www.wikidata.id-id.nina.az
Wedung Hanacaraka ꦮ ꦝ Jawa Wedhung adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah Indonesia WedungKecamatanNegara IndonesiaProvinsiJawa TengahKabupatenDemakPemerintahan Camat Populasi Total jiwaKode Kemendagri33 21 13Kode BPS3321130Luas km Desa kelurahanWedungKecamatan Wedung merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Demak yang terletak di pesisir pantai laut jawa dengan luas wilayah seluas 93 876 ha merupakan 11 persen dari seluruh wilayah di Kebupaten Demak Oleh karena itu Kecamatan Wedung merupakan Kecamatan yang memiliki luas wilayah paling lebar di Kabupaten Demak Tanah di Kecamatan Wedung terdiri dari 5 457 ha tanah sawah dan 4 419 ha tanah kering Dengan jumlah penduduk sebesar 80 827 jiwa berdasar data dari Badan Pusat Statistik yang terdiri dari 39 305 laki laki dan 41 522 perempuan Disektor pertanian Kecamatan Wedung menempati urutan kedua jumlah produksi bersih untuk tanaman padi dengan jumlah sebasar 56 631 ton padi Selain padi tanaman pangan lain yang banyak terdapat di Kecamatan Wedung antara lain jagung ketela rambat sedangkan untuk tanaman kacang tanah kacang hijau kedelai hanya sedikit yang ditanam di Kecamatan Wedung Sedangkan untuk tanaman perkebunan yang ditanam di Kecamatan Wedung antara lain tebu rakyat kapuk randu dan kelapa hibrida Untuk tanaman bawang merah banyak ditanam di desa kenduren tempel jetak dan jungsemi Binatang ternak yang biasa di pelihara masyarakat di Kecamatan Wedung antara lain kerbau kuda kambing unggas dll Karena letaknya yang dipesisir pantai di Kecamatan Wedung terdapat tempat pelelangan ikan yang masih aktif yaitu tempat pelelangan ikan wedung Selain ikan hasil tangkapan dari laut di Kecamatan Wedung banyak dipelihara ikan darat antara lain tawes mujair karper lele udang dan benur Produk dan barang yang dihasilkan dari industri besar sedang kecil dan rumah tangga antara lain garam pengeringan presto pengasapan ikan pembuatan kerupuk udang tengir terasi permainan anak anak dan konveksi Daerah industri rumah tangga banyak terdapat mutih kulon kendalasem tedunan kedung karang babalan berahan wetan kedung mutih bungo dan jungsemi Asal nama Desa Wedung suntingPada akhir abad ke 15 masa pembangunan Masjid Agung Demak kepulauan tersebut dinamakan kepulauan Wadung Dalam masa pambangunan Masjid Agung membutuhkan 4 buah tiang jati Soko yang awalnya semua adalah dari Muria Kudus yang dibawa dari Kudus melalui jalur laut mengunakan getek getek pambawa kayu jati dari hutan Muria terdampar di Kepulauan Gajah Oyo karena ombak besar Setelah diteliti ternyata hanya tersisa 3 dari 4 gelondong tiang jati soko Saat para pekerja ingin memperbaiki geteknya wadungnya tidak ada diperkirakan jatuh tercebur di perairan Kepulauan Gajah Oyo Kemudian mereka berinisiatif membuat jaring untuk ngrikit dari tali temali yang ada yang berbentuk jaring seret yang ditarik bersama menelusuri ngrikiti gugusan gugusan tepi pulau guna menjaring satu gelondong dan wadung yang hilang Namun apa yang dicari tak kunjung ditemukan meski sudah digribig dijaring secara merata Akhirnya gethek berhenti di desa ujung timur bagian selatan yang kemuduan dinamakan Desa Gribigan Dan rakyatnya kaum nelayan menggunakan jaring krikit yang ditarik bersama menyusuri pantai sampai dengan lahirnya jaring trol atau jaring pukat harimau Kemudian tempat ini disebut Kepulauan Wadung Seiring perkembangan masyarakat dan masing masing pulau menjadi pedesaan Kepulauan Wadung menjadi Pedesaan Wedung dan akhirnya menjadi Desa Wedung Kemudian getek pembawa kayu jati untuk tiang Masjid Agung Demak tersebut melanjutkan perjalanannya dengan hanya membawa 3 tiang Saat pembangunan dimulai dengan terpaksa Sunan Kalijaga menyusun satu soko dari beberapa potongan kayu yang dirakit dengan tali yang disebut soko tatal Kepulauan Gayah Oyo Wedung Dalam Legenda suntingSejak abad ketujuh di kepulaun muria di ujung baratnya telah berdiri suatu kerajaan dengan penguasanya Ratu shima di keling kerajaan kalinga Dan daerah perbatasannya adalah kepulauan Gajah oyo Dan pada waktu itu telah hadir berkunjung rombongan musafir dari arab yang kemudian berhasil menarik ratu shima dan dengan keluarga untuk memeluk islam Setelah rakyat dan para pemimpin hindu mengetahui bahwa ratu shima telah memeluk islam maka mereka memberontak dan kerajaan kalingan dihancurkan Kemudian kerajaan kalinga dipindahkan ke jawa barat dan berganti nama menjadi kerajaan medang kamulan dengan