www.wikidata.id-id.nina.az
Trubusan 1 atau terubusan adalah teknik dan juga sistem silvikultur yang digunakan di bidang kehutanan untuk menghasilkan pohon baru melalui pemeliharaan tunas yang muncul pada tunggak Asal katanya adalah terubus yang berarti bertunas atau tumbuh tunas 2 dari bahasa Jawa trubus yang artinya bersemi 3 263 Terubusan juga berarti tunasan atau cabang yang muncul dari suatu batang pohon atau perdu yang terpotong Sistem silvikultur trubusan penerubusan dikenal sebagai coppice system atau coppicing di negara negara Barat dan tegakan hutannya disebut coppice Ingg 4 5 6 Terubusan jati Sistem trubusan pada hutan jati rakyat Mendangir terubusan jati di Blora Sistem trubusan pohon dedalu di Inggris Tunggak sebelum terubusan muncul Daftar isi 1 Silvikultur 2 Keuntungan 3 Varian 4 Catatan kakiSilvikultur suntingSistem permudaan dengan trubusan adalah serangkaian teknik atau cara untuk memperbarui hutan melalui penebangan pohon dan menyisakan tunggak stump yang pendek untuk merangsang munculnya tunas pada tunggak sebagai upaya regenerasi berikutnya 7 Dalam sistem ini regenerasi pohon dilakukan secara vegetatif yakni bergantung kepada jenis pohonnya mengandalkan tunas pada tunggak atau dengan memanfaatkan tunas adventif dari perakaran sebagai sumber tanaman baru 4 5 Dalam satu bidang penebangan biasanya dilakukan serentak dan dengan cara tebang habis sehingga di masa berikutnya akan diperoleh tegakan yang berumur seragam 5 6 Dari satu tunggak pohon umumnya akan muncul beberapa tunas yang masing masing akan tumbuh sebagai batang pohon yang baru Bergantung kepada tujuan akhir produksi kayunya atau produk lainnya maka hanya satu atau beberapa batang yang terbaik yang akan dipelihara dari setiap tunggaknya Tunasan tunasan yang lain akan dipotong atau dibuang untuk memberi kesempatan kepada batang yang dipertahankan untuk tumbuh besar dengan kualitas kayu yang bagus Teknik ini disebut penunggalan 8 Sistem trubusan ini di Indonesia digolongkan sebagai bagian dari sistem silvikultur THPA Tebang Habis Permudaan Alam 1 Meskipun demikian di lingkungan petani hutan rakyat di Jawa teknik trubusan ini sering pula diterapkan tanpa perlakuan tebang habis Petani kecil terutama setiap kalinya biasanya hanya menebang beberapa pohon yang dipilih sesuai dengan kebutuhannya dari banyak pohon yang terdapat di lahan miliknya 9 50 10 163Sistem trubusan hanya diberlakukan bagi jenis jenis pohon berdaun lebar tertentu dan tidak bisa diterapkan untuk tegakan pohon pohon konifer 11 Keuntungan suntingDengan sistem trubusan daur tebangan dapat diperpendek 4 7 Anakan pohon tunas lebih cepat tumbuh dalam sistem trubusan karena perakaran pohonnya telah berkembang dengan baik 12 116 Daur rotasi dalam sistem trubusan di Eropa berkisar antara 5 30 tahun 4 sementara di Inggris antara 12 20 tahun dan untuk rotasi pendek 3 tahun 11 Karena tidak perlu menanam individu baru biaya pembuatan tegakannya pun dapat ditekan 7 bahkan dianggap sebagai yang paling murah biayanya 12 116 Meskipun demikian setelah beberapa daur biasanya tegakan perlu diperbarui dibongkar dan ditanami kembali dengan bibit pohon yang baru 4 Sistem trubusan terutama dipakai untuk menghasilkan kayu kayu berdaur pendek kayu berdiameter kecil kayu bakar atau hasil hutan bukan kayu HHBK 4 Varian suntingSistem silvikultur trubusan dapat dilakukan dengan beberapa variasi Beberapa di antaranya yaitu sistem trubusan sederhana trubusan dengan pohon inti trubusan dengan pilihan atau trubusan daur pendek 4 6 11 Catatan kaki sunting a b Departemen Kehutanan RI 2009 Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P 11 Menhut II 2009 tentang SISTEM SILVIKULTUR DALAM AREAL IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN PRODUKSI Berita Negara no 24 tahun 2009 Diarsipkan 2020 02 07 di Wayback Machine KBBI Daring terubus Diakses pada 06 II 2020 Utomo M H E Apisari amp U Farida Eds 2017 Kamus Bahasa Jawa Tegal Indonesia edisi kedua Semarang Balai Bahasa Jawa Tengah 2017 viii 286 hlm ISBN 978 602 5057 36 6 a b c d e f g Nicolescu V N Carvalho J Hochbichler E Bruckman V Pique Nicolau M Hernea C Viana H Stochlova P Ertekin M Tijardovic M Dubravac T Vandekerkhove K Kofman P D Rossney D Unrau A 2017 Silvicultural guidelines for European coppice forests COST Action FP1301 Reports Freiburg Germany Albert Ludwig University of Freiburg a b c British Columbia Forestry Even aged sylvicultural system section Coppice system Diakses pada 06 II 2020 a b c Short I amp J Campion 2014 Coppice with standards An old silvicultural system with new potential Forestry amp Energy Vol 4 1 42 44 Spring Summer 2014 pada ResearchGate a b c Adinugraha H A amp Mahfudz 2014 Pengembangan teknik perbanyakan vegetatif tanaman jati pada hutan rakyat Jurnal WASIAN Vol 1 1 39 44 Pramono A A I Heriansyah N Widyani M A Fauzi G E Sabastian A G Ahmad t t Penunggalan Singling Jati Proyek Pengembangan Hutan Jati Rakyat ACIAR leaflet World Agroforestry Center amp Winrock International Pramono A A M A Fauzi N Widyani I Heriansyah J M Roshetko 2010 Pengelolaan hutan jati rakyat panduan lapangan untuk petani Bogor Center for International Forestry Research ISBN 978 602 8693 19 6 Purwanta S P Sumantoro H D Setyaningrum C Saparinto 2015 Budi Daya amp Bisnis Kayu Jati Jakarta Penebar Swadaya ISBN 978 979 002 633 3 a b c UK Forest Research Coppice systems Diakses pada 06 II 2020 a b Maryudi A amp Ani A Nawir 2017 Hutan rakyat di simpang jalan Jogyakarta UGM Press xiv 306 hlm ISBN 978 602 386 258 0 nbsp Artikel bertopik kehutanan ini adalah sebuah rintisan Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya lbs Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Trubusan silvikultur amp oldid 24111320