www.wikidata.id-id.nina.az
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional atau biasa disingkat Puslit Arkenas adalah unit di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan kebijakan teknis di bidang penelitian dan pengembangan arkeologi 1 Instansi ini memiliki sejarah panjang dari zaman pemerintahan Kolonial Belanda sampai reformasi dan disertai dengan reorganisasi serta pemindahan organisasi induk berkali kali Nama nama lembaga ini yaitu Comissie in Nederlandsch Indie voor Ourdheidkundige Onderzoek op Java en Madoera Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch Indie Kantor Urusan Barang Barang Purbakala Bahagian Purbakala Jawatan Kebudayaan Dinas Purbakala Dinas Purbakala dan Peninggalan Nasional DPPN Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional LPPN Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional P3N Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Puslit Arkenas Pusat Arkeologi Asisten Deputi Urusan Arkeologi Nasional dan kembali lagi menjadi Pusat Penelitian Arkeologi Nasional sampai saat ini 2 Daftar isi 1 Sejarah 1 1 Masa Peralihan 1 2 Lembaga Penelitian 1 3 Masa Setelah Orde Baru 2 Fungsi 3 Organisasi dan Wilayah Kerja 4 Alamat 5 Rujukan 6 Pranala luarSejarah SuntingKelahiran institusi purbakala berkaitan dengan pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia 3 Sebelum institusi kepurbakalaan lahir pada tahun 1901 pemerintah Hindia Belanda membentuk sebuah komisi yang bernama Commissie in Nederlandsch Indie voor Oudheidkundige Onderzoek op Java en Madoera 3 Komisi ini bertugas menangani masalah masalah kepurbakalaan yang ditemukan di Jawa dan Madura 3 Oleh pemerintah Hindia Belanda Brandes diangkat sebagai Ketua Komisi dan dibantu oleh dua orang anggota yaitu J Knebel dan H L Leydie Melville 3 Pada tahun 1905 ia meninggal dunia dan jabatannya baru diisi pada tahun 1910 oleh Dr N J Krom 3 Pada awal menduduki jabatan sebagai Ketua Komisi Krom menyadari bahwa tugas yang diembannya cukup berat 3 karena itu harus dibentuk suatu lembaga oleh pemerintah 3 Atas perjuangannya dengan surat keputusan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda No 13 tanggal 14 Juni 1913 berdirilah Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch Indie sebagai badan tetap yang bertugas dalam bidang kepurbakalaan 3 Sebagai Kepala Oudheidkundige Dienst yang pertama adalah Dr N J Krom yang menduduki jabatan ini hingga tahun 1915 karena harus kembali ke Belanda 3 Dengan kembalinya Krom ke Belanda diangkat Dr F D K Bosch sebagai Kepala Oudheidkundige Dienst pada tahun 1916 3 Bosch memimpin lembaga ini selama sekitar 20 tahun Selama kepemimpinannya banyak hal yang dilakukan untuk kemajuan ke arkeo logi an di Hindia Belanda ke arah kedewasaan melalui pemikiran di berbagai bidang baik prasejarah kesenian arsitektur kebudayaan maupun epigrafi sehingga arkeologi Indone sia mulai berdiri tegak sebagai ilmu dan sejajar dengan arkeologi di negara negara lain 3 Masa Peralihan Sunting Dalam perjalanan sejarahnya Oudheidkundige Dienst mengalami pasang surut tergantung dari pemerintah yang berkuasa tetapi tugasnya tetap mengurusi barang barang purbakala Pada waktu pendudukan Jepang Oudheidkundige Dienst namanya berubah dan lebih menjurus kepada mengurusi barang purbakala yaitu Kantor Urusan Barang barang Purbakala Nama dan tugasnya berlangsung selama masa pendudukan Jepang hingga awal kemerdekaan 1942 1947 Pada tahun 1946 terjadi dualisme instansi satu di bawah pemerintah Indonesia yang tetap memakai nama Kantor Urusan Barang barang Purbakala dan satu di bawah pemerintah Belanda yang masih ingin berkuasa di Indonesia Di bawah Belanda namanya tetap Oudheidkundige Dienst dengan dikepalai oleh Ir J L van Romondt Karena tidak mempunyai arsip sebagai akibat peperangan van Romondt membuka kantor cabang di Makassar Setelah keadaan pergolakan agak mereda pada tahun 1947 nasib kepurbakalaan Indonesia diurus oleh Oudheidkundige Dienst dengan pimpinannya Dr A J Bernet