www.wikidata.id-id.nina.az
Ki Ageng Pamanahan atau Kyai Gede Pamanahan 1 48 dikenal juga sebagai Kyai Gede Mataram adalah seorang tokoh perintis wangsa Mataram yang berasal dari Sela sebuah desa di Grobogan dan kemudian hijrah ke Pengging Ia dijuluki sebagai Pamanahan karena bertempat tinggal di desa Manahan suatu tempat di utara Laweyan sekarang menjadi salah satu kelurahan di Surakarta Ki Ageng Pamanahan ꦥꦩꦤꦲꦤ LahirBagus KacungCastioengMeninggal1584MakamPasarean MataramTempat tinggalManahan KotagedeNama lainKiyai Gede MataramZamanDemak PajangPendahuluKi Ageng EnisPenggantiPanembahan SenapatiSuami istriNyai Ageng PamanahanOrang tuaKi Ageng Enis bapak Nyai Ageng Enis ibu Pada tahun 1556 ia mendapat mandat dari Sultan Adiwijaya raja Pajang untuk membuka pemukiman di hutan Mentaok 1 Putranya Raden Ngabehi Saloring Pasar kelak menjadi keturunan pertama darinya yang memimpin daerah tersebut dan di kemudian hari mendirikan kerajaan yang disebut Kesultanan Mataram bergelar Panembahan Senapati Daftar isi 1 Awal kehidupan 2 Peran awal 3 Merintis Mataram 4 Referensi 4 1 Kutipan 4 2 SumberAwal kehidupan SuntingPada Babad Tanah Jawi diketahui bahwa Ki Ageng Pamanahan adalah putra dari Ki Ageng Enis ayahnya merupakan keturunan Ki Ageng Sela yang pindah dan bertempat tinggal di Laweyan Mereka adalah termasuk dalam rombongan orang orang dari Sela suatu desa yang sekarang menjadi bagian dari Kabupaten Grobogan Mereka hijrah ke Pengging untuk membantu Sultan Adiwijaya Pamanahan menikah dengan sepupunya sendiri yaitu Nyai Sabinah Nyai Ageng Pamanahan putri Nyai Ageng Saba kakak perempuan Ki Ageng Enis Menurut Sadjarah Dalem 2 nama kecilnya adalah Bagoes Katjoeng atau Castioeng menurut van der Horst 1 21 Ia memiliki saudara angkat bernama Ki Panjawi Keduanya belajar pada Ki Ageng Sela Dalam perkembangan lebih lanjut Ki Ageng Pamanahan diangkat menjadi lurah wiratamtama di Pajang Nama Pamanahan diambil dari tempat tinggalnya setelah dewasa yaitu suatu tempat di utara Laweyan bernama Manahan sekarang menjadi kelurahan di Kota Surakarta yang dikenal sebagai kawasan pusat keolahragaan Suatu petilasan berupa sendhang kolam mata air yang konon menjadi tempat Ki Ageng Pamanahan biasa membersihkan diri masih dapat ditemukan di Kampung Ngumbul Atas prakarsa RM Ng Poerbatjaraka Mangkunagara VII membangun tembok yang mengelilingi tempat tersebut 1 21Setelah membuka hutan Mentaok ia dijuluki sebagai Kyai Gede Mataram Bersama putra dan para pengikutnya ia membuka hutan tersebut menjadi sebuah permukiman Peristiwa Babad Alas Mentaok ini populer dalam lakon lakon panggung ketoprak Mataraman di masa kini Daerah tersebut sekarang terletak di Kotagede Yogyakarta Permukiman baru ini lalu menjadi pusat pemerintahan baru ketika Kerajaan Pajang mulai runtuh Peran awal SuntingSepeninggal Sultan Trenggana tahun 1546 Kesultanan Demak mengalami krisis politik akibat perebutan takhta Ia digantikan putranya yang naik takhta bergelar Sunan Prawata Ia tewas dibunuh atas perintah sepupunya sendiri yaitu Arya Panangsang dari Jipang Arya Panangsang juga membunuh Sultan Hadlirin suami Ratu Kalinyamat putri Sultan Trenggana Arya Panangsang juga mengirim utusan untuk menumpas Sultan Adiwijaya di Pajang namun gagal Panembahan Kudus bersiasat mengundang keduanya untuk berdamai Adiwijaya akhirnya menerima tawaran tersebut ke Kudus didampingi Pamanahan Pada kesempatan itu Pamanahan berhasil menyelamatkan Adiwijaya dari siasat yang ternyata sebuah jebakan Adiwijaya segan memerangi Arya Penangsang