tram di nl wikipedia org Isinya masih belum akurat karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan Jika Anda menguasai bahasa aslinya harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat Lihat pula panduan penerjemahan artikel Atjeh Tram AT setelah tahun 1916 berganti nama menjadi Atjeh Staatsspoorwegen ASS adalah nama perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda dan merupakan divisi dari Staatsspoorwegen yang membangun dan mengoperasikan jalur kereta api dengan Lebar jalur kereta api 750 mm di wilayah Aceh dari 1 Januari 1882 s d 1942 Atjeh TramStasiun Kota RadjaIkhtisarKantor pusatBanda Aceh Aceh Hindia BelandaLokalAcehTanggal beroperasi1882 1942PendahuluKNILPenerusPT Kereta Api IndonesiaTeknisLebar sepur750 mm 2 ft 5 1 2 in Sepur sebelumnya1 067 mm 3 ft 6 in Panjang jalur528 Km Daftar isi 1 Sejarah 1 1 Atjeh Tram dari tahun 1874 1882 1 2 Atjeh Tram dari tahun 1882 1896 1 3 1897 1903 Perang melawan Teuku Umar 1 4 Lane Lam Baroe km 12 Gle Kambing km 27 dibangun pada 1897 1 5 Jalur kereta api ruas Gle Kambing km 27 Seulimeum km 45 dibangun 1898 1 6 Segmen Segli km 93 Keude Breueh dibangun 1898 1899 1 7 Segmen Segli km 93 Lho Seumaweh km 251 dibangun tahun 1900 1904 1 8 Pembangunan dari Sigli menuju Lho Seumaweh Lhokseumawe 1 8 1 Foto di daerah Segli km 93 1 8 2 Foto di Pante Raja km 126 1 8 3 Foto Sekeliling Meureudoe km 139 1 8 4 Foto Sekeliling Peudada Samalangan km 180 1 9 Pembangunan dari Lho Seumaweh sampau dengan Segli 1 10 Segmen Lho Seumaweh km 251 Idi km 349 dibagun 1901 1904 1 11 Bagian Idi km 349 Langsa km 413 ditata tahun 1904 1907 1 12 Zijlijntje Beureunoem km 106 Lam Meulo dibangun 1906 1 13 Rute gunung Seulimeum Keude Breueh dibangun 1903 1908 1 14 Langsa lintasan km 413 Koeala Simpang km 445 ditata 1910 1913 1 15 Lintasan bagian Kwala Simpang km 445 Pangkalan Soesoe km 495 ditata 1915 1917 1 16 Atjeh Staatsspoorwegen ASS 1916 1942 1 17 Atjeh Tram di masa DKA s d PJKA 1942 1976 1 18 Atjeh Tram sekarang 2 Daftar lintas 3 Armada 4 Lihat pula 5 ReferensiSejarah suntingPada tahun 1876 Tentara Belanda KNIL membangun jalur kereta api dengan lebar sepur 1067 mm dari Pelabuhan Olee Lhee menuju Kuta Raja dengan panjang lintasan 5 Km jalur tersebut digunakan untuk mempermudah pengangkutan alat perang Besi yang dibutuhkan untuk pembangunan tersebut berasal dari Singapura Sementara kayu kayu untuk bantalan rel berasal dari Malaka Rel dan rolling stock dipesan dari Inggris melalui Konsul Jenderal Belanda di Singapura Pada tanggal 5 Mei 1875 seluruh pesanan tiba dari Inggris termasuk dua lokomotif 0 6 0ST dari Fox Walker Lokomotif ketiga 0 4 0T dipesan dari Hohenzollern bersama dengan 3 lokomotif yang lebih identik untuk pelabuhan Batavia Semua 3 lokomotif Aceh dipindahkan ke SS Jawa sekitar tahun 1884 1885 Karena kurangnya tenaga kerja jalurnya tidak selesai sampai bulan September 1876 Lintasan itu berada di tanggul rendah dan melintasi dataran datar berawa dengan dermaga jembatan dan tanpa sistem persinyalan Pada tanggal 1 Januari 1882 sebuah pemerintahan sipil diberlakukan di Aceh Hak jalur tersebut dipindahkan ke Burgerlijk Openbare Werken BOW bagian dari layanan sipil pemerintah Departemen ini terlibat dalam rencana pembangunan jalur tram di daerah setempat dan juga jalur untuk terhubung dengan Langsa di pantai timur di seberang Singapura Di sisi lain militer juga masih membutuhkan jalur kereta api dan juga membutuhkan perpanjangan di pantai timur Pada tahun 1884 dicapai kesepakatan bahwa jalur tersebut akan diambil alih oleh Atjeh Tram walaupun untuk sementara masih dioperasikan oleh BOW yang digunakan secara luas oleh militer di bagian pantai timur sampai pada tahun 1916 ketika menjadi bagian dari Staatsspoorwegen dengan nama Atjeh Staatsspoorwegen ASS Atjeh Tram dari tahun 1874 1882 sunting Antara pantai dan Kota Radja terbentang sebidang tanah seluas kurang lebih 5 Km yang terdiri atas tanah lumpur dan rawa rawa Di tanah tersebutlah banyak artileri milik KNIL yang tenggelam selama peristiwa ekspedisi Aceh berlangsung inilah yang menjadikan alasan untuk membangun rel kereta api antara Pelabuhan Olee Lhee sampai dengan Kota Radja Pada tanggal 26 Juni 1874 Gubernur Jenderal James Loudon mengumumkan sebuah rencana pembangunan infrastruktur perkeretaapian dengan lebar jalur 1067 mm di Aceh Di