www.wikidata.id-id.nina.az
Mgr Albertus Hermelink Gentiaras S C J 5 Agustus 1898 25 Februari 1983 adalah Uskup di Keuskupan Tanjungkarang Ditahbiskan menjadi Imam pada tanggal 19 Juli 1925 dikonsekrasi pada tanggal 29 Oktober 1961 Bertindak sebagai Uskup Konsekrator Kardinal Gregoire Pierre Agagianian Patriark Kilikia dan Prefek Kongregasi Suci bagi Penyebaran Iman Mgr Pietro Sigismondi Sekretaris Kongregasi Suci bagi Penyebaran Iman dan Mgr Tarcisius Henricus Josephus van Valenberg O F M Cap Vikaris Apostolik Pontianak menjadi Uskup Ko konsekrator 1 Yang MuliaAlbertus Hermelink GentiarasS C J Uskup TanjungkarangGerejaGereja Katolik RomaTakhtaTanjungkarangPenunjukan29 Oktober 1961Masa jabatan berakhir18 April 1979PenerusAndreas Henrisoesanta S C J ImamatTahbisan imam19 Juli 1925 1 oleh Pieter Adriaan Willem HopmansTahbisan uskup29 Oktober 1961oleh Kardinal Gregoire Pierre AgagianianInformasi pribadiNama lahirAlbert HermelinkLahir 1898 08 05 5 Agustus 1898Barger Compascuum Emmen BelandaWafat25 Februari 1983 1983 02 25 umur 84 Jakarta IndonesiaMakamKapel Santa Theresia Pringsewu LampungKewarganegaraanIndonesiaDenominasiKatolik RomaOrang tuaHermanus Hermelink Ayah Elizabeth Scholte Aalbas Ibu SemboyanIn Te Speravi Non Confudar Mzm 38 16 Rom 9 33 Kepada Mu aku berharap aku tak akan dipermalukan LambangIa terpilih menjadi Prefek Apostolik Tanjungkarang pada tanggal 27 Juni 1952 Saat Prefektur Apostolik Tanjungkarang ditingkatkan statusnya menjadi Keuskupan Ia diangkat menjadi Uskup pertama di Keuskupan Tanjungkarang Ia menjabat sampai pada tanggal 18 April 1979 1 Mgr Hermelink sangat mudah bergaul dengan umat Katolik yang mayoritas bersuku Jawa Lama kelamaan ia menjadi fasih berbicara bahasa Jawa Dari situlah ia dipanggil Romo Kanjeng Daftar isi 1 Keluarga 2 Hidup keagamaan 2 1 Pendidikan seminari 2 2 Karya dan misi 3 Kematian 4 Pemindahan makam 5 Galeri 6 Referensi 7 Pranala luarKeluarga suntingAlbert Hermelink dilahirkan di Barger Compascuum Emmen Belanda pada 5 Agustus 1898 Ia merupakan sulung dari tiga belas bersaudara Ayahnya bernama Hermanus Hermelink sementara ibunya bernama Elizabeth Scholte Aalbas Dua adiknya yakni Hendricus Geradus Majjela Hermelink dan Joannes Antonius Hermelink juga menjadi pastor SCJ Adapun adik perempuannya yang bernama Adeline Hermelink menjadi suster kongregasi Fransiskanes Denekamp dan pernah tinggal di Pringsewu Lampung Hidup keagamaan suntingPendidikan seminari sunting Albertus Hermelink mendapatkan pendidikan di seminari kecil di Bergen of Zoom pada tahun 1911 hingga 1916 Setelah itu ia juga mendapatkan pendidikan seminari tinggi di Liesbosch Princenhage pada tahun 1918 hingga 1925 Ia ditahbiskan sebagai pastor tahun 1925 oleh Uskup Breda Mgr Pieter Adriaan Willem Hopmans di Liesbosch Princenhage Karya dan misi sunting nbsp Pastor Hermelink berdiri paling belakang bersama adik perempuannya yang juga seorang biarawati Suster M Adeline Hermelink FSGM di Pringsewu Lampung pada tahun 1935 nbsp Tahbisan Uskup Mgr Hermelink dilakukan di Roma Italia Romo Kanjeng demikian ia sering dipanggil umatnya tiba di Indonesia tahun 1926 Ia bersama dengan lima suster dari ordo Fransiskanes charitas roosendal berkarya di Talang Jawa Palembang Pada tahun 1928 Romo Kanjeng tiba di Tanjung Karang Saat itu ia berkarya sebagai pastor pembantu prefek apostolik Pastor HJD van