www.wikidata.id-id.nina.az
Sejarah Sarawak bermula pada zaman paleolitikum pada 40 000 tahun yang lalu dimana bukti terawal pemukiman manusia ditemukan di gua gua Niah Serangkaian keramik Tionghoa yang berasal dari abad ke 18 sampai ke 13 Masehi diangkat di situs arkeologi Santubong Kawasan pesisir Sarawak berada di bawah pengaruh Kekaisaran Brunei pada abad ke 16 Pada 1839 James Brooke seorang penjelajah Inggris mula mula datang ke Sarawak Sarawak kemudian diperintah oleh keluarga Brooke antara 1841 dan 1946 Pada Perang Dunia II wilayah tersebut diduduki oleh Jepang selama tiga tahun Setelah perang Rajah Putih terakhir Charles Vyner Brooke menyerahkan Sarawak kepada Inggris dan pada 1946 wilayah tersebut menjadi Koloni Mahkota Inggris Pada 22 Juli 1963 Sarawak meraih kemerdekaan dari Inggris Setelah itu wilayah tersebut menjadi salah satu anggota pendiri Federasi Malaysia yang didirikan pada 16 September 1963 Namun federasi tersebut ditentang oleh Indonesia dan hal tersebut berujung pada konfrontasi Indonesia Malaysia selama tiga tahun Dari 1960 sampai 1990 Sarawak mengalami pemberontakan komunis Daftar isi 1 Prasejarah 2 Kekaisaran Brunei 3 Dinasti Brooke 4 Pendudukan Jepang dan pembebasan Sekutu 5 Koloni mahkota Inggris 6 Kemerdekaan dan Federasi Malaysia 7 Catatan 8 ReferensiPrasejarah suntingArtikel utama Malaysia prasejarah nbsp Bagian utama Gua Gua Niah Para pemukim pertama yang mengunjungi Mulut Barat Gua Gua Niah berjarak 110 kilometer 68 mi dari barat daya Miri 1 40 000 tahun yang lalu saat Borneo terhubung dengan daratan utama Asia Tenggara Lanskap di sekitar Gua Gua Niah lebih kering dan lebih terekspos ketimbang sekarang Pada zaman prasejarah Gua Gua Niah dikelilingi oleh kombinasi hutan tertutpup dengan semak taman rawa dan sungai Para pemukim dapat bertahan hidup di hutan hujan melalui berburu memancing dan meramu moluska dan tumbuhan tumbuhan pangan 2 Ini dibuktikan dari penemuan tengkorak manusia modern yang dijuluki Tengkorak Dalam di sebuah kedalaman yang digali oleh Tom Harrisson pada 1958 1 3 penemuan tersebut juga merupakan tengkorak manusia modern tertua di Asia Tenggara 4 Tengkorak tersebut diyakini berasal dari seorang gadis remaja berusia 16 sampai 17 tahun 2 Situs situs penguburan Mesolitikum dan Neolitikum juga ditemukan 5 Wilayah di sekitaran Gua Gua Niah telah dijadikan Taman Nasional Niah 6 Situs arkeologi lainnya ditemukan di wilayah tengah dan selatan Sarawak Ekskavasi lainnya yang dilakukan oleh Tom Harrisson pada 1949 mengangkat serangkaian keramik Tiongkok di Santubong dekat Kuching yang berasal dari zaman dinasti Tang dan Song pada abad ke 8 sampai ke 13 Masehi Diyakini Santubong telah menjadi pelabuhan penting di Sarawak pada masa tersebut namun kepentingannya menurun pada masa Dinasti Yuan dan pelabuhan tersebut gulung tikar pada zaman Dinasti Ming 7 Situs arkeologi lainnya di Sarawak berada di distrik Kapit Song Serian dan Bau 8 Kekaisaran Brunei sunting nbsp Pemandangan sungai dari lepas jangkar Sarawak Borneo c 1800an Lukisan dari National Maritime Museum London Pada abad ke 16 wilayah Kuching 9 yang dikenal oleh para kartografer Portugis sebagai Cerava menjadi salah satu dari lima pelabuhan besar di pulau Borneo 10 Wilayah tersebut berada di bawah pengaruh Kekaisaran Brunei dan pemerintahannya sendiri berada di bawah pimpinan Sultan Tengah 11 Pada awal abad ke 19 Sarawak menjadi teritorial yang kurang terperintah di bawah kekuasaan Kesultanan Brunei Kekaisaran Brunei hanya memerintah di sepanjang kawasan pesisir Sarawak yang dipegang oleh para pemimpin Melayu semi independen Sehingga wilayah dalam Sarawak utamanya didominasi suku suku yang terdiri dari suku Iban Kayan dan Kenyah yang agresif dalam ekspansi teritorial mereka 12 Setelah penemuan tambang entimon di kawasan Kuching Pangeran Indera Mahkota perwakilan Sultan Brunei mulai mengembangkan wilayah tersebut antara 1824 dan 1830 Saat produksi antimon meningkat Kesultanan Brunei meraih pajak tinggi dari Sarawak hal ini berujung kepada ketegangan dan pertikaian saudara 13 Pada 1839 Sultan Omar Ali Saifuddin II 1827 1852 Sultan Brunei memerintahkan Pangeran Muda Hashim paman Sultan Brunei untuk mengembalikan keadaan Peristiwa tersebut terjadi saat James Brooke penjelajah Inggris datang ke Sarawak dan Pangeran Muda Hashim meminta bantuan dalam hak materi namun Brooke menolaknya 14 Namun ia sepakat untuk permintaan tersebut pada kunjungan berikutnya ke Sarawak pada 1841 Pangeran Muda Hashim menandatangani sebuah traktat pada 1841 yang menyerahkan Sarawak kepada Brooke Pada 24 September 1841 15 Pangeran Muda Hashim memberikan gelar gubernur kepada James Brooke Pelantikan tersebut kemudian dikonfirmasikan oleh Sultan Brunei pada Juli 1842 Pada Oktober 1843 James Brooke memutuskan untuk mengambil satu langkah tambahan dan