Kempers Masa tenang berlangsung hingga tahun 1950 Kemudian pada tahun ini namanya berubah lagi menjadi Bahagian Purbakala dari Jawatan Kebudayaan Republik Indonesia Serikat Kemudian pada tahun 1951 organisasi sudah lebih mantap dan namanya kembali lagi menjadi Oudheidkundige Dienst Dinas Purba kala Lembaga ini dipimpin oleh Kempers hingga tahun 1953 Setelah itu digantikan oleh tenaga Indonesia yaitu Drs R Soekmono yang telah lulus dari Universitas Indonesia Dinas Purbakala berada di bawah Jawatan Kebudayaan Kementrian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Nama instansi ini di bawah kepemimpinan Drs Soekmono terus disandang hingga tahun 1958 Setelah itu kembali diubah menjadi Dinas Purbakala dan Peninggalan Nasional DPPN hingga tahun 1963 1964 Pada masa ini terdapat tiga buah kantor cabang yaitu DPPN cabang Prambanan DPPN cabang Gianyar dan DPPN cabang Mojokerto Lembaga Penelitian Sunting Masih di bawah kepemimpinan Soekmono setelah tahun 1963 1964 DPPN kembali berubah menjadi Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional LPPN Nama ini terus disandang hingga tahun 1975 Di akhir masa jabatan Drs Soekmono di bawah kepemimpinan Dra Ny Satyawati Suleiman terjadi re strukturisasi organisasi yang meng akibatkan perubahan nama Sesuai dengan tuntutan perkembangan penelitian LPPN fung sinya dipecah menjadi dua bagian yaitu Direktorat Sejarah dan Purbakala DSP yang menangani masalah masalah administratif dan perlindungan kepurbakalaan di Indonesia dan Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional Pus P3N Pada tahun 1975 dengan terbitnya Surat Keputuan Mendikbud No 079 0 1975 mengenai pembentukan Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional sebagai instansi pemerintah yang memiliki tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan penelitian arkeologi Perubahan nama menjadi Pus P3N tidak berlangsung lama Pada tahun 1978 ketika dipimpin oleh Dr R P Soejono nama lembaga berubah lagi menjadi Pusat Pene litian Arkeologi Nasional Puslit Arkenas Secara organisasi berada di bawah Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Identitas sebagai lembaga penelitian arkeologi menjadi lebih jelas Pada saat itu dibuka dua Unit Pelaksana Teknis UPT Balai Arkeologi Denpasar dan Balai Arkeologi Yogyakarta dan dua laboratorium Lab Paleo ekologi dan Radiometri di Bandung dan Lab Bio antropologi dan Paleo antropologi di Yogyakarta Kerjasama dengan luar negeri yang telah dirintis oleh Dra Ny Satyawati Suleiman lebih diperluas lagi pada masa Dr R P Soejono Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dipimpin oleh Kepala Pusat dalam jenjang eselon IIA Sebagai pelaksana tugas dalam bidang penelitian arkeologi nasional Puslit Arkenas mempunyai kedudukan langsung di bawah Menteri namun dalam melaksanakan tugasnya sehari hari bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kebudayaan Puslit Arkenas mempunyai tugas melaksanakan kegiatan dan membina penelitian dalam bidang arkeologi nasional dan mempunyai fungsi Merumuskan kebijakan menteri dan kebijakan teknis dalam bidang penelitian arkeologi nasional Melaksanakan dan membina penelitian arkeologi nasional melaksanakan urusan tata usaha pusat Sementara itu Direktorat Sejarah dan Purbakala pada tahun 1978 ketika dipim pin oleh Drs Uka Tjandrasasmita nama lembaga berubah menjadi Direktorat Perlin dungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Ditlinbinjarah Lembaga ini secara organisasi berada di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendi dikan dan Kebudayaan Sebelum tahun 1978 lembaga ini mempunyai UPT yang bernama Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala SPSP di Prambanan Jawa Tengah Bogem D I Yogyakarta Trowulan Jawa Timur Gianyar Bali dan Makassar Sulawesi Selatan Kemudian pada tahun 1989 ditambah lagi dengan UPT di Banda Aceh Nangroe Aceh Darussalam Batusangkar Sumatera Barat Jambi Jambi dan Banten Banten Sejak masa kepemimpinan Dra Ny Satyawati Suleiman dan dilanjutkan Dr R