www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini sudah memiliki daftar referensi bacaan terkait atau pranala luar tetapi sumbernya belum jelas karena belum menyertakan kutipan pada kalimat Mohon tingkatkan kualitas artikel ini dengan memasukkan rujukan yang lebih mendetail bila perlu Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini Sangkuriang Sunda ᮞ ᮊ ᮛ ᮃ translit Sang Kuriang adalah cerita rakyat serta legenda masyarakat Sunda Legenda tersebut berkisah tentang terciptanya danau Bandung Gunung Tangkuban Parahu Gunung Burangrang dan Gunung Bukit Tunggul Ilustrasi cerita sangkuriang Legenda ini didukung dengan fakta geologi diperkirakan bahwa orang Sunda telah hidup di dataran tinggi tersebut sejak beribu tahun sebelum Masehi Legenda Sangkuriang awalnya merupakan tradisi lisan Rujukan tertulis mengenai legenda ini ada pada naskah Bujangga Manik yang ditulis pada daun lontar yang berasal dari akhir abad ke 15 atau awal abad ke 16 Masehi Dalam naskah tersebut ditulis bahwa Pangeran Jaya Pakuan alias Pangeran Bujangga Manik atau Ameng Layaran mengunjungi tempat tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan pulau Bali pada akhir abad ke 15 Setelah melakukan perjalanan panjang Bujangga Manik tiba di tempat yang sekarang menjadi Kota Bandung Dia menjadi sastrawan yang pertama kali menuliskan nama tempat legendanya Laporannya adalah sebagai berikut Leumpang aing ka baratkeun Aku berjalan ke arah barat Datang ka Bukit Patenggeng tiba ke Gunung Patenggeng Sakakala Sang Kuriang tempat legenda Sang Kuriang Masa dek nyitu Ci tarum semasa akan membendung Citarum Burung tembey kasiangan tetapi gagal karena tersiangi dd Daftar isi 1 Ringkasan cerita 2 Kesesuaian dengan fakta geologi 3 Sangkuriang dan Falsafah Sunda 4 Referensi 5 Pranala luarRingkasan cerita suntingAwalnya diceritakan di kahyangan ada sepasang dewa dan dewi yang berbuat kesalahan maka oleh Sang Hyang Tunggal mereka dikutuk turun ke bumi dalam wujud hewan Sang dewi berubah menjadi babi hutan celeng bernama Celeng Wayung Hyang atau Wayungyang sedangkan sang dewa berubah menjadi anjing bernama si Tumang Mereka harus turun ke bumi menjalankan hukuman dan bertapa mohon pengampunan agar dapat kembali ke wujudnya menjadi dewa dewi kembali Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara tengah pergi berburu Di tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun caring keladi hutan dalam versi lain disebutkan air kemih sang raja tertampung dalam batok kelapa Seekor babi hutan betina bernama Celeng Wayung Hyang yang tengah bertapa sedang kehausan ia kemudian tanpasengaja meminum air seni sang raja tadi Wayung Hyang secara ajaib hamil dan melahirkan seorang bayi yang cantik karena pada dasarnya ia adalah seorang dewi Bayi cantik itu ditemukan di tengah hutan oleh sang raja yang tidak menyadari bahwa ia adalah putrinya Bayi perempuan itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati Dayang Sumbi tumbuh menjadi gadis yang amat cantik jelita Banyak para raja dan pangeran yang ingin meminangnya tetapi seorang pun tidak ada yang diterima Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya Dayang Sumbi pun atas permintaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit karena terkena penyakit kelamin Ketika sedang asyik menenun kain torompong torak yang tengah digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah balai balai Karena merasa malas terlontar ucapan Dayang Sumbi tanpa dipikir dulu dia berjanji bahwa siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila laki laki akan dijadikan suaminya dan jika perempuan akan dijadikan saudarinya Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi Akibat perkataannya itu Dayang Sumbi harus memegang teguh sumpah dan