mengangkat Pangeran Muda Hashim dalam Dewan Brunei Court sesiao dengan nasihat Hashim kepada Brooke Dewan Brunei tak senang dengan pelantikan Hashim dan memerintahkan pemilihannya yang berujung dengan kematiannya pada 1845 Akibatnya James Brooke membombardir ibu kota Brunei Sultan Brunei memutuskan untuk mengirim sebuah surat permintaan maaf kepada Ratu Viktoria dan mengakui posisi James Brooke di Sarawak dan hak hak pertambangannya tanpa membayar upeti kepada Dewan Brunei 16 Pada 1846 Brooke secara efektif menjadi Rajah Sarawak dan mendirikan Dinasti Rajah Putih Sarawak setelah kematian Pangeran Muda Hashim 17 18 Dinasti Brooke suntingArtikel utama Kerajaan Sarawak dan Rajah Putih nbsp Sir James Brooke Rajah Sarawak pertama Brooke memerintah wilayah tersebut dan meluaskannya ke wilayah utara sampai ia meninggal pada 1868 Ia digantikan oleh keponakannya Charles Anthoni Johnson Brooke yang digantikan oleh putranya Charles Vyner Brooke pada kondisi Charles harus memerintah atas saran dari saudara Vyner Brooke Bertram Brooke 19 James dan Charles Brooke menandatangani traktat traktat dengan Brunei sebagai sebuah strategi untuk meluaskan perbatasan perbatasan wilayah Sarawak Pada 1861 wilayah Bintulu diserahkan kepada James Brooke Pada 1883 Sarawak meluas sampai Sungai Baram dekat Miri Limbang diakuisisi pada 1885 dan kemudian dimasukkan dalam wilayah Sarawak pada 1890 Perluasan Sarawak selesai pada 1905 saat Lawas diserahkan kepada pemerintah Brooke 20 21 Sarawak dibagi dalam lima divisi berdasarkan pada perbatasan wilayah dari wilayah yang diakuisisi oleh keluarga Brookes sepanjang tahun Setiap divisi dikepalai oleh seorang Residen 22 Sarawak diakui sebagai sebuah negara independen oleh Amerika Serikat pada 1850 dan Britania Raya pada 1864 Negara tersebut mengeluarkan mata uang pertamanya sebagai dolar Sarawak pada 1858 23 Namun dalam konteks Malaysia Brooke dipandang sebagai penjajah 24 nbsp Sebuah perangko pembayaran Sarawak 1888 yang menampilkan gambar Charles Brooke Dinasti Brooke memerintah Sarawak selama seratus tahun sebagai Rajah Putih 25 Dinasti tersebut mengadopsi kebijakan paternalisme untuk melindungi kepentingan penduduk asli dan seluruh kesejahteraan mereka Pemerintah Brooke mendirikan sebuah Dewan Tinggi yang terdiri dari para pemimpin Melayu yang menasihati Rajah pada seluruh aspek pemerintahan 26 Pertemuan Dewan Umum pertama diadakan di Bintulu pada 1867 Dewan Tinggi adalah majelis legislatif negara tertua di Malaysia 27 Sementara itu suku Iban dan suku suku Dayak lainnya dinaungi sebagai militia 28 Dinasti Brooke juga mengadakan imigrasi pedagang Tionghoa untuk pengembangan ekonomi khususnya sektor pertambangan dan pertanian 26 Kapitalis Barat ditolak untuk memasuki negara tersebut sementara misionaris Kristen ditoleransi 26 Pembajakan perbudakan dan pemburuan kepala juga dilarang 29 Borneo Company Limited dibentuk pada 1856 Perusahaan tersebut terlibat dalam sebagian besar bisnis di Sarawak seperti perdagangan perbankan pertanian eksplorasi mineral dan pengembangan 30 James Brooke awalnya tinggal di sebuah rumah Melayu yang dibangun di Kuching Pada 1857 para penambang emas Tionghoa Hakka dari Bau di bawah kepemimpinan Liu Shan Bang menghancurkan tempat tinggal Brooke James Brooke melarikan diri dan membentuk pasukan yang lebih besar bersama dengan Charles Brooke 31 dan para pendukung Malayo Ibannya 26 Beberapa hari kemudian tentara Brooke berhasil memotong rute pelarian para pemberontak Tionghoa yang dihabisi setelah dua bulan pertikaian 32 Keluarga Brooke kemudian membangun sebuah rumah pemerintahan baru di pinggiran Sungai Sarawak Kuching yang sekarang dikenal sebagai Astana 33 34 Sebuah faksi anti Brooke di Pemerintahan Brunei menyerah pada 1860 di Mukah Pemberontakan terkenal lainnya yang berhasil ditumpas oleh keluarga Brooke meliputi orang orang yang dipimpin oleh seorang kepala suku Iban Rentap 1853 1863 dan seorang pemimpin Melayu bernama Syarif Masahor 1860 1862 26 Akibatnya serangkaian benteng dibangun di sekitaran Kuching untuk melindungi kekuasaan Rajah Benteng benteng tersebut meliputi Benteng Margherita yang diselesaikan pada 1879 34 Pada 1891 Charles Anthoni Brooke mendirikan Museum Sarawak museum tertua di Borneo 34 35 Pada 1899 Charles Anthoni Brooke menjinakkan peperangan antar suku di Marudi Pada 1910 sumur minyak pertama dibor di Sarawak Galangan dok Brooke dibuka pada 1912 Anthony Brooke lahir pada tahun yang sama dan menjadi Rajah Muda pada 1939 36 Pada 1941 pada perayaan keseratus pemerintahan Brooke di Sarawak konstitusi baru diperkenalkan untuk membatasi kekuasaan Rajah dan memperbolehkan orang Sarawak unbtuk memainkan peran yang lebih besar dalam memfungsikan pemerintah 37 Namun konstitusi tersebut mengandung iregularitas termasuk sebuah perjanjian rahasia yang dibuat antara