Dalam skema nama Arab, lakab (Arab: لقب, laqab, plural القاب, alqāb) adalah bagian nama yang merupakan gelar, yang kadang merupakan gelar kebesaran (terutama di masa Kekhalifahan Abbasiyah dan seterusnya) atau nama ejekan.
Praktik menggunakan nama lakab dengan makna netral atau ejekan telah ada sejak sebelum periode Islam di Arab, dan dapat dilihat pada nama-nama penyair Arab pra-Islam. Penggunaan lakab sebagai nama kebesaran dipopulerkan oleh para Khalifah Abbasiyah awal. Khalifah kedua Abbasiyah menamai dirinya dengan lakab Al-Mansur billah ("Sang Pemenang Karena Pertolongan Allah") dan khalifah ketiga menamai dirinya Al-Mahdi billah ("Yang Diberi Petunjuk oleh Allah"). Para khalifah Abbasiyah kadang memberikan lakab sebagai nama kebesaran untuk para menteri atau pendukung utamanya, misalnya Al-Fadhl bin Sahl yang dijuluki "Dzur-Ri'asatain" (pemilik dua jabatan pemimpin"). Selanjutnya, lakab juga digunakan oleh dinasti-dinasti yang memerintah sebagai raja di luar kekhalifahan.
Referensi Sunting
- "lakab". Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016.
- ^ Bosworth, C. E. (1986). "Laḳab". Dalam Bosworth, C. E.; van Donzel, E.; Lewis, B.; Pellat, Ch. The Encyclopedia of Islam, New Edition, Volume V: Khe–Mahi. Leiden: E. J. Brill. ISBN 90-04-07819-3.