www.wikidata.id-id.nina.az
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia Tidak ada alasan yang diberikan Silakan kembangkan artikel ini semampu Anda Merapikan artikel dapat dilakukan dengan wikifikasi atau membagi artikel ke paragraf paragraf Jika sudah dirapikan silakan hapus templat ini Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu waktu Cari sumber Lengayang Pesisir Selatan berita surat kabar buku cendekiawan JSTOR Lengayang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat Indonesia Ibu kotanya adalah Pasa Kambang LengayangKecamatanNegara IndonesiaProvinsiSumatera BaratKabupatenPesisir SelatanPemerintahan Camat Populasi Total jiwaKode Kemendagri13 01 03Kode BPS1302060Luas km Nagari kelurahan Desa rumah mila syahputri Daftar isi 1 Batas Wilayah 2 Sejarah Kambang 2 1 Perjalanan Rombongan Pertama 2 2 Perjalanan Rombongan Kedua 2 3 Berdirinya Adat dan Raja Kambang 3 Desa desa di Lengayang 4 Pemekaran Nagari 5 Tokoh 6 Isu Pembangunan 7 Pranala luarBatas Wilayah suntingKecamatan Lengayang berbatasan dengan Kecamatan Sutera Surantih Taratak Ampiang Parak di utara dan Kecamatan Ranah Pesisir di selatan Di timur berbatasan dengan Solok Selatan dan di barat dengan Kabupaten Mentawai dan Samudera Hindia Sejarah Kambang suntingKonon menurut penuturan dari orang tua tua di Bandar Sepuluh terutama di Nagari Kambang maupun di Muara Labuh Solok Selatan nama Nagari Kambang berasal dari kata kambanglah kembanglah yaitu ucapan masyarakat awal Nagari Kambang yang merupakan perantau dari Sungai Pagu Muara Labuh Dengan harapannya agar segera mengembangkan membuka kuncup payung panji kerajaan Sungai Pagu yang sebelumnya cukup lama vakum akibat tidak ada kata sepakat dalam menentukan siapa yang berhak menjadi raja di kerajaan tersebut Akhirnya dari keturunan raja yang sudah menyebar ke nagari Kambang lah calon raja itu Nagari Kambang merupakan gerbang bagi penyebaran masyarakat perantau Sungai Pagu Muara Labuh ke daerah daerah Bandar Sepuluh yang lainnya baik ke utara maupun ke selatan Bila dilihat dari sejarah Tambo nagari nagari di Bandar Sepuluh nenek moyang Bandar Sepuluh datang dalam dua rombongan besar dari Alam Surambi Sungai Pagu pertama pada tahun 1490 dan kedua pada tahun 1511 Secara geneologis penduduk yang sekarang ini mendiami Nagari Punggasan khususnya dan daerah Kab Pesisir Selatan bagian selatan kecuali Indopuro umumnya berasal dari Alam Surambi Sungai Pagu di Kab Solok Arus perpindahan penduduk tersebut dilakukan menembus bukit barisan dan menurun di hamparan dataran luas yang berbatas dengan pantai barat Sumatera Barat bagian selatan yang dulunya dikenal dengan sebutan Pasisia Banda Sapuluah Pesisir Bandar Sepuluh Perjalanan Rombongan Pertama sunting Rombongan pertama Niniek Kurang Aso Anam Puluah yang terdiri suku Kampai Panai dan Tigo lareh barangkat dari Alam Surambi Sungai Pagu Mendaki Bukit Pasikayan manuruni Bukit Pungguang Ladiang maniti Pamatang Bangko turun ke Pamatang Bukik Sarai hingga ke Gunuang Tigo Di gunung Tigo lah pertama kali rombongan menetap namun kemudian ditinggalkan Rombongan menuju Rantau Hilalang terus ke Lubuak Sambuang Lubuak