janjinya maka ia pun mengawini si Tumang Karena malu kerajaan mengasingkan Dayang Sumbi ke hutan untuk hidup hanya ditemani si Tumang Pada malam bulan purnama si Tumang dapat kembali ke wujud aslinya sebagai dewa yang tampan Dayang Sumbi mengira ia bermimpi bercumbu dengan dewa yang tampan yang sesungguhnya adalah wujud asli si Tumang Maka Dayang Sumbi akhirnya melahirkan bayi laki laki yang diberi nama Sangkuriang Sangkuriang tumbuh menjadi anak yang kuat dan tampan Suatu ketika Dayang Sumbi tengah mengidamkan makan hati menjangan rusa maka ia memerintahkan Sangkuriang ditemani si Tumang untuk berburu ke hutan Setelah sekian lama Sangkuriang berburu tetapi tidak tampak hewan buruan seekorpun Hingga akhirnya Sangkuriang melihat seekor babi hutan yang gemuk melarikan diri Sangkuriang menyuruh si Tumang untuk mengejar babi hutan yang ternyata adalah Celeng Wayung Hyang Karena si Tumang mengenali Celeng Wayung Hyang yang adalah nenek dari Sangkuriang sendiri maka si Tumang tidak mau menuruti perintah itu Saking kesalnya Sangkuriang kemudian menakut nakuti si Tumang dengan panah akan tetapi secara tak sengaja anak panahnya terlepas dan si Tumang terbunuh tertusuk oleh anak panah Sangkuriang menjadi bingung dan lalu karena tidak memperoleh hewan buruan maka Sangkuriang pun menyembelih tubuh si Tumang dan mengambil hatinya Oleh Sangkuriang hati si Tumang itu diberikannya kepada Dayang Sumbi yang kemudian dimasak dan dimakannya Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang suaminya sendiri maka kemarahannya pun meledak dengan serta merta kepala Sangkuriang dipukul dengan centong sendok nasi yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga terluka Kesakitan dan ketakutan Sangkuriang lari meninggalkan rumah Dayang Sumbi yang menyesali perbuatannya telah mengusir anaknya mencari Sangkuriang ke hutan dan memanggil manggil serta memohonnya untuk segera pulang akan tetapi Sangkuriang telah pergi jauh Dayang Sumbi sangat sedih dan memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar kelak dipertemukan kembali dengan anaknya Untuk itu Dayang Sumbi menjalankan tapa dan laku hanya memakan tumbuh tumbuhan dan sayuran mentah lalapan Sangkuriang sendiri pergi mengembara mengelilingi dunia Sangkuriang pergi berguru kepada banyak pertapa sakti sehingga Sangkuriang setelah beberapa tahun telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang kuat sakti dan gagah perkasa Setelah sekian lama berjalan ke arah timur akhirnya sampailah Sangkuriang di arah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi berada Namun Sangkuriang tidak mengenali bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi ibunya Karena Dayang Sumbi melakukan tapa dan laku hanya memakan tanaman mentah maka Dayang Sumbi menjadi tetap cantik dan awet muda Dayang Sumbi pun mulanya tidak menyadari bahwa sang ksatria tampan itu adalah putranya sendiri Lalu kedua insan itu berkasih mesra Saat Sangkuriang tengah bersandar mesra dan Dayang Sumbi menyisir rambut Sangkuriang tanpa sengaja Dayang Sumbi melihat tanda luka di kepala Sangkuriang bekas pukulan sendok Dayang Sumbi dengan demikian ia mengetahui bahwa Sangkuriang adalah putranya Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya Dayang Sumbi sekuat tenaga berusaha untuk menolak Maka ia pun bersiasat untuk menentukan syarat pinangan yang tak mungkin dipenuhi Sangkuriang Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga danau dalam waktu semalam dengan membendung aliran Sungai Citarum Sangkuriang menyanggupinya Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon besar yang tumbuh di sebelah timur kelak tunggul atau pangkal pohon itu berubah menjadi gunung yang bernama Bukit Tunggul Rantingnya Sd rangrang ditumpukkan di sebelah barat