Ulee Lheue sebuah dermaga kereta api juga akan dibangun di tepi laut Dibawah komando KNIL pembangunan sebuah jalur tram antara Olee Lhee sampai dengan Kota Radja dimulai Besi yang dibutuhkan untuk dermaga berasal dari Singapura kayu kayu untuk bantalan rel didatangkan dari Malaka sedangkan rel dan rolling stock nya dipesan dari Inggris melalui Konsul Jenderal Belanda di Singapura Pada tanggal 5 Mei 1875 seluruh pesanan datang dari Inggris Karena kurangnya kuli jalurnya belum siap hingga September 1876 Lintasan itu di elevasi yang rendah serta lintasan yang melalui medan datar dermaga dan jembatan dibangun di atas tumpukan besi Jalur kereta tersebut tanpa ada sistem persinyalan Untuk di wilayah Kraton jalur diletakkan pada pintu masuk area pertahanan yang dapat ditutup dengan gerbang dan dikunci Berdasarkan laporan pemerintah kolonial menyatakan telah berhasil dalam pembangunan jalur kereta tersebut pada tahun tahun pertama tanpa ada pengelola resmi nbsp Kereta api di pintu masuk ke area Kraton Sultan Aceh nbsp Gudang material dari pemasok Lange amp Co di Kota Radja nbsp Emplasemen stasiun di Kraton sebelah barat laut nbsp Dermaga Olee Lhee nbsp Dermaga Olee Lhee nbsp Jalur kereta di dermaga Olee Lhee nbsp Kapal kapal di dermaga Olee Lhee Atjeh Tram dari tahun 1882 1896 sunting Sebagai hasil peresmian sistem pemerintahan sipil di Aceh kepemilikan jalur tram Aceh dialihkan ke Departemen Layanan Sipil Pemerintah BOW pada 1 Januari 1882 walaupun pada sebelumnya telah menjadi sarana transportasi umum Pengoperasian tram tersebut dilakukan oleh Staatsspoorwegen SS Untuk menghubungkan bala bantuan tentara Hindia yang merupakan bagian dari jalur terkonsentrasi diputuskanlah untuk membangun jalur kereta sepanjang 16 pos yang berbeda Benteng ini berada dalam lingkaran dengan Kota Radja sebagai pusatnya Rute yang dibutuhkan dibuka sesuai dengan ikhtisar di bawah ini nbsp Peta jaringan kereta api Atjeh Tram per 1903 1884 Jalur Koeta Radja Ketapang Doea 1 Agustus 1884 Jalur Koeta Radja Lam Baru 1885 Jalur Koeta Radja Lam Joeng via jembatan Demmeni dengan sampingan ke Pakan Kroeng Tjoet 1885 Ketapan Doea Lamb Djamee melalui Bunga 1885 Ketapan Doea Lam Reng via Lamara dan Lam Peroet Juni 1886 Lam Baroe Lam Joeng melalui Lam Permai Tjot Iri Roempit amp Boekit Kareng 1885 1889 Lam Baroe Lam Reng dibuka kembali 1 Maret 1891 Februari 1890 Lamb Tehoe Lam RengPada 8 Juni 1884 jalur kereta api ruas Kuta Radja dan Olee lee diubah lebar relnya dari 1067 mm menjadi 750 mm untuk alasan strategis militer Tiga lokomotif 2x Fox Walkers 1x Hohen Zollern menjadi tidak cocok dan kemudian dipindahkan ke Jawa untuk melayani di jalur kereta api milik Staatsspoorwegen SS Pada tahun 1885 lebih dari 16 km panjang lintasan kereta dibuka untuk lalu lintas publik Sehubungan dengan modifikasi trek rolling stock dipesan pada tahun 1883 untuk lebar lintasan 750 mm Ini menyangkut 5 lima lokomotif tipe 1B Tender dari Pabrik Hanomag Jerman 15 lima belas pelatih tiga gandar dan 35 tiga puluh lima gerbong pengiriman dengan kapasitas muat 4 ton yang semuanya dapat dioperasikan pada tahun 1884 Lokakarya di Koeta Radja juga diperluas pada tahun 1884 Setelah berbagai perluasan jaringan diputuskan taman peralatan diperluas lagi Pada 1885 Hanomag mengirim lokomotif lain dengan tipe 1B yang sama Karena Lokomotif 1B yang begitu memuaskan pada tahun tahun berikutnya Hanomag kembali membuat 4 empat lokomotif 1B untuk Aceh Tram Pada bulan Juni 1886 jalur ketiga yang disebut jalur jet mulai digunakan yaitu dari Koeta Radja ke Lam Njong dengan apa yang disebut sampingan dari Tongah ke Peukan Kroeeng Tjoet dan ke rumah sakit di Pante Pirah Pada 18 Juli 1886 sebuah jembatan baja yang disebut jembatan Demmeni di atas sungai Aceh dibuka Jembatan itu diberi nama oleh Gubernur Aceh Henry Demmeni yang menjabat terhitung dari Agustus 1884 Pada tahun 1886 pembangunan jalur utama telah selesai dan jaringan kereta trem Aceh pad saat itu mencapai panjang sekitar 40 km Jalur utama digunakan untuk transportasi militer pilar dengan kuda pembawa gerobak atau senjata yang ditarik kuda kuda asli Trem juga sering digunakan oleh penduduk setempat sebagai sarana transportasi umum Pada tanggal 1 Maret 1891 atau 1890 trem sipil berpindah pengoperasiannya dari Staatsspoorwegen SS ke trem militer Pada tahun 1892 