Durian Lubuak Ransam Lubuak Batu Rimau Lubuak Panjang Lubuak Parahu Pacah Talaok Lubuak Sarongkok Lubuak Jantan Lubuak Limau Kambiang Kayu Alang Lubuak Marunggai Lubuak Bujang Juaro sampai ke Pasie Laweh Pasie Laweh adalah tempat pemukiman tetap pertama yang masih berlanjut sampai sekarang sebelum daerah Batu Hampar kampung Akad Gantiang Kubang Lubuak Sariak dan Koto Marapak Pada masa Koto Marapak berkembang datang lah rombongan yang disebut orang Rupik Rajanya bernama Sitotok Sitarahan dengan dubalang Sianja Sipilihan Orang Rupik berbuat sewenang wenang merusak kerukunan dan kenyamanan masyarakat waktu itu Sari Dano dari suku kampai dikirim ke Sungai Pagu guna mengadukan kondisi mengenaskan yang terjadi Pasie Laweh dan sekitarnya di paska kedatangan orang Rupik Daulat Yang Dipatuan Bagindo Sutan Basa Tuanku Rajo Disambah Syamsudi Sadewano menanggapi masalah ini dengan cepat Dia langsung mengirim satu rombongan dibawah pemimpin Dubalang yang bernama Alang Palabah dan dibantu oleh Gando Bumi Pertumpahan berdarah yang bermula di Kampuang Akad tidak bisa dielakkan Orang Rupik terdesak di Kulam terus bertahan di Bukik Kayu Manang Kondisi yang kian terdesak membuat Orang Rupik harus terus menghindar kehilir sampai ke batas Indopuro dan kemudian menyeberang ke Pagai Kep Mentawai Sejak itu masyarakat kembali merasa aman dan tenteram Perjalanan Rombongan Kedua sunting Peristiwa kekalahan Orang Rupik di sampaikan kepada Daulat Yang Dipatuan Bagindo Sutan Basa Tuanku Rajo Disambah Syamsudin Sadewano Tuanku merasa senang sekali Namun kedatangan masyarakat dari wilayah baru ini ke Sungai Pagu juga membawa maksud lain yaitu memohon kepada Tuanku untuk masyarakat di Pasie Laweh dan sekitarnya mendirikan adat secara resmi Permohonan ini dikabulkan oleh Tuanku dengan memberikan 4 tanda kebesaran adat untuk masing masing suku yakni Suku Kampai Suku Panai Suku Tigo Lareh dan Suku Malayu dan 3 tanda kebesaran Syara Perhelatan pemakaian adat diadakan di Koto Marapak Tempat perhelatan disebut Galanggang Tigo Dinamakan galanggang Tigo karena memang pada saat itu baru tiga suku yang ada Kampai Panai dan Tigo Lareh Suku Malayu pada saat itu belum datang Khusus buat suku Malayu walaupun belum berpindah ke wilayah baru tersebut tapi tanda kebesarannya telah diserahkan oleh Tuanku pada masa itu Sampai kedatangan Kaum Malayu tanda kebesaran tersebut disimpan baik oleh Pemuka adat dari Suku Kampai Rombongan kedua adalah suku Malayu dari Sungai Pagu melalui Koto Pulai terus Koto Kandih koto Marapak dan ke Lubuk Sariak Lubuk Sariak lah tempat menetap pertama kaum suku Malayu Pertambahan anggota keluarga membuat suku Malayu menambah lokasi pemukiman baru Perpindahnya ke daerah Koto Baru dan Medan Baik Suku Malayu disambut hangat oleh kaum suku nan batigo Upacara penyambutan dilakukan sekaligus penyerahan pakaian kebesaran suku Malayu dan mengangkat satu Penghulu Pucuk dari Suku Malayu Galanggang Tiga tempat Upacara di Koto Marapak di rubah menjadi Galanggang Empat Berdirinya Adat dan Raja Kambang sunting Dengan kedatangan suku Malayu lengkap lah jumlah suku yang ada di wilayah baru tersebut Maka di bentuklah