Yangon (bahasa Burma: ရန်ကုန်; pengucapan [jàɰ̃ɡòʊɰ̃ mjo̰]; translit. "Akhir dari Perselisihan"), juga dikenal sebagai Rangoon, adalah ibu kota Wilayah Yangon dan kota terbesar Myanmar (juga dikenal sebagai Burma). Yangon menjabat sebagai ibu kota Myanmar hingga 2006, ketika pemerintah militer memindahkan fungsi-fungsi administratif ke ibu kota Naypyidaw yang dibangun khusus di Myanmar tengah utara. Dengan lebih dari 7 juta orang, Yangon adalah kota terpadat di Myanmar dan pusat komersial terpentingnya.
Yangon ရန်ကုန် Rangoon | |
---|---|
Kota | |
Negara | Myanmar |
Wilayah | Wilayah Yangon |
Dihuni | sekitar 1028–1043 M |
Pemerintahan | |
• Wali kota | Bo Htay |
Luas | |
• Kota | 23,118 sq mi (598,75 km2) |
Populasi (2014) | |
• Perkotaan | 5,160,512 |
• Kepadatan perkotaan | 22,000/sq mi (8,600/km2) |
• Rural | 2,200,191 |
• Metropolitan | 7,360,703 |
• Etnis | Bamar Rakhine Mon Kayin Burmese Chinese Burmese Indians Anglo-Burmese |
• Agama | Buddha Kristen Islam |
Demonim | Yangonthar |
Zona waktu | UTC+6:30 (MST) |
Kode area telepon | 01 |
Geocode | Yangon |
Kode ISO 3166 | MM06 |
Pelat kendaraan | YGN |
Situs web | yangon.gov.mm |
Yangon membanggakan jumlah bangunan era kolonial terbesar di Asia Tenggara, dan memiliki inti perkotaan era kolonial unik yang sangat utuh. Inti komersial era kolonial berpusat di sekitar Pagoda Sule, yang konon berusia lebih dari 2.000 tahun. Kota ini juga merupakan rumah bagi Pagoda Shwedagon berlapis emas, pagoda Buddha paling suci di Myanmar.
Yangon mempunyai infrastruktur yang sangat tidak memadai, terutama dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di Asia Tenggara. Meskipun banyak bangunan perumahan dan komersial bersejarah telah direnovasi di seluruh pusat Yangon, sebagian besar kota-kota satelit yang mengelilingi kota ini masih sangat miskin dan kekurangan infrastruktur dasar.
Pendahuluan Sunting
Hampir di seluruh penjuru kota Yangon terdapat pagoda yang besar maupun kecil. Disamping itu juga terdapat beberapa masjid, klenteng dan gereja peninggalan masa lalu yang masih berfungsi baik sampai saat ini.
Itu semua menandakan bahwa masyarakat Yangon sangat religius menjalankan agamanya masing-masing. Penduduk Yangon masih sangat menjaga dan berusaha mempertahankan budaya bangsanya. Sebagai contoh, kaum lelaki dan perempuannya ke mana-mana memakai kain panjang yang disebut longyi.
Gedung dan bangunan di dalam kota tidak ada yang terlalu menjulang tinggi seperti gedung-gedung di negara lain, namun masih sangat banyak bangunan yang bergaya lama atau berarsitektur peninggalan kolonial Britania Raya.
Kebiasaan kaum lelakinya memakan sirih (bida) dan kaum perempuannya memakai bedak dingin terlihat di sudut-sudut kota. Moda transportasi, misalnya bis kota, memiliki mode yang sudah usang seperti angkutan di Jakarta tahun 1970-an. Becak kayuh di Yangon memiliki kursi penumpangnya di samping dan menghadap ke depan maupun ke belakang. Mobil-mobil memiliki setir di sebelah kanan dan berjalan di jalur kanan. Listrik di Yangon juga seringkali padam. Angkutan umum Yangon memiliki plat nomor berwarna merah termasuk taksi dan bus. Hampir 90% taksi di Yangon tidak menggunakan argo meskipun argonya telah terpasang, juga jumlah taksi lebih banyak dari mobil pribadi.