dan kelak menjadi Gunung Burangrang Dengan bantuan para guriang makhluk halus lewat tengah malam bendungan pun hampir selesai dikerjakan Tetapi Dayang Sumbi memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar niat Sangkuriang tidak terlaksana Dayang Sumbi lalu membentangkan helai kain boeh rarang kain putih hasil tenunannya di atas bukit di timur sehingga kain putih itu tampak bercahaya bagai fajar yang merekah di ufuk timur Sementara itu ia pun berulang ulang memukulkan alu ke lesung seolah olah sedang menumbuk padi Para guriang makhluk halus anak buah Sangkuriang pun ketakutan karena mengira hari mulai pagi mereka lalu lari menghilang bersembunyi di dalam tanah Dengan demikian pembuatan bendungan pun tidak terselesaikan Karena gagal memenuhi syarat Dayang Sumbi Sangkuriang menjadi gusar dan mengamuk Perahu yang telah dikerjakannya dengan bersusah payah lalu ditendangnya ke arah utara dan jatuh menangkup menjadi Gunung Tangkuban Perahu Di puncak kemarahannya dinding bendungan yang berada di sebelah barat dijebolnya kelak lubang tembusan air Citarum ini dikenal sebagai Sanghyang Tikoro Sd tikoro tenggorokan atau kerongkongan Sumbat aliran Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali bekas danau ini kelak menjadi lokasi Kota Bandung Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang berlari menghindari kejaran anaknya yang telah kehilangan akal sehatnya itu Dayang Sumbi hampir tertangkap oleh Sangkuriang di Gunung Putri dan ia pun memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar menyelamatkannya maka Dayang Sumbi pun berubah menjadi setangkai bunga jaksi Adapun Sangkuriang setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan Ujung Berung akhirnya menghilang ke alam gaib ngahiyang Kesesuaian dengan fakta geologi suntingLegenda Sangkuriang sesuai dengan fakta geologi terciptanya Danau Bandung dan Gunung Tangkuban Parahu Penelitian geologis mutakhir menunjukkan bahwa sisa sisa danau purba sudah berumur 125 ribu tahun Danau tersebut mengering lk 16 000 tahun yang lalu Telah terjadi dua letusan Gunung Sunda purba dengan tipe letusan Plinian masing masing sekitar 105 000 dan 55 000 50 000 tahun yang lalu Letusan plinian kedua telah meruntuhkan kaldera Gunung Sunda purba sehingga menciptakan Gunung Tangkuban Parahu Gunung Burangrang disebut juga Gunung Sunda dan Gunung Bukit Tunggul Adalah sangat mungkin bahwa orang Sunda purba telah menempati dataran tinggi Bandung dan menyaksikan letusan Plinian kedua yang menyapu pemukiman sebelah barat Ci Tarum utara dan barat laut Bandung selama periode letusan pada 55 000 50 000 tahun yang lalu saat Gunung Tangkuban Parahu tercipta dari sisa sisa Gunung Sunda purba Masa ini adalah masanya Homo sapiens mereka telah teridentifikasi hidup di Australia selatan pada 62 000 tahun yang lalu semasa dengan Manusia Wajak Homo wajakensis sekitar 50 000 tahun yang lalu Sangkuriang dan Falsafah Sunda suntingMenurut Hidayat Suryalaga legenda atau sasakala Sangkuriang dimaksudkan sebagai cahaya pencerahan Sungging Perbangkara bagi siapa pun manusianya tumbuhan cariang yang masih bimbang akan keberadaan dirinya dan berkeinginan menemukan jatidiri kemanusiaannya Wayungyang Hasil yang diperoleh dari pencariannya ini akan melahirkan kata hati nurani sebagai kebenaran sejati Dayang Sumbi Rarasati Tetapi bila tidak disertai dengan kehati hatian dan kesadaran penuh eling torompong maka dirinya akan dikuasai dan digagahi oleh rasa kebimbangan yang terus menerus digagahi si Tumang yang akan melahirkan ego ego yang egoistis yaitu jiwa yang belum tercerahkan Sangkuriang Ketika Sang Nurani termakan lagi oleh kewaswasan Dayang Sumbi memakan hati si Tumang maka hilanglah kesadaran yang hakiki Rasa menyesal yang dialami Sang