www.wikidata.id-id.nina.az
Pada malam 9 atau 10 Maret 1945 Angkatan Udara Amerika Serikat United States Army Air Forces USAAF melakukan serangan bom api di ibu kota Jepang Tokyo Serangan ini diberi nama sandi Operasi Meetinghouse oleh USAAF dan dikenal dengan Serangan Udara Tokyo Raya di Jepang 1 Bom yang dijatuhkan dari 279 pesawat pengebom berat Boeing B 29 Superfortress membakar sebagian besar wilayah timur Tokyo Lebih dari 90 ribu atau boleh jadi lebih dari 100 ribu orang Jepang tewas kebanyakan di antaranya adalah warga sipil dan sejuta orang kehilangan rumahnya sehingga pengeboman ini menjadi serangan udara paling merusak dalam sejarah manusia Sebagian besar pertahanan udara dan sipil Jepang terbukti tidak memadai sementara 14 pesawat Amerika Serikat dan 96 penerbang hilang Pengeboman TokyoBagian dari Pengeboman Tokyo dan serangan udara di Jepang dalam Perang Dunia IISebuah jalan yang melewati sebagian Tokyo yang hancur dalam serangan udara 10 Maret 1945Tanggal9 atau 10 Maret 1945LokasiTokyo JepangHasilkemenangan Amerika SerikatPihak terlibat Amerika Serikat Kekaisaran JepangTokoh dan pemimpinCurtis LeMayThomas S PowerShizuichi TanakaPasukanXXI Bomber CommandDivisi Pertahanan Udara PertamaDivisi Udara ke 10Kekuatan325 pengebom 279 pengebom melebihi sasaran Approximately 638 antiaircraft guns90 fighter aircraftProfessional and civilian firefightersKorban14 pesawat rusak96 awak tewas atau hilang90 000 hingga 100 000 korban tewas perkiraan paling umum Leboh dari sejuta kehilangan tempat tinggalnya267 171 bangunan hancurTemplat Kampanye JepangSerangan di Tokyo merupakan kelanjutan dari serangan udara di Jepang yang bermula pada Juni 1944 Sebelum operasi ini USAAF telah berfokus kepada kampanye pengeboman terukur melawan fasilitas industri Jepang Serangan ini umumnya tidak berhasil yang bersumbangsih terhadap keputusan untuk beralih ke pengeboman api Operasi pada dini hari 10 Maret adalah serangan bom api besar pertama terhadap sebuah kota di Jepang dan unit USAAF menggunakan taktik yang sangat berbeda dari yang digunakan dalam serangan terukur termasuk pengeboman pada malam hari dengan pesawat yang terbang dengan ketinggian rendah Kehancuran meluas yang disebabkan oleh serangan itu menyebabkan taktik ini menjadi acuan bagi B 29 USAAF hingga akhir perang Perdebatan mengenai moralitas pengeboman di Tokyo 10 Maret telah berlangsung sejak lama Serangan ini sering disebut sebagai contoh kunci dalam kritik terhadap kampanye pengeboman strategis Sekutu Banyak sejarawan dan komentator berpendapat bahwa sasaran warga sipil dengan sengaja oleh USAAF tidak dapat diterima manakala sejarawan lain menyatakan bahwa USAAF tidak memiliki pilihan selain mengubah ke taktik pengeboman kawasan mengingat kampanye pengeboman terukur telah gagal Secara umum diakui bahwa taktik yang digunakan dalam menyerang Tokyo dan serangan serupa berikutnya berhasil secara militer Serangan itu diabadikan lewat beberapa tugu peringatan dan sebuah museum yang dikelola swasta Daftar isi 1 Latar belakang 2 Persiapan 2 1 Serangan pembakar awal ke Jepang 2 2 Persiapan menyerang Tokyo 2 3 Pertahanan Jepang 3 Serangan 3 1 Keberangkatan 3 2 Di Tokyo 3 3 Di daratan 4 Pascaperistiwa 4 1 Korban 4 2 Tanggapan 4 3 Peringatan 4 4 Historiografi 5 Rujukan 5 1 Catatan 5 2 Catatan kaki 5 3 Daftar pustaka 6 Bacaan tambahanLatar belakang suntingLihat pula Serangan udara di Jepang dan Pengeboman Tokyo Doktrin USAAF sebelum perang menekankan pada pengeboman terukur terhadap fasilitas industri utama lewat pengeboman wilayah suatu kota Serangan pengeboman strategis awal Amerika Serikat di Jerman menggunakan taktik terukur dengan awak pengebom berusaha mengidentifikasi sasaran mereka secara visual Dalam praktiknya cara ini terbukti sulit dilakukan Selama 20 bulan terakhir dalam perang di Eropa serangan nonvisual menyumbang sekitar setengah dari kampanye pengeboman strategis Amerika Serikat melawan Jerman Serangan ini termasuk serangan pengeboman wilayah yang utama di Berlin dan Dresden serta serangan di beberapa kota yang dilakukan sebagai bagian dari Operasi Clarion 2 Serangan Amerika Serikat terhadap Jerman umumnya menggunakan bom berdaya ledak tinggi dengan bom pembakar menyumbang hanya 14 persen dari bom yang dijatuhkan oleh Angkatan Udara Kedelapan 3 Komando Pengebom Inggris berfokus kepada penghancuran kota kota di Jerman sejak awal 1942 hingga akhir perang dan bom pembakar menyumbang 21 persen dari berton ton bom yang dijatuhkan oleh pesawat 4 Pengeboman wilayah terhadap kota kota di Jerman oleh pasukan Sekutu berujung tewasnya ratusan ribu warga sipil dan badai api besar besaran di kota seperti Hamburg dan Dresden 5 nbsp Sebuah pesawat B 29 menjatuhkan bom konvensional di Jepang Bom itu terpengaruh oleh angin kejadian umum yang membuat pengeboman terukur menjadi sulit Pasukan Jepang melakukan serangan pengeboman kawasan di kota kota di Cina selama perang 6 Beberapa upaya dilakukan untuk menyasar fasilitas industri dengan tujuan kampanye untuk meneror warga sipil dan memutus sumber dari pasukan Tiongkok Ibu kota sementara Tiongkok Chongqing sering diserang oleh pesawat yang menggunakan bom pembakar dan bom berpeledak tinggi Serangan ini menghancurkan sebagian besar kota 7 Serangan Doolittle oleh Amerika Serikat pada 18 April 1942 adalah serangan udara pertama di Tokyo tetapi hanya menimbulkan kerusakan kecil di sana 8 Pada Juni 1944 XX Bomber Command USAAF memulai kampanye melawan Jepang dengan pengebom B 29 Superfortress yang terbang dari lapangan udara di Tiongkok Tokyo berada di luar jangkauan B 29 Superfortress yang beroperasi di Tiongkok sehingga tidak diserang 9 Keadaan ini berubah pada Oktober 1944 ketika B 29 XXI Bomber Command mulai berpindah ke lapangan udara di Kepulauan Mariana Kepulauan ini cukup dekat dengan Jepang sehingga B 29 dapat melakukan kampanye pengeboman berkelanjutan terhadap Tokyo dan sebagian besar kota kota lainnya di Jepang 9 penerbangan Superfortress pertama di Jepang terjadi pada 1 November ketika sebuah pesawat intai mengambil gambar fasilitas industri dan kawasan perkotaan di distrik barat Tokyo 10 11 Kawasan lainnya diambil gambarnya dalam penerbangan pengintaian berikutnya Gambar gambar ini digunakan untuk merencanakan serangan pada 10 Maret dan serangan lainnya di kawasan perkotaan 12 Rencana keseluruhan bagi kampanye pengeboman strategis terhadap Jepang ditentukan bahwa kampanye itu akan dimulai dengan serangan bom terukur terhadap fasilitas industri kunci dan kemudian termasuklah serangan pengeboman api di banyak kota 13 Arahan sasaran pertama yang dikeluarkan untuk XXI Bomber Command oleh unit induknya Angkatan Udara Kedua Puluh pada 11 November 1944 menetapkan bahwa sasaran utama adalah pabrik pesawat dan mesin penerbangan Jepang Sasaran ini akan diserang dengan pengeboman terukur Kota kota di Jepang ditetapkan sebagai sasaran sekunder dengan pengeboman wilayah diizinkan untuk digunakan terhadap kota kota itu Perintah itu juga menunjukkan bahwa kemungkinan besar serangan pengeboman api dilakukan terjadap kota kota untuk menguji keefektifan taktik ini 14 Angkatan Udara Kedua Puluh memiliki struktur komando yang tidak biasa karena dipimpin secara pribadi oleh Jenderal Henry H Arnold komandan militer USAAF 15 Serangan B 29 di Tokyo dimulai pada 24 November Serangan pertama menyasar pabrik mesin pesawat di pinggiran Tokyo dan menyebabkan kerusakan yang kecil 9 Serangan selanjutnya oleh XXI Bomber Command di Tokyo dan kota kota lain umumnya menggunakan taktik pengeboman terukur dan bom berdaya ledak tinggi Serangan tersebut seringkali tidak berhasil karena keadaan cuaca buruk dan berbagai masalah mekanis yang memengaruhi