www.wikidata.id-id.nina.az
Untuk kegunaan lain lihat Tunggul Wulung disambiguasi Kiai Tunggul Wulung adalah seorang tokoh yang diceritakan dalam Babad Kediri salah satu abdi dari Raja Jayabaya Ia dipercaya menjadi penjaga kawah Gunung Kelud untuk mengarahkan lava Kelud agar tidak memakan banyak korban 1 Kiai Tunggul WulungLahirKediri IndonesiaMeninggalIndonesia Daftar isi 1 Babad Kediri 2 Serat Darmogandul 3 Buku Goenoeng Keloed 4 Lihat pula 5 Pranala luar 6 ReferensiBabad Kediri suntingBabad Kadhiri ditulis pada tahun 1832 oleh Mas Ngabehi Purbawijaya dan Mas Ngabehi Mangunwijaya Menurut Babad Kediri Raja Jayabaya yang memerintahkan kerajaan Kediri pada paruh pertama abad ke 12 M mempunyai dua abdi bernama Kyai Daha dan Kyai Daka 1 2 Pada saat babat alas lit membuka hutan di pinggir sungai Kediri banyak warga yang bergabung Pada saat itu yang membuka hutan adalah kakak beradik sakti dan bijaksana Kyai Doho dan Kyai Doko Pemerintahan Jayabaya membuat tempat tersebut berkembang pesat menjadi sebuah negeri yang diberi nama Kerajaan Doho dan ibu kotanya bernama Daka sementara istananya bernama Mamenang Serat Babad Kadhiri menuliskan 3 Dhawuh pangandikanipunSri Prabu Aji Jayabaya makaten Bener kowe iku wong bodho nanging kena dak percoyo Ing samengko ingsun mung darmo jumeneng ratu siro kang dak pitoyo among anak putuniro Namanipun adhi kula Kyai Daka inggih kapundhut kaangge nama dhusun adhi kulo kaparingan nama Kyai Tunggul Wulung kadadosaken senapati Kemudian Prabu Aji Jayabaya berfirman Benar kamu itu orang bodoh tapi bisa dipercaya Jika nanti saya menjadi raja kamu akan berada di antara menteri menteri Nama adik Kyai Daha juga diambil sebagai nama dusun adik akan diberi nama Kyai Tunggul Wulung dijadikan senapati Kyai Daha dijadikan patih yang taat berganti nama menjadi Buta Locaya sementara Kyai Daka dijadikan senopati perang dengan nama Tunggul Wulung Saat Raja Jayabaya moksa keduanya juga ikut moksa Buta Locaya ditugaskan untuk menjaga Selabale gua Selomangleng sedangkan Tunggul Wulung diperintahkan untuk menjaga kawah Gunung Kelud agar letusannya tidak banyak merusak desa sekitar dan memakan banyak korban jiwa Konon nantinya Raja Jayabaya akan datang kembali dan tugas Tunggul Wulung adalah mempersiapkan kedatangan sang raja yang telah muksa 1 4 5 Serat Darmogandul suntingArtikel utama Serat Darmagandhul Serat Darmogandul merupakan karya sastra Jawa Baru yang menceritakan jatuhnya Majapahit akibat serbuan Kerajaan Demak Hampir seluruh isi Serat Darmagandul merupakan bentuk turunan dari cerita babad Kadhiri Samuksane Sang Sri Prabu Jayabaya lan putrane putri kang aran Ni Mas Ratu Pagedhongan Buta Locoyo lan kiyai Tunggulwulung uga padha muksa Ni Mas Ratu Pagedhongan dadi ratuning dhemit nusa Jawa kuthone ono ning segoro kidul sarta jejuluk Sri Gusti Kanjeng ratu Ayu Ni Mas Ratu Anginangin Sakabehe lelembut kang ana ing lautan dharatan sarta kanan keringe tanah Jawa kabeh padha sumiwi marang Ni Mas Ratu Anginangin Buta Locaya panggonane ana ing Selabale dene kiyai Tunggulwulung ana ing gunung Kelut rumeksa kawah sarta lahar yen lahar metu supaya ora gawe rusaking desa sarta liya liyane Saat moksanya Sang Prabu Jayabaya dan putrinya yang bernama Ni Mas Ratu Pagedhongan Buta Locaya dan Kyai Tunggulwulung juga sama sama moksa Ni Mas Ratu Pagedhongan menjadi ratu makhluk halus pulau Jawa kotanya berada di laut selatan serta dijuluki Ni Mas Ratu Anginangin Seluruh makhluk halus yang ada di lautan daratan serta kanan kirinya tanah Jawa semua sama sama takluk kepada Ni Mas Ratu Anginangin Buta Locaya kediamannya ada di Selabale sedangkan Kyai Tunggulwulung ada di Gunung Kelut mengawasi kawah serta lahar jika lahar keluar supaya tidak membuat rusak desa dan lain lainnya Buku Goenoeng Keloed suntingGoenoeng Keloed 1941 adalah buku berbahasa Jawa klasik karya R Kartawibawa terbitan Badan Penerbitan G Kolff amp Co tahun 1941 Buku ini menceritakan sosok Kyai Tunggul Wulung tidak jauh beda seperti yang dijelaskan dalam Babad Kediri Ia adalah orang asli Kediri dan merupakan abdi Raja Jayabaya Dia ditugaskan untuk menjaga Gunung Kelud agar bersahabat dengan manusia dan alas di sekitarnya Tempat kediaman Kyai Tunggu Wulung berada di lereng Kelud bagian timur laut dekat dengan kawah Konon daerah tersebut sangat wingit banyak orang kerasukan dan menjumpai hal hal gaib yang tak masuk akal 1 Buku ini menjelaskan bahwa Kyai Tunggul Wulung tidak mengganggu manusia justru melindungi jika ada Marabahaya misalnya jika tersesat Namun jika ia tidak berkenan pada orang yang masuk ke daerahnya tiba tiba terdengar suara gemuruh di bagian barat Kelud kemudian muncul hujan badai suasana jadi gelap gulita seperti malam Orang yang mengerti akan terlebih dulu membakar kemenyan sebelum masuk ke Gunung Kelud untuk meminta izin 1 Buku tersebut juga dijelaskan untuk menghindari bahaya saat Gunung Kelud meletus orang zaman dulu menutup rapat rapat pintu rumahnya kemudian memanjat pohon rangon Dengan demikian lava air pasir lumpur dan bebatuan yang mengalir deras dari puncak Kelud tidak mengenai mereka 1 Lihat pula suntingButa Locaya JayabayaPranala luar suntingCerita Mokswanya Prabu Jayabaya Beserta Para PunggawanyaReferensi sunting a b c d e f Anwar Khumaini 20 Februari 2014 MERDEKA COM Peristiwa Kisah Kyai Tunggul Wulung si penjaga kawah Gunung Kelud Sutarman Soediman Partonadi 1990 Sadrach s Community and Its Contextual Roots A Nineteenth Century Javanese Expression of Christianity hal 46 Amsterdam ISBN 90 5183 094 7 Mas Ngabei Mangunwijaya 1932 Serat Babad Kadhiri Cetakan ke 2 Kediri oekhandel TAN KHOEN SWIE Susanne Schroter 2010 Christianity in Indonesia Perspectives of Power hal 72 73 Berlin Lit Verlag ISBN 978 3 643 10798 5 Inggris Merle Calvin Ricklefs 2007 Polarising Javanese Society Islamic and Other Visions C 1830 1930 hal 200 Singapura NUS Press ISBN 978 9971 69 346 6 Inggris Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kiai Tunggul Wulung amp oldid 23972715