www.wikidata.id-id.nina.az
Masjid Besar Al Mahmudiyah atau Masjid Suro adalah salah satu masjid tertua di kota Palembang Masjid ini berlokasi di jalan Jalan Ki Gede Ing Suro Kelurahan 30 Ilir Kecamatan Ilir Barat II Palembang Sumatera Selatan Dibangun oleh seorang ulama besar KH Abdurahman Delamat Ki Delamat di atas tanah wakaf milik Kiai Kiagus H Khotib Mahmud tahun 1889 dan selesai tahun 1891 2 Masjid unik dengan ciri khas melayu ini awalnya disebut dengan nama Masjid Suro Lalu Kiagus H Matjik Rosad cucu dari Kiagus H Khotib Mahmud mengusulkan nama Al Mahmudiyah hingga akhirnya jadilah nama Al Mahmudiyah 3 Masjid Besar Al MahmudiyahAgamaAfiliasiIslamLokasiLokasiKel 30 Ilir Kec Ilir Barat II Palembang Sumatera SelatanKoordinat2 59 56 S 104 45 03 E 2 998842 S 104 750729 E 2 998842 104 750729 Koordinat 2 59 56 S 104 45 03 E 2 998842 S 104 750729 E 2 998842 104 750729ArsitekturTipeMasjidPeletakan batu pertama1889Rampung1891SpesifikasiKapasitas500 1 Luas interior800 m2Luas kawasan900 m2Sejarah 4 suntingPada awal berdirinya masjid ini ramai sekali dikunjungi masyarakat sekitamya baik untuk shalat maupun menimba ilmu agama kepada Kiai Delamat Namun Tuan Residen waktu itu tidak menghendaki masjid tersebut dijadikan sebagai tempat untuk menyampaikan dakwah Islam Pemerintah Kolonial khawatir masyarakat Palembang akan berontak kepada Kompeni Akhinya Kiai Delamat dipanggil oleh Tuan Residen dan diperingatkan untuk tidak lagi menyebarkan Islam Bersama itulah keluar larangan menyelenggarakan shalat Jumat Kiai Delamat pun diperintahkan untuk meninggalkan kota Palembang karena dianggap membahayakan Pemerintah Hindia Belanda Ia akhimya menetap di Dusun Sarika hingga wafatnya dan di makamkan di Masjid Babat Toman Namun oleh anaknya KH Abdul Kodir dan KH Muhammad Yusuf jenazah Kiai Delamat dipindahkan kembali ke Palembang dan dimakamkan di belakang mimbar khatib Tetapi karena tidak disetujui Tuan Residen akhimya jenazahnya dipindahkan kembali ke Pemakaman Jambangan di belakang Madrasah Nurul Falah Kelurahan 30 Ilir Palembang Pada masa penjajahan Belanda Masjid Suro ini pernah dibongkar dan dilarang untuk dipergunakan sebagai tempat ibadah selama kurang lebih 36 tahun Setelah kepengurusan masjid diserahkan kepada Kiai Kgs H Mahmud Usman atau Kiai Khotib akhimya nama masjid ini berubah menjadi Masjid Al Mahmudiyah sesuai nama pengurusnya Setelah Kiai Kgs H Mahmud Usman meninggal dunia maka sekitar tahun 1343 H 1919 M diadakanlah pertemuan antara pemuka agama dan masyarakat di Kelurahan 30 Ilir untuk membentuk kepengurusan masjid yang baru Ini atas prakarsa Kiai Kiemas H Syekh Zahri Maka terpilihlah kepengurusan bam yang diketuai oleh Kgs H M Ali Mahmud Di masa kepengurusannya pada tahun 1920 masjid ini mulai dibongkar untuk diperbaiki Pada tahun 1925 dibangun menara masjid Yang lebih penting bagi masyarakat diperbolehkannya kembali shalat Jumat oleh Tuan Residen Tradisi saat Ramadhan suntingSalah satu tradisi Masjid bersejarah ini ialah membagikan bubur daging kepada orang yang berbuka di masjid dan warga sekitar Tradisi secara turun temurun ini dilakukan sejak masjid tersebut didirikan pada saat zaman Belanda Setiap bulan puasa pengurus masjid selalu membuat bubur daging yang diperuntukan untuk jamaah masjid dan masyarakat sekitar 5 Referensi sunting Masjid Al Mahmudiyah SIMAS SISTEM INFORMASI MASJID Masjid Besar Al Mahmudiyah Palembang Klasik dan Tradisional 1 republika co id 28 Juni 2012 Masjid Suro Palembang Sejarah Pelarangan Salat dan Pembuangan Ki Delamat tribunnews com 28 Juni 2015 Zein Abdul Baqir 1999 Masjid Masjid Bersejarah di Indonesia Jakarta Gema Insani Press hlm 95 96 ISBN 979 561 567 X Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Masjid Al Mahmudiyah Masjid Suro palembanghistory blogspot com 13 Februari 2016 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Masjid Al Mahmudiyah Suro amp oldid 24367292