pesawat B 29 9 Kegagalan ini menyebabkan kepala XXI Bomber Command dibebastugaskan pada Januari 1945 dan digantikan oleh Komandan XX Bomber Command Mayor Jenderal Curtis LeMay 9 Henry dan markas Angkatan Udara Kedua Puluh menganggap kampanye melawan Jepang hingga saat itu tidak berhasil dan Curtis memahami bahwa ia juga akan merasa lega jika gagal memberikan hasil Curtis meyakini bahwa mengganti penekanan dari pengeboman terukur ke pengeboman wilayah adalah pilihan yang paling menjanjikan untuk membalikkan kinerja XXI Bomber Command 16 Persiapan suntingSerangan pembakar awal ke Jepang sunting Perencana USAAF mulai menilai kelayakan kampanye pengeboman api terhadap kota kota di Jepang pada tahun 1943 Fasilitas industri utama Jepang rentan terhadap serangan itu karena terkonsetrasi di beberapa kota kota besar dan sebagian besar produksi berlangsung di rumah rumah dan pabrik pabrik kecil di kawasan perkotaan Para perencana memperkirakan bahwa serangan bom pembakar di enam kota terbesar Jepang dapat menyebabkan kerusakan fisik sebesar hampir 40 persen dari fasilitas industri dan mengakibatkan hilangnya 7 6 juta bulan orang kerja Diperkirakan juga bahwa serangan ini akan membunuh lebih dari 500 ribu orang sehingga menyebabkan 7 75 juta orang kehilangan tempat tinggal dan memaksa hampir 3 5 juta orang untuk dievakuasi 17 18 Rencana serangan pengeboman strategis terhadap Jepang yang dikembangkan pada tahun 1943 menyebutkan bahwa serangan tersebut akan menjadi pergantian dari fokus terhadap pengeboman terukur terhadap sasaran berupa industri ke pengeboman wilayah dari sekitar paruh awal kampanye yang diperkirakan terjadi pada Maret 1945 19 nbsp Dua bom pembakar M69 yang dipajang di Museum Sejarah Prefektur NiigataPersiapan untuk serangan pengeboman api terhadap Jepang telah dimulai jauh sebelum Maret 1945 Pada tahun 1943 USAAF menguji keefektifan bom pembakar pada kompleks bangunan dalam negeri bergaya Jerman dan Jepang yang berdampingan di Dugway Proving Ground 20 21 Uji coba ini menunjukkan bahwa pembakar M69 sangat efektif untuk memulai kebakaran yang tak terkendali Senjata senjata ini dijatuhkan dari pesawat B 29 secara bertandan dan menggunakan napalm sebagai pengisi pembakar Setelah bom menghunjam bumi sumbu memicu muatan yang pertama tama menyemburkan napalm dari senjata dan kemudian menyalakannya 22 Sebelum Maret 1945 tumpukan bom pembakar ditumpuk di Kepulauan Mariana Tumpukan itu diakumulasikan berdasarkan rencana XXI Bomber Command yang menetapkan bahwa setiap pesawat B 29 akan membawa 4 ton pendek 3 6 t senjata dalam 40 persen dari serangan mendadak mereka secara bulanan 23 Henry dan Staf Angkatan Udara ingin menunggu untuk menggunakan pembakar hingga program pengeboman api berskala besar dapat dilaksanakan untuk menghantam pertahanan kota di Jepang 24 Beberapa serangan dilakukan untuk menguji keefektifan pengeboman terhadap kota kota Jepang Sebuah serangan dengan bom pembakar kecil dilakukan di Tokyo pada malam 29 30 November 1944 tetapi mengakibatkan sedikit kerusakan Bom pembakar juga digunakan sebagai bagian dari beberapa serangan lainnya 25 Pada 18 Desember 84 pesawat XX Bomber Command B 29 melakukan serangan pembakar di Hankou Tiongkok yang menyebabkan kerusakan parah 26 Pada hari yang sama Angkatan Udara Kedua Puluh mengarahkan XXI Bomber Command untuk mengirimkan 100 pesawat B 29 dalam serangan bom api di Nagoya Serangan awal ini terjadi pada 22 Desember yang diarahkan ke sebuah pabrik pesawat dan melibatkan 78 pengebom menggunakan taktik pengeboman terukur Beberapa bom pembakar mendarat di daerah sasaran 25 Pada 3 Januari 97 pesawat Superfortress dikirim untuk mengebom Nagoya dengan bom api Serangan ini memicu beberapa kebakaran yang segera dikendalikan oleh petugas pemadam kebakaran Keberhasilan dalam melawan serangan itu membuat pihak berwenang Jepang menjadi terlalu percaya diri tentang kemampuan mereka untuk melindungi kota dari serangan pembakar 27 Serangan bom api berikutnya ditujukanterhadap Kobe pada 4 Februari dan bom yang dijatuhkan dari 69 pesawat B 29 memicu kebakaran yang menghancurkan atau merusak 1 039 bangunan 28 Pada 19 Februari Angkatan Udara Kedua Puluh mengeluarkan arah sasaran baru bagi XXI Bomber Command Sementara industri penerbangan Jepang tetap menjadi sasaran utama arahan tersebut menempatkan penekanan yang lebih kuat kepada serangan bom api di kota kota Jepang 29 Arahan itu juga menyebutkan serangan pembakar percobaan skala besar sesegera mungkin 30 Serangan ini dilakukan di Tokyo pada 25 Februari Sebanyak 231 pesawat B 29 dikirim 172 pesawat di antaranya tiba di Tokyo ini adalah serangan terbesar XXI Bomber Command hingga saat itu Serangan itu dilakukan pada siang hari dengan pengebom terbang dalam formasi di ketinggian Pengeboman ini menyebabkan kerusakan parah dengan hampir 28 ribu bangunan hancur Serangan ini adalah serangan paling merusak yang pernah dilakukan di Jepang dan Curtis dan Angkatan Udara Kedua Puluh menilai bahwa itu menunjukkan bahwa pengeboman skala besar adalah taktik yang efektif 31 32 Kegagalan serangan bom terukur di sebuah pabrik pesawat di Tokyo pada 4 Maret menandai berakhirnya periode ketika XXI Bomber Command utamanya melakukan serangan seperti itu 33 Korban sipil semasa operasi ini cenderung rendah misalnya semua serangan di Tokyo sebelum 10 Maret menyebabkan 1 292 jiwa tewas di kota itu 34 35 Persiapan menyerang Tokyo sunting Pada awal Maret Curtis menilai bahwa pengeboman terukur lebih lanjut terhadap sasaran industri Jepang tidak mungkin berhasil karena keadaan cuaca di negara ini Rata rata hanya adalah tujuh hari ketika langit cerah setiap bulan dan arus jet yang intens menjadikannya sulit mengarahkan bom dari ketinggian Karena kendala ini Curtis memutuskan untuk memfokuskan serangan XXI Bomber Command di kota kota Jepang 36 Meskipun ia membuat keputusan ini atas inisiatifnya sendiri petunjuk umum yang dikeluarkan untuk Curtis mengizinkan operasi seperti itu 37 Pada 5 Maret personel XXI Bomber Command diberi tahu bahwa tiada serangan besar lebih lanjut yang akan dijadwalkan hingga 9 Maret Selama periode ini staf Curtis menyelesaikan rencana penyerangan ke Tokyo 38 Dalam pertemuan pada 7 Maret Curtis setuju untuk melakukan serangkaian serangan intens terhadap sasaran di pulau Honshu antara 9 dan 22 Maret sebagai bagian dari persiapan invasi Okinawa pada 1 April 39 Curtis memutuskan untuk mengadopsi taktik yang sangat berbeda dalam kampanye ini Analisis oleh staf XXI Bomber Command terhadap serangan 25 Februari menyimpulkan bahwa bom pembakar telah dijatuhkan dari ketinggian yang terlalu tinggi dan serangan di tingkat yang lebih rendah akan meningkatkan ketepatan dan memungkinkan pesawat B 29 untuk membawa lebih banyak bom Note 1 Analisis ini juga akan mengekspos mereka ke pertahanan udara Jepang tetapi Curtis menilai taktik pengendalian tembakan Jepang yang buruk berarti risiko tambahannya sedang 41 Karena keadaan cuaca di Jepang cenderung lebih baik pada malam hari dan sistem LORAN yang digunakan pesawat B 29 untuk navigasi lebih efektif setelah senja diputuskan juga untuk melakukan serangan pada malam hari 42 Hal ini menyebabkan keputusan untuk mengarahkan pesawat menyerang secara sendiri sendiri daripada dalam formasi karena pesawat B 29 tidak mungkin tetap berada di stasiun pada malam hari Terbang sendiri sendiri juga akan mengurangi pemakaian bahan bakar karena pilot tidak perlu terus menerus menyesuaikan mesin mereka untuk tetap dalam formasi Penghematan bahan bakar ini memungkinkan Superfortress membawa muatan bom dua kali lipat dari biasanya 43 Intelijen USAAF telah menentukan bahwa Jepang hanya memiliki dua unit pesawat tempur