sebuah mobil pemakaman dengan nomor E1 dibangun oleh JIN untuk transportasi antara Rumah Sakit Militer di Panteh Perah dengan Pemakaman militer Peutjoet yang pada tahun 1897 juga memiliki koneksi ke jaringan kereta api Militer telah memberi nomor E1 julukan Perjalanan Tunggal Trem Aceh yang harus melayani stasiun stasiun pada jalur terkonsentrasi merupakan sasaran yang populer untuk serangan Untuk mencegah serangan semacam itu penduduk setempat tidak diizinkan untuk datang atau pergi ke tempat kerja berikut daftar serangan pada Jalur Utama Pada tanggal 28 Januari 1889 jembatan kereta api antara Lam Ara dan Lam Peneroet diledakkan oleh prajurit lokal dengan tambang granat sedangkan jembatan kayu dibakar Hanya dibawah perlindungan dua batalyon infanteri adalah mungkin untuk memperbaiki jembatan Pada Oktober 1889 diputuskan untuk dibongkar sebagian dari jalur Lam Reueng ke Lam Baroe sebagai akibat dari kerusakan berulang ulang oleh pejuang Atjeh Ketika pembongkaran telah berakhir mereka mulai membuka kembali bagian yang sebelumnya dibatalkan nbsp Tram di lintas Kraton nbsp Jembatan Demmeni dengan lintasan 750 mm di atas Sungai Aceh dibuka pada 18 Juli 1886 nbsp Kereta jenazah milik AT nbsp Kereta jenazah milik AT tampak dibelakang adalah kubah Masjid Raya Aceh 1897 1903 Perang melawan Teuku Umar sunting Peperangan antara Pemerintah Hindia Belanda melawan Teuku Umar pada tahun 1896 secara definitif mengubah strategi bertahan di Aceh menjadi serangan Di luar garis konsentrasi beberapa kamp patroli didirikan di lembah Aceh untuk dimasukkan dalam jaringan trem Jalur utama secara berangsur angsur kehilangan fungsinya sebagai cincin pertahanan dan banyak pos serta jalur trem dibongkar pada periode 1897 1903 Rel dan bantalannya digunakan kembali untuk bagian jalur baru yang akan dibangun di tempat lain di Aceh Hanya beberapa baris yang tersisa termasuk jalur utama Olee Lhee km 0 Lam Baroe km 12 dan garis pendek ke pemakaman militer Peutjoet dan rumah sakit militer Panteh Perah di Kota Radja Di pertengahan tahun 1901 pos militer di Lam Baroe dibubarkan Lane Lam Baroe km 12 Gle Kambing km 27 dibangun pada 1897 sunting Pada awal tahun 1897 Kapten A Genie Schadee di kirim ke luar Lam Baroe sejauh 12 Km Sementara itu di daerah barat samahani jalur trem di wilayah Gle Kambing dioperasikan Di Wilayah survei ini berlangsung pasukan penjaga berulang kali ditembak oleh bandit bandit yang mencari perlindungan di pegunungan Kemudian pada tahun 1897 disetujui kesepakatan yang diperlukan untuk pembangunan jalur kereta api ke Indrapoeri dari anggaran Pemerintah Hindia Belanda Pada bulan Juni 1897 dimulailah pembangunan jalur kereta Lam Baroe 12 km Gle Kambing 27 km Pada 15 November 1897 jalur sepanjang 15 km ini dibuka untuk umum Sepanjang rute ini juga pos Samahani km 21 yang sudah ditempati pada Agustus 1896 nbsp Jalur kereta api di Lam Baroe km 12 nbsp Tentara naik kereta api di peron Stasiun Indrapoeri Jalur kereta api ruas Gle Kambing km 27 Seulimeum km 45 dibangun 1898 sunting Pada bulan Januari 1898 sebuah permulaan dibuat untuk memperluas Atjeh Tram dari Gle Kambing km 27 ke Seulimeum km 45 sekitar 18 km yang dibuka pada 1 November 1898 untuk lalu lintas Kapten Genius Tielenius Kruythoff memutuskan pembangunan jalur kereta rute antara Gle Kambing km 27 dan Seulimeum km 45 Itu adalah rute dengan banyak jembatan yang kuat dan dengan kemiringan 1 5 Lokomotif tender 1B terbukti terlalu lemah untuk ini sehingga lokomotif 1B digantikan C tender yang lebih kuat dalam jalur ini nbsp J G Kerlen chief officer Genie di AcehPetugas kepala Genie Kerlen membuat laporan berikut Het trace van de lijn Gleh Kambing Selimoen was niet zo eenvoudig als dat van de tot nu toe aangelegde baanvakken en de aanleg er van vorderde naar de zin van de heren v Vliet en Beeger niet vlug genoeg meer dan mij lief was werd ik uitgenodigd hen te vergezellen op hun inspecties van de nieuwe lijn Op een goede dag rustten wij na een dergelijke inspectie te Indrapoeri uit en vroeg v Vliet aan Beeger of deze tevreden was waarop B ontkennend antwoordde Ik bracht te berde dat mijn brave aannemer Lie A Sie met het grondverzet reeds verscheidene kilometers verder was hetgeen de heren niet gezien hadden zij bleven echter bij hun opinie en ik liet hen in hun pessimistische waan Het werk vorderde