www.wikidata.id-id.nina.az
Sampuraga adalah sebuah cerita rakyat dengan beberapa versi versi pertama berasal dari kisah nama tokoh cerita dari suku Dayak Tomun yang berasal daerah Kabupaten Lamandau Provinsi Kalimantan Tengah Indonesia di Lamandau Legenda Bukit Sampuraga bercerita tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi bukit batu Sebuah bukit yang mirip reruntuhan kapal yang telah membatu di desa Karang Besi Kabupaten Lamandau tepatnya 2 kilometer dari tepian sungai Belantikan dinamai menurut legenda ini Bukit Sampuraga demikian nama objek wisata Pemerintah Kabupaten Lamandau tersebut diyakini memiliki bagian dek dan layar kapal Sampuraga Bukit yang mirip reruntuhan sisa kapal yang diyakini sebagai sebagai kapal Sampuraga yang telah membatu Cerita rakyat yang mirip dengan kisah Malin Kundang dari Padang tersebut mempunyai versi kedua yang jauh lebih terkenal di Indonesia yaitu legenda Kolam Sampuraga dari daerah Mandailing Natal Sumatera Utara Begitu juga dengan Legenda Batu Bangkai dari Kalimantan Selatan Daftar isi 1 Legenda Kolam Sampuraga versi Mandailing Natal 1 1 Sampuraga 1 2 Sampuraga Pergi Merantau 1 3 Kedurhakaan Sampuraga 2 Legenda Bukit Sampuraga versi Dayak Tomun 2 1 Patih Sebatang menikahi Mayang Ilung 2 2 Sampuraga di cari ibunya 2 3 Sampuraga dikutuk 3 Dayak Tomun dan Pengaruh budaya Minangkabau 4 Lihat pula 5 Catatan kaki 6 Pranala luarLegenda Kolam Sampuraga versi Mandailing Natal Sunting nbsp Prasasti Kolam Air Panas Sampuraga Desa Sirambas Panyabungan Mandailing NatalSampuraga Sunting Salah satu cerita yang diwariskan secara turun temurun di Mandailing adalah cerita ataupun Legenda Sampuraga Dahulu Sampuraga dan ibunya tinggal di tempat daerah desa Sirambas kec Panyabungan Barat Mandailing Natal Keadaan sangat miskin di tempat ini sehingga menyebabkan Sampuraga berkeinginan untuk mengubah kehidupannya Dia tidak ingin pekerjaannya hanya mencari kayu bakar setiap harinya Ia ingin menjadi pemuda yang membayangkan masa depan yang cerah Kemudian ia berniat untuk merantau dan mohon izin pada ibunya yang sudah sangat tua Sampuraga meninggalkan orang tuanya dengan linangan air mata Dia berjanji akan membantu keadaan ibunya apabila telah berhasil kelak Ibunya kelihatan begitu sedih karena Sampuraga adalah putra satu satunya yang dimilikinya Ia melepas kepergian putranya dengan tetesan air mata Sampuraga Pergi Merantau Sunting Sampuraga terus melanjutkan petualangannya dengan kelelahan yang terus menerus Setelah beberapa lama sampailah ia ke Pidelhi sekarang pidoli dan berdiam di sana untuk beberapa waktu Kemudian dilanjutkannya perjalanannya ke Desa Sirambas Pada waktu itu Sirambas dipimpin oleh seorang raja yang bernama Silanjang Kerajaan Silancang Di tempat ini Sampuraga bekerja keras yang merupakan kebiasaannya sejak masa kanak kanak Raja pun tertarik dan ingin menjodohkannya pada putrinya Tentu saja Sampuraga sangat senang setelah mengetahui hal ini Raja bermaksud membuat pesta besar semua raja di sekitar Mandailing diundang Sementara ibunya sangat rindu pada putranya Sampuraga telah tumbuh menjadi dewasa dengan begitu banyak perubahan Dia tidak lagi seorang yang miskin seperti dahulu Dia adalah lelaki yang kaya raya dan menjadi seorang raja Kedurhakaan Sampuraga Sunting Ketika upacara perkawinan tiba ibunya datang ke pesta itu berharap dapat berjumpa dengan