malam dan ini diyakini hanya menimbulkan sedikit ancaman Hasilnya Curtis memutuskan untuk menghilangkan semua senjata pesawat B 29 selain yang ada di bagian belakang pesawat untuk mengurangi berat pesawat dan selanjutnya meningkatkan berat bom yang bisa mereka bawa 42 44 45 Sementara Curtis membuat keputusan akhir untuk mengadopsi taktik baru ia mengakui bahwa rencananya itu adalah gabungan gagasan gagasan yang diajukan oleh banyak perwira 46 Pada 7 Maret beberapa awak pesawat B 29 melakukan misi pelatihan ketika mereka berlatih menggunakan radar untuk menavigasi dan menyerang sasaran dari ketinggian rendah Para penerbang tidak diberitahu tujuan dari pelatihan ini 47 Para perwira yang menjadi komandan di tiga sayap terbang XXI Bomber Command setuju dengan taktik baru tersebut tetapi terdapat kekhawatiran bahwa hal itu dapat mengakibatkan banyak korban jiwa 42 Kekhawatiran ini dirasakan oleh beberapa staf Curtis Pegawai intelijen XXI Bomber Command memperkirakan bahwa 70 persen pengebom dapat dihancurkan 48 Curtis berkonsultasi dengan kepala staf Henry Brigadir Jenderal Lauris Norstad tentang taktik baru tersebut tetapi tidak secara resmi meminta persetujuan untuk mengadopsinya Ia kemudian membenarkan tindakan ini dengan alasan ia ingin melindungi Henry dari kesalahan seandainya serangan itu gagal 44 Curtis memberi tahu markas besar Angkatan Udara Kedua Puluh tentang taktik yang dimaksudkannya pada 8 Maret hari ketika dia tahu Henry dan Lauris akan absen Tidak ada bukti bahwa Curtis berharap Angkatan Udara Kedua Puluh akan keberatan dengan pengeboman wilayah sipil tetapi ia mungkin khawatir bahwa taktik baru tersebut terlalu berisiko 49 Pertahanan Jepang sunting Militer Jepang mengantisipasi bahwa USAAF akan melakukan serangan malam besar di wilayah Tokyo Setelah beberapa serangan malam kecil dilakukan di wilayah tersebut selama bulan Desember 1944 dan Januari 1945 Divisi Udara ke 10 Angkatan Udara Kekaisaran Jepang yang bertanggung jawab untuk mencegat serangan di wilayah Kantō lebih menekankan pada pelatihan pilot untuk beroperasi di malam hari Salah satu resimen terbang divisi Resimen Udara ke 53 juga diubah menjadi unit tempur malam khusus 50 Pada malam 3 4 Maret militer Jepang mencegat sinyal radio Amerika yang menandakan bahwa XXI Bomber Command sedang melakukan latihan penerbangan malam besar Ini ditafsirkan bahwa pasukan sedang bersiap untuk memulai serangan malam skala besar di Jepang 51 Namun Jepang tidak mengharapkan Amerika Serikat untuk mengubah taktik pengeboman ketinggian rendah 52 The military forces assigned to protect Tokyo were insufficient to stop a major raid Sektor Pertahanan Udara Kanto dari Angkatan Darat Distrik Timur bertanggung jawab atas pertahanan udara di wilayah Tokyo dan mendapat keutamaan tertinggi untuk pesawat terbang dan senjata pertahanan udara 53 Note 2 Divisi Pertahanan Udara Pertama mengendalikan senjata pertahanan udara yang ditempatkan di pusat wilayah Honshu termasuk Tokyo Divisi ini terdiri dari delapan resimen dengan total 780 senjata pertahanan udara serta resimen yang dilengkapi dengan lampu sorot 55 Intelijen militer Amerika memperkirakan bahwa 331 senjata pertahanan udara berat dan 307 senjata pertahanan udara ringan dan berat telah dialokasikan untuk pertahanan Tokyo pada saat penyerbuan 56 Sebuah jaringan kapal piket stasiun radar dan pos pengintai bertanggung jawab untuk mendeteksi serangan yang masuk 57 Karena kekurangan radar dan peralatan kendali tembakan lainnya penembak pertahanan udara Jepang merasa sulit untuk menyasar pesawat yang beroperasi pada malam hari 58 Stasiun radar memiliki jarak pendek dan peralatan kendali tembakan untuk baterai pertahanan udara tidak canggih 59 Hingga Maret 1945 sebagian besar dari 210 pesawat tempur Divisi Udara ke 10 adalah pesawat tempur siang hari dengan Resimen Udara ke 53 mengoperasikan 25 atau 26 pesawat tempur malam 60 Resimen itu mengalami kesulitan untuk beralih ke peran petarung malam termasuk program pelatihan yang terlalu intensif yang membuat pilotnya lelah 61 Pertahanan sipil Tokyo juga mengalami kekurangan Dinas pemadam kebakaran Tokyo terdiri dari sekitar 8 000 petugas pemadam kebakaran yang tersebar di antara 287 balai pemadam kebakaran tetapi mereka hanya memiliki sedikit peralatan pemadam kebakaran modern 62 Taktik pemadam kebakaran yang digunakan oleh pemadam kebakaran tidak efektif terhadap bom pembakar 63 Warga sipil telah diatur menjadi lebih dari 140 000 persatuan pemadam kebakaran lingkungan dengan kekuatan nominal 2 75 juta orang tetapi ini juga tidak lengkap 63 Peralatan dasar yang dikeluarkan untuk asosiasi pemadam kebakaran tidak mampu memadamkan api yang dimulai oleh M69 63 Beberapa perlindungan serangan udara telah dibangun meskipun sebagian besar rumah tangga menggali lubang perlindungan untuk berlindung di dekat rumah mereka 64 Penghenti api telah dibuat di seluruh kota dalam upaya untuk menghentikan penyebaran api lebih dari 200 000 rumah hancur sebagai bagian dari upaya ini Puing puing sering tidak dibersihkan dari sekat bakar yang menjadi sumber bahan bakar Pemerintah Jepang juga mendorong anak anak dan warga sipil dengan pekerjaan tidak penting untuk mengungsi dari Tokyo dan 1 7 juta orang telah meninggalkan Tokyo pada Maret 1945 Namun banyak warga sipil lainnya telah pindah ke Tokyo dari daerah pedesaan yang miskin selama periode yang sama 65 Serangan sunting nbsp Peta yang menunjukkan wilayah Tokyo yang hancur selama Perang Dunia II Wilayah yang terbakar saat serangan pada 9 10 Maret ditandai dengan warna hitam Keberangkatan sunting Pada 8 Maret Curtis mengeluarkan perintah untuk serangan bom api besar besaran di Tokyo malam berikutnya 66 Serangan itu menyasar kawasan persegi panjang di timur laut Tokyo yang ditunjuk sebagai Zona I oleh USAAF yang berukuran sekitar 4 mil 6 4 km kali 3 mil 4 8 km Daerah ini dibagi oleh Sungai Sumida dan termasuk sebagian besar Kawasan Asakusa Honjo dan Fukagawa 67 Bangsal ini merupakan bagian dari distrik Shitamachi yang didefinisikan secara informal di Tokyo yang sebagian besar dihuni oleh orang orang kelas pekerja dan perajin 68 Dengan penduduk sekitar 1 1 juta jiwa kota ini adalah salah satu daerah perkotaan terpadat di dunia 69 Zona I berisi beberapa fasilitas industri yang signifikan secara militer meskipun ada banyak pabrik kecil yang memasok industri perang Jepang Daerah tersebut sangat rentan terhadap pengeboman karena sebagian besar bangunan dibuat dari kayu dan bambu dan jaraknya berdekatan 52 Karena kerentanan ini ia menderita kerusakan parah dan banyak korban jiwa akibat kebakaran yang disebabkan oleh Gempa Besar Kantō 1923 Badan intelijen Amerika Serikat menyadari betapa rentannya wilayah itu terhadap kebakaran dengan Kantor Layanan Strategis menilai itu sebagai berisi distrik yang paling mudah terbakar di Tokyo 70 Perintah serangan yang dikeluarkan untuk awak pesawat B 29 menyatakan bahwa tujuan utama penyerangan adalah untuk menghancurkan banyak pabrik kecil yang terletak di dalam wilayah sasaram tetapi juga dicatat bahwa hal itu dimaksudkan untuk menimbulkan korban sipil sebagai alat untuk mengganggu produksi di fasilitas industri utama 71 Masing masing dari tiga sayap XXI Bomber Command memiliki ketinggian yang berbeda untuk dibom dalam jarak antara 5 000 kaki 1 500 m and 7 000 kaki 2 100 m Ketinggian ini dianggap terlalu tinggi untuk dicapai oleh senjata pertahanan udara ringan Jepang dan di bawah jangkauan efektif senjata pertahanan udara berat 56 Curtis tidak dapat memimpin serangan secara langsung karena ia dilarang menempatkan dirinya dalam situasi ketika ia dapat ditangkap setelah diberi pengarahan tentang pengembangan bom