www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu waktu Cari sumber Petisi Soetardjo berita surat kabar buku cendekiawan JSTORPetisi Soetardjo ialah sebutan untuk petisi yang diajukan oleh Soetardjo Kartohadikoesoemo pada 15 Juli 1936 kepada Ratu Wilhelmina serta Staten Generaal parlemen di Den Haag negeri Belanda Petisi ini diajukan karena makin meningkatnya perasaan tidak puas di kalangan rakyat terhadap pemerintahan akibat kebijakan politik yang dijalankan Gubernur Jenderal de Jonge Petisi ini ditandatangani juga oleh Sayyid Ismail Alatas I J Kasimo Ko Kwat Tiong G S S J Ratulangi dan Datoek Toemenggoeng Daftar isi 1 Isi 2 Reaksi 3 Sidang 4 Usulan baru 5 Petisi ditolak 6 Referensi 7 Pranala luarIsi SuntingPada Juli 1936 Soetardjo merancang petisinya bermula secara tidak sengaja tatkala ia membaca Konstitusi Belanda dalam buku himpunan undang undang yang diterbitkan bekas anggota Dewan Hindia Belanda Mr Willem Anthony Engelbrecht cetakan 1928 Dalam pasal 1 undang undang tersebut berbunyi 1 Het Koninkrijk der Nederlanden omvat het grondgebied van Nederland Nederlandsch Indie Suriname en Curacao Yang berarti Kerajaan Belanda mencakup wilayah Belanda Hindia Belanda Suriname dan Curacao Menurut Soetardjo Hindia Belanda memiliki tempat yang sejajar dengan Negeri Belanda karena bersama dengan dua wilayah lainnya membentuk Kerajaan Belanda 2 Isi petisi adalah permohonan supaya diselenggarakan suatu musyawarah antara wakil wakil Indonesia dan negeri Belanda dengan kedudukan dan hak yang sama Tujuannya adalah untuk menyusun suatu rencana pemberian kepada Indonesia suatu pemerintahan yang berdiri sendiri otonom dalam batas Undang undang Dasar Kerajaan Belanda Pelaksanaannya akan berangsur angsur dijalankan dalam waktu sepuluh tahun untuk menyiapkan kemerdekaan Hindia Belanda yang akan tetap dalam kesatuan dengan Kerajaan Belanda sebagaimana negeri persemakmuran 2 Reaksi SuntingUsul yang dianggap menyimpang dari cita cita kalangan pergerakan nasional ini mendapat reaksi baik dari pihak Indonesia maupun pihak Belanda Pers Belanda seperti Preanger Bode Java Bode Bataviaasch Nieuwsblad menuduh usul petisi sebagai suatu permainan yang berbahaya revolusioner belum waktunya dan tidak sesuai dengan keadaan Golongan reaksioner Belanda seperti Vaderlandsche Club berpendapat Indonesia belum matang untuk berdiri sendiri Tetapi ada juga orang orang Belanda dari kalangan pemerintah yang menyetujui petisi dengan mengirim surat kepada Soetardjo Pihak pemerintah Hindia Belanda sendiri menyatakan bahwa pemerintah memang mempunyai maksud untuk selalu meningkatkan peranan rakyat dalam mengendalikan pemerintahan sampai rakyat Indonesia sanggup untuk mengurus segala sesuatunya Dari pihak Indonesia baik di dalam maupun di luar Volksraad reaksi terhadap usul petisi juga bermacam macam Beberapa anggota Volksraad berpendapat bahwa usul petisi kurang jelas kurang lengkap dan tidak mempunyai kekuatan Pers Indonesia seperti surat kabar Pemandangan Tjahaja Timoer Pelita Andalas Pewarta Deli Majalah Soeara Katholiek menyokong usul petisi Oleh karena itu usul petisi dengan cepat tersebar luas di kalangan rakyat dan sebelum sidang Volksraad membicarakan secara khusus kebanyakan pers Indonesia menyokong usul ini Menurut harian Pemandangan saat usul ini dimajukan sangat terlambat yaitu saat akan digantikannya Gubernur Jenderal De Jonge oleh Gubernur Jenderal Tjarda Sidang SuntingKemudian diputuskan untuk membicarakan usul petisi tersebut dalam sidang khusus tanggal 17 September 1936 Pada tanggal 29 September 1936 selesai sidang perdebatan diadakanlah pemungutan suara dimana petisi disetujui oleh Volksraad dengan perbandingan suara 26 suara setuju lawan 20 suara