dank ook de goede leiding van mijn onderhebbende officieren vooral kapitein de Vos zodanig dat ik mijn wapenchef na een paar maanden telegrafisch kon berichten dat de eerste werktrein Semiloen Seulimeum bereikt had Vreemd zal de kolonel v Vliet hebben opgekeken toen naar aanleiding daarvan de telegrafische opdracht kreeg mij de tevredenheid van de Legercommandant te betuigen voor de gemaakte spoed bij de aanleg van het bewuste baangedeelte Segmen Segli km 93 Keude Breueh dibangun 1898 1899 sunting 2 Yonif diperintahkan untuk berbaris dari Sigli pada tanggal 28 Juni 1898 hingga Padang Tidji km 80 untuk menemani kepala insinyur Marcella dan chief engineer dari Staatsspoorwegen yang akan menjelajahi daerah perbukitan sebelah barat dari Keude Breueh terkait kelanjutan jalur trem dari Seulimeum ke Padang Tidji Tur berlangsung dari 28 hingga 29 Juni 1898 selama ekspedisi Pidie dengan tak terduga banyak penentangan perlawanan Pasukan penjaga masuk Grong Grong km 86 mengambil alih sebuah bukit pada 6 Oktober 1898 di tepi kiri Peuet Plohpeuet antara Geude Breueh dan Meunasa Agoe Semua gubuk di dalamnya dibakar Musuh melarikan diri ke gunung dengan kerugian yang tidak diketahui Di sisi Belanda fuseliers Eropa Leeflang 45811 1527 dan van Bommel 47902 terluka Pembangunan jembatan besi di atas Kroeeng Oetoes dimulai pada Oktober 1898 Pada tanggal 13 Oktober 1898 cakupan pekerja jalan dari Gle Gampoei adalah retret di puncak Keumale Raja ditembak yang membuat pencari ranjau Eropa 1st Class Heymans 43 120 terluka Sejak hari itu dua perusahaan dari Batalyon 3 Infanteri berkemah di Boesoee Teukoe Sharif dengan misi untuk melacak geng yang diidentifikasi di bawah Teukoe Habib Hoesin dan Tengkoe Ibrahim Hadji Lho Radjoe Hanya Genie E Marcella dari Genietroepen Java memiliki 700 nomor narapidana setelah kembali dari pasukan lainnya pada tanggal 25 Oktober 1898 tinggal menunggu keputusan oleh Majelis Rendah di Belanda untuk membangun jalur kereta Sigli Padang Tidji menyelesaikan lintasan untuk jalur trem sejauh mungkin Genie E Marcella kemudian diangkat menjadi Officer di Orde Oranje Nassau untuk operasi militer di Utara dan Timur Aceh selama periode 1 Juni s d 25 Oktober 1898 Setelah tahun 1899 lintas Sigli Keude Breueh panjang 18 km dibuka oleh gubernur Aceh kepada pemerintah di Buitenzorg Bogor yang menampilkan pemandangan disepanjang pantai utara dan timur Sigli ke Tamiang agar jalur terasa aman Pemerintah juga menyediakan personil dan peralatan yang memadai untuk pengamanan daerah Pada bulan November 1900 antara Sigli dan Padang Tidji mengemudi dua kali sehari di bawah bimbingan militer kereta api dengan rute Sekali pulang pergi nbsp Lintas AT di Padang Tidji km 79 nbsp Jalur kereta api Atjeh dekat wilayah PiIdi Padang Tidji km 79Segmen Segli km 93 Lho Seumaweh km 251 dibangun tahun 1900 1904 sunting Dalam anggaran tahun 1900 dana diberikan untuk pembangunan jalur KA segmen Sigli km 93 Lho Seumaweh km 251 Sehubungan dengan pemetaan jalur trem sekitar bulan November 1900 kapten Genie JCH Fischer dan letnan 1 dari Genie Caspersz di Segli tetap tinggal di km 93 Karena pengukuran lahan dari bagian di lanskap Samalangan belum dimungkinkan sebagai akibat situasi politik pembangunan rute dari kedua arah Segli dan Lho Seumaweh dilakukan Selama pembangunan rute EkspIdisi ke 3 ke Samalangan berlangsung selama periode 29 Januari 1901 15 Februari 1901 Selama konstruksi dan setelah selesainya bagian rute tenda sementara dipasang di sepanjang garis sementara dan permanen untuk keamanan dan patroli bagian trek yang terkenal ini Pada tahun 1906 pasukan berikut ditempatkan di sepanjang bagian rute sebagai berikut Sigli km 93 1 perusahaan dari batalion infantri ke 14 dan 3 brigade dari divisi 3 Korps Marechaussee Beureunoen km 106 dengan kekuatan dari Sigli Lam Meulo titik akhir dari sampingan dari Beureuoen batalion infanteri ke 14 Cion Loeeng Poetoe km 117 Infantri Batalyon Cie ke 14 Meureudoe km 139 1 perusahaan dari batalion infanteri ke 14 Samalangan km 154 2 kelompok Batalyon Satu Garment Aceh dan Dependensi Bireuen km 194 1 kelompok Batalyon Garment Pertama Aceh dan Dependensi Aloe Goele 1 kelompok Batalyon Garment Pertama Aceh dan Dependensi Geurengo 216 km 6 brigade dari Divisi ke 5 dari Korps Polisi Militer di kamp untuk Leubo 2 km dari Geurengo Teupin