Charles Vyner Brooke dan para pejabat pemerintah Inggris dimana Vyner Brooke menyerahkan Sarawak sebagai Koloni Mahkota Britania dalam mengembalikan kompensasi keuangan kepadanya dan keluarganya 25 38 Pendudukan Jepang dan pembebasan Sekutu suntingArtikel utama Pendudukan Jepang di Borneo Britania dan Kampanye Borneo 1945 nbsp Pemandangan udara kamp tahanan perang Batu Lintang foto diambil pada atau setelah 29 Agustus 1945 nbsp Upacara penyerahan resmi Jepang kepada pasukan Australia di Kuching pada 11 September 1945 Pemerintahan Brooke di bawah kepemimpinan Charles Vyner Brooke mendirikan beberapa bandar udara di Kuching Oya Mukah Bintulu dan Miri untuk persiapan dalam peristiwa perang Pada 1941 Inggris menarik pasukan pertahannnya dari Sarawak dan kembali ke Singapura Karena Sarawak menjadi tidak terjaga rezim Brooke memutuskan untuk mengadopsi kebijakan bumi hangus dimana instalasi instalasi minyak di Miri akan dihancurkan dan pangkalan udara Kuching dipertahankan selama mungkin sebelum kemudian dihancurkan Sementara itu pasukan Jepang memutuskan untuk menyerbu Borneo Britania untuk mempertahankan sisi timur mereka dalam Kampanye Malaya dan untuk memfasilitasi invasi mereka ke Sumatra dan Jawa Barat Sebuah pasukan invasi Jepang yang dipimpin oleh Kiyotake Kawaguchi mendarat di Miri pada 16 Desember 1941 dalapan hari dalam Kampanye Malaya dan menaklukan Kuching pada 24 Desember 1941 Pasukan Inggris yang dipimpin oleh Letnan Kolonel C M Lane memutuskan untuk retret ke Singkawang di Borneo Belanda yang berbatasan dengan Sarawak Setelah sepuluh minggu bertempur di Borneo Belanda pasukan Sekutu menyerah pada 1 April 1942 39 Saat Jepang menginvasi Sarawak Charles Vyner Brooke telah pergi ke Sydney Australia sementara para perwiranya ditangkap oleh Jepang dan dimasukkan ke kamp Batu Lintang 40 Sarawak masih menjadi bagian dari Kekaisaran Jepang selama tiga tahun delapan bulan Sarawak bersama dengan Borneo Utara dan Brunei membentuk sebuah unit administratif tunggal yang bernama Kita Boruneo Borneo Utara 41 di bawah Angkatan Darat ke 37 Jepang yang bermarkas besar di Kuching Sarawak terbagi dalam tiga provinsi yakni Kuching shu Sibu shu dan Miri shu yang masing masing berada di bawah kepemimpinan Gubernur Provinsial Jepang mereka masing masing Pada dasarnya Jepang masih memakai mesin administratif pra perang dan memangku Jepang untuk posisi pemerintahan Pemerintahan dalam negeri Sarawak terdiri dari kepala desa dan polisi penduduk asli di bawah pimpinan Jepang Meskipun orang Melayu biasanya bersikap baik terhadap Jepang suku suku asli lainnya seperti Iban Kayan Kenyah Kelabit dan Lun Bawang memandang buruk mereka karena kebijakan kebijakan seperti buruh paksa pemaksaan mengirimkan kebutuhan makanan dan penyiataan senjata api Jepang tidak menyediakan kekuatan besar dalam melumpuhkan penduduk Tionghoa karena Tionghoa di negara bagian tersebut umumnya apolitis Namun sejumlah besar Tionghoa berpindah dari kawasan pedesaan ke wilayah yang kurang terakses untuk menghindari kontak dengan Jepang 42 Pasukan Sekutu kemudian membentuk Unit Khusus Z untuk menyabotase operasi operasi Jepang di Asia Tenggara Bermula pada Maret 1945 para komandan Sekutu diterjunkan ke hutan hutan Borneo dan mendirikan beberapa markas di Sarawak di bawah sebuah operasi yang bernama kode Semut Ratusan orang asli dilatih untuk meluncurkan pemberontakan melawan Jepang Intelijensi yang dikumpulkan dari operasi tersebut membantu pasukan Sekutu yang dikepalai oleh Australia untuk menaklukan kembali Borneo pada Mei 1945 melalui Operasi Oboe Six 43 Hal ini berujung pada menyerahnya Jepang kepada pasukan Australia pada 10 September 1945 di Labuan 44 45 disusul oleh upacara penyerahan resmi di Kuching di atas Corvette Australia HMAS Kapunda pada hari berikutnya 46 Sarawak kemudian ditempatkan di bawah Pemerintahan Militer Inggris sampai April 1946 47 Koloni mahkota Inggris suntingArtikel utama Koloni Mahkota Sarawak dan Gerakan Anti Penyerahan Sarawak nbsp Unjuk rasa Anti Penyerahan di Sarawak Setelah perang pemerintah Brooke tidak berniat membangun kembali Sarawak Charles Vyner Brooke juga tak mengkehendaki pengambilalihan kekuasaannya kepada pewaris tahtanya Anthony Brooke keponakannya putra tunggal Bertram Brooke karena perbedaan tajam antara mereka 12 Di samping itu istri Vyner Brook Sylvia Brett juga berusaha untuk mendiskreditkan Anthony Brooke sesambil berupaya agar putrinya sendiri mendapatkan tahta tersebut Sehingga Vyner Brooke memutuskan untuk menyerahkan kedaulatan Sarawak kepada Mahkota Inggris 38 Undang Undang Penyerahan dibuat di Dewan Negri sekarang Majelis Legislatif Negara Bagian Sarawak dan debat berlangsung selama tiga hari Undang Undang tersebut disahkan pada 17 Mei 1946 dengan suara mayoritas 19 lawan 16 suara Para pendukung undang undang