susunan adat dan suku masing masing yaitu 1 Suku Kampai yang di sebut KAMPAI AMPEK PARUIK a Kampai Nyiur Gading dengan penghulunya Datuk Rajo Kampai b Kampai Tangah dengan penghulunya Datuk Rajo Panghulu c Kampai Sawah Laweh dengan penghulunya Datuk Rang Batuah d Kampai Bendang dengan penghulunya Datuk Pado Basi Pucuk Ikek Pemimpin dari datuak suku Kampai ampek paruik adalah Datuk Bandaro Hitam 2 Suku Panai yang disebut PANAI TIGO IBU a Panai Lundang dengan penghulunya Datuk Rajo Alam b Panai Tangah dengan penghulunya Datuk Rajo Kuaso c Panai Tanjuang dengan penghulunya Datuk Rajo Hitam Pucuk Ikek Pemimpin dari datuak suku Panai Tigo Ibu adalah Datuk Rajo Batuah 3 Suku Tigo Lareh Suku nan GADANG BAGELAI bergilir a Jambak dengan penghulunya Datuk Rajo Bagampo b Caniago dengan penghulunya Datuk Patiah c Sikumbang dengan penghulunya Datuk Rajo Indo Pucuk Ikek Pemimpin dari datuak Tigo Lareh bagelai di antara tiga suku ini yaitu 1 Suku Jambak jadi Pucuk ikek Datuk Malintang Bumi atau Datuk Mangkuto Alam 2 Suku Caniago jadi Pucuk ikek Datuk Tan Majo Lelo 3 Suku Sikumbang jadi Pucuk ikek Datuk Manso Di Rajo 4 Suku Malayu disebut MALAYU AMPEK NINIAK a Malayu Koto Kaciak dengan penghulunya Datuk Tan Bandaro b Malayu Durian dengan penghulunya Datuk Pintu Langit c Malayu Tangah dengan penghulunyaa Datuk Tan Piaman d Malayu Bariang dengan penghulunya Datuk Rajo Dio Pucuk Ikek Pemimpin dari datuak suku Malayu ampek niniak adalah Datuk Tan Nan Sati dikenal juga dengan himbauan Datuk Sati Jumlah suku yang 14 di kepalai oleh Datuak yang disebut DATUAK NAN AMPEK BALEH Jumlah Datuk masing masing suku di pimpim oleh 4 Pucuk ikek yang disebut IKEK NAN AMPEKSetelah terbentuk adat terjadi perselisihan dalam memilih RAJA Sari Dano berangkat menuju Sungai Pagu menemui Daulat Yang Dipatuan Bagindo Sutan Basa Tuanku Rajo Disambah Syamsudin Sadewano memohon titah penunjukan raja di negeri baru tersebut Tuanku Syamsudin Sadewano menitahkan kepada seorang bersuku Kampai yang bernama Sipakek Tuo untuk menuju wilayah baru tersebut untuk menjadi Raja di situ Sipakek Tuo berangkat bersama istrinya Ganggo Hati suku Panai beserta rombongan menuju Pasie Laweh menjadi Raja Sipakek Tuo menerima titah tersebut dengan segala alat alat dan pakaian kebesaran raja dan di beri gelar BAGINDO SATI Sampai di sebuah bukit yang bernama Bukit Sitinjau Laut sebelum Bukit Pasikayan Rombongan berpisah menjadi tiga bagian Rombongan pertama menuju wilayah Pasie Laweh Koto marapak dan sekitarnya dipimpin oleh Bagindo Sati Rombongan kedua kearah selatan menuju Air Haji dipimpin oleh Sutan Rajo Hitam Rombongan ketiga ke arah utara ke Hulu Bayang di pimpin oleh Malin Sirah Sebelum berpisah di adakan jamuan makan dengan memotong kerbau Kerbau ini di sebut KABAU TANGAH DUO Kerbau bunting yang sudah anak di dalam kandungannya jantung kerbau dibagi tiga masing masing untuk kepala rombongan Setelah berpisah dari Puncak bukit Bagindo Sati memandang ke arah laut Lauik nan sadidiah Pasie nan gumilang terlihat wilayah yang menguncup kearah hulu dan mengembang luas ke arah lautan Di sinilah Sang Raja yang didatangkan dari Sungai Pagu ini