Blang Mane km 220 1 kelompok Batalyon Garment Pertama Aceh dan Dependensi Lho Seumaweh Lhokseumawe 251 km 4 kelompok Batalyon 1 dari Garrison Aceh enam brigade dari polisi 5 Divisi Korps sekitar lho Seumaweh dan kelompok keempat dari Batalyon 1 Garrison di bivouacs di daerah Pembangunan dari Sigli menuju Lho Seumaweh Lhokseumawe sunting Pada 1 Januari 1902 spoorbivaks ke Teupin Raja km 115 dan Panteh Radja 126 km diangkat Dicabut Meureu km 139 diduduki oleh Cie dari Yonif 14 dan pendaftaran penduduk diposting empat brigade dari Korps Polisi Militer Divisi XXVI Moekims kembali ke Aceh Besar Perusahaan dari Yonif 12 yang telah menduduki selama pembangunan trem Meureudoe km 139 hendak Peudada km 180 Samalangan untuk mengamankan pembangunan rel trem melalui Samalangan ke Peusangan Sehubungan dengan pekerjaan yang berubah dari Meureudoe km 139 dan koneksi lanskap ini ke trem melalui Pidie melalui mana itu datang ke dalam koneksi harian dengan Segli km 93 manajemen harian Meureudoe km 139 sementara ditugaskan untuk kepala petugas yang bertanggung jawab atas administrasi di Pidia Pada bulan November 1901 rute antara Segli km 93 dan Beureuoen km 106 belum siap tetapi Beureuoen km 106 juga bekerja ke arah Segli km 93 dan Teupin Raja km 115 timur Beureuoen km 106 Pada 20 November 1901 bagian Sigli km 93 Meureudoe km 139 secara resmi dibuka Tramaanleg pada bulan Desember 1901 melaju ke perbatasan dengan Samalangan di jembatan kereta api di atasKroeing Olem masih bekerja Jembatan kereta api di atas Kroeeng Samalangan pada akhir Februari 1902 serta menyelesaikan sedangkan kereta pekerjaan yang telah berjalan pada Meureudoe 139 km ke Keude Djanka Boeja km 148 Mempersingkat kepala stasiun dari Meureudoe 139 km setelah pembukaan stasiun itu pada 15 Desember 1902 diserang oleh Atjeher dan luka ringan Pelaku diendapkan Dari tanggal ini rute itu Gloempang Minjeu 111 km Meureudoe 139 km dengan pembayaran ke dalam operasi dan di sini Pendapatan memuaskan Kebutuhan untuk menyesuaikan tarif untuk pengiriman dan koper segera terlihat Batalyon infantri ke 12 yang ditempatkan di Lho Seumawe dan daerah sekitarnya meninggalkan Aceh pada tahun 1906 sehubungan dengan situasi politik yang menguntungkan Tak lama kemudian perlawanan kembali berkobar dengan intensitasnya Para perencana telah sIdikit terlalu optimis Jalur trem juga sering digunakan untuk mengangkut pilar terbang Korps Marechaussee Foto di daerah Segli km 93 sunting nbsp Stasiun kereta api Langsa dari Atjeh Tram nbsp Atjeh Tram nbsp Kereta api Aceh melalui daerah Pied dengan Wees dan Goudberg di latar belakang nbsp Kuburan suci di sepanjang rel kereta api Aceh nbsp Tentara di jalur kereta api di wilayah PidirFoto di Pante Raja km 126 sunting nbsp Tentara di jalur kereta api di wilayah PIdir Pante Raja km 126 nbsp Sekeliling Pante Raja km 126Foto Sekeliling Meureudoe km 139 sunting nbsp Jalur kereta api dan jembatan di atas sungai di Meureudoe km 139 nbsp Bivak Meureudoe km 139 nbsp Bivak Meureudoe km 139 nbsp Bivak Meureudoe km 139 nbsp Bivak Meureudoe km 139 nbsp Potret grup di bivak Meureudoe km 139Foto Sekeliling Peudada Samalangan km 180 sunting nbsp lokomotif uap di pangkalan kereta api di Samalanga km 154 nbsp Kereta api antara gergaji di Peudada nbsp Sebuah jembatan kereta api di Peudada yang terputus oleh banjir nbsp Potret kelompok di bivak di Peudada km 180Pembangunan dari Lho Seumaweh sampau dengan Segli sunting Pemandangan antara Lho Seumaweh Lhokseumawe dan Peusangan kamp kereta api di Paloh 240 km di April 1901 tembakan cahaya yang denda diberlakukan Pada April 17 1901 kamp ini ke Paloh km 240 diangkat dan dipindahkan ke Boengkaih km 227 Jalan tanah dari Lho Seumaweh 251 km datang pada bulan April 1901 sampai Boengkaih 227 km siap Utama dari Genie JCH Fischer dipindahkan dari SEGLI ke Lho Seumaweh juga Kapten Genius dari Meureudoe Klerk adalah untuk Lho Seumaweh 251 km ditransfer dan letnan 1 dari Genius Drimmelen dari Teupin Raja untuk Lho Seumaweh Mid 1901 semua sekrup tumpukan tentang Kroeeng Genkoeeh km 233 Bivak di Kroeeng Genkoeeh km 233 dipindahkan ke Maneh km 220 untuk terus bekerja dengan kereta api kerja dari sini serta dari Lho Seumaweh km 251 Bivak di Kroeeng Genkoeeh km 233 dipindahkan ke Paloh km 240 pada bulan Juni 1901 sehubungan dengan pekerjaan ini Pada 8 Juni 