menolak Dan pada tanggal 1 Oktober 1936 petisi yang telah menjadi petisi Volksraad itu dikirim kepada Ratu Staten Generaal dan Menteri Koloni di negeri Belanda Usulan baru SuntingSementara menunggu keputusan diterima atau tidak usul petisi tersebut maka untuk memperkuat dan memperjelas maksud petisi pada persidangan Volksraad Juli 1937 Soetardjo kembali mengajukan usul rencana Indonesia menuju Indonesia berdiri sendiri Rencana tersebut dibagi dalam dua tahap masing masing untuk lima tahun Atas usul tersebut wakil pemerintah Hindia Belanda dalam sidang Volksraad menjawab bahwa pemerintah juga mempunyai perhatian ke arah perbaikan pemerintahan Indonesia tetapi karena usul itu amat luas sekali maka penyelesaiannya berada di tangan pemerintah di negeri Belanda dan Staten General Petisi ini kembali banyak menimbulkan tanggapan dari organisasi organisasi gerakan rakyat seperti Perhimpunan Indonesia PI Roekoen Peladjar Indonesia Roepi Gerakan Rakjat Indonesia GERINDO Perkumpulan Katholik di Indonesia PPKI Partai Serikat Islam Indonesia PSII PNI dan sebagainya Petisi ditolak SuntingPada persidangan Volksraad bulan Juli 1938 Gubernur Jenderal Tjarda secara samar samar telah membayangkan bahwa petisi akan ditolak Laporan Gubernur Jenderal kepada menteri jajahan berdasarkan laporan laporan antara lain dari Raad van Nederland Indie Adviseur voor Inlandse Zaken Directeur van Onderwijs en Eredienst telah menyarankan supaya petisi ditolak dengan alasan isi kurang jelas Juga mengingat ketidakpastian akan kejadian kejadian pada masa yang akan datang ini maka tidak dapatlah disetujui keinginan untuk mengadakan konfrensi untuk menyusun rencana bagi masa yang akan datang Akhirnya ia menyarankan bahwa biar bagaimanapun petisi harus ditolak sehingga perubahan secara prinsip bagi kadudukan Indonesia dan mengadakan konfrensi itu tidak perlu diadakan Akhirnya dengan keputusan Kerajaan Belanda No 40 tanggal 14 November 1938 petisi yang diajukan atas nama Volksraad ditolak oleh Ratu Wilhelmina Alasan penolakannya antara lain ialah Bahwa bangsa Indonesia belum matang untuk memikul tanggung jawab memerintah diri sendiri Referensi Sunting Eerste Hoofdstuk Van het Rijk en zijn inwoners Nederlandse Grondwet www denederlandsegrondwet nl Diakses tanggal 2019 07 28 a b Evita Andi Lili 2017 Paeni Mukhlis Sastrodinomo Kasijanto ed Gubernur Pertama Di Indonesia Jakarta Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hlm 53 ISBN 978 602 1289 72 3 Parameter First5 yang tidak diketahui mengabaikan first5 yang disarankan bantuan Parameter Last3 yang tidak diketahui mengabaikan last3 yang disarankan bantuan Parameter Last8 yang tidak diketahui mengabaikan last8 yang disarankan bantuan Parameter First8 yang tidak diketahui mengabaikan first8 yang disarankan bantuan Parameter Last7 yang tidak diketahui mengabaikan last7 yang disarankan bantuan Parameter First7 yang tidak diketahui mengabaikan first7 yang disarankan bantuan Parameter First4 yang tidak diketahui mengabaikan first4 yang disarankan bantuan Parameter Last6 yang tidak diketahui mengabaikan last6 yang disarankan bantuan Parameter First2 yang tidak diketahui mengabaikan first2 yang disarankan bantuan Parameter Last4 yang tidak diketahui mengabaikan last4 yang disarankan bantuan Parameter First6 yang tidak diketahui mengabaikan first6 yang disarankan bantuan Parameter Last5 yang tidak diketahui mengabaikan last5 yang disarankan bantuan Parameter First3 yang tidak diketahui mengabaikan first3 yang disarankan bantuan Pranala luar Sunting Inggris The Soetardjo Petition oleh Susan Abeyasekere dalam Indonesia 15 April 1973 81 107 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Petisi Soetardjo amp oldid 20527429