atom 44 Sebaliknya serangan itu dipimpin oleh komandan Sayap Pengeboman ke 314 Brigadir Jenderal Thomas S Power 72 Curtis menganggap Thomas sebagai perwira komandan sayap terbaik 73 Taktik baru yang akan digunakan dalam operasi tersebut tidak diterima dengan baik oleh banyak penerbang yang percaya bahwa lebih aman untuk mengebom dari ketinggian dan lebih suka mempertahankan senjata pertahanan mereka 45 Meninggalkan penembak yang tidak dibutuhkan juga mengganggu banyak penerbang karena awak pengebom biasanya memiliki hubungan yang sangat dekat 74 Dalam persiapan penyerangan staf pemeliharaan XXI Bomber Command bekerja secara intensif selama 36 jam untuk menyiapkan sebanyak mungkin pesawat Upaya ini terbukti berhasil dan 83 persen B 29 tersedia untuk tindakan dibandingkan dengan tingkat kemampuan servis rata rata 60 persen Awak darat lainnya mengisi pesawat dengan bom dan bahan bakar 75 Sebanyak 346 B 29 telah disiapkan Wing Bombardment ke 73 menyumbangkan 169 B 29 dan Bombardment Wing ke 313 121 kedua unit itu didasarkan pada Saipan Pada saat penyerbuan Wing Bombardment ke 314 tiba di Guam di Kepulauan Mariana dan hanya mampu menyediakan 56 B 29 44 B 29 di skuadron yang dijadwalkan tiba di Tokyo pertama kali dipersenjatai dengan bom M47 senjata ini menggunakan napalm dan mampu menyalakan api yang membutuhkan peralatan pemadam kebakaran mekanis untuk dikendalikan Para pengebom di unit lain memuat kelompok M69 66 Superfortress Bomb Wings ke 73 dan Superfortress Bomb Wings ke 313 masing masing diisi dengan 7 ton pendek 6 4 t Karena B 29 dari Sayap Pengeboman ke 314 harus terbang lebih jauh mereka masing masing membawa 5 ton pendek 4 5 t bom 56 Pasukan penyerang mulai meninggalkan pangkalannya pada 17 35 9 Maret waktu setempat Butuh dua dan tiga seperempat jam untuk semua 325 B 29 yang dikirim lepas landas 52 56 Turbulensi terjadi dalam penerbangan ke Jepang tetapi cuaca di Tokyo bagus Ada sedikit tutupan awan dan jarak pandangnya bagus untuk awak bomber pertama yang tiba di Tokyo mereka dapat melihat dengan jelas sejauh 10 mil 16 km 52 Kondisi di darat dingin dan berangin dengan kota mengalami hembusan antara 45 mil per jam 72 km h dan 67 mil per jam 108 km h bertiup dari tenggara 76 77 Pesawat B 29 pertama di Tokyo adalah empat pesawat yang ditugaskan untuk memandu yang lain masuk Benteng Super ini tiba di atas kota tidak lama sebelum tengah malam pada tanggal 9 Maret Mereka membawa bahan bakar tambahan radio tambahan dan operator radio terbaik XXI Bomber Command alih alih bom dan mengitari Tokyo di ketinggian 25 000 kaki 7 600 m selama serangan Taktik ini terbukti tidak berhasil dan kemudian dianggap tidak perlu 78 Di Tokyo sunting Serangan di Tokyo dimulai pada 12 08 10 Maret waktu setempat 79 Pengebom pemandu militer secara bersamaan mendekati kawasan sasaran dengan sudut siku siku satu sama lain Pengebom ini diawaki oleh awak terbaik 73rd Bombardment Wings dan 313th Bombardment Wings 3 Bom M47 mereka dengan cepat mulai menembak dalam bentuk X yang digunakan untuk mengarahkan serangan selama sisa pasukan Masing masing sayap XXI Bomber Command dan kelompok bawahan mereka telah diberi pengarahan untuk menyerang daerah yang berbeda dalam bentuk X untuk memastikan bahwa serangan itu menyebabkan kerusakan yang meluas 80 Saat api meluas pengebom Amerika menyebar untuk menyerang bagian yang tidak terkena dampak dari kawasan sasaran 52 Pesawat B 29 Thomas mengitari Tokyo selama 90 menit dengan tim kartografer yang ditugaskan untuk memetakan penyebaran api 81 nbsp Gambar pengintaian USAAF di Tokyo yang diambil pada 10 Maret 1945 Bagian dari wilayah yang dihancurkan oleh serangan itu terlihat di bagian bawah gambar Serangan itu berlangsung kira kira 2 jam 40 menit 82 Jarak pandang ke Tokyo menurun selama penyerbuan karena asap luas di atas kota Hal ini menyebabkan beberapa pesawat Amerika mengebom sebagian Tokyo di luar area target Panas dari kebakaran juga mengakibatkan gelombang terakhir pesawat mengalami turbulensi yang hebat 56 Beberapa penerbang Amerika juga perlu menggunakan masker oksigen saat bau daging yang terbakar memasuki pesawat mereka 83 Sebanyak 279 B 29 menyerang Tokyo menjatuhkan 1 665 ton pendek 1 510 t bom 19 Superfortress lainnya yang tidak dapat mencapai Tokyo mencapai target peluang atau target pilihan terakhir 84 Pesawat ini berbalik lebih awal karena masalah mekanis atau pilot memutuskan untuk membatalkan misi utama karena mereka takut dibunuh 85 Pasukan pertahanan Tokyo berharap adanya serangan tetapi tidak mendeteksi pasukan Amerika sampai tiba di atas kota Satuan pertahanan udara di daerah Dataran Kanto telah disiagakan namun satuan petarung malam diperintahkan untuk tidak menderu deru pesawat apapun sampai penyerbuan yang masuk terdeteksi 86 Sementara perahu piket melihat kekuatan penyerang penerimaan radio yang buruk membuat sebagian besar laporan mereka tidak diterima Karena kekacauan dalam komando pertahanan hanya sedikit tindakan yang diambil atas laporan yang tersebar yang datang dari perahu 76 Sekitar tengah malam pada tanggal 9 Maret sejumlah kecil B 29 terdeteksi di dekat Katsuura tetapi dianggap melakukan penerbangan pengintaian Penampakan berikutnya dari B 29 yang terbang pada level rendah tidak dianggap serius dan stasiun radar Jepang berfokus pada pencarian pesawat Amerika yang beroperasi di ketinggian biasa mereka 87 Alarm pertama bahwa penyerbuan sedang berlangsung dikeluarkan pada pukul 12 15 tepat setelah B 29 mulai menjatuhkan bom di Tokyo 79 Divisi Udara ke 10 mengumpulkan semua pencegat malam yang tersedia dan unit lampu sorot dan pertahanan udara dari Divisi Pertahanan Udara ke 1 mulai beraksi 87 Seperti yang diharapkan oleh Curtis pertahanan Tokyo tidak efektif Banyak unit Amerika menghadapi tembakan pertahanan udara yang cukup besar tetapi umumnya ditujukan pada ketinggian di atas atau di bawah pengebom dan intensitasnya berkurang seiring waktu karena posisi senjata diliputi oleh api 88 Namun demikian penembak Jepang menembak jatuh 12 B 29 42 lainnya rusak dua di antaranya harus dihapuskan 89 Pejuang Jepang tidak efektif pilot mereka tidak menerima panduan dari stasiun radar dan upaya dari penembak pertahanan udara dan unit tempur tidak terkoordinasi 90 Tidak ada B 29 yang ditembak jatuh oleh pesawat tempur dan penerbang Amerika melaporkan hanya 76 penampakan pesawat tempur Jepang dan 40 serangan oleh mereka selama penyerbuan tersebut 90 Beberapa pilot Jepang tewas ketika pesawat mereka kehabisan bahan bakar dan jatuh 91 Lima dari B 29 yang jatuh berhasil dibuang ke laut dan awaknya diselamatkan oleh kapal selam Angkatan Laut Amerika Serikat 90 Korban Amerika adalah 96 penerbang tewas atau hilang dan 6 terluka atau terluka 92 Pesawat B 29 yang selamat tiba kembali di pangkalan mereka di Kepulauan Mariana antara pukul 06 10 dan 11 27 10 Maret waktu setempat 84 Banyak dari pengebom itu terkena abu dari kebakaran yang disebabkan oleh awak mereka 83 Di daratan sunting nbsp Reruntuhan Nakamise dōri di Asakusa setelah seranganKebakaran yang meluas dengan cepat berkembang di timur laut Tokyo Dalam waktu 30 menit sejak dimulainya serangan situasinya berada di luar kendali pemadam kebakaran 93 Satu jam setelah serangan pemadam kebakaran menghentikan upayanya untuk menghentikan kebakaran 62 Sebaliknya petugas pemadam kebakaran berfokus pada membimbing orang orang ke tempat yang aman dan menyelamatkan mereka yang terjebak di gedung yang terbakar 94 Lebih dari 125 petugas pemadam kebakaran dan 500 petugas sipil yang ditugaskan untuk membantu mereka tewas dan 96 mobil pemadam kebakaran rusak 62 Didorong oleh angin kencang banyak api kecil yang dipicu oleh bom pembakar Amerika