putranya secepatnya Tetapi yang terjadi kemudiian adalah Sampuraga tidak mengakui kalau itu adalah ibunya Dia malu kepada istrinya karena ibunya kelihatan sangat tua renta dan miskin Dia menyuruh ibunya untuk pergi dari tempat itu Sampuraga berkata Hei orang tua kamu bukan ibu kandungku Ibuku telah lama meninggal dunia Pergi Sampuraga tidak peduli dengan kesedihan dan penderitaan ibunya Ibunya pun pergi sambil memohon dan berdo a kepada Allah SWT Sampuraga dikutuk oleh ibunya dan kedurhakaannya tidak lain adalah disebabkan oleh kekayaannya Ibunya memeras air susunya Sampuraga lupa bahwa ia pernah disusui oleh ibunya Atas kehendak Allah SWT datanglah badai secara tiba tiba Di sekitar tempat istana terjadi banjir dan istana tersebut dihempas oleh air Sampuraga tenggelam dan tempat itu menjadi Sumur Air Panas Itulah yang dikenal dengan Air Panas Sampuraga di Desa Sirambas Sumber www madina go id 1 www depdagri go id 2 Legenda Bukit Sampuraga versi Dayak Tomun SuntingUntuk tokoh dalam cerita rakyat Dayak Tomun nama lainnya lihat Cenaka Burai Patih Sebatang menikahi Mayang Ilung Sunting Konon menurut cerita yang diwariskan turun temurun dalam keluarga suku Dayak Tomun seorang bangsawan dari sebuah kerajaan di Sumatra berlayar sampai ke kerajaan Petarikan di hulu Sungai Belantikan pedalaman Kalimantan Namanya Patih Sebatang Tidak jelas apakah Patih Sebatang ini sama dengan Datuk Perpatih Nan Sebatang tokoh legendaris masyarakat Minangkabau Di kerajaan yang bersahaja ini Patih Sebatang dikisahkan berjumpa dengan seorang putri Kerajaan Petarikan yang cantik jelita Namanya Mayang Ilung yang digambarkan memiliki keindahan tubuh yang sangat mempesona kulitnya lembut bagai sutra wajahnya elok berseri bagaikan bulan purnama bibirnya merah bagai delima alis matanyanya bagai semut beriring rambutnya yang panjang dan ikal terurai bagai mayang Singkat cerita Patih Sebatang jatuh cinta dan akhirnya menikahi sang putri Sampuraga di cari ibunya Sunting Tidak lama kemudian Mayang Ilung melahirkan seorang putra yang dinamai Cenaka Burai Entah bagaimana kisahnya Patih Sebatang akhirnya berpisah dengan istri tercintanya Selain buah cintanya yaitu Cenaka Burai satu satunya kenang kenangan yang mempersatukan cinta mereka adalah cincin pernikahan yang selalu disimpan baik oleh Patih Sebatang Cenaka Burai dibesarkan ayahnya sebagai seorang pemuda yang berharkat dan bermartabat tinggi Dan entah bagaimana asal usulnya Cenaka Burai juga kelak dipanggil sebagai Sampuraga Kemudian ketika sudah dewasa Sampuraga diceritakan ayahnya bahwa ibunya ada di sebuah kerajaan nun jauh di hulu Sungai Belantikan Sampuraga berkeras ingin menjumpai ibu kandungnya tersebut dan meminta apa ciri ciri ibunya Sang ayah pun menceritakan kecantikan ibu kandung Sampuraga dan menunjukkan sebuah cincin pernikahan mereka Dibekali dengan cincin pernikahan ayahnya Sampuraga pergi berlayar sampai ke kerajaan Petarikan Sesampainya di sana masyarakat membawanya menemui sang ibu yang sudah tua Mayang Ilung ternyata telah bertahun tahun menantikan kembalinya anak kandungnya Bukan main senangnya Dayang Ilung mengetahui buah hatinya menjumpainya langsung Hampir saja ia memeluk Sampuraga tetapi Sampuraga menolak Sampuraga tidak percaya bahwa wanita asing di depannya tersebut adalah ibunya sendiri Ayahnya telah menceritakan kecantikan sang ibu Bagaimana mungkin