www.wikidata.id-id.nina.az
Dayak Jangkang adalah sebuah kelompok etnis Dayak di Provinsi Kalimantan Barat Indonesia Dayak Jangkang adalah bagian dari rumpun Bidayuh yang mendiami seluruh desa di Kecamatan Jangkang sebagian kecamatan Bonti dan Mukok Kabupaten Sanggau Populasinya ditengarai berjumlah 44 000 jiwa 1 Dayak JangkangUpacara adat JangkangSebuah upacara adat oleh Dayak Jangkang yang berinkulturasi dengan kepercayaan Katolik Daerah dengan populasi signifikanSanggau Kalimantan BaratBahasaJangkangAgamaKatolik ProtestanKelompok etnik terkaitBidayuh Daftar isi 1 Asal usul 1 1 Kelompok 1 2 Persebaran 2 Bahasa 3 Agama 4 Sosial dan ekonomi 5 Mata pencaharian 6 Adat dan budaya 6 1 Olahraga 6 2 Rumah adat 6 3 Masakan khas 7 Catatan 8 ReferensiAsal usulMenurut legenda yang diyakini turun temurun Dayak Jangkang merupakan pecahan dari rombongan Dara Nante dan Babai Cinga Dalam perjalanan mencari suaminya Babai Cinga rombongan Dara Nante mengalami hambatan di muara Sungai Sekayam Setelah beberapa hari coba mengatasi kesulitan mereka pun akhirnya dapat meneruskan perjalanan kembali menyusuri Sungai Sekayam Setelah sekian lama berlayar ketika menemui anak Sungai Entabai firasatnya langsung ingin menyusuri anak sungai tersebut Semakin ke hulu rombongan lalu berhenti di hulu Sungai Entabai dan berlabuh di sebuah kampung bernama Tampun Juah Di Tampun Juah inilah Dara Nante bertemu dengan suaminya Babai Cinga Setelah beberapa hari bertemu rombongan Dara Nante kembali ke Sanggau menuju kampung Labai meninggalkan Babai Cinga Perpisahan mereka ditengarai karena panggilan tugas masing masing Tampun Juah semakin hari semakin berkembang menjadi pemukiman yang ramai Setelah ramai timbul persoalan persoalan sosial ekonomi yang rumit sehingga timbul masalah 2 Dalam upaya keluar dari Tampun Juah dan mencari daerah baru karena suatu serangan dari luar rombongan penduduk bekas kampung Tampun Juah berlayar menuju hilir mengikuti aliran air Sungai Sekayam Di badan sungai Sekayam ada sebuah sungai yang mengalir dari pegunungan di hulu di wilayah Ketori saat ini yaitu Sungai Mengkiang Rombongan pun bergerak menyusuri sungai tersebut dengan melawan arus dan kemudian mendirikan pemukiman di muara sungai kecil yang diberi nama Sungi Sobut Sungai Sebut Pemukiman tersebut berkembang dan menjadi persinggahan banyak orang sehingga tempat itu disebut Balai Sebut yang kini menjadi ibukota Kecamatan Jangkang 2 Dari Balai Sebut beberapa keluarga berladang dari muara Sungai Ence tidak jauh dari Balai Sebut dan semakin ke hulu lagi Di sepanjang daerah ini banyak tumbuh pohon tekam yang sangat baik untuk bangunan karena dagingnya keras salah satu jenisnya adalah tokapm jangkang Ada sealir anak sungai di daerah itu pula yang dinamakan Sungi Jongkang sehingga wilayah tersebut dinamakan Jongkang Bonua yang kini dikenal sebagai desa Jangkang Benua Penduduk yang mendirikan pemukiman di wilayah ini kemudian disebut orang Jongkang Benua atau Bi Jongkang 2 Kelompok Dayak Jangkang terdiri atas 11 subkelompok sebagai berikut Suku Jangkang Suku Engkarong Suku Ensanong Suku Hulu Tanjung Suku Darok Suku Sum Suku Muduk Suku Selayang Suku Mayau Suku Kopa Campuran suku Jangkang Engkarong dan Hulu TanjungPersebaran Adapun Dayak Jangkang tersebar di beberapa dusun dan desa di Kabupaten Sanggau dan dibagi menjadi subkelompok berikut Subkelompok Suku Jangkang merupakan