Oort SCJ Pada tahun yang sama atas saran dari Pastor FX Strater SJ ia berangkat ke Yogyakarta belajar Bahasa Jawa Sekembalinya dari Yogyakarta pada tahun 1929 Romo Kanjeng mendapatkan tugas mengajar di Holland Chineesche School HSC di Teluk Betung Tahun 1930 ia bertugas di sebagai pastor di Tanjungsakti Satu tahun kemudian Romo Kanjeng untuk sementara waktu diangkat menggantikan Pastor HJD van Oort SCJ sebagai Pro prefek di Tanjung Karang Tahun 1932 Romo Kanjeng menetap di Pringsewu Ia meletakkan dasar misi gereja Katolik di Pringsewu Pada masa penjajahan Jepang Romo Kanjeng bersama pastor lain dan para suster diinternir di penjara Lebak Budi Bandar Lampung Pengasingannya pun terus berpindah pindah hingga terakhir di kamp Belalau Lubuk Linggau Setelah Indonesia merdeka Romo Kanjeng dan pastur lainnya pun dibebaskan Ia menetap dan berkarya di Talang Jawa Pada tahun 1949 Romo Kanjeng kembali ke Tanjung Karang Dua tahun kemudian kembali ke rumah lamanya di Pasturan Pringsewu Pada tahun 1952 ia diangkat sebagai Prefek Apostolik Tanjung Karang Ia dilantik oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Jonge de Ardonye SCJ Tahun 1953 Romo Kanjeng menjadi warga negara Indonesia Namanya bertambah dengan nama belakang Gentiaras 2 Kematian suntingIa wafat pada 25 Februari 1983 di Jakarta dan dimakamkan di Pringsewu Ketika dipindahkan ke makamnya yang baru jasad Mgr Hermelink masih utuh dan pakaiannya pun masih utuh 3 Pemindahan makam sunting nbsp Peti Mgr Hermelink saat tiba di Pringsewu Jasadnya masih utuh walaupun sudah 27 tahun dikuburPada hari Selasa 06 Juli 2010 di Pringsewu tepatnya di pemakaman para suster FSGM dan rohaniwan serta para religius yang berkarya di Keuskupan Tanjungkarang atas restu Mgr Andreas Henrisoesanta dilaksanakan pembongkaran dan pemindahan jenazah Mgr Alb Hermelink Gentiaras SCJ yang telah dimakamkan 27 tahun yang lalu Dalam rangka peristiwa itu Pastor P Gunawan Setyadi S C J memberitahu dan mengajak umat untuk ikut dalam acara itu khususnya berdoa bersama di Kapel Makam yang baru selesai dibangun dan akan diberkati pada tanggal 22 Juli 2010 mendatang Proses pembongkaran pengangkatan dan pembersihan jenazah dimulai pada pukul 08 00 WIB dan berlangsung hingga pukul 13 00 WIB Dalam rangkaian acara itu selama pembongkaran makam Pastor P Gunawan Setyadi S C J bersama para suster dan umat berdoa rosario dan merenung Namun banyak juga umat yang datang hanya untuk menyaksikan pembongkaran makam tersebut 4 5 Proses pembongkaran makam Mgr Hermelink yang diperkirakan akan selesai pada pukul 10 00 ternyata meleset karena makam itu cukup dalam dan ditutup dengan adukan semen yang kuat dan juga ditutup dengan balok balok semen yang keras sehingga memakan waktu yang lama untuk membongkar itu semua Walau memakan waktu tetapi akhirnya sampai juga pada peti jenazah Hanya saja tempat peletakan peti jenazah itu dipenuhi dengan air Peti jenazah terbuat dari kayu jati ukiran dan ternyata setelah terendam selama 27 tahun tidak mengalami kerusakan sedikitpun dan hanya peliturnya yang sudah hilang Ketika diangkat para pembongkar kewalahan karena peti berat sekali sehingga terpaksa menggunakan derek Sesampainya di atas peti lalu dibuka dan baru diketahui bahwa di dalam peti jenazah pun dipenuhi dengan air sehingga jenazah tampak mengapung Jenazah tidak seperti yang diduga sebab jenazah