memanggil daerah ini dengan Sebutan KAMBANG Bagindo Sati di terima di Koto Marapak oleh masyarakat Kambang di wakili oleh Ikek nan Ampek Setelah memperlihatkan tanda tanda kebesaran dan pakaian kebesaran Raja Bagindo Sati di terima secara sepakat dan dinobatkan menjadi Raja dengan perhelatan selama 14 hari lamanya Bagindo Sati kemudian membuka tempat baru dan mendirikan kediaman raja di daerah tersebut Tempat baru tersebut di namakan Dusun Baru atau sekarang terkenal dengan sebutan Sunbaru Sumbaru Alat Alat Kebesaran dan Pakaian Raja di simpan dalam kamar khusus dalam rumah raja kemudian di kenal dengan sebutan Biliak Dalam Sampai saat ini Jorong Sumbaru di sebut juga Biliak Dalam Sewaktu Bagindo Sati menjadi Raja Tuangku Malin Sirah yang di telah sampai ke Hulu Bayang kembali menuju Kambang melalui jalur pantai dan menetap di Talang Gadang Hulu Batang Kambang Disitulah Malin Sirah menetap Malin Sirah juga mendapat alat kebesaran dan pakaian raja Bagindo Sati menjadi Raja Kambang beberapa generasi Setelah itu melalui kesepakatan datuk datuk suku Kampai dan Pucuk ikek masing masing suku menobatkan Pancang Tuo menjadi Raja dengan gelar SUTAN KALIFAH Suran Kalifah berdiam di Lubuak Sariak Lubuak Sariak di kenal dengan nama Rumah Dalam Kampuang Bingkahan Tanah pucuak suku Kampai Setelah Sutan Kalifah mangkat melalui hasil kesepakatan Kampai nan empat Paruik dan ikek suku Malayu ikek suku Panai dan ikek suku tigo lareh menunjuk turunan dari Tuanku Malin Sirah Sutan Bagindo Rajo Bukik menjadi Raja Sutan Bagindo Rajo Bukik berdiam di Medan baik Medan baiak kemudian di kenal dengan nama Kampuang Dalam Pada masa Sutan Rajo Bukik inilah di sempurnakan adat Raja Payung Panji Raja Syarak Urang Gadang Sandi Pondasi Raja Pucuk Ikek Datuk Nan Empat Belas Sandi Ikek Ninik Mamak Adat nan bapucuak Bulek Syarak nan Bapayuang Panji 1 Raja Payuang Panji dalam Nagari berasal dari suku kampai bagian dari Bagindo Sati di Sumbaru Sutan Kalifah di Lubuak Sariak Sutan Bagindo Rajo Bukik di Medan Baiak 2 Rajo Syarak Imam Abdullah Imam di Masjid Koto Baru Suku Kampai 3 Urang Gadang Datuk Bandaro Kambang Membendarkan segala titah Rajo Datuk Tan Baliak Bukik Haluan Katitiran di ujuang tunjuak di bari makan di tapak tangan pamenan koto nan sambilan 4 Sandi Pondasi Rajo datuk nan ampek suku Kampai Datuk Rajo panghulu Datuk Rang Batuah Datuk Pado Basi Datuk Rajo Kampai 5 Pucuak Ikek Suku Suku kampai Datuk Bandaro Hitam Suku malayu Datuk Tan Nan Sati Suku Panai Datuk Rajo Batuah Suku Tigo Lareh dalam Caniago Datuk Malintang Bumi Datuk Mangkuto Alam dalam Sikumbang Datuk Manso Dirajo dalam Jambak Datuk Tan Majo lelo 6 Datuk Nan Empat Belas Kampai Nan Empat 1 Datuk Rajo panghulu 2 Datuk Rang Batuah 3 Datuk Pado Basi 4 Datuk Rajo Kampai Malayu Nan Ampek Niniak 5 Datuk Tan Bandaro 6 Datuk Pintu Langit 7 Datuk Tan Piaman 8 Datuk Rajo Dio Panai Nan Tigo Ibu 9 Datuk Rajo Alam 10 Datuk Rajo Kuaso 11 Datuk Rajo Hitam Tigo Lareh Gadang Bagelai Bergilir 12 Datuk Rajo Bagampo suku Jambak 13 Datuk Patiah suku Caniago 14 Datuk Rajo Indo Suku Sikumbang Masing masing Datuk menjadi Sandi Pondasi bagi ikek pucuk sukunya IKEK AMPEK