Di Yangon tidak ada sepeda motor, karena sepeda motor dilarang memasuki kota ini. Pemandangan ini sangat berbeda dibandingkan dengan Vietnam maupun Indonesia.
Iklim Sunting
Yangon memiliki iklim tropis. Pada periode November hingga April, terdapat lebih sedikit curah hujan di wilayah Yangon. Sementara itu, curah hujan lebih banyak terjadi pada periode Mei hingga Oktober. Menurut Köppen dan Geiger, iklim ini diklasifikasikan sebagai iklim muson tropis (Am). Suhu di sini rata-rata 27.3 °C. Curah hujan tahunan rata-rata adalah 2378 mm.
Data iklim Yangon, Myanmar | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rekor tertinggi °C (°F) | 38.9 (102) | 38.9 (102) | 40.0 (104) | 41.1 (106) | 42.0 (107.6) | 37.8 (100) | 37.8 (100) | 34.4 (93.9) | 38.9 (102) | 37.8 (100) | 38.9 (102) | 35.6 (96.1) | 42.0 (107.6) |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 33.2 (91.8) | 35.2 (95.4) | 36.7 (98.1) | 37.5 (99.5) | 34.2 (93.6) | 30.8 (87.4) | 30.3 (86.5) | 30.0 (86) | 30.9 (87.6) | 32.2 (90) | 33.1 (91.6) | 32.5 (90.5) | 33.1 (91.6) |
Rata-rata harian °C (°F) | 24.8 (76.6) | 26.5 (79.7) | 28.6 (83.5) | 31.0 (87.8) | 29.2 (84.6) | 27.4 (81.3) | 26.8 (80.2) | 26.9 (80.4) | 27.5 (81.5) | 27.6 (81.7) | 27.3 (81.1) | 25.0 (77) | 27.4 (81.3) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 16.7 (62.1) | 18.4 (65.1) | 21.0 (69.8) | 23.8 (74.8) | 24.3 (75.7) | 23.6 (74.5) | 23.2 (73.8) | 23.2 (73.8) | 23.2 (73.8) | 23.1 (73.6) | 21.3 (70.3) | 17.8 (64) | 21.6 (70.9) |
Rekor terendah °C (°F) | 12.2 (54) | 13.3 (55.9) | 16.1 (61) | 20.0 (68) | 20.0 (68) | 20.0 (68) | 21.1 (70) | 20.0 (68) | 20.0 (68) | 20.0 (68) | 15.0 (59) | 9.2 (48.6) | 9.2 (48.6) |
Curah hujan mm (inci) | 0.4 (0.016) | 3.1 (0.122) | 12.4 (0.488) | 37.8 (1.488) | 328.1 (12.917) | 565.6 (22.268) | 605.8 (23.85) | 570.7 (22.469) | 393.7 (15.5) | 200.3 (7.886) | 58.6 (2.307) | 6.8 (0.268) | 2.783,3 (109,579) |
Rata-rata hari hujan | 0.2 | 0.2 | 0.4 | 1.6 | 12.6 | 25.3 | 26.2 | 26.1 | 19.5 | 12.2 | 4.8 | 0.2 | 129.3 |
% kelembapan | 62 | 66 | 69 | 66 | 73 | 85 | 86 | 87 | 85 | 78 | 71 | 65 | 74 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 300 | 272 | 290 | 292 | 181 | 80 | 77 | 92 | 97 | 203 | 280 | 288 | 2.452 |
Sumber #1: Badan Meteorologi Norwegia, Organisasi Meteorologi Dunia , dan Deutscher Wetterdienst | |||||||||||||
Sumber #2: Badan Meteorologi Denmark, Myanmar Times, dan Pusat Iklim Tokyo |
Ekonomi Sunting
Yangon adalah pusat utama perdagangan, industri, real estate, media, hiburan dan pariwisata. Kota ini mewakili sekitar seperlima perekonomian nasional. Menurut statistik resmi untuk TA 2010-2011, ukuran perekonomian Wilayah Yangon adalah 8,93 triliun kyat, atau 23% dari PDB nasional.