1901 adalah patroli dari kamp kereta api Paloh 240 km dalam baku tembak dengan geng kecil Panglima Rada Nisam kamp ini dipindahkan untuk bekerja menuju Kroeeng Genkoeeh km 233 Pada bagian dari departemen itu di Juli 1901 antara Lho Seumaweh dan Peusangan secara teratur bekerja pada pembangunan trem Pada Teukoe Radja Tji kepala berpengaruh bagian timur Peusangan diperintahkan mereka untuk bergabung dengan iring iringan kepala Meijer dan menggunakan pengaruhnya untuk membantu bisnis kagum Geutah untuk menuntut kontrol wilayah itu sebagian menempatkan kekuasaannya Untuk melakukan patroli di bagian timur Peusangan gampong itu Panteh Lhongditunjuk sebagai tempat di mana bivak akan datang untuk perusahaan pribumi Bat ke 12 Infanteri karena dari sana kereta api di Peusangan dapat dengan mudah diamankan Bivak sementara di Lapan dibubarkan pada Agustus 1901 dan pindah ke Panteh Lhong Pada 16 Agustus 1901 bivak kereta api di Maneh km 220 ditembak ringan oleh geng yang datang dari daerah atas Karena penduduk setempat tidak melacak kedatangan geng gampom itu didenda Pada 21 Agustus 1901 bivak kereta api di Kroeeggen Genkoeeh km 233 dibubarkan Dengan pasukan yang dibebaskan patroli area drainase dari Kroeing Sawang Krueng Maneh km 220 dilakukan sampai 29 Agustus 1901 di mana banyak pemukiman pengungsi dihancurkan Pada bulan November 1901 jalur trem dari Lho Seumaweh hampir siap ke Maneh km 220 dengan pengecualian jembatan di atas Kroeeng Geukoeeh km 233 Pada Februari 1902 komandan Batalyon Infantri ke 12 pindahdengan staf kecilnya ke Lho Seumaweh karena seluruh batalion untuk peliputan rel di subdivisi Samalangan Peudada dan Panteh Lhong dan Lho Seumaweh Lhokseumawe dan Lhosukun ditempatkan Pada bulan September 1902 rute antara Lho Seumaweh dan Panteh Lhong selesai dan jalur trem dapat digunakan untuk penyediaan personil dan makanan ke bivak di Panteh Lhong Pada akhir 1902 bivak kereta api di Maneh diangkat yang lebih diperlukan karena kemajuan pekerjaan dan keterlibatan bivak di Matang Gloempang Doea di Peusangan Pada bulan November 1902 Jin masih bekerja memperbaiki jembatan di atas Kroeeng Maneh km 220 sebagai akibat kerusakan yang disebabkan oleh Banjir sesuatu yang belum siap pada Februari 1903 Kereta dari Lho Seumaweh km 251 harus berhenti di sepanjang Kroeeng Maneh km 220 dan kargo dengan kuli kuli Cina akan dipindahkan ke gerbong lain di bank lain Transshipment ini menyebabkan ketidaknyamanan Pada tanggal 20 Februari 1903 bagian ini secara resmi mulai digunakan Kini penduduk bebas bepergian Pengangkatan tiga jembatan besi akibat banjir menyebabkan stagnasi yang diperlukan dalam konstruksi nbsp Tentara di jembatan kereta api pertama di Blang Me yang dibangun pada tahun 1902 nbsp Jembatan kereta api pertama di Blang Me nbsp Jembatan kereta kedua di Blang Me yang selesai pada tahun 1904 nbsp Corypha palms Corypha utan antara Lho Seumaweh km 251 dan Bireuen km 193 nbsp Jembatan kereta api yang hancur karena banjirSegmen Lho Seumaweh km 251 Idi km 349 dibagun 1901 1904 sunting Sementara itu berada di anggaran untuk 1901 dana diperbolehkan untuk pembangunan jalur Lho Seumaweh 251 km Idi 349 km dengan panjang sekitar 100 km dengan daerah Pase setelah proposal untuk pembangunan dan pengoperasian garis dari Aroebaai ke Lho Seumaweh ditolak oleh pemerintah Dari tahun itu pembangunan jalur trem perlahan tapi terus berlanjut Pada akhir Maret 1901 ditutupi oleh sebagian dari 1 Cie 12 Bataljon infanteri oleh utama dari Genie JCH Fischer melakukan rekaman atas nama register menjadi rel trem antara Lho Seumaweh dan Idi Hanya tembakan dari Boedjo Blang Bido dan dekat Lho Soekon km 284 yang dibongkar pada detasemen ini Patroli Lho Seumaweh membawa detasemen ke Lho Soekon km 285 telah menemani untuk mengambil kembali setiap orang yang terluka dan sakit kembali ke Aloe Geudjroeen dan jalan besar ke Lho Seumaweh kembali Jembatan kereta api besar di atas laguna antara Lho Seumaweh dan Tjoenda sebagian besar selesai pada bulan Juni 1901 Pada 21 September 1901 seorang bivak terlibat di Poenteuet km 261 untuk mencakup detail jalur kereta api ke Geudoeng km 266 dan para pekerja jalan Jalan dari Poenteuet km 261 ke Madjiroen dan via Bajoe km 264 ke Keude Geudoeng km 266 dan Koeta Bate dibersihkan oleh penduduk dan jika perlu ditingkatkan dan dilebarkan Jika perlu