mayoritas Umumnya mereka mendiami bagian utara Jangkang Benua seperti Kobangk Landau Parus Tanggung Engkolai Benuang Kawai Sebao Tumbuk Pisang Rosak Entawa Teriang dan Ketori a Subkelompok Suku Engkarong mendiami kampung Sekantot Semombat Lalang Uru Tanjung Bara Tekorong Emporas Balai dan Riban Subkelompok Suku Ensanong mendiami kampung Terati Parai Sererek Pelanduk Dasan Ndoya Robia dan Engguri Subkelompok Suku Hulu Tajung mendiami kampung Peruntan Sape Dangku Kabalau Sebuda Boyok Sungai Omang Seribot Bengap dan Muara Tingan Subkelompok Suku Kembayan mendiami seluruh bagian kecamatan Kembayan dan Noyan Subkelompok Suku Darok mendiami kampung Darok Ginis dan Bungok Subkelompok Suku Sum mendiami kampung Sum Bantai Bangau Majel Rondam Muan Monum dan Jamu Subkelompok Suku Muduk mendiami kampung Mua Empodis Tapa Entayan Nibuk dan Nala Subkelompok Suku Selayang mendiami kampung Sinu dan Petuo Subkelompok Suku Mayau mendiami kampung Kotup Tebilai dan sebagian kampung Engkadot Subkelompok Suku Kopa mendiami kampung Empiyang Empoyu Padek Sebotuh Muara Ronai Tunggul Boyok Kolo Norma Bedigung dan sebagian kampung Engkadot Adapun sisanya merupakan campuran dari subkelompok suku Jangkang Engkarong dan Hulu Tanjung Kelompok ini terutama bermukim di Sabangk Tobuas Sontowa Somukao Jamu Sokampet Somirau dan Nsibau BahasaBahasa Dayak Jangkang dikenal sebagai bahasa Bekidoh yang secara harfiah berarti tidak ada Maksudnya siapa saja penutur atau orang yang memahami Bekidoh dianggap sebagai penutur bahasa Dayak Jangkang Dari struktur tidak banyak perbedaan dengan bahasa rumpun besarnya yakni Bidayuh hanya perbedaan dialek saja 1 AgamaMayoritas penduduk masyarakat Jangkang menganut agama Katolik yang diperkenalkan oleh misionaris Ordo Kapusin yakni Pater Fridolinus OFM CAP sejak tahun 1934 3 Sebelum misi Katolik tiba di wilayah Jangkang penduduk setempat menganut agama asli tradisional nenek moyang 4 Simbol simbol agama asli seperti pantak patung korban berupa hewan sesajen dan patung penjaga kampung yang dipasang pada jalan sebelum masuk suatu kampung digantikan dengan simbol simbol Katolik Akan tetapi berbeda dengan Kristen Protestan yang pada umumnya menolak dan membuang simbol simbol budaya leluhur Gereja Katolik sangat menghargai budaya setempat dengan inkulturasi Di wilayah Kecamatan Jangkang dapat disaksikan jika masuk suatu kampung berdiri salib Ornamen gedung gereja interior maupun liturginya berciri khas seni budaya setempat Gereja Katolik juga beperan di dalam mendidik para katekis guru agama dan calon biarawan wati di dalam menjadikan gereja setempat sebagai gereja yang mandiri antara lain dengan mendirikan sekolah misi dan menyekolahkan anak anak Dayak setempat ke lembaga pendidikan Katolik seperti Nyarumkop dan Sekadau 5 Sosial dan ekonomiKehidupan sosial masyarakat Jangkang saat ini masih cukup kuat karena adat masih dijalankan dengan baik Dewan Adat Dayak Kecamatan Jangkang telah mengodifikasi Hukum Adat Kecamatan Jangkang yang dapat digunakan untuk penyelesaian hukum dan berbagai kasus moral dan kriminal sehari hari Dayak Jangkang punya moto Adat nya bopugokng ukupm nya bolinokng adat adalah pedoman hidup hukum dan ketetapan untuk berlindung 6 Ekonomi Dayak Jangkang saat ini boleh dikatakan cukup baik Kesuburan tanah dan melimpahnya hasil bumi membuat penduduk hidup berkecukupan Hasil perkebunan berupa karet