tersebut kebanyakan adalah para pejabat Eropa sementara orang orang Melayu menentang undang undang tersebut Hal ini menyebabkan ratusan PNS Melayu mengundurkan diri sebagai bentuk protes merebakkan gerakan anti penyerahan dan pembunuhan gubernur kolonial kedua Sarawak Sir Duncan Stewart oleh Rosli Dhobi 48 Anthony Brooke menentang penyerahan teritorial Rajah kepada Mahkota Inggris Sehingga ia ikut dalam kelompok anti penyerahan di Sarawak khususnya setelah pembunuhan Sir Duncan Stewart 49 Anthony Brooke melanjutkan klaim kedaulatan sebagai Rajah Sarawak bahkan setelah Sarawak menjadi sebuah koloni Mahkota Inggris pada 1 Juli 1946 38 Karena itu ia diusir dari Sarawak oleh pemerintah kolonial 26 dan baru diperbolehkan kembali pada 17 tahun berikutnya untuk kunjungan nostalgia saat Sarawak menjadi bagian dari Malaysia 50 Pada 1950 seluruh gerakan anti penyerahan di Sarawak diredam oleh pemerintah kolonial 12 Pada 1951 Anthony mencairkan kembali seluruh klaim klaimnya terhadap tahta Sarawak setelah ia menggunakan tuntutan hukum terakhirnya di Dewan Penasihat 50 Kemerdekaan dan Federasi Malaysia suntingArtikel utama Konfrontasi Indonesia Malaysia nbsp Tan Sri Datuk Amar Stephen Kalong Ningkan mendeklarasikan pembentukan Federasi Malaysia pada 16 September 1963 Pada 27 Mei 1961 Tunku Abdul Rahman perdana menteri Federasi Malaya mengumumkan sebuah rencana untuk membentuk federasi yang lebih besar bersama dengan Singapura Sarawak Sabah dan Brunei yang disebut Malaysia Rencana tersebut menyebabkan para pemimpin lokal di Sarawak waspada terhadap niat Tunku dalam pandangan perbedaan besar dalam pengembangan sosioekonomi di negara negara Borneo Hal tersebut menjadi kekhawatiran besar yang tanpa lembaga politik yang kuat negara negara Borneo akan menjadi subyek kolonisasi Malaya Sehingga berbagai partai politik di Sarawak didirikan untuk melindungi kepentingan komunitas yang mereka wakili Pada 17 Januari 1962 Komisi Cobbold dibentuk untuk menggerakan dukungan Sarawak dan Sabah terhadap federasi tersebut Antara Februari dan April 1962 komisi tersebut mendatangkan lebih dari 4 000 orang dan meraih 2 200 memoranda dari berbagai kelompok Komisi tersebut dilaporkan membagi dukungan terhadap penduduk Borneo Namun Tunku menyatakan bahwa jumlah dukungannya sejumlah 80 persen untuk federasi tersebut 51 52 Sarawak membuat sebuah perjanjian 18 poin untuk mengamankan kepentingannya di federasi tersebut Pada 26 September 1962 Dewan Negri Sarawak mengesahkan sebuah resolusi yang mendukung federasi tersebut dengan sebuah kondisi yang kepentingam orang Sarawak tidak akan kompromikan Pada 23 Oktober 1962 lima partai politik di Sarawak membentuk sebuah front persatuan yang mendukung pembentukan Malaysia 53 Sarawak resmi meraih kemerdekaan pada 22 Juli 1963 54 55 56 dan kemudian membentuk federasi Malaysia dengan Malaya Borneo Utara Britania dan Singapura pada 16 September 1963 57 58 nbsp Sarawak Rangers yang terdiri dari suku Iban melompat dari helikopter Bell UH 1 Iroquois Angkatan Udara Kerajaan Australia untuk mempertahankan perbatasan Malaysia Thailand dari serangan gerilya potensial pada 1965 dua tahun sebelum dimulainya pemberontakan komunis kedua di Semenanjung Malaya pada 1968 Federasi Malaysia mengadapi penentangan dari Filipina Indonesia Partai Rakyat Brunei dan Organisasi Komunis Clandestine OKC Filipina dan Indonesia mengklaim bahwa Inggris akan me neokolonialisme kan negara negara Borneo melalui federasi tersebut 59 Sementara itu A M Azahari pemimpin Partai Rakyat Brunei mengadakan Pemberontakan Brunei pada Desember 1962 dalam rangka menolak federasi Malaysia 60 Azahari mengambil wilayah Limbang dan Bekenu sebelum dikalahkan oleh pasukan militer Inggris yang dikirim dari Singapura Mengklaim bahwa pemberontakan Brunei adalah bukti penentangan solid terhadap federasi Malaysia Presiden Indonesia Sukarno memerintahkan sebuah konfrontasi militer dengan Malaysia mengirim para sukarelawan bersenjata dan kemudian pasukan militer ke Sarawak Sarawak menjadi flashpoint pada masa konfrontasi Indonesia Malaysia antara 1962 dan 1966 61 62 Konfrontasi semacam itu meraih dukungan kecil dari orang orang Sarawak kecuali untuk OKC Ribuan anggota OKC datang ke Kalimantan dan dilatih oleh Partai Komunis Indonesia Pada masa konfrontasi tersebut sekitar 10 000 sampai 150 000 pasukan Inggris ditempatkan di Sarawak bersama dengan pasukan Australia dan Selandia Baru Saat Suharto menggantikan Sukarno sebagai presiden Indonesia negosiasi dimulai kembali antara Malaysia dan Indonesia yang berujung pada akhir konfrontasi pada 11 Agustus 1966 Pada 1967 sebuah perjanjian baru ditandatangani yang meminta siapapun yang berharap untuk melintasi perbatasan Sarawak Kalimantan untuk melakukan pengecekan di pos kontrol perbatasan 59 Setelah pembentukan Republik Rakyat