jembatan di jalan jalan ini juga diganti dengan besi Pada awal Oktober 1901 tongkang kereta api di Poenteuet km 261 dipindahkan sementara ke Keude Geudoeng km 266 lihat gambar tongkang kereta api di bawah Dengan maksud untuk kegiatan rekaman lanjutan untuk jalur trem antara Lho Seumaweh Idi bivak di Geudoeng km 266 dipindahkan ke Lho Soekon pada 23 November 1901 km 285 Sehubungan dengan transfer ini bivak di Blang Beuma juga dipindahkan dan dipindahkan ke Matang Koeli km 279 di wilayah Pase Para vivresopvoer ke bivak ini sejak saat itu dijemput oleh Angkatan Laut melalui laut Pembangunan jalur tanah dimulai pada Maret 1902 Rute bisa dibuka pada 1 April 1904 Di perbatasan Subdivisi Idi bivak di Pantoen Laboe km 307 terletak di Kroeeng Djamboe Aje Pada tahun 1906 bivak dikawal oleh 5 kelompok batalion Garnisoen pertama di Aceh Belakangan bivak ini diambil alih oleh Korps Marechaussee Juga pada tahun 1906 6 kelompok batalion garnisun pertama ditempatkan di bivak di Lho Soekon km 285 nbsp Spoorbivak Gendoeng km 266 nbsp Spoorbrug over de rivier bij bivak Gendoeng km 266 nbsp De Atjeh spoorlijn Pase streek nbsp De Atjeh spoorlijn Pase streek nbsp Aloe Boedjo nabij station Matang Koeli km 279Bagian Idi km 349 Langsa km 413 ditata tahun 1904 1907 sunting Hingga Idi km 349 dukungan militer permanen diperlukan dari Idi km 349 itu cukup untuk pengawas sipil nbsp Atjeh spoorlijn bij Idi nbsp Zijlijntje Beureunoem km 106 Lam Meulo dibangun 1906 sunting Dalam Beureunoem km 106 adalah sebuah kamp diawaki pada tahun 1906 oleh pasukan dari Sigli baik Batalyon Infanteri 14 dan divisi 3 dari polisi militer Corps Dari kota Djaman sepanjang jalur kereta api berlari menuju kamp untuk Anak Domba Meulo sekitar 11 jam berjalan Nama Lam Meulo saat ini adalah Kota Bakti Pada tahun 1906 berbaring Lam Meulo perusahaan dari Batalyon Infanteri ke 14 di Camp kemudian Corps Polisi Militer akan mengambil alih pos ini Dalam Lam Meulo mulai jalan setapak melalui Tangsevallei ke kamp gendarmerie di Tangse Di Tangse ada 3 brigade dari divisi 3 Royal Dutch Marechaussee di bivak Itu adalah kenaikan berat sekitar 12 jam untuk sampai ke sana Untuk memasok stasiun stasiun di Lam Meulo dan Tangse diputuskan untuk meletakkan selingan sepanjang 6 km antara bivak di Beureunum km 106 dan bivak di Lam Meulo Pada 15 Juni 1906 sideline secara resmi dibuka Dalam Courant of 5 Februari 1913 bagaimanapun garis dibuka pada awal 1913 nbsp Pembukaan meriah dari sideline sepanjang 6 km antara Beureunoen km 106 dan Lam Meulo pada 15 Juni 1906Rute gunung Seulimeum Keude Breueh dibangun 1903 1908 sunting Pada tahun 1898 Heutsz dikandung rencana untuk menarik Aceh Tram dari Seulimeum Aceh Besar di DAS antara lembah sungai Aceh dan Pidie sungai Betapapun pentingnya hubungan ini untuk alasan alasan strategis pembangunan kemudian ditinggalkan karena biaya yang sangat besar Pemandangannya sangat kasar sehingga jembatan mahal harus dibangun Pada November 1903 sebenarnya dimulai pada pembangunan 30 km garis gunung panjang biaya yang diperkirakan 2 6 juta ditambah setengah juta untuk peralatan tambahan Untuk saat itu jumlahnya sangat besar Selama pembangunan jalur gunung melalui tandus dan tidak sehat marah banyak kesulitan yang dihadapi dalam menyelesaikan materi untuk pembangunan berbagai jembatan Harus dibangun jembatan dan viaduk di bagian ini untuk 1555 meter Akhirnya pada 1 April 1908 resmi pertama melalui kereta api antara Koeta Radja dan Segli bisa berjalan Setelah koneksi terbentuk diputuskan untuk mengangkat bengkel bengkel di Kuta Raja dan mengembangkannya di Segli Di Segli depot untuk lokomotif gerbong dan mobil pengecoran dan bengkel belok diperluas Selain itu gudang didirikan di Segli nbsp nbsp Peta dengan lembah sungai Aceh dan sungai PiedLangsa lintasan km 413 Koeala Simpang km 445 ditata 1910 1913 sunting Pada tahun 1910 dana untuk pembangunan Langsa km 413 Koeala Simpang km 445 dibuat tersIdia bagian mana dibuka untuk umum pada tanggal 2 September 1912 Jembatan di atas Kroeeng Tamiang di Koeala Simpang km 445 selesai pada 31 Desember 1913 dan merupakan jembatan terpanjang Aceh dengan panjang total 228 meter nbsp Jembatan kereta api sedang dibangun di atas Sungai Tamiang nbsp jembatan kereta api di atas sungai Tamiang km 445Lintasan bagian Kwala Simpang km 445 Pangkalan Soesoe