Serikat dengan cepat bergabung menjadi api besar Ini membentuk badai api yang dengan cepat bergerak ke arah barat laut dan menghancurkan atau merusak hampir semua bangunan di jalurnya 95 96 Satu satunya bangunan yang selamat dari kebakaran itu dibangun dari batu 97 Satu jam setelah dimulainya serangan sebagian besar Tokyo bagian timur telah hancur atau terkena dampak kebakaran 98 Warga sipil yang tinggal di rumah mereka atau berusaha memadamkan api hampir tidak memiliki kesempatan untuk bertahan hidup Sejarawan Richard B Frank telah menulis bahwa kunci untuk bertahan hidup adalah memahami dengan cepat bahwa situasinya tidak ada harapan dan melarikan diri 95 Segera setelah dimulainya penyerbuan siaran berita mulai menasihati warga sipil untuk mengungsi secepat mungkin tetapi tidak semua melakukannya dengan segera 99 Lubang perlindungan yang telah digali di dekat sebagian besar rumah tidak memberikan perlindungan terhadap badai api dan warga sipil yang berlindung di dalamnya dibakar sampai mati atau mati lemas 63 nbsp Sisa sisa tubuh warga sipil Jepang yang hangus setelah seranganRibuan warga sipil yang dievakuasi tewas Keluarga sering kali berusaha untuk tetap tinggal dengan asosiasi lingkungan setempat mereka tetapi mudah untuk dipisahkan dalam kondisi tersebut 100 Beberapa keluarga berhasil tinggal bersama sepanjang malam 101 Melarikan diri sering kali terbukti tidak mungkin karena asap mengurangi jarak pandang hanya beberapa meter dan jalan jalan dengan cepat dihalangi oleh api 97 100 Kerumunan warga sipil sering panik saat mereka bergegas menuju kanal yang dianggap aman dengan mereka yang jatuh tertindih hingga tewas 102 Banyak dari mereka yang tewas dalam serangan itu tewas ketika mencoba untuk mengungsi 103 Dalam banyak kasus seluruh keluarga terbunuh 95 Salah satu insiden paling mematikan terjadi ketika bom penuh sebuah B 29 mendarat di tengah kerumunan warga sipil yang melintasi Jembatan Kokotoi di atas Sungai Sumida yang menyebabkan ratusan orang tewas terbakar 104 Beberapa tempat di kawasan yang disasar memberikan keamanan Banyak dari mereka yang berusaha untuk mengungsi ke taman besar yang telah dibuat sebagai perlindungan terhadap kebakaran setelah gempa bumi Great Kanto 1923 terbunuh ketika kobaran api bergerak melintasi ruang terbuka ini 105 Demikian pula ribuan orang yang berkumpul di halaman kuil Sensō ji di Asakusa meninggal 106 Yang lainnya berlindung di bangunan padat seperti sekolah atau teater dan di saluran 105 Ini bukan bukti terhadap badai api dengan menghirup asap dan panas yang membunuh banyak orang di sekolah 107 Banyak orang yang berusaha untuk berlindung di kanal terbunuh oleh asap atau ketika badai api yang lewat menyedot oksigen dari daerah tersebut 82 Namun badan air ini memberikan keamanan bagi ribuan lainnya 93 Api akhirnya padam dengan sendirinya pada pertengahan pagi 10 Maret dan berhenti ketika mencapai daerah terbuka yang luas atau Saluran Nakagawa 90 108 Ribuan orang yang terluka dalam serangan itu tewas pada hari hari berikutnya 109 Setelah serangan warga sipil di seluruh Tokyo menawarkan bantuan kepada para pengungsi 34 Petugas pemadam kebakaran polisi dan tentara juga berusaha menyelamatkan korban yang terperangkap di bawah bangunan yang runtuh 110 Banyak pengungsi yang sebelumnya tinggal di permukiman kumuh ditampung di bagian kota yang makmur Beberapa dari pengungsi ini membenci perbedaan dalam kondisi kehidupan memicu kerusuhan dan penjarahan 111 Pusat pengungsian juga didirikan di taman dan area terbuka lainnya 112 Lebih dari satu juta orang meninggalkan kota pada minggu minggu berikutnya dengan lebih dari 90 persen ditampung di prefektur terdekat 34 Karena tingkat kerusakan dan pergerakan dari Tokyo tidak ada upaya yang dilakukan untuk memulihkan layanan ke sebagian besar kota 103 Pascaperistiwa suntingKorban sunting nbsp Tubuh hangus seorang wanita yang menggendong seorang anak di punggungnya nbsp Tubuh korban pengeboman di Taman Ueno nbsp Tubuh yang mengambang di Sungai SumidaPerkiraan jumlah orang yang tewas dalam pengeboman Tokyo pada 10 Maret berbeda Setelah serangan 79 466 mayat ditemukan dan dicatat 93 Banyak mayat lain tidak ditemukan dan direktur kesehatan kota memperkirakan 83 600 orang tewas dan 40 918 lainnya luka luka 34 Pemadam kebakaran Tokyo menyebutkan korban tewas 97 000 dan 125 000 luka luka dan Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo percaya bahwa 124 711 orang telah tewas atau terluka Setelah perang Survei Bom Strategis Amerika Serikat memperkirakan korban tewas sebanyak 87 793 orang dan 40 918 luka luka Survei tersebut juga menyatakan bahwa mayoritas korban adalah wanita anak anak dan orang tua 110 113 Frank menulis pada tahun 1999 bahwa sejarawan umumnya percaya bahwa ada antara 90 000 dan 100 000 kematian tetapi beberapa berpendapat bahwa jumlahnya jauh lebih tinggi 34 Misalnya Edwin P Hoyt menyatakan pada tahun 1987 bahwa 200 000 orang telah terbunuh dan pada tahun 2009 Mark Selden menulis bahwa jumlah kematian mungkin beberapa kali lipat dari perkiraan 100 000 yang digunakan oleh Pemerintah Jepang dan Amerika Serikat Perpindahan penduduk yang besar dari dan ke Tokyo pada periode sebelum penyerangan kematian seluruh komunitas dan penghancuran catatan berarti bahwa tidak mungkin untuk mengetahui secara pasti berapa banyak yang meninggal 34 Sebagian besar mayat yang ditemukan terkubur di kuburan massal tanpa diidentifikasi 34 114 115 Banyak mayat orang yang meninggal saat mencoba berlindung di sungai tersapu ke laut dan tidak pernah ditemukan 116 Upaya untuk mengumpulkan mayat berhenti 25 hari setelah serangan 103 Serangan itu juga menyebabkan kerusakan yang meluas Catatan polisi menunjukkan bahwa 267 171 bangunan hancur yang mewakili seperempat dari semua bangunan di Tokyo pada saat itu Kehancuran ini menyebabkan 1 008 005 orang yang selamat kehilangan tempat tinggal 93 Sebagian besar bangunan di bangsal Asakusa Fukagawa Honjo Jōtō dan Shitaya hancur dan tujuh distrik kota lainnya mengalami kehilangan sekitar setengah bangunan mereka Bagian dari 14 bangsal lainnya mengalami kerusakan Secara keseluruhan 158 mil persegi 410 km2 Tokyo terbakar habis 117 Jumlah orang yang terbunuh dan area yang hancur adalah yang terbesar dari semua serangan udara pada Perang Dunia II termasuk pengeboman atom di Hiroshima dan Nagasaki 93 ketika setiap serangan dianggap sendiri Korban dan kerusakan yang disebabkan oleh serangan dan ketidakhadiran pekerja di Tokyo sangat mengganggu perekonomian perang Jepang 118 119 Tanggapan sunting Curtis dan Henry menganggap operasi tersebut sukses signifikan berdasarkan laporan yang dibuat oleh penerbang yang terlibat dan kerusakan luas yang ditunjukkan dalam foto yang diambil oleh pesawat pengintai pada 10 Maret 92 120 Henry mengirim pesan ucapan selamat kepada Curtis yang menyatakan bahwa misi ini menunjukkan awak Curtis memiliki nyali untuk apapun 109 Awak udara yang melakukan serangan juga senang dengan hasilnya 121 Penilaian pasca serangan oleh XXI Bomber Command mengaitkan skala kerusakan dengan pengeboman yang terkonsentrasi di kawasan tertentu dengan pengebom menyerang dalam jangka waktu singkat dan angin kencang hadir di Tokyo 122 Beberapa kekhawatiran muncul di Amerika Serikat selama perang tentang moralitas serangan 10 Maret di Tokyo atau pengeboman di kota kota Jepang lainnya 123 Taktik ini didukung oleh mayoritas pembuat keputusan dan warga sipil Amerika Sejarawan Michael Howard mengamati bahwa sikap ini mencerminkan pilihan yang terbatas untuk mengakhiri perang yang tersedia pada saat itu 124 Misalnya baik Henry dan Curtis menganggap serangan 10 Maret dan operasi pengeboman berikutnya diperlukan