Beli panik

Beli panik (bahasa Inggris: Panic buying) adalah tindakan membeli barang dalam jumlah besar untuk mengantisipasi suatu bencana, setelah bencana terjadi, atau untuk mengantisipasi kenaikan maupun penurunan harga.

Pembelian panik di Jepang yang disebabkan karena wabah penyakit koronavirus 2019-2020

Pembelian karena panik dikaji secara ilmiah oleh teori perilaku konsumen, yang merupakan bidang ilmu ekonomi yang menjelaskan tindakan-tindakan kolektif seperti tren, mode, penimbunan barang, dan penarikan dana besar-besaran.

Perilaku pembelian semacam ini dapat menyebabkan kekurangan stok barang, tanpa memandang apakah situasi kekurangan itu sendiri memang nyata atau hanya dipersepsikan belaka.

Contoh

• Kelaparan di Benggala 1943
• Krisis Rudal Kuba – pembelian makanan kaleng secara besar-besaran karena panik
• Masalah tahun 2000 – makanan
• Protes kenaikan harga bahan bakar di Britania Raya tahun 2000 dan 2005
• Ledakan pabrik kimia Jilin tahun 2005 – air dan makanan
• Kebakaran Buncefield
• Kekurangan amunisi Amerika Serikat tahun 2008-2013 – Pembelian karena panik oleh pemilik senjata yang takut akan undang-undang pengendalian senjata yang lebih keras di bawah kekuasaan Presiden Barack Obama merupakan salah satu penyebab kekurangan tersebut.
• Wabah penyakit koronavirus 2019–2020 – masker, makanan, dan tisu toilet.

Galeri

Lihat pula

• Penarikan dana besar-besaran
• Market run

Referensi

1. (Indonesia) Arti kata Beli panik dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
2. (Inggris) Duncan, Tom. 2005. Principles of Advertising & IMC, Second Edition. McGraw-Hill, Inc. Bab 5
3. . The Repository. 8 Maret 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-04. Diakses tanggal 2020-03-26. 
4. Archibald Percival Wavell (1973). Moon, Penderel, ed. Wavell: The Viceroy's Journal. Oxford University Press. hlm. 34. 
5. Alice L. George (2003). Awaiting Armageddon: How Americans Faced the Cuban Missile Crisis. The University of North Carolina Press. hlm. 78. ISBN 0807828289. 
6. Lohr, Steve (January 1, 2000). "Technology and 2000 – Momentous Relief; Computers Prevail in First Hours of '00". New York Times. 
7. . Food and Agriculture Organization. 19 April 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2020-03-26. 
8. Collins, Nick (25 August 2009). . The Telegraph. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-11. Diakses tanggal 2020-03-26. 
9. "UK fuel blockades tumble". BBC News. 14 September 2000. Diakses tanggal 12 January 2008. 
10. "Toxic leak threat to Chinese city". BBC News. 23 November 2005. 
11. "Massive blaze rages at fuel depot". BBC News. 12 December 2005. Diakses tanggal 19 October 2009. 
12. "Fire Rages After Blasts At Oil Depot". Sky News. 11 December 2005. Diakses tanggal 19 October 2009. 
13. Danielle Kurtzleben, Here's why the ammunition shortage went on for years, Vox (July 1, 2014).
14. Stephanie Clifford, Shop Owners Report Rise in Firearm Sales as Buyers Fear Possible New Laws, New York Times (December 22, 2012).
15. Sirletti, Sonia; Remondini, Chiara; Lepido, Daniele (2020-02-24). "Virus Outbreak Drives Italians to Panic-Buying of Masks and Food". Bloomberg. Diakses tanggal 2020-02-29.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
16. "Virus panic buying prompts toilet paper rationing in Australia". CTV News. Agence France-Presse. 2020-03-04. Diakses tanggal 2020-03-04.