P Soejono dilakukan kerjasama penelitian arkeologi antara lain dengan Ecole Francaise d Extreme Orient EFEO Prancis SEAMEO Project in Arcaheology and Fine Arts SPAFA Proyek kerjasama Mentri mentri Pendidikan dan Kebudayaan Asia Tenggara di bidang arkeologi dan kesenian Toyota Foundation Japan Foundation dan Ford Foundation Melalui kerja sama ini bidang penelitian arkeologi maju pesat Kerjasama masih terus berlanjut sampai dengan masa kepemimpinan Dr Hasan Muarif Ambary Puslit Arkenas di bawah kepemimpinan Dr Hasan Muarif Ambari berkembang lebih luas lagi Pada saat ini dibuka delapan UPT yaitu Balai Arkeologi Palembang Balai Arkeologi Medan Balai Arkeologi Bandung Lab Palrad terpaksa dilikuidasi dan diga bungkan dengan Balai Balai Arkeologi Banjarmasin Balai Arkeologi Manado Balai Arkeologi Ambon dan Balai Arkeologi Jayapura Lab Bio antropologi dan Paleo antro pologi dilepas dan dikembalikan ke Universitas Gajah Mada Masa Setelah Orde Baru Sunting Krisis moneter yang berkepanjangan yang mengakibatkan pergolakan politik terjadi perubahan kekuasaan dan perubahan dalam organisasi pemerintahan Pada tahun 2000 Puslit Arkenas yang semula berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional kemudian berada dalam struktur di bawah Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Namanya berubah menjadi Pusat Arkeologi Sementara itu Ditlinbinjarah yang juga berada di bawah Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala dan namanya berubah menjadi Direktorat Purbakala Pada tahun 2001 terjadi lagi perubahan kekuasaan yang disusul dengan perubah an struktur organisasi pemerintahan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata berubah men jadi Mentri Negara Kebudayaan dan Pariwisata Pusat Arkeologi juga berubah menjadi Pusat Penelitian Arkeologi dan Direktorat Purbakala berubah menjadi Direktorat Purba kala dan Permuseuman Kedua instansi tersebut berada dalam struktur Deputi Bidang Peles tarian dan Pengembangan Kebudayaan Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata UPT dari Direktorat Purbakala dan Permuseuman yang semula bernama Suaka Peninggalan Sejarah Purbakala kemudian berubah menjadi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Dimulai dengan kabar yang beredar pada bulan April Mei 2003 menga barkan bahwa akan terjadi penghapusan Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata dan digabungkan kepada Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata Kabar menjadi kenyataan setelah turun Keputusan Presiden No 29 30 31 dan 32 tertanggal 26 Mei 2003 yang isinya tentang pembubaran Badan Pengembangan Kebudaya an dan Pariwisata dan dilebur pada Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata Pada struktur yang baru ini nasib Pusat Penelitian Arkeologi berubah menjadi Asisten Deputi Urusan Arkeologi Nasional dan saudaranya Direktorat Purbakala dan Permuseuman menjadi Asisten Deputi Urusan Purbakala dan Permuseuman berada di bawah Deputi Bidang Sejarah dan Purbakala Balai Arkeologi dan Balai Pelestarian Peninggalan Purba kala merupakan UPT dari Deputi Bidang Bidang Sejarah dan Purbakala Nama Urusan mengingatkan kembali kepada masa pendudukan Jepang Sebagai sebuah institusi penelitian Asisten Deputi Urusan Arkeologi Nasional dan Unit Pelaksana Teknisnya mempunyai tenaga peneliti yang cukup memadai Peneliti peneliti tersebut selain berlatar belakang pendidikan arkeologi juga ada yang berlatar belakang pendidikan geologi biologi sejarah dan antropologi Seluruhnya tersebar dalam berbagai jenjang Jabatan Fungsional mulai dari Asisten Peneliti Ajun Peneliti Peneliti dan Ahli Peneliti Tugas Pusat Penelitian Arkeologi Nasional sebagai institusi adalah menyusun mendaftar dan mengawasi peninggalan peninggalan purbakala yang berada dalam wilayah Hindia Belanda membuat rencana dan tindakan penyelamatan bangunan purbakala dari keruntuhan pengukuran dan penggambaran peninggalan purbakala serta menelitinya lebih dalam 3 Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dibawah