rajanya putera ratu shima bernama shinna Dan demikian juga tidak lama setelah rakyat Medang kamulan mengetahui bahwa raja dan punggowonya adalah muslim maka mereka juga memberontak dan menghancurkan kerajaan medang kamulan Selanjutnya dinasti shima dengan rajanya shinna mendirikan kerajaan medang kamulan kedua yang didirikan di purwodadi Dan kepulauan gajah oyo merupakan suatu selat perbatasan antara jepara kerajaan kalingga Demak Pati juana Rembang lasem dan Purwodadi Kepulaun Muria selain memiliki gunung muria juga memiliki gunung pati ayam yang hutannya banyak dihuni gajah gajah besar dan pada zaman itu kebanyakan penduduk kepulauan muria adalah beragama hindu Sehingga pada zaman itu mereka sangat bangga dengan lambang gajah dan ingin menamakan daerah yang baru yang menjadi kebanggaam mereka denagn nama gajah Dari sinilah nama gajah oyo terbentuk yaitu daerah yang berpencar antara demak kudus dan jepara Mereka menyebut kepulauan itu sebagai Kepulauan Gajah Oyo Pada awal abad Masehi sekitar abad keempat Masehi Hinduisme sudah masuk ke Kepulauan Nusantara Indonesia di sebuah kerajaan di Kalimantan Timur dengan rajanya yaitu Mulawarman Berlanjut dengan Kerajaan Tarumanegara dengan rajanya yaitu Purnawarman yang tertuang dalam Prasasti Batu Tulis Pada masa tersebut terdapat Pertapa Begawan Abiyoso yang bertapa di Puncak Songolikur di bukit Gunung Muria dan memiliki seorang puteri yang memiliki kelainan Puteri tersebut sangat cantik namun keriangatnya berbau amis Akibatnya puteri tersebut selalu saja gagal dilamar oleh ksatria Akhirnya puteri tersebut diasingkan di suatu pulau kecil yaitu di sebelah utara Kepulauan Gajah Oyo yang akhirnya dinamakan Berahan Pada awal abad ketiga belas 1230 M suatu bangunan unik dibangun di Wedung yaitu suatu bangunan Balai Romo dengan luas 10 20 m3 tanpa dinding dan pagar Bangunan tersebut adalah bangunan terbuka dengan empat pintu penjuru di timur barat selatan dan utara Dalam legenda cerita lisan dinyatakan bahwa bangunan itu dibangun oleh Raja Kediri yang mengharapkan bangunan itu sebagai tempat persinggahan rekreasi dan tempat musyawarah khusus Pada akhir abad ketiga belas Masehi hadir serombongan mubaligh yang dipimpin oleh Maulana Malik Ibrahim Almaghriby berarti Al Syaik dari Maroko yang bermadzhab maliki Pada awal abad kelima belas Masehi tahun 1414 M armada Laksamana Haji Muhammad Cheng Ho Sam Poo Tai Jin mengadakan kunjungan muhibbah kepada Raja Brawijaya Kerajaan Majapahit Armadanya berjumlah kurang lebih 80 Kapal Jung yang mayoritas angkatannya adalah muslimin yang bermadzhah Hanafiyah Sebelum sampai di pelabuhan Semarang Semongan armada tersebut singgah di kepulauan Gajah Oyo dan berlabuh di Pantai Selatan Kepulauan Muria tepatnya di Welahan Tahun 1414 M itu juga Armada Laksamana H Muhammad Ceng Hoo singgah di Palembang Laut Bangka Bagan Siapi api sebelum menuju Semarang Semongan Armadanya menemukan kapal kapal perompak Cina atau bajak laut dari Cina yang mengganggu keamanan di Lautan Jawa dan kemudian dikejar oleh Armada H M Cheng Ho terus dikejar hingga armada tersebut masuk ke perairan Gajah Oyo Begitu singgah di pantai jepara arah timur yaitu Welahan kapal perompak tersebut dapat dihancurkan dan tenggelam di perairan Kepulauan Gajah Oyo ternyata tahun 1947 ditemukan bangkai kapal Jung di arah timur tambak Gojoyo dan banyak barang barang keramik ala Dinasti Ming Di zaman Kesultanan Demak tepatnya saat Kyai Poncowati diangkat menjadi panglima perang keris pusakanya ditanam di Wedung tanah Pekodan dan di atasnya ditanam pohon beringin Di awal abad ke 16 1505 1515 diceritakan datang Dewa Srani dengan armada lautnya di perairan Kepulauan Gajahoyo dari Atasangin dan kejar kejaran dengan Raja Kalimantoro Beberapa kapal Dewa Srani tenggelam di perairan sekitar kepulauan tersebut Sisanya meneruskan pelayaran ke Timur Catatan Dewa Srani adalah armada kapal kapal yang berbendera salib palang pantek merah armada Portugis dan Spanyol yang memburu kaum Moro kaum Muslim Spanyol sampai di Kepulauan Mindanao Philipina Selatan Akhirnya kaum Moro mendarat di Mindanao dan masuk hutan hutan dan kemudian akhirnya menjadi warga negara Philipina sampai sekarang Desa kelurahan suntingBabalan Berahan Kulon Berahan Wetan Buko Bungo Jetak Jungpasir Jungsemi Kedungkarang Kedungmutih Kendalasem Kenduren Mandung Mutih Kulon Mutih Wetan Ngawen Ruwit Tedunan Tempel Wedung Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Wedung Demak amp oldid 25101092