untuk menyelamatkan nyawa Amerika dengan mengakhiri perang dengan cepat 125 Presiden Franklin D Roosevelt mungkin juga memegang pandangan ini 126 Sementara Sekretaris Perang Henry L Stimson menyadari taktik Curtis dan terganggu oleh kurangnya reaksi publik di Amerika Serikat terhadap pengeboman Tokyo dia mengizinkan operasi ini berlanjut hingga akhir perang 127 Serangan itu diikuti oleh serangan serupa terhadap Nagoya pada malam 11 12 Maret Osaka pada dini hari 14 Maret Kobe pada 17 18 Maret dan Nagoya lagi pada 18 19 Maret 128 Serangan malam yang tidak berhasil juga dilakukan terhadap pabrik mesin pesawat di Nagoya pada 23 24 Maret Serangan bom api berakhir hanya karena persediaan pembakar XXI Bomber Command habis 129 Serangan di Tokyo Nagoya Osaka dan Kobe selama bulan Maret membakar lebih dari 31 mil persegi 80 km2 kota kota 128 Jumlah orang yang tewas di Nagoya Osaka dan Kobe jauh lebih rendah dibandingkan dengan serangan 10 Maret di Tokyo dengan kurang dari 10 000 kematian dalam setiap operasi Korban yang lebih rendah sebagian adalah hasil dari persiapan yang lebih baik oleh pihak berwenang Jepang yang dihasilkan dari kesadaran bahwa mereka sangat meremehkan ancaman yang ditimbulkan oleh pengeboman 130 Pemerintah Jepang pada awalnya berusaha untuk menekan berita tentang luasnya serangan 10 Maret tetapi kemudian menggunakannya untuk tujuan propaganda Sebuah komunike yang dikeluarkan oleh Markas Besar Kekaisaran pada 10 Maret menyatakan bahwa hanya berbagai tempat di dalam kota yang dibakar 131 Namun rumor kehancuran dengan cepat menyebar ke seluruh negeri 132 Terlepas dari praktik biasa yang meremehkan kerusakan yang disebabkan oleh serangan udara Pemerintah Jepang mendorong media untuk menekankan skala luas kehancuran dalam upaya untuk memotivasi kemarahan terhadap Amerika Serikat 133 Cerita tentang serangan itu dimuat di halaman depan semua surat kabar Jepang pada 11 Maret Pelaporan difokuskan pada dugaan amoralitas serangan itu dan jumlah B 29 yang telah dihancurkan 134 Laporan surat kabar berikutnya tidak banyak merujuk pada skala korban dan beberapa foto yang diterbitkan menunjukkan sedikit kerusakan fisik 135 Ketika penyiar resmi Pemerintah Jepang Radio Tokyo melaporkan serangan itu serangan itu diberi label pengeboman pembantaian 93 Siaran radio lainnya berfokus pada kehilangan B 29 dan keinginan warga sipil Jepang untuk melanjutkan perang 136 Laporan surat kabar Amerika Serikat berfokus pada kerusakan fisik di Tokyo serta tidak menyebutkan banyak korban dan tidak memasukkan perkiraan jumlah korban tewas Ini dihasilkan dari konten komunike dan laporan USAAF daripada penyensoran 137 Serangan itu sangat merusak moral warga sipil Jepang dengan serangan itu dan serangan bom api lainnya di bulan Maret meyakinkan sebagian besar bahwa situasi perang lebih buruk daripada yang diakui pemerintah mereka Pemerintah Jepang menanggapi dengan kombinasi penindasan termasuk hukuman berat bagi orang orang yang dituduh tidak setia atau menyebarkan desas desus dan kampanye propaganda yang difokuskan untuk memulihkan kepercayaan pada langkah langkah pertahanan udara dan sipil negara itu Langkah langkah ini umumnya tidak berhasil 138 Beberapa langkah diambil untuk meningkatkan pertahanan Tokyo setelah serangan Mayoritas perwira senior Divisi Udara ke 10 dipecat atau dipindahkan sebagai hukuman atas kegagalan unit pada 10 Maret 139 Hanya 20 pesawat dikirim ke Tokyo untuk memperkuat Divisi Udara ke 10 dan ini dipindahkan ke tempat lain dua minggu kemudian ketika tidak ada serangan lebih lanjut yang dilakukan terhadap ibu kota 91 Sejak bulan April Jepang mengurangi upaya mereka untuk mencegat serangan udara Sekutu untuk mengawetkan pesawat agar dapat melawan invasi yang diharapkan ke Jepang Divisi Pertahanan Udara ke 1 tetap aktif sampai akhir perang pada Agustus 1945 140 Militer Jepang tidak pernah mengembangkan pertahanan yang memadai terhadap serangan udara malam dengan kekuatan tempur malam tetap tidak efektif dan banyak kota tidak dilindungi oleh senjata pertahanan udara 141 Antara April dan pertengahan Mei XXI Bomber Command terutama berfokus pada penyerangan lapangan udara di selatan Jepang untuk mendukung invasi Okinawa Dari 11 Mei hingga akhir perang B 29 melakukan serangan bom terukur siang hari ketika kondisi cuaca mendukung dan serangan bom api malam hari terhadap kota kota di waktu lain 142 Serangan pembakar lebih lanjut dilakukan terhadap Tokyo dengan final berlangsung pada malam tanggal 25 26 Mei 143 Pada saat ini 50 8 persen kota telah hancur dan lebih dari 4 juta orang kehilangan tempat tinggal Serangan pengebom berat lebih lanjut terhadap Tokyo dinilai tidak berguna dan itu dihapus dari daftar target XXI Bomber Command 114 144 Pada akhir perang 75 persen serangan mendadak yang dilakukan oleh XXI Bomber Command telah menjadi bagian dari operasi pengeboman 143 Peringatan sunting Selepas perang mayat mayat yang telah dikubur di kuburan massal digali dan dikremasi Abunya dikuburkan di sebuah rumah pekuburan yang terletak di Taman Yokoamicho Sumida yang awalnya didirikan untuk menampung sisa sisa 58 ribu korban gempa 1923 Sebuah kebaktian umat Buddha telah dilakukan untuk memperingati hari jadi penyerangan pada 10 Maret setiap tahunnya sejak 1951 Sejumlah tugu peringatan kawasan kecil juga didirikan di seluruh daerah yang terkena dampak pada tahun tahun setelah serangan 145 10 Maret ditetapkan sebagai Hari Perdamaian Tokyo oleh Majelis Metropolitan Tokyo pada tahun 1990 146 Beberapa tugu peringatan lainnya didirikan untuk memperingati serangan dalam beberapa dekade setelah perang 147 Upaya dimulai pada dasawarsa 1970 an untuk membangun Museum Perdamaian Tokyo resmi untuk menandai penyerbuan tersebut tetapi Majelis Metropolitan Tokyo membatalkan proyek tersebut pada 1999 148 Sebaliknya tugu peringatan Dwelling of Remembrance untuk warga sipil yang tewas dalam serangan itu dibangun di Taman Yokoamicho Tugu peringatan ini didedikasikan pada Maret 2001 149 Warga yang paling aktif berkampanye untuk Museum Perdamaian Tokyo mendirikan Pusat Serangan dan Kerusakan Perang Tokyo yang didanai swasta yang dibuka pada 2002 148 150 Pada 2015 pusat ini adalah gudang utama informasi di Jepang tentang serangan bom api 151 Sebagian kecil dari Museum Edo Tokyo juga meliput serangan udara di Tokyo Akademisi Cary Karacas telah menyatakan bahwa alasan peringatan resmi serangan di Jepang adalah karena pemerintah tidak ingin mengakui bahwa Jepanglah yang memulai serangan udara pertama kali di kota kota Asia Karacas berpendapat bahwa Pemerintah Jepang lebih memilih untuk fokus pada pengeboman atom di Hiroshima dan Nagasaki karena peringatan serangan ini memperkuat stereotip Jepang sebagai korban 152 Pada tahun 2007 sekelompok orang yang selamat dari serangan 10 Maret dan keluarga yang berduka melancarkan gugatan hukum mencari kompensasi dan permintaan maaf atas tindakan Pemerintah Jepang terkait serangan tersebut Sebagai bagian dari kasus disebutkan bahwa penyerbuan tersebut merupakan kejahatan perang dan Pemerintah Jepang telah bertindak salah dengan menyetujui unsur unsur Perjanjian San Francisco 1951 yang membebaskan hak untuk mencari kompensasi atas tindakan tersebut dari Pemerintah AS Penggugat juga mengklaim bahwa Pemerintah Jepang telah melanggar konstitusi pascaperang dengan memberikan kompensasi kepada para korban militer dari penyerbuan tersebut dan keluarganya tetapi bukan warga sipil Pemerintah Jepang berdalih tidak berkewajiban memberi kompensasi kepada korban serangan udara Pada tahun 2009 Pengadilan Distrik Tokyo mendukung pemerintah 153 Sejak saat itu sebuah kampanye publik telah mengadvokasi Pemerintah Jepang