lada sawit serta dari hasil sawah dan ladang cukup untuk menghidupi penduduk Warung warung dan toko toko di ibukota kecamatan Balai Sebut dan di sentra ekonomi seperti di Mongkau dan Jangkang didominasi penduduk asli 6 Mata pencaharianDari sisi mata pencaharian Dayak Jangkang pada umumnya berprofesi sebagai pegawai negeri guru dosen pegawai swasta buruh pabrik mandor di perkebunan sawit pedagang pengusaha pandai besi biarawan wati hingga politikus Tidak sedikit warga Dayak Jangkang yang merantau ke luar daerah bahkan beberapa di Jawa dan tinggal di Kota Jakarta 1 Adat dan budayaOlahraga Di samping sebagai wujud seni Pangka Gasing main gasing juga merupakan bentuk olah raga di kalangan Dayak Jangkang Selain itu main tucet menggunakan potongan kayu tanah dilubangi dipukul hingga jauh sembari berlari dan dikejar main jingke main lari sembunyi seperti petak umpet dan bobulet pada musim menugal dengan arang menghitamkan wajah seseorang sembari kejar lari 7 Rumah adat Rumah Panjang adalah rumah adat Dayak Jangkang Pada zaman Orde Baru Rumah Panjang mengalami degradasi dengan instruksi bahwa rumah panjang harus dibongkar semua dengan alasan kesehatan dan keamanan seperti contohnya rawan terbakar 7 Masakan khas Masakan khas Dayak Jangkang biasanya menggunakan media bambu seperti lemang ketan di masak dalam buluh pansuh makanan dimasak dalam buluh dan bingka kue bakar dari bahan ubi kayu Ada pula makanan khas Dayak Jangkang hasil fermentasi seperti tempoyak pekasam daging yang difermentasi salai daging asap dan belongsong ikan yang diasinkan poda ikan yang difermentasi dengan asam kandis dan rebung asam 8 Catatan Sejatinya secara dialek kampung kampung yang agak jauh dari Jangkang seperti Kawai Sebao Tumbuk Pisang Rosak Entawa Teriang kecuali Ketori berbeda dengan Jangkang Penutur Dayak Djo ini disebut Bi Tojok orang ujung Mereka cenderung mengayun ngayunkan ujung kata dan kalimat Misalnya omo kamu dilafalkan omuo onih apa dilafalkan onieh dan sebagainya Khusus Ketori karena pendiri kampung ini langsung dari Kobang bawaan asli Jangkang Kobang masih sangat kental 1 ReferensiCatatan kaki a b c d Masri 2010 a b c Lontaan 1975 Joshuaproject Boelaars 1975 hlm 25 26 Herman Josef 1992 hlm 178 188 a b Lonsen Sareb 2018 a b Lonsen Sareb 2018 hlm 60 61 Lonsen Sareb 2018 hlm 62 Daftar pustakaLontaan J U 1975 Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Daerah Kalimantan Barat Pontianak Pemda Tingkat I Kalbar Boelaars OFM Cap dkk 1975 Sejarah dan Profil Paroki Jangkang Jakarta Pusat Penelitian Atmajaya Van Hulten Herman Josef 1992 Hidupku di antara Suku Daya Jakarta Grasindo Sareb Putra Masri 2010 Dayak Djongkang Tangerang UMN Press Makna di Balik Teks yang Melabeli Dayak sebagai Etnis Headhunter Jurnal Communication Spectrum Vol 1 No 2 Agustus 2011 Januari 2012 Parameter first1 tanpa last1 di Authors list bantuan Periksa nilai tanggal di date bantuan Lonsen F X Sareb L C 2018 Saputra Fidelis ed Hukum Adat Dayak kecamatan Jangkang Palangka Raya Lembaga Literasi Dayak LLD ISBN 978 979 22 6767 9 Land Dayak Djongkang in Indonesia joshuaproject net dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 27 Juni 2020 nbsp Artikel bertopik kelompok etnik ini adalah sebuah rintisan Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya lbs Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Suku Dayak Jangkang amp oldid 23894437