Yangon merupakan pusat perdagangan utama di Burma Bawah untuk segala jenis barang dagangan – mulai dari bahan makanan pokok hingga mobil bekas, meskipun perdagangan terus terhambat oleh industri perbankan dan infrastruktur komunikasi yang sangat terbelakang di kota ini. Pasar Bayinnaung adalah pusat grosir beras, kacang-kacangan dan kacang-kacangan terbesar di negara ini, serta komoditas pertanian lainnya. Sebagian besar impor dan ekspor legal dilakukan melalui Pelabuhan Thilawa, pelabuhan terbesar dan tersibuk di Burma. Ada juga banyak perdagangan informal, terutama di pasar jalanan yang berada di sepanjang peron jalan di kota-kota di Pusat Kota Yangon. Namun, pada 17 Juni 2011, YCDC mengumumkan bahwa pedagang kaki lima, yang sebelumnya diizinkan membuka toko secara resmi pada pukul 3 sore, akan dilarang berjualan di jalanan, dan hanya diizinkan berjualan di kota tempat tinggal mereka. Sejak 1 Desember 2009, kantong plastik polietilena berdensitas tinggi telah dilarang oleh pemerintah kota.
Manufaktur menyumbang sebagian besar lapangan kerja. Setidaknya 14 zona industri ringan mengelilingi Yangon, secara langsung mempekerjakan lebih dari 150.000 orang di 4.300 pabrik pada awal tahun 2010. Yangon merupakan pusat industri garmen Myanmar yang mengekspor US$292 juta pada tahun fiskal 2008/9. Lebih dari 80 persen pekerja pabrik di Yangon bekerja sehari-hari. Sebagian besar adalah perempuan muda berusia antara 15 dan 27 tahun yang datang dari pedesaan untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Sektor manufaktur menghadapi permasalahan struktural (seperti kekurangan listrik kronis) dan masalah politik (seperti sanksi ekonomi). Pada tahun 2008, 2.500 pabrik di Yangon saja membutuhkan sekitar 120 MW listrik, namun seluruh kota hanya menerima sekitar 250 MW dari 530 MW yang dibutuhkan. Kekurangan listrik yang kronis membatasi jam operasional pabrik antara jam 8 pagi dan 6 sore.
Konstruksi adalah sumber utama lapangan kerja. Industri konstruksi terkena dampak negatif dari perpindahan aparatur negara dan pegawai negeri ke Naypyidaw, regulasi baru pada bulan Agustus 2009 yang mengharuskan pembangun untuk menyediakan setidaknya 12 tempat parkir di setiap gedung bertingkat tinggi, dan iklim usaha yang buruk secara umum. Pada bulan Januari 2010, jumlah pembangunan gedung bertingkat tinggi baru yang disetujui pada tahun 2009–2010 hanya 334, dibandingkan dengan 582 pada tahun 2008–2009.
Pariwisata merupakan sumber utama devisa bagi Yangon, meskipun menurut standar Asia Tenggara, jumlah pengunjung asing ke Yangon selalu rendah—sekitar 250.000 sebelum Revolusi Saffron pada bulan September 2007. Jumlah pengunjung semakin menurun pasca terjadinya Revolusi Saffron dan Topan Nargis. Iklim politik Myanmar yang membaik belakangan ini telah menarik semakin banyak pengusaha dan wisatawan. Antara 300.000 dan 400.000 pengunjung mengunjungi Yangon International pada tahun 2011. Namun, setelah bertahun-tahun kurang investasi, infrastruktur hotel sederhana di Yangon sudah penuh sesak (hanya 3000 dari total 8000 kamar hotel di Yangon yang "cocok untuk wisatawan"), dan perlu diperluas untuk menampung lebih banyak wisatawan. Sebagai bagian dari strategi pembangunan perkotaan, zona hotel telah direncanakan di pinggiran Yangon, meliputi tanah milik pemerintah dan militer di Kotapraja Mingaladon, Hlegu dan Htaukkyant.