untuk mengesahkan undang undang untuk memberikan kompensasi kepada warga sipil yang selamat dari serangan itu 152 Historiografi sunting Banyak sejarawan telah menyatakan bahwa serangan 10 Maret di Tokyo merupakan keberhasilan militer Amerika Serikat dan menandai dimulainya periode paling efektif serangan udara di Jepang Misalnya sejarah resmi USAAF menilai bahwa serangan itu sepenuhnya memenuhi tujuan Curtis dan serangan bom api berikutnya mempersingkat perang 154 Baru baru ini Tami Davis Biddle mencatat dalam The Cambridge History of the Second World War bahwa serangan Tokyo menandai perubahan dramatis dalam kampanye udara Amerika di Timur Jauh menyusul frustrasi berbulan bulan serangan itu kehilangan beban penuh kekuatan industri Amerika pada Jepang yang goyah 155 Mark Lardas telah menulis bahwa operasi 10 Maret hanyalah serangan kedua yang benar benar berhasil di Jepang setelah serangan terhadap pabrik pesawat pada 19 Januari dan Keputusan Curtis untuk beralih dari pengeboman terukur ke misi pembakar daerah dan untuk melakukan misi pembakar dari dataran rendah adalah faktor terpenting dalam keberhasilan akhir kampanye pengeboman strategis 156 nbsp Pusat Serangan dan Kerusakan Perang TokyoPara sejarawan juga telah membahas pentingnya penyerbuan dalam transisi USAAF dari penekanan pada pengeboman terukur ke pengeboman kawasan Conrad C Crane telah mengamati bahwa resor untuk serangan api menandai tahap lain dalam eskalasi menuju perang total dan mewakili puncak dari tren yang dimulai dalam perang udara melawan Jerman 157 Kenneth P Werrell mencatat bahwa pengeboman kota kota Jepang dan serangan bom atom telah melambangkan kampanye pengeboman strategis melawan Jepang Semua yang lain beberapa orang mengatakan adalah pendahuluan 158 Sejarawan seperti Biddle William W Ralph dan Barrett Tillman berpendapat bahwa keputusan untuk mengubah taktik pengeboman dimotivasi oleh keinginan Henry dan Curtis untuk membuktikan bahwa B 29 efektif 159 160 161 Sejarawan Inggris Max Hastings berbagi pandangan ini dan telah menulis bahwa keadaan di mana XXI Bomber Command bergeser ke serangan daerah pada tahun 1945 mirip dengan apa yang menyebabkan XXI Bomber Command melakukan hal yang sama dari tahun 1942 162 Seperti pengeboman Dresden pengeboman Tokyo pada tanggal 10 Maret 1945 digunakan sebagai contoh oleh sejarawan dan komentator yang mengkritik etika dan praktik kampanye pengeboman strategis Sekutu 163 Kekhawatiran yang awalnya muncul mengenai dua penyerangan ini pada tahun tahun setelah Perang Dunia II telah berkembang menjadi keraguan yang dipegang luas atas moralitas dan keefektifan kampanye 164 Misalnya Selden berpendapat bahwa serangan di Tokyo menandai awal dari pendekatan perang Amerika yang menargetkan seluruh populasi untuk dimusnahkan 165 Sebagai bagian dari kritik umumnya terhadap serangan bom Sekutu di kota kota Jerman dan Jepang filsuf A C Grayling menilai bahwa serangan 10 Maret tidak perlu dan tidak proporsional 166 Beberapa komentator percaya bahwa rasisme memotivasi keputusan untuk menggunakan taktik pengeboman berbeda dengan penekanan USAAF yang lebih besar pada pengeboman terukur dalam kampanye udaranya melawan Jerman 167 Werrell telah menulis bahwa meskipun rasisme mungkin telah memengaruhi hal ini banyak faktor lain yang terlibat yang menurut saya lebih signifikan 74 Frank telah mencapai kesimpulan yang sama Dia juga berpendapat bahwa USAAF akan menggunakan taktik pengeboman di Eropa seandainya kota kota Jerman rentan terhadap tembakan seperti kota kota Jepang dan intelijen tentang ekonomi perang Jerman sama lemahnya dengan fasilitas produksi perang Jepang 168 Tillman telah menulis bahwa pengeboman kawasan adalah satu satunya taktik yang dapat digunakan yang tersedia untuk USAAF pada saat itu mengingat kegagalan kampanye pengeboman presisi 169 Setelah pengeboman Kaisar Hirohito mengunjungi bagian yang hancur pada tanggal 18 Maret 170 Pandangan sejarawan tentang pengaruh pengalaman ini terhadapnya berbeda F J Bradley menyatakan bahwa kunjungan tersebut meyakinkan Hirohito bahwa Jepang telah kalah perang 170 Tillman telah menulis bahwa serangan itu tidak berpengaruh pada Kaisar dan Frank berpendapat bahwa Hirohito mendukung melanjutkan perang sampai pertengahan 1945 171 172 Rujukan suntingCatatan sunting Karena mesin pesawat B 29 mengalami lebih sedikit tekanan saat terbang di ketinggian rendah pesawat membutuhkan lebih sedikit bahan bakar Penghematan besar besaran yang dihasilkan memungkinkan pesawat membawa muatan bom yang lebih besar 40 Jenderal Shizuichi Tanaka adalah komandan Angkatan Darat Distrik Timur 54 Catatan kaki sunting Legacy of the Great Tokyo Air Raid The Japan Times 15 March 2015 Diakses tanggal 25 March 2018 Werrell 1996 hlm 151 152 a b Werrell 1996 hlm 152 Biddle 2015 hlm 495 496 502 509 Frank 1999 hlm 46 Karacas 2010 hlm 528 Peattie 2001 hlm 115 121 Tillman 2010 hlm 5 a b c d e Wolk 2004 hlm 72 Craven amp Cate 1953 hlm 555 Fedman amp Karacas 2014 hlm 964 Fedman amp Karacas 2012 hlm 318 319 Searle 2002 hlm 120 Craven amp Cate 1953 hlm 553 554 Wolk 2004 hlm 71 Searle 2002 hlm 113 114 Wolk 2010 hlm 112 113 Downes 2008 hlm 125 Searle 2002 hlm 115 Craven amp Cate 1953 hlm 610 611 Frank 1999 hlm 55 Frank 1999 hlm 55 56 Craven amp Cate 1953 hlm 621 Downes 2008 hlm 126 a b Craven amp Cate 1953 hlm 564 Craven amp Cate 1953 hlm 143 144 Craven amp Cate 1953 hlm 565 Craven amp Cate 1953 hlm 569 570 Craven amp Cate 1953 hlm 572 611 Craven amp Cate 1953 hlm 611 Craven amp Cate 1953 hlm 572 573 Searle 2002 hlm 113 Craven amp Cate 1953 hlm 573 a b c d e f g Frank 1999 hlm 17 Searle 2002 hlm 114 Frank 1999 hlm 62 Ralph 2006 hlm 516 Kerr 1991 hlm 155 Craven amp Cate 1953 hlm 612 Ralph 2006 hlm 512 Craven amp Cate 1953 hlm 612 613 a b c Craven amp Cate 1953 hlm 613 Kerr 1991 hlm 149 a b c d Frank 1999 hlm 64 a b Dorr 2002 hlm 36 Werrell 1996 hlm 153 Dorr 2012 hlm 224 Dorr 2012 hlm 22 Crane 1993 hlm 131 Foreign Histories Division Headquarters United States Army Japan 1958 hlm 34 43 Foreign Histories Division Headquarters United States Army Japan 1958 hlm 72 a b c d e Craven amp Cate 1953 hlm 615 Foreign Histories Division Headquarters United States Army Japan 1958 hlm 33 61 Frank 1999 hlm 318 Zaloga 2010 hlm 15 a b c d e Frank 1999 hlm 65 Foreign Histories Division Headquarters United States Army Japan 1958 hlm 48 Coox 1994 hlm 410 Zaloga 2010 hlm 23 24 Dorr 2012 hlm 149 Foreign Histories Division Headquarters United States Army Japan 1958 hlm 43 a b c Frank 1999 hlm 8 a b c d Dorr 2012 hlm 161 Frank 1999 hlm 4 5 Hewitt 1983 hlm 275 a b Craven amp Cate 1953 hlm 614 Kerr 1991 hlm 151 152 Fedman amp Karacas 2012 hlm 313 Kerr 1991 hlm 153 Fedman amp Karacas 2012 hlm 312 313 Searle 2002 hlm 114 115 121 122 Dorr 2002 hlm 37 Werrell 1996 hlm 162 a b Werrell 1996 hlm 159 Tillman 2010 hlm 136 137 a b Frank 1999 hlm 3 Tillman 2010 hlm 149 Werrell 1996 hlm 160 a b Frank 1999 hlm 4 Tillman 2010 hlm 147 148 Tillman 2010 hlm 151 a b Frank 1999 hlm 13 a b Tillman 2010 hlm 152 a b Frank 1999 hlm 66 Edoin 1987 hlm 45 46 Edoin 1987 hlm 58 a b Foreign Histories Division Headquarters United States Army Japan 1958 hlm 73 Dorr 2012 hlm 150 Frank 1999 hlm 66 67 a b c d Craven amp Cate 1953 hlm 616 a b Coox 1994 hlm 414 a b Frank 1999 hlm 67 a b c d e f Craven amp Cate 1953 hlm 617 Hoyt 1987 hlm 384 a b c Frank 1999 hlm 9 Selden 2009 hlm 84 a b Pike 2016 hlm 1052 Edoin 1987 hlm 77 Edoin 1987 hlm 63 a b Frank 1999 hlm 111 Edoin 1987 hlm 78 Crane 2016 hlm 175 a b c Hewitt 1983 hlm 273 Crane 1993 hlm 132 a b Frank 1999 hlm 10 Hewitt 1983 hlm 276 Frank 1999 hlm 12 Kerr 1991 hlm 191 a b Pike 2016 hlm 1054 a b Hoyt 1987 hlm 385 Edoin 