bukanlah tulang belulang yang tak dapat dikenali lagi melainkan justru masih dikenali Jenazah belum hancur melainkan beberapa bagian tampak utuh walau tak sempurna Di dalam jubah uskup yang kotor oleh air keruh itu masih dirasakan kelihatan isi tubuhnya yang jelas masih kelihatan kepala bagian muka namun rambut sudah rontok Kaki tangan dan hampir seluruh tubuh dirasakan masih ada Setelah melihat kenyataan seperti itu maka proses pemindahan jenazah ke peti yang lain baru diurungkan Kemudian dengan hati hati para suster FSGM dan seorang sepuh bernama Pak Hartoyo dibantu beberapa umat mengeluarkan air dari dalam peti sambil membersihkan jenazah dengan sangat hati hati karena kalau tidak bagian bagian dari tubuh jenazah Mgr Hermelink diperkirakan akan rontok Setelah semuanya selesai kasula diselipkan di bawah salibnya yang terkalung di atas tubuhnya peti dan tutupnya diplitur kembali 6 7 Pada kesempatan jenazah dirawat belum selesai pada pukul 12 00 12 40 dipersembahkanlah Misa Kudus yang dipimpin oleh Vikjend Keuskupan Tanjungkarang RD Piet Yoenanta Sukowiluyo dan didampingi oleh RP P Gunawan SCJ Romo Paroki Pringsewu RP Th Suratno SCJ M T Joko S SCJ dan diikuti oleh para suster bruder dan sebagian umat awam beriman yang pada kesempatan itu hadir untuk menyaksikan pembongkaran jenazah Mgr Hermelink Gentiaras SCJ Karena mendapat informasi dan arahan dari Mgr Henrisoesanta yang saat itu sedang mengikuti Raker Regio Jawa dan Tanjungkarang di Bandung setelah semuanya selesai jenazah Mgr Hermelink kemudian disemayamkan di kapel makam yang baru dibangun Mgr Henri akan datang dan menyaksikan jenazah tersebut setelah pulang dari Raker Namun karena acara yang begitu padat Mgr Henri kemungkinan besar baru pada tanggal 22 Juli 2010 mendatang akan diadakan pemberkatan makam dan kapel baru itu olehnya Selama jenazah Mgr Hermelink disemayamkan di kapel makam banyak umat tidak hanya dari Pringsewu tetapi juga dari beberapa paroki yang ada di Keuskupan Tanjungkarang bahkan dari luar Provinsi Lampung datang untuk menjenguk dan mendoakan silih berganti 8 Galeri sunting nbsp Mgr Hermelink menggunakan bonet nbsp Mgr Hermelnik dengan Pastor BoerenReferensi sunting a b c Catholic Hierarchy Diakses tanggal 11 Januari 2013 http regional kompas com read 2010 07 18 14131157 Romo Kanjeng Baik kepada Semua Orang http parokisyp blogspot com 2010 10 makam mgr alb hermelink gentiaras scj 13 html http keuskupantanjungkarang webs com apps blog show 4219049 pemindahan makam mgr alb hermelink gentiaras scj http gerardusyeswoe856 blogspot com 2010 07 jenazah mgr albertus hermelink scj html http www tribunnews com regional 2010 07 16 mgr alberteus hermelink 27 tahun terkubur jasadnya masih utuh http nasional kompas com read 2010 07 18 14074894 27 Tahun Dikubur Romo Kanjeng Utuh http indonesia ucanews com 2010 07 12 pemindahan jenazah mgr hermelink yang masih utuh pranala nonaktif permanen Pranala luar sunting Inggris Entri Albert Hermelink Gentiaras pada situs web Catholic Hierarchy Inggris Entri Albert Hermelink Gentiaras pada situs web Giga CatholicJabatan Gereja KatolikPertama Prefek Apostolik Tanjungkarang10 Januari 1952 3 Januari 1961Uskup Tanjungkarang 19 Juli 1961 18 April 1979 Diteruskan oleh Andreas Henrisoesanta S C J Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Albert Hermelink Gentiaras amp oldid 25473677