karena masih sama sama anggota keluarga Demak Ia kemudian membuat sayembara untuk menumpas Arya Panangsang dan yang berhasil memenangkan sayembara tersebut akan diberi sebuah tanah perdikan Pamanahan dan Ki Panjawi mengikuti sayembara atas dorongan Ki Juru Martani kakak ipar Pamanahan Putra Pamanahan yang bernama Sutawijaya ikut serta membantunya Perang antara pasukan Pajang dan Arya Panangsang terjadi di dekat Bengawan Sore Berkat siasat Ki Juru Martani Arya Penangsang tewas di tangan Sutawijaya Ki Juru Martani menyampaikan laporan palsu kepada Adiwijaya bahwa Arya Panangsang tewas oleh Pamanahan dan Panjawi Hal tersebut dilakukan untuk menghindari jika sebenarnya yang menumpas Arya Panangsang adalah Sutawijaya yang merupakan anak angkat Adiwijaya Merintis Mataram SuntingSultan Adiwijaya memberikan hadiah sayembara berupa tanah perdikan Ki Panjawi mandapat daerah Pati yang saat itu sudah berwujud kota Sedangkan Ki Pamanahan merasa lebih tua mengalah dan memilih daerah Mentaok yang masih berupa hutan lebat Mentaok merupakan bekas daerah kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno yang telah runtuh Seiring berjalannya waktu daerah tersebut makin sepi dan akhirnya tertutup hutan lebat Masyarakat menyebut hutan yang menutupi daerah tersebut dengan nama Alas Mentaok Setelah kematian Arya Panangsang tahun 1549 Adiwijaya dilantik menjadi raja baru penerus Kesultanan Demak Pusat kerajaan dipindahkan ke Pajang ke arah pedalaman Pada acara pelantikan Sunan Prapen cucu Sunan Giri meramalkan kelak di daerah Mentaok akan berdiri sebuah kerajaan yang lebih besar dari Pajang Ramalan tersebut membuat Sultan Adiwijaya resah Sehingga penyerahan tanah perdikan Mentaok kepada Pamanahan tertunda sampai tahun 1556 Hal ini diketahui oleh Sunan Kalijaga guru mereka Keduanya pun dipertemukan Dengan disaksikan Sunan Kalijaga Ki Pamanahan bersumpah akan selalu setia kepada Sultan Adiwijaya Maka sejak tahun 1556 itu Pamanahan beserta keluarganya termasuk Ki Juru Martani pindah ke Mentaok dan membuka pemukiman yang semakin berkembang yang kemudian disebut Kotagede Pamanahan menjadi pemimpin pertama bergelar Kiyai Gede Mataram Adapun status Mataram adalah tanah perdikan atau daerah otonom yang bebas pajak di mana Kiyai Gede Mataram hanya memiliki kewajiban menghadap saja kepada Sultan Adiwijaya Kiyai Gede Mataram memimpin Mataram hingga meninggal pada tahun 1584 dan dimakamkan di Pasarean Mataram Ia digantikan putranya yaitu Sutawijaya sebagai pemimpin selanjutnya Kelak Sutawijaya menjadi raja Mataram pertama bergelar Panembahan Senapati yang memerdekakan diri dari Pajang Referensi SuntingKutipan Sunting a b c d Graaf H J de 1985 Awal Kebangkitan Mataram masa pemerintahan Senapati Seri Terjemahan Javanologi nr 3 Jakarta Grafiti Pers Terjemahan dari De Regering van Panembahan Senapati Ingalaga Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal Land en Volkenkunde deel XIII s Gravenhage Martinus Nijhoff 1954 Padmasoesastra 1912 Sadjarah Dalem Pangiwa lan Panengen Sumber Sunting Graaf H J de 1985 Awal Kebangkitan Mataram Masa Pemerintahan Senapati Seri Terjemahan Javanologi nr 3 Terjemah dari KITLV 1954 De Regering van Senapati Ingalaga Grafiti Pers Jakarta Babad Tanah Jawi 2007 terj Yogyakarta Narasi H J de Graaf dan T H Pigeaud 2001 Kerajaan Islam Pertama di Jawa Terj Jakarta Pustaka Utama Grafiti Purwadi 2007 Sejarah Raja Raja Jawa Yogyakarta Media Ilmu Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Ki Ageng Pamanahan amp oldid 23754000