Tiongkok pada 1949 ideologi Maoisme mulai memprenetrasi sekolah sekolah Tionghoa di Sarawak Kelompok komunis pertama di Sarawak dibentuk pada 1951 yang bermula di SMP Chung Hua Kuching Kelompok tersebut digantikan oleh Liga Pembebasan Sarawak LPS pada 1954 juga dikenal sebagai OKS oleh sumber sumber pemerintah Aktivitasnya menyebar dari sekolah ke serikat dagang dan petani Aktivitias OKS umumnya terkonsentrasi di wilayah selatan dan tengah Sarawak Kelompok tersebut juga berhasil mempenetrasikan sebuah partai politik bernama Partai Persatuan Rakyat Sarawak PPRS OKS berusaha untuk mewujudkan sebuah negara komunis di Sarawak melalui jalur konstitusional namun pada masa konfrontasi kelompok tersebut melakukan perjuangan bersenjata melawan pemerintah 12 Weng Min Chyuan dan Bong Kee Chok adalah dua pemimpin terkenal OKS Setelah itu pemerintah Sarawak mulai mendirikan Desa Desa Baru di sepanjang jalan Kuching Serian untuk menghindari masyarakat dari bantuan komunis OKS secara resmi membentuk Partai Komunis Kalimantan Utara PKKU pada 1970 Pada 1973 Bong menyerah kepada ketua menteri Abdul Rahman Ya kub hal tersebut secara signifikan mengurangi kekuatan partai komunis Namun Weng yang memimpin OKS dari Tiongkok sejak pertengahan 1960an menyerukan perjuangan bersenjata melawan pemerintah yang setelah 1974 berlanjut di Delta Rajang Pada 1989 Partai Komunis Malaya PKM menandatangani sebuah perjanjian perdamaian dengan pemerintah Malaysia Hal ini menyebabkan PKKU membuka kembali negosiasi dengan pemerintah Sarawak yang berujung pada perjanjian damai pada 17 Oktober 1990 Perdamaian direstorasi di Sarawak setelah kelompok akhir beranggotakan 50 gerilyawan komunis menurunkan senjata mereka 63 64 Catatan suntingReferensi sunting a b Niah National Park Early Human settlements Sarawak Forestry Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 February 2015 Diakses tanggal 23 March 2015 a b Faulkner Neil 7 November 2003 Niah Cave Sarawak Borneo Current World Archaeology Issue 2 Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 March 2015 Diakses tanggal 23 March 2015 History of the Great Cave of Niah Australian Broadcasting Corporation Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 November 2014 Diakses tanggal 23 March 2015 Niah Cave humanorigins si edu Smithsonian National Museum of Natural History Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 November 2013 Diakses tanggal 23 March 2015 Hirst K Kris Niah Cave Borneo Malaysia Anatomically modern humans in Borneo about com Archived from the original on 2013 11 05 Diakses tanggal 23 March 2015 Pemeliharaan CS1 Url tak layak link Niah National Park Miri Sarawak Tourism Board Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 December 2015 Diakses tanggal 26 December 2015 Zheng Dekun 1 January 1982 Studies in Chinese Archeology The Chinese University Press hlm 49 50 ISBN 978 962 201 261 5 Diakses tanggal 29 December 2015 In case of Santubong its association with T ang and Sung porcelain would necessary provide a date of about 8th 13th century A D Archeology Sarawak Muzium Department Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 October 2015 Diakses tanggal 28 December 2015 Broek Jan O M 1962 Place Names in 16th and 17th Century Borneo Imago Mundi 16 1 134 doi 10 1080 03085696208592208 JSTOR 1150309 Carena for Carena deep in the bight refers to Sarawak the Kuching area where there is clear archaeological evidence of an ancient trade center just inland from Santubong Donald F Lach 15 July 2008 Asia in the Making of Europe Volume I The Century of Discovery Book 1 University of Chicago Press hlm 581 ISBN 978 0 226 46708 5 Diakses tanggal 21 March 2016 but Castanheda lists five great seaports that he says were known to the Portuguese In his transcriptions they are called Moduro Marudu Cerava Sarawak Laue Lawai Tanjapura Tanjungpura and Borneo Brunei from which the island derives its name Rozan Yunos 28 December 2008 Sultan Tengah Sarawak s first Sultan The Brunei Times Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 April 2014 Diakses tanggal 3 April 2014 a b c d Alastair Morrison 1 January 1993 Fair Land Sarawak Some Recollections of an Expatriate Official SEAP Publications hlm 10 14 95 118 120 ISBN 978 0 87727 712 5 Diakses tanggal 29 October 2015 the great Iban and Kayan Kenyah migrations were taking place inland destroying or absorbing many of the former much less organised occupants of the land page 10 Although nominal control of Sarawak coast continued it came to exercised largely by semi independent Malay chiefs many of part Arab blood page 10 There has been serious differences between Rajah and his brother and nephew page 14 The first Communist group to be formed in Sarawak page 95 The first political party the Sarawak United Peoples Party SUPP page 