naungan Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata yang bertugas melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan arkeologi Dalam melaksanakan tugas Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional menyelenggarakan fungsi Pelaksanaan urusan tata usaha Penyusunan rencana dan program kegiatan pengembangan sistem dan metode serta hubungan kerja sama penelitian dan pengembangn Arkeologi Pelaksanaan pengumpulan pengolahan dokumentasi dan publikasi data penelitian dan pengembangan Arkeologi Pembinaan jabatan fungsional di lingkungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional 4 Pada tahun 2011 seiring dengan reorganisasi Kementerian Negara yaitu Departemen Pendidikan Nasional yang menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Kebudayaan Pariwisata yang menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif susunan organisasi Pusarkenas berubah kembali Selain dibentuknya Direktorat Jenderal Kebudayaan di Kemendikbud yang didalamnya terdapat instansi saudara Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Pemuseuman Pusarkenas dimasukan kedalam Badan Penelitian Pengembangan Kemendikbud Fungsi SuntingBerdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no 11 tahun 2015 5 dalam melaksanakan tugas Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menyelenggarakan fungsi penyiapan bahan kebijakan teknis di bidang penelitian dan pengembangan arkeologi penyusunan program penelitian dan pengembangan arkeologi pelaksanaan penelitian dan pengembangan arkeologi koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan arkeologi pelaksanaan konservasi dan arkeometri hasil penelitian arkeologi pelaksanaan kerja sama penelitian dan pengembangan arkeologi pendayagunaan dan pelayanan data hasil penelitian arkeologi pemantauan evaluasi dan laporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan arkeologi dan pelaksanaan administrasi Pusat Organisasi dan Wilayah Kerja SuntingPusat Penelitian Arkeologi Nasional terdiri atas Bidang Fasilitasi Penelitian Bidang Konservasi dan Arkeometri Bidang Pendayagunaan Hasil Penelitian Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan FungsionalSedangkan Wilayah kerjanya yaitu 6 Pusat Arkeologi Nasional Jakarta Seluruh Wilayah Indonesia Balai Arkeologi Yogyakarta DI Yogyakarta Jawa Tengah Jawa Timur Balai Arkeologi Denpasar Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Balai Arkeologi Bandung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Lampung Balai Arkeologi Palembang Sumatera Selatan Jambi Bengkulu Bangka Belitung Balai Arkeologi Manado Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Balai Arkeologi Medan Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Riau Aceh Balai Arkeologi Banjarmasin Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Utara Balai Arkeologi Makassar Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Balai Arkeologi Ambon Maluku Maluku Utara Balai Arkeologi Jayapura Papua Barat Papua Alamat SuntingGd Pusat Arkeologi NasionalJl Raya Condet Pejaten no 4 Pasar Minggu Jakarta Selatan 12510Telp 021 7988171 988131 ext 238Rujukan Sunting https arkenas kemdikbud go id 2 http digilib isi ac id 7977 1 BAB 201 20Rizqi pdf a b c d e f g h i j k l Bambang Budi Utomo Kerani Rendahan pada Puslitbang Arkeologi Nasional Sejarah Berdiri Jakarta Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 05 13 Diakses tanggal 10 Mei 2014 Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata Tugas Pokok dan Fungsi Jakarta Diakses tanggal 10 Mei 2014 Permendikbud no 11 tahun 2015 PDF Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2016 03 28 Diakses tanggal 2016 06 29 Wilayah Kerja Pusat Arkeologi Nasional dan Balai Balai Arkeologi Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016 11 03 Diakses tanggal 2016 06 29 Pranala luar Suntinghttps www facebook com PUSARNAS Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Pusat Penelitian Arkeologi Nasional amp oldid 24369632