1987 hlm 119 Edoin 1987 hlm 126 Selden 2009 hlm 85 a b Karacas 2010 hlm 522 Kerr 1991 hlm 203 Edoin 1987 hlm 106 Frank 1999 hlm 16 Tillman 2010 hlm 154 157 Kerr 1991 hlm 208 Edoin 1987 hlm 110 Kerr 1991 hlm 205 Bradley 1999 hlm 35 36 Dower 1986 hlm 41 Crane 2016 hlm 215 Ralph 2006 hlm 517 518 Ralph 2006 hlm 521 Ralph 2006 hlm 519 521 a b Haulman 1999 hlm 23 Frank 1999 hlm 69 Lardas 2019 hlm 52 Kerr 1991 hlm 210 Frank 1999 hlm 18 Kerr 1991 hlm 211 Lucken 2017 hlm 123 Lucken 2017 hlm 123 124 Lucken 2017 hlm 124 Crane 2016 hlm 175 176 Edoin 1987 hlm 122 126 Zaloga 2010 hlm 54 Zaloga 2010 hlm 54 55 Craven amp Cate 1953 hlm 656 Haulman 1999 hlm 24 a b Haulman 1999 hlm 25 Craven amp Cate 1953 hlm 639 Karacas 2010 hlm 522 523 Rich Motoka 9 March 2020 The Man Who Won t Let the World Forget the Firebombing of Tokyo The New York Times Diakses tanggal 5 April 2020 Karacas 2010 hlm 523 a b Karacas 2010 hlm 532 Karacas 2010 hlm 521 532 Center of the Tokyo Raids and War Damage Center of the Tokyo Raids and War Damage Diakses tanggal 19 April 2019 Deadly WWII U S firebombing raids on Japanese cities largely ignored The Japan Times AP 10 March 2015 Diakses tanggal 12 August 2018 a b Munroe Ian 11 March 2015 Victims seek redress for unparalleled massacre of Tokyo air raid The Japan Times Diakses tanggal 10 February 2019 Karacas 2011 Craven amp Cate 1953 hlm 623 Biddle 2015 hlm 521 Lardas 2019 hlm 88 Crane 1993 hlm 133 Werrell 1996 hlm 150 Biddle 2015 hlm 523 Ralph 2006 hlm 520 521 Tillman 2010 hlm 260 Hastings 2007 hlm 319 Crane 1993 hlm 159 Crane 2016 hlm 212 Selden 2009 hlm 92 Grayling 2006 hlm 272 Werrell 1996 hlm 158 Frank 1999 hlm 336 Tillman 2010 hlm 263 a b Bradley 1999 hlm 36 Tillman 2010 hlm 158 Frank 1999 hlm 345 Daftar pustaka sunting Biddle Tami Davis 2015 Anglo American strategic bombing 1940 1945 Dalam Ferris John Mawdsley Evan The Cambridge History of the Second World War Volume 1 Fighting the War Cambridge Cambridge University Press hlm 485 526 ISBN 978 1 139 85596 9 Bradley F J 1999 No Strategic Targets Left Nashville Tennessee Turner Publishing Company ISBN 978 1 56311 483 0 Coox Alvin D 1994 Air War Against Japan PDF Dalam Cooling B Franklin Case Studies in the Achievement of Air Superiority Washington D C Center for Air Force History hlm 383 452 ISBN 978 1 4781 9904 5 Crane Conrad C 1993 Bombs Cities and Civilians American Airpower Strategy in World War II Lawrence Kansas University Press of Kansas ISBN 978 0 7006 0574 3 Crane Conrad C 2016 American Airpower Strategy in World War II Bombs Cities Civilians and Oil Lawrence Kansas University Press of Kansas ISBN 978 0 7006 2210 8 Craven Wesley Cate James ed 1953 The Pacific Matterhorn to Nagasaki The Army Air Forces in World War II Volume V Chicago The University of Chicago Press OCLC 256469807 Dorr Robert F 2002 B 29 Superfortress Units of World War 2 Oxford Osprey Publishing ISBN 978 1 84176 285 2 Dorr Robert F 2012 Mission to Tokyo The American Airmen Who Took the War to the Heart of Japan Minneapolis MBI Publishing Company ISBN 978 0 7603 4122 3 Dower John W 1986 War Without Mercy Race and Power in the Pacific War London Faber and Faber ISBN 0 571 14605 8 Downes Alexander B 2008 Targeting Civilians in War Ithaca New York Cornell University Press ISBN 978 0 8014 5729 6 Edoin Hoito 1987 The Night Tokyo Burned New York City St Martin s Press ISBN 0 312 01072 9 Fedman David Karacas Cary 2012 A cartographic fade to black mapping the destruction of urban Japan during World War II Journal of Historical Geography 38 3 306 328 doi 10 1016 j jhg 2012 02 004 nbsp Fedman David Karacas Cary May 2014 The Optics of Urban Ruination Toward an Archaeological Approach to the Photography of the Japan Air Raids Journal of Urban History 40 5 959 984 doi 10 1177 0096144214533288 Foreign Histories Division Headquarters United States Army Japan 1958 Japanese Monograph No 157 Homeland Air Defense Operations Record Washington D C Office of the Chief of Military History Department of the Army OCLC 220187679 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Frank Richard B 1999 Downfall The End of the Imperial Japanese Empire New York City Penguin Books ISBN 0 14 100146 1 Grayling A C 2006 Among the Dead Cities Was the Allied Bombing of Civilians in WWII a Necessity or a Crime London Bloomsbury ISBN 978 0 7475 7671 6 Hastings Max 2007 Nemesis The Battle for Japan 1944 45 London HarperPress ISBN 978 0 00 726816 0 Haulman Daniel L 1999 Hitting Home The Air Offensive Against Japan PDF The U S Army Air Forces in World War II Washington D C Air Force Historical Studies Office ISBN 978 1 78625 243 2 Hewitt Kenneth 1983 Place Annihilation Area Bombing and the Fate of Urban Places Annals of the Association of American Geographers 73 2 257 284 doi 10 1111 j 1467 8306 1983 tb01412 x JSTOR 2562662 Hoyt Edwin P 1987 Japan s War The Great Pacific Conflict London Arrow Books ISBN 0 09 963500 3 Karacas Cary 2010 Place Public Memory and the Tokyo Air Raids The Geographical Review 100 4 521 537 doi 10 1111 j 1931 0846 2010 00056 x Karacas Cary January 2011 Fire Bombings and Forgotten Civilians The Lawsuit Seeking Compensation for Victims of the Tokyo Air Raids Asia Pacific Journal Japan Focus 9 3 Kerr E Bartlett 1991 Flames Over Tokyo The U S Army Air Force s Incendiary Campaign Against Japan 1944 1945 New York City Donald I Fine Inc ISBN 1 55611 301 3 Lardas Mark 2019 Japan 1944 45 LeMay s B 29 Strategic Bombing Campaign Oxford Osprey Publishing ISBN 978 1 4728 3246 7 Lucken Michael 2017 The Japanese and the War Expectation Perception and the Shaping of Memory New York City Columbia University Press ISBN 978 0 231 54398 9 Peattie Mark R 2001 Sunburst The Rise of Japanese Naval Air Power 1909 1941 Annapolis Maryland Naval Institute Press ISBN 978 1 59114 664 3 Pike Francis 2016 Hirohito s War The Pacific War 1941 1945 London Bloomsbury Publishing ISBN 978 1 4725 9671 0 Ralph William W 2006 Improvised Destruction Arnold LeMay and the Firebombing of Japan War in History 13 4 495 522 doi 10 1177 0968344506069971 Searle Thomas R January 2002 It Made a Lot of Sense to Kill Skilled Workers The Firebombing of Tokyo in March 1945 The Journal of Military History 66 1 103 133 doi 10 2307 2677346 JSTOR 2677346 Selden Mark 2009 A Forgotten Holocaust U S Bombing Strategy the Destruction of Japanese Cities and the American Way of War from the Pacific War to Iraq Dalam Tanaka Yuki Young Marilyn B Bombing Civilians A Twentieth Century History New York New Press hlm 77 96 ISBN 978 1 59558 363 5 Tillman Barrett 2010 Whirlwind The Air War Against Japan 1942 1945 New York City Simon amp Schuster ISBN 978 1 4165 8440 7 Werrell Kenneth P 1996 Blankets of Fire U S Bombers over Japan during World War II Washington D C Smithsonian Institution Press ISBN 1 56098 665 4 Wolk Herman S April 2004 The Twentieth Against Japan PDF Air Force Magazine hlm 68 73 ISSN 0730 6784 Wolk Herman S 2010 Cataclysm General Hap Arnold and the Defeat of Japan Denton Texas University of North Texas Press ISBN 978 1 57441 281 9 Zaloga Steven J 2010 Defense of Japan 1945 Oxford Osprey Publishing ISBN 978 1 84603 687 3 Bacaan tambahan sunting nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai Bombing of Tokyo in 1945 Hoyt Edwin P 2000 Inferno The Firebombing of Japan March 9 August 15 1945 Lanham Maryland Madison Books ISBN 1 56833 149 5 Neer Robert M 2013 Napalm An American Biography nbsp Cambridge Massachusetts Belknap Press of Harvard University Press ISBN 978 0 674 07301 2 Koordinat 35 41 N 139 46 E 35 683 N 139 767 E 35 683 139 767 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Pengeboman Tokyo 10 Maret 1945 amp oldid 25290995