118 By 1962 there were six parties page 119 Trudy Ring Noelle Watson Paul Schellinger 12 November 2012 Asia and Oceania International Dictionary of Historic Places SEAP Publications hlm 497 ISBN 978 0 87727 712 5 Diakses tanggal 29 October 2015 B A Hussainmiya 2006 The Brookes and the British North Borneo Company Brunei Revival of 1906 A popular history PDF Bandar Seri Begawan Brunei Press Sdn Bhd hlm 6 ISBN 99917 32 15 2 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2 December 2016 Diakses tanggal 2 December 2016 R Reece Empire in Your Backyard Sir James Brooke Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 March 2015 Diakses tanggal 29 October 2015 Graham Saunders 5 November 2013 A History of Brunei Routledge hlm 74 77 ISBN 9781136873942 Diakses tanggal 24 November 2016 James Leasor 1 January 2001 Singapore The Battle That Changed the World House of Stratus hlm 41 ISBN 978 0 7551 0039 2 Alex Middleton June 2010 Rajah Brooke and the Victorians The Historical Journal 53 2 381 400 doi 10 1017 S0018246X10000063 ISSN 1469 5103 Diakses tanggal 24 December 2014 Mike Reed Book review of The Name of Brooke The End of White Rajah Rule in Sarawak by R H W Reece Sarawak Literary Society 1993 sarawak com my Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 June 2003 Diakses tanggal 7 August 2015 James Stuart Olson 1996 Historical Dictionary of the British Empire Volume 2 Greenwood Publishing Group hlm 982 ISBN 978 0 313 29367 2 Diakses tanggal 29 October 2015 Brooke and his successors enlarged their realm by successive treaties of 1861 1882 1885 1890 and 1905 Chronology of Sarawak throughout the Brooke Era to Malaysia Day The Borneo Post 16 September 2011 Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 February 2015 Diakses tanggal 29 October 2015 1861 Sarawak is extended to Kidurong Point 1883 Sarawak extended to Baram River 1885 Acquisition of the Limbang area from Brunei 1890 Limbang added to Sarawak 1905 Acquisition of the Lawas Region from Brunei Lim Kian Hock 16 September 2011 A look at the civil administration of Sarawak The Borneo Post Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 February 2015 Diakses tanggal 21 November 2015 It seems the idea of dividing the state into divisions by the Brooke government was not implemented purely for administrative expediency but rather the divisions mark the new areas ceded by the Brunei government to the White Rajahs This explains why the original five divisions of the state were so disproportionate in size Cuhaj George S 2014 Standard Catalog of World Paper Money General Issues 1368 1960 F W Media hlm 1058 ISBN 978 1 4402 4267 0 Diakses tanggal 13 January 2016 Sarawak was recognised as a separate state by the United States 1850 and Great Britain 1864 and voluntarily became a British protectorate in 1888 pranala nonaktif permanen Rujukan Kompak Sejarah PMR Compact reference for PMR History subject dalam bahasa Malay Arah Pendidikan Sdn Bhd 2009 hlm 82 ISBN 978 983 3718 81 8 Diakses tanggal 13 January 2016 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link a b Frans Welman 2011 Borneo Trilogy Sarawak Volume 1 Bangkok Thailand Booksmango hlm 177 ISBN 978 616 245 082 2 Diakses tanggal 2 November 2015 The Brooke Dynasty ruled Sarawak for a hundred years and became famous as the White Rajahs accorded a status within the British Empire similar to that of the Indian Princes a b c d e f Ooi Keat Gin 2013 Post war Borneo 1945 50 Nationalism Empire and State Building Routledge hlm 7 93 98 ISBN 978 1 134 05803 7 Diakses tanggal 2 November 2015 Personal rule with heavy dose of parternalism was adopted by the first two Rajahs who saw themselves as enlightened monarchs entrusted with a mandate to rule on behalf of indigenous peoples and well being A Supreme Council comprising Malay Datus non royal chefs advised rajah on all aspects of governance The entry of western capitalist enterprises were greatly restricted Christian missionaries tolerated and Chinese immigration promoted as catalyst of economic development mining commerce agriculture page 7 This denial of entry to Anthony page 93 The anti cession movement was by the early 1950s effectively strangled a dead letter page 98 Bintulu Places of Interest Bintulu Development Authority Diakses tanggal 19 July 2015 Marshall Cavendish 2007 World and Its Peoples Eastern and Southern Asia Volume 9 Bangladesh Marshall Cavendish hlm 1182 ISBN 978 0 7614 7642 9 Diakses tanggal 2 November 2015 Malays worked in the administration Ibans indigenous peoples of Sarawak in the militia and Chinese as workers in the plantations Lewis Samuel Feuer 1 January 1989 Imperialism and the Anti Imperialist Mind Transaction Publishers ISBN 978 1 4128 2599 3 Diakses tanggal 2 November 2015 Brooke made it his life task to bring to these