wanita yang tua renta tersebut adalah putri cantik yang diceritakan sang ayah Sampuraga masih ingin membuktikan lagi Dikenakannya cincin pernikahan ayahnya kepada wanita tua itu Karena usia telah membuat tubuh Mayang Ilung lebih kurus cincin tersebut menjadi terlalu besar untuk melingkari jari jarinya Sampuraga semakin yakin bahwa wanita itu bukan ibunya Sampuraga memutuskan untuk pulang Mayang Ilung kecewa Ia berkata kepada Sampuraga Nak kamu sudah meminum susu dari tubuhku Kalau kamu tidak mau mengakuinya kamu akan terkena malapetaka Sampuraga dikutuk Sunting Dengan amarah di dalam dada Sampuraga berlayar pulang Dia tidak habis pikir kenapa ada wanita tua yang bersikeras meyakinkan Sampuraga bahwa dia adalah ibunya padahal ayahnya sudah jelas memberikan ciri ciri sang ibu Di tengah jalan tiba tiba badai menghadang Kapalnya oleng diombang ambingkan ombak besar Ketika kapalnya hampir karam Sampuraga teringat kutukan wanita tua tersebut Hati kecilnya tiba tiba disadarkan bahwa dia baru saja durhaka pada ibunya sendiri Ibu ibu kamu memang ibuku demikian Sampuraga memohon ampun Tiba tiba terdengar suara ibunya Nak sudah jatuh telampai Tidak mungkin keputusan ditarik kembali Kutukan sudah terjadi Demikianlah Sampuraga membatu bersama kapalnya Dayak Tomun dan Pengaruh budaya Minangkabau SuntingDayak Tomun sebagai pewaris cerita Sampuraga merupakan nama suku besar Dayak yang bermukim di daerah aliran Sungai Lamandau tepatnya di Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah Istilah Tomun dipakai untuk menunjuk sekelompok suku Dayak yang saling mengerti dan memahami dalam hal bahasa walaupun terdiri dari berbagai macam sub suku yang ada di sana baik dari segi dialek daerah permukiman dukuh dan sungai dan tradisi Kata Tomun memiliki makna yang dalam bahasa Indonesia berarti berbicara bermusyawarah bertemu atau adanya perjumpaan untuk saling memahami Bisa saling mengerti dalam berbahasa walau mereka berasal dari sub suku daerah dan bahasa yang berbeda satu sama lain adalah ciri khas dan keunikan suku Dayak Tomun Mengherankan bahwa asal usul Dayak Tomun berkaitan erat dengan suku Minangkabau di Sumatera Barat Dayak Tomun mengklaim bahwa mereka adalah keturunan dari Datuk Perpatih Nan Sebatang dari Pagaruyung Sumatera Barat Khususnya di Kudangan desa di Kabupaten Lamandau yang berbatasan langsung dengan Kalimantan Barat banyak kosakata setempat mirip dengan kosakata dalam bahasa Minangkabau Juga terdapat rumah adat yang mirip dengan rumah adat suku Minangkabau Lihat pula SuntingCenaka Burai Malin Kundang STUDI BANDINGAN LEGENDA ASAL MULA KOLAM SAMPURAGA DARI MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA DENGAN LEGENDA GUNUNG BATU BANGKAI DARI KALIMANTAN SELATANCatatan kaki Sunting Sampuraga www madina go id Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 08 05 Diakses tanggal 2012 10 28 Kabupaten Mandailing Natal www depdagri go id Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 11 05 Diakses tanggal 2012 10 28 Pranala luar Sunting Inggris A Tumon Dayak burial ritual Ayah Besar description and interpretation of its masks disguises and ritual practices Research Notes Inggris The Origin Of Pond Sampuraga ceritarakyatnusantara com Indonesia Legenda Gunung Batu Bangkai ceritarakyatnusantara com Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Sampuraga amp oldid 24371060