Nurani dilampiaskan dengan dipukulnya kesombongan rasio Sang Ego kepala Sangkuriang dipukul Kesombongannya pula yang memengaruhi Sang Ego Rasio untuk menjauhi dan meninggalkan Sang Nurani Ternyata keangkuhan Sang Ego Rasio yang berlelah lelah mencari ilmu kecerdasan intelektual selama pengembaraannya di dunia menuju ke arah Timur Pada akhirnya kembali ke barat yang secara sadar maupun tidak sadar selalu dicari dan dirindukannya yaitu Sang Nurani Pertemuan Sangkuriang dengan Dayang Sumbi Walau demikian ternyata penyatuan antara Sang Ego Rasio Sangkuriang dengan Sang Nurani yang tercerahkan Dayang Sumbi tidak semudah yang diperkirakan Berbekal ilmu pengetahuan yang telah dikuasainya Sang Ego Rasio Sangkuriang harus mampu membuat suatu kehidupan sosial yang dilandasi kasih sayang interdependensi kebergantungan sosial silih asah silih asih dan silih asuh yang humanis harmonis yaitu satu telaga kehidupan sosial membuat Talaga Bandung yang dihuni berbagai kumpulan manusia dengan bermacam ragam perangainya Citarum Sementara itu keutuhan jatidirinya pun harus dibentuk pula oleh Sang Ego Rasio sendiri pembuatan perahu Keberadaan Sang Ego Rasio itu pun tidak terlepas dari sejarah dirinya ada pokok yang menjadi asal muasalnya Bukit Tunggul pohon sajaratun sejak dari awal keberada annya timur tempat awal terbit kehidupan Sang Ego Rasio pun harus pula menunjukkan keberadaan dirinya tutunggul penada diri dan pada akhirnya dia pun akan mempunyai keturunan yang terwujud dalam masyarakat yang akan datangd dan suatu waktu semuanya berakhir ditelan masa menjadi setumpuk tulang belulang gunung Burangrang Betapa mengenaskan bila ternyata harapan untuk bersatunya Sang Ego Rasio dengan Sang Nurani yang tercerahkan hampir terjadi perkawinan Sangkuriang dengan Dayang Sumbi gagal karena keburu hadir sang titik akhir akhir hayat dikandung badan boeh rarang atau kain kafan Akhirnya suratan takdir yang menimpa Sang Ego Rasio hanyalah rasa menyesal yang teramat sangat dan marah kepada dirinya Maka ditendangnya keegoisan rasio dirinya jadilah seonggok manusia transendental tertelungkup meratapi kemalangan yang menimpa dirinya Gunung Tangkubanparahu Walau demikian lantaran sang Ego Rasio masih merasa penasaran dikejarnya terus Sang Nurani yang tercerahkan dambaan dirinya Dayang Sumbi dengan harapan dapat luluh bersatu antara Sang Ego Rasio dengan Sang Nurani Tetapi ternyata Sang Nurani yang tercerahkan hanya menampakkan diri menjadi saksi atas perilaku yang pernah terjadi dan dialami Sang Ego Rasio bunga Jaksi Akhir kisah yaitu ketika datangnya kesadaran berakhirnya kepongahan rasionya Ujungberung Dengan kesadarannya pula dicabut dan dilemparkannya sumbat dominasi keangkuhan rasio gunung Manglayang Maka kini terbukalah saluran proses berkomunikasi yang santun dengan siapa pun Sanghyang Tikoro atau tenggorokan Sd Hade ku omong goreng ku omong Id Baik Karena Ucapan Buruk juga Karena Ucapan Dan dengan cermat dijaga benar makanan yang masuk ke dalam mulutnya agar selalu yang halal bersih dan bermanfaat Referensi suntingKoesoemadinata R P Asal Usul dan Prasejarah Ki Sunda Sub theme Bidang Kajian Sejarah Arkeologi dan filologi in Ajip Rosidi et al editor Edi S Ekadjati and A Chaedar Alwasilah Hidayat Suryalaga Kajian Hermeneutika terhadap Legenda dan Mitos Gunung Tangkubanparahu dengan segala aspeknya Hidayat Suryalaga Orasi Ilmiah ketika Hari Wisuda Mahasiswa ITENAS Bandung 28 Mei 2005 Pranala luar sunting Indonesia Legenda Sangkuriang di situs web Budaya Indonesia Diarsipkan 2010 10 24 di Wayback Machine Indonesia Eksotika wisata legenda Sangkuring di situs web Berita Budaya Diarsipkan 2011 05 11 di Wayback Machine Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Sangkuriang legenda amp oldid 25318456