jungles prosperity education and hygiene he suppressed piracy slave trade and headhunting and lived simply in a thatched bungalow The Borneo Company Limited National Library Board Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 October 2015 Diakses tanggal 25 January 2016 Sendou Ringgit Danielle 5 April 2015 The Bau Rebellion What sparked it all The Borneo Post Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 March 2016 Diakses tanggal 22 March 2016 The Rajah then came back days later with a bigger army and bigger guns aboard the Borneo Company steamer the Sir James Brooke together with his nephew Charles Brooke Most of the Chinese miners were killed in Jugan Siniawan where they had set up their defences while some managed to escape to Kalimantan 石隆门华工起义 The uprising of Bau Chinese labourers dalam bahasa Chinese 国际时报 International Times Sarawak 13 September 2008 Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 January 2013 Diakses tanggal 22 March 2016 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Ting John Colonialism and Brooke administration Institutional buildings and infrastructure in 19th century Sarawak PDF University of Melbourne Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 22 September 2015 Diakses tanggal 13 January 2016 Brooke also indigenised himself in terms of housing his first residence was a Malay house page 9 Government House Fig 3 was built after Brooke s first house was burnt down during the 1857 coup attempt page 10 a b c Simon Elegant 13 July 1986 SARAWAK A KINGDOM IN THE JUNGLE The New York Times Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 November 2015 Diakses tanggal 2 November 2015 The Istana the palace built by the Brookes on a bend in the Sarawak River still looks coolly over the muddy waters into the bustle of Kuching the trading town James Brooke made his capital Today the Istana is the State Governor s residence To protect his kingdom Brooke built a series of forts in and around Kuching Fort Margherita named after Ranee Margaret the wife of Charles the second Rajah was built about a mile downriver from the Istana Saiful Bahari 23 June 2015 Thrill is gone state museum stuck in time Public The Borneo Post Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 October 2015 Diakses tanggal 2 November 2015 The Sarawak Museum being Borneo s oldest museum should look into allocating a curator to be present and interacting with visitors at all times he lamented History of Sarawak Brooke Trust Archived from the original on 2016 11 29 Diakses tanggal 29 November 2016 Pemeliharaan CS1 Url tak layak link Centenary of Brooke rule in Sarawak New Democratic Constitution being introduced today The Straits Times Singapore 24 September 1941 Diakses tanggal 2 November 2015 a b c David Leafe 17 March 2011 The last of the White Rajahs The extraordinary story of the Victorian adventurer who subjugated a vast swathe of Borneo Mail Online UK Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 July 2015 Diakses tanggal 2 November 2015 He denied these charges but he was never allowed to inherit the rule of Sarawak because in 1946 Vyner agreed to cede it to the British Crown in return for a substantial financial settlement for him and his family So it became Britain s last colonial acquisition Klemen L 1999 The Invasion of British Borneo in 1942 dutcheastindies webs com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 04 01 Diakses tanggal 3 November 2015 The Japanese Occupation 1941 1945 The Sarawak Government Diakses tanggal 3 November 2015 Gin Ooi Keat 1 January 2013 Wartime Borneo 1941 1945 a tale of two occupied territories Borneo Research Bulletin Diakses tanggal 3 November 2015 Occupied Borneo was administratively partitioned into two halves namely Kita Boruneo Northern Borneo that coincided with pre war British Borneo Sarawak Brunei and North Borneo was governed by the IJA Paul H Kratoska 13 May 2013 Southeast Asian Minorities in the Wartime Japanese Empire Routledge hlm 136 142 ISBN 978 1 136 12506 5 Diakses tanggal 3 November 2015 Ooi Keat Gin Prelude to invasion covert operations before the re occupation of Northwest Borneo 1944 45 Journal of the Australian War Memorial Diakses tanggal 3 November 2015 However as the situation developed the SEMUT operations were divided into three distinct parties under individual commanders SEMUT 1 under Major Tom Harrisson SEMUT 2 led by Carter and SEMUT 3 headed by Captain W L P Bill Sochon The areas of operation were SEMUT 1 the Trusan valley and its hinterland SEMUT 2 the Baram valley and its hinterland SEMUT 3 the entire Rejang valley 22 Harrisson and members of SEMUT 1 parachuted into Bario in the Kelabit Highlands during the later part of March 1945 Initially Harrisson established his base at Bario then in late May shifted