Referensi Sunting
- "Third Regional EST Forum: Presentation of Myanmar" (PDF). Singapore: Ministry of Transport, Myanmar. 17–19 March 2008. (PDF) dari versi asli tanggal 2009-02-26. Diakses tanggal 2013-03-28.
- Zin Nwe Myint (2006). Frauke Krass, Hartmut Gaese, Mi Mi Kyi, ed. Megacity yangon: transformation processes and modern developments. Berlin: Lit Verlag. hlm. 264. ISBN 3-8258-0042-3.
- . Esa.un.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-12-23. Diakses tanggal 2010-04-27.
- "Burma's new capital stages parade". BBC News. 27 March 2006. dari versi asli tanggal 2018-12-03. Diakses tanggal 3 August 2006.
- "Burma maintains bygone buildings" (dalam bahasa Inggris). 2004-03-30. dari versi asli tanggal 2008-04-08. Diakses tanggal 2020-06-17.
- "As Myanmar Modernizes, Architectural Gems Are Endangered". NPR.org (dalam bahasa Inggris). dari versi asli tanggal 2020-06-15. Diakses tanggal 2020-06-17.
- Thabrew, W. Vivian De (2014-03-11). Buddhist Monuments and Temples of Myanmar and Thailand (dalam bahasa Inggris). AuthorHouse. ISBN 978-1-4918-9622-8. dari versi asli tanggal 2023-02-18. Diakses tanggal 2020-06-17.
- ""Rapid migration and lack of cheap housing fuels Yangon slum growth"". Myanmar NOW (dalam bahasa Inggris). dari versi asli tanggal 2020-06-17. Diakses tanggal 2020-06-17.
- (PDF). Norwegian Meteorological Institute. hlm. 26–36. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 8 October 2018. Diakses tanggal 8 October 2018.
- . World Meteorological Organization. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 December 2016. Diakses tanggal 8 May 2012.
- "Klimatafel von Yangon (Rangun) / Myanmar (Birma)" (PDF). Baseline climate means (1961–1990) from stations all over the world (dalam bahasa Jerman). Deutscher Wetterdienst. Diakses tanggal 26 April 2018.
- Cappelen, John; Jensen, Jens. (PDF). Climate Data for Selected Stations (1931–1960) (dalam bahasa Dansk). Danish Meteorological Institute. hlm. 189. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 27 April 2013. Diakses tanggal 23 February 2013.
- Cho, Myo. . Government of Myanmar. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 September 2007. Diakses tanggal 23 October 2016.
- . Japan Meteorological Agency. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 January 2019. Diakses tanggal 13 January 2019.
- . web.archive.org. 2013-06-17. Diakses tanggal 2023-10-08.
- . web.archive.org. 2009-01-29. Diakses tanggal 2023-10-08.
- . web.archive.org. 2011-10-02. Diakses tanggal 2023-10-08.
- . web.archive.org. 2012-06-12. Diakses tanggal 2023-10-08.
- . web.archive.org. 2008-09-08. Diakses tanggal 2023-10-08.
- . web.archive.org. 2014-09-11. Diakses tanggal 2023-10-08.
- . web.archive.org. 2010-05-06. Diakses tanggal 2023-10-08.
- . web.archive.org. 2011-04-30. Diakses tanggal 2023-10-08.
- "eviewweek.com". ww38.english.eviewweek.com. Diakses tanggal 2023-10-08.
- . web.archive.org. 2008-08-28. Diakses tanggal 2023-10-08.
- . web.archive.org. 2010-05-09. Diakses tanggal 2023-10-08.
- . web.archive.org. 2012-02-09. Diakses tanggal 2023-10-08.
- . web.archive.org. 2012-11-22. Diakses tanggal 2023-10-08.
Pranala luar Sunting
- Satellite picture by Google Maps
- Yangon City Hall website 2010-05-22 di Wayback Machine.
- BBC article about British colonial architecture in Yangon