km 495 ditata 1915 1917 sunting Di Langkat Pantai timur Sumatera banyak perusahaan dibentuk sekitar pergantian abad yang sebagian besar bergerak di bidang karet Baik Aceh Tram AT dan Deli Staatsspoorwegen Mascappij DSM ingin memperluas jalur mereka ke Langkat Hubungan Aceh Tram dengan Deli Spoor yang membuat kereta api memungkinkan untuk melewati Pangkalan Brandan hal ini telah ditulis pada Heuts Pemerintah India bagaimanapun melihat kemungkinan menggunakan bagian dari jalur Aceh untuk tujuan non militer dan akhirnya memilih untuk meneruskan Trem Atjeh Dari hubungan lebih lanjut dengan Pangkalan Brandan pada tahun 1914 pembukaan bagian rute Koeala Simpang ke Soengei Lipoet diikuti sedangkan pada 1 Februari 1916 pembangunan Besitang di perbatasan GAM dan kediaman pantai timur Sumatra telah dibangun Pada tahun 1917 jalur Besitang menuju Pangkalan Soesoe dibangun dengan Double Track dua lebar jalur yang berbeda agar memudahkan jalur Deli Spoor dengan Atjeh Tram Atjeh Staatsspoorwegen ASS 1916 1942 sunting Sejak 1874 Trem Atjeh telah ditata dan dikelola dengan istirahat beberapa tahun oleh Jin Dari 1916 situasi di Aceh ditemukan cukup stabil sehingga Trem Aceh dapat dipindahkan dari Jin ke otoritas sipil Pada tahun 1916 nama itu juga diubah menjadi Atjeh Staats Spoorwegen ASS atau Asal Sampai Saja Setelah selesai pada tahun 1917 perkeretaapian di Aceh Staatsspoorwegen ASS memiliki panjang hingga 511 km Total biaya pembangunan seluruh jalur berjumlah sekitar 20 juta gulden yang membuat sebuah penghargaan hebat bagi ASS Kesuksesan Kereta api di Aceh mencapai puncaknya tepat sebelum Perang Dunia Kedua ketika sekitar 9 000 orang menggunakan jalur ini setiap hari Atjeh Tram di masa DKA s d PJKA 1942 1976 sunting Setelah Djawatan Kereta Api didirikan pengoperasian kereta api di Aceh dilakukan DKA PNKA DKA PNKA masih menggunakan lokomotif warisan Atjeh Tram dengan sistem penomoran Jepang walaupun tidak diketahui mengenai kelasnya pada masa DKA namun pada tahun 1962 DKA PNKA mengimpor 4 unit Lokomotif BB8 dan 6 unit Lokomotif C7 dari Nippon Sharyo serta 8 unit Lokomotif C301 dari NCM Holland Tak Lama setelah PNKA mengimpor Lokomotif C301 pada tahun 1976 sebuah banjir bandang Sungai Bengga memutus jembatan kereta api di Sigli Kabupaten Pidie Aceh hal ini membuat terisolasinya jalur kereta api di Aceh walaupun berdasarkan keterangan dari Bapak Hasirudi Mantan Kepala Depo Sigli jembatan tersebut dapat diperbaiki namun tidak adanya dana dan instruksi dari pusat yang membuat jalur tersebut terbengkalai dan nonaktif Setelah nonaktif jejak trem di Aceh masih dapat ditemukan sepanjang rute lama seperti bangunan stasiun dan jembatan yang sudah tak terawat dengan baik Dalam buku khusus Stations en Spoorbruggen di Sumatra oleh Michiel van Ballegoijen de Jong ada banyak ilustrasi sisa sisa Trem Atjeh pada tahun 1995 Atjeh Tram sekarang sunting Pada tahun 2005 delegasi dari Societe nationale des chemins de fer francais SNCF atas permintaan PT Kereta Api Indonesia melakukan studi kelayakan reaktivasi jalur kereta api Atjeh Tram Penelitian dan hasil studi kelayakan tersebut didokumentasikan dalam sebuah film dengan nama Travelogues of Sumatra Kesimpulan dari laporan ini adalah bahwa lintas kereta api ini beserta stasiun dan prasarananya yang rusak dapat direaktivasi Rekomendasi lainnya adalah mengganti lebar sepur menjadi 1 435 mm sehingga kecepatan kereta api meningkat hingga 50 Keputusan untuk menggunakan jalur rel lama untuk direaktivasi sudah disepakati oleh Pemerintah Indonesia Saat ini jalur kereta aktif di Aceh hanyalah Jalur kereta api Krueng Mane Krueng Geukueh dengan panjang lintasan 11 3 km 1 Daftar lintas suntingSilahkan melihat halaman Daftar stasiun kereta api di jalur lintas Aceh rute AT ASS Armada suntingTipe Nomor versi AT Nomor versi SS Nomor versi Rikuyu Sokyoku PJKA Produksi Tahun Produksi KeteranganB B101 B112BB BB71 BB76BB81 BB84 Nippon Sharyo 1962C C21 C29C31 C39C41 C49 Hanomag dan Werkspoor 1903C51 C58C61 C62C71 C77 Nippon Sharyo 1962C81 C82D D101 D112Lihat pula suntingJalur kereta api Krueng Mane Krueng GeukuehReferensi sunting Kereta Api Krueng Geukueh Beroperasi Lagi Serambi Indonesia Diakses tanggal 30 September 2018 Melacak Sisa Rel di Banda Aceh Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Atjeh Tram amp oldid 24622400