to Belawit in the Bawang valley inside the former Dutch Borneo upon the completion of an airstrip for light aircraft built entirely with native labour In mid April Carter and his team SEMUT 2 parachuted into Bario by then securely an SRD base with full support of the Kelabit people Shortly after their arrival members of SEMUT 2 moved to the Baram valley and established themselves at Long Akah the heartland of the Kenyahs Carter also received assistance from the Kayans Moving out from Carter s party in late May Sochon led SEMUT 3 to Belaga in the Upper Rejang where he set up his base of operation Kayans and Ibans supported and participated in SEMUT 3 operations Historical Monument Surrender Point Official Website of Labuan Corporation Labuan Corporation Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 11 17 Diakses tanggal 3 November 2015 Rainsford Keith Carr Surrender to Major General Wootten at Labuan Australian War Memorial Diakses tanggal 3 November 2015 HMAS Kapunda Royal Australian Navy Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 March 2016 Diakses tanggal 12 June 2016 British Military Administration August 1945 April 1946 The Sarawak Government Diakses tanggal 3 November 2015 Sarawak as a British Crown Colony 1946 1963 The Official Website of the Sarawak Government Diakses tanggal 7 November 2015 Mike Thomson 14 March 2012 The stabbed governor of Sarawak BBC News Diakses tanggal 3 November 2015 a b Anthony Brooke The Daily Telegraph 6 March 2011 Diakses tanggal 3 November 2015 when his legal challenge to the cession was finally dismissed by the Privy Council in 1951 he renounced once and for all his claim to the throne of Sarawak and sent a cable to Kuching appealing to the anti cessionists to cease their agitation and accept His Majesty s Government The anti cessionists instead continued their resistance to colonial rule until 1963 when Sarawak was included in the newly independent federation of Malaysia Two years later Anthony Brooke was welcomed back by the new Sarawak Government for a nostalgic visit Formation of Malaysia 16 September 1963 Arsip Nasional Malaysia Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016 03 07 Diakses tanggal 8 November 2015 JC Fong 16 September 2011 Formation of Malaysia The Borneo Post Diakses tanggal 8 November 2015 Tai Yong Tan 2008 Chapter Six Borneo Territories and Brunei Creating Greater Malaysia Decolonization and the Politics of Merger Institute of Southeast Asian Studies hlm 154 169 ISBN 978 981 230 747 7 Diakses tanggal 8 November 2015 Kesalahan pengutipan Tag lt ref gt tidak sah tidak ditemukan teks untuk ref bernama tna Kesalahan pengutipan Tag lt ref gt tidak sah tidak ditemukan teks untuk ref bernama Porritt1997 Kesalahan pengutipan Tag lt ref gt tidak sah tidak ditemukan teks untuk ref bernama Mathews2014 Trust and Non self governing territories United Nations Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 May 2011 Diakses tanggal 2 April 2016 United Nations Member States United Nations 3 July 2006 Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 March 2016 Diakses tanggal 1 April 2016 a b Ishikawa Noboru 15 March 2010 Between Frontiers Nation and Identity in a Southeast Asian Borderland Ohio University Press hlm 86 88 140 169 ISBN 978 0 89680 476 0 Diakses tanggal 9 November 2015 The word Malay is widely used in Sarawak because in 1841 James Brooke brought it with him from Singapore where it had been vaguely applied to all the coast dwelling seafaring Muslims of the Indonesia Archipelago particularly those of Sumatra and the Malayan Peninsula Brunei Revolt breaks out 8 December 1962 National Library Board Singapore Diakses tanggal 9 November 2015 The sultan of Brunei regarded the Malaysia project as very attractive and had indicated his interest in joining the federation However he was met with open opposition from within his country The armed resistance challenging Brunei s entry into Malaysia that followed became a pretext for Indonesia to launch its policy of Konfrontasi or Confrontation 1963 1966 with Malaysia United Nations Treaty Registered No 8029 Manila Accord between Philippines Federation of Malaya and Indonesia 31 July 1963 Diarsipkan 11 October 2010 di Wayback Machine Retrieved on 12 August 2011 United Nations Treaty Series No 8809 Agreement relating to the implementation of the Manila Accord Diarsipkan 12 October 2011 di Wayback Machine Retrieved on 12 August 2011 James Chin Book Review The Rise and Fall of Communism in Sarawak 1940 1990 Kyoto Review of South East Asia Diakses tanggal 10 November 2015 Chan Francis Wong Phyllis 16 September 2011 Saga of communist insurgency in Sarawak The Borneo Post Diakses tanggal 10 January 2013 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Sejarah Sarawak amp oldid 23461360