PAYUANG SAKAKI MASJID LIMO KOTO SAMBILAN PENGHULU NAN AMPEK BALEH NINIAK MAMAK NAN LIMO PULUAH IMAM DI KOTO BARU BANDARO DI MEDAN BAIAK HALUAN DATUAK TAN BALIAK BUKIKDesa desa di Lengayang suntingPulakat Lakitan Subarang Tarok Pulai Koto Lamo Bungo Tanjung Koto Rawang Gantiang Tampuniak Koto Baririk Koto Pulai Koto Barapak Koto Baru Medan Baiak Koto Saiyo Tabiang Tan Saidi Talang Rj Pelang Koto Nan IV Pasa Kambang Pasa Gompong Padang Panjang Kambang Harapan Kampuang Baru Lubuak Sariak Koto Nan VII Pasia LawehPemekaran Nagari suntingNagari Kambang menjadi 4 nagari yang terdiri dari Nagari Kambang Utara meliputi Kampung Lubuk Sarik Kampung Akat Kampung Baru Kampung Pasir Laweh Kampung Ganting Kumbang Kampung Padang Panjang I Kampung Padang Panjang II dan Kampung Kambang Harapan Nagari Kambang Timur meliputi Kampung Koto Kandis kampung Koto Pulai kampong Pauh Kampung Tampunik Kampung Kapau dan kampung Ganting Nagari Kambang Barat meliputi Kampung Pasar Kambang Kampung Pasar Gompong Kampung Rangeh Kampung Talang dan Kampung Tebing Tinggi Nagari Kambang Tengah meliputi Kampuang koto baru kampuang koto marapak kampuang nyiur gadiang kampuang kulam Nagari Lakitan menjadi 5 nagari yaitu Nagari Lakitan meliputi Kampung Lakitan Kampung Gurun Panjang Kampung Daratan Marantih Kampung Tarok Nagari Lakitan Utara meliputi Kampung Pasar Baru Kampung Padang Mandiangin Kampung Padang Marapalam dan kampung Padang Cupak Nagari Lakitan Selatan meliputi Kampung Seberang Tarok Kampung Lubuk bagalung Kampung Koto Raya dan Kampung Karang Tangah Nagari Lakitan Timur meliputi Kampung Koto Rawang dan Kampung Sikabu Nagari Lakitan Tengah meliputi Kampung Pulai Kampung Koto Lamo Kampung Air Kalam dan Kampung Tanjung Durian Tokoh suntingTokoh yang berasal dari kecamatan Lengayang adalah Haji Samik Ibrahim lahir 8 Agustus 1908 wafat 24 November 1978 seorang perintis Muhammadiyah di Pesisir Selatan Ia lahir di Nyiur Gading Koto Baru Kambang bersuku Kampai Isu Pembangunan suntingYang masih menjadi isu hangat di tengah masyarakat Kambang khususnya dan Pesisir Selatan umumnya hingga hari ini adalah isu pembangunan jalan tembus Kambang Muaro Labuah yang masih terkendala oleh keberadaan Taman Nasional Kerinci Seblat TNKS Pranala luar suntinghttp www solok selatan com index php option com content amp task view amp id 408 amp Itemid 1 Diarsipkan 2021 05 06 di Wayback Machine http www solok selatan com index php option com content amp task view amp id 1391 amp Itemid 1 Diarsipkan 2021 05 06 di Wayback Machine http iswandysymca blogspot com 2009 11 nagari kambang kabupaten pesisir html http www pesisirselatan go id index php mod berita amp id 567 pranala nonaktif permanen http lengayangnews wordpress com 2010 04 29 nagari nagari di setiap kecamatan kabupaten pesisir selatan http lengayangnews wordpress com 2010 04 25 nama nagari nagari kecamatan lengayang http rms46 vlsm org 00 18 html Diarsipkan 2011 08 19 di Wayback Machine https web archive org web 20140223201950 http my opera com andikosutanmancayo blog id 1170672 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Lengayang Pesisir Selatan amp oldid 24956745