www.wikidata.id-id.nina.az
Hilifarono merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Onolalu kabupaten Nias Selatan provinsi Sumatera Utara Indonesia Sebelumnya menjadi bagian wilayah kecamatan Teluk Dalam sebelum Onolalu mekar menjadi satu kecamatan a HilifaronoDesaSalah satu rumah adat di Desa HilifaronoHilifaronoNegara IndonesiaProvinsiSumatera UtaraKabupatenNias SelatanKecamatanOnolaluKode pos22869Kode Kemendagri12 14 33 2004Luas3 12km 30dpl mJumlah penduduk701 jiwa BPS Nisel 2019 Kepadatan271 jiwa km BPS Nisel 2019 Jumlah RT3 DusunJumlah RW Jumlah KK271 Kepala Keluarga 2019 Artikel ini mungkin mengandung riset asli Anda dapat membantu memperbaikinya dengan memastikan pernyataan yang dibuat dan menambahkan referensi Pernyataan yang berpangku pada riset asli harus dihapus Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini Daftar isi 1 Latar Belakang 2 Sejarah Singkat 3 Si ulu dan Salawa 4 Alam dan Geografis 5 Budaya dan Mata Pencarian 6 Pariwisata 7 Catatan kaki 8 ReferensiLatar Belakang suntingSejarah Desa Hilifarono tidak jauh beda dengan sejarah sejarah daerah lain di Nias Menurut sumber lisan nenek moyang Hilifarono berasal dari Idano Tae di daerah sekitar gomo kemudian dia pindah ke Gomo pindah lagi ke Ono Mohi pindah lagi ke Tetehosi sekitar abad ke 16 dan terakhir pindah ke daerah selatan di bukit yang disebut Hilifalago Hili Bukit Gunung dan Falago menaungi menyelubungi yang sekarang menjadi wilayah Desa Hilifalago Selama waktu berpindah pindah di beberapa tempat tersebut berlangsung selama 18 Keturunan Na oto Menurut sumber lisan dan berbagai media lain mengatakan bahwa Hia W alangi memiliki banyak putra dan cucu cicit mereka di antaranya adalah Lalu yang tinggal menetap dan menguasai wilayah yang sekarang disebut sebagai Ori Onolalu Amada Lalu mempunyai 3 tiga anak laki laki dan beberapa anak perempuan Anak laki lakinya pertama tinggal menetap bersama orang tuanya di Hilifalago Putranya yang kedua mendapat bagian wilayah dan mendiami daerah yang sekarang disebut Hilinamoza uwa Sementara putranya yang ketiga mendapat bagian wilayah dan mendiami daerah yang sekarang disebut Hilimondregeraya Itulah sebabnya wilayah daerah tersebut dikenal sebagai Ori Onolalu Sejarah Singkat suntingSelanjutnya amada Lalu memiliki banyak keturunan Dari Amada Lalu sampai ke keturunan di Hilifarono berlangsung selama sebelas generasi Berikut penguraiannya Lalu memperanakkan Bogi Bogi memperanakkan Bago Bago memperanakkan Luo Mefona Luo Mefona memperanakkan Luo Menewi Luo Menewi memperanakkan Lowalani Lowalani memperanakkan Sagolaniha Sagolaniha memperanakkan Fanaetuniha Fanaetuniha memperanakkan Siwandrofa Siwandrofa memperanakkan Samaniha Samaniha memperanakkan Lawajihono Selanjutnya Lawajihono memiliki 3 orang putera bernama Baju a Badugo dan Fanaetu Baju a kemudian memperanakkan Gasa Januwo Gasa Januwo memperanakkan Buageho Buageho memperanakkan Maera Januwo dan Saito Lela Maera Januwo kemudian merebut kekuasaan Saito Lela adik perempuannya sendiri Akibat konflik tersebut Banua Hilifalago terbagi menjadi dua wilayah kekuasaan Fa asi ulu yaitu Hilifalago dan Bawonidada sekarang Desa Hilifalago Raya Mereka membuat sebuah perjanjian yang berbunyi Apabila ternak babi hilifalago memasuki bawonidada Maka tidak ada larangan kepada bawonidada untuk memakan ternak tersebut tanpa dibayar atau dikenakan sanksi dari pihak pemilik ternak dan begitu juga sebaliknya wawancara oleh Arsen Sarumaha narasumber Sarowamati Bago 2016 Maera Januwo sebagai yang tertua mengalah dan memindahkan Desa Bawonidada ke Bukit Gabolata Hiligabolata dengan nama Hilifarono yang kemudian tempat itu hingga sekarang dikenal sebagai Banua Satua Sistem pemerintahan masih keras sehingga terjadi sebuah peristiwa bencana mengerikan dimana halaman desa terbelah dua sambil keluar asap tebal dan mengatakan Fabua dumba ba Fabua Gafore artinya Ganti Dumba takaran beras dan Afore pengukur ternak babi karena dulu masih menggunakan Lauru sebagai takaran 1 Lauru 6 Dumba 1 Dumba 8 Teko standar kaleng susu kental yang dapat merugikan masyarakat biasa saat melakukan pembayaran pajak kepada pihak bangsawan b Secara harafiah Kata Afore artinya Aturan bukan hanya dimaksud sebagai takaran namun juga merujuk pada tuntutan agar hukum dan aturan adat diubah Setelah kejadian itu Desa ini pindah lagi ke bagian bawah Hiligabolata dengan nama Hilifarono Beberapa tahun kemudian terjadi Longsor besar dimana sebagian desa runtuh ke bawah dan memakan ratusan korban dan pada tahun yang sama terjadi wabah penyakit diare dimana penduduk setempat menyebutnya Talu Soyo Dengan kejadian tersebut kemudian turunan Maera Januwo memindahkan lagi Desa Hilifarono ke Bawozohahau Pada awal Pemerintahan RI untuk mengenang asal usul masyarakat desa serta peristiwa pilu yang telah dialami oleh para leluhur maka nama Bawozohahau diubah lagi menjadi Desa Hilifarono sampai sekarang c Si ulu dan Salawa suntingDalam sistem masyarakat adat di Nias bagian Selatan sebelum terbentuknya pemerintahan Republik Indonesia ada istilah Si ulu Bangsawan dan Salawa petinggi sebagai pemegang kekuasaan hukum tertinggi atas suatu desa atau sekarang disebut sebagai pemerintah desa atau Kepala Desa Berikut nama nama Si ulu dan Salawa Desa Hilifarono dari awal sampai sekarang dan sekilas jasa jasanya pada desa sebagai berikut Maera Zihono Bago Cucu dari Baju a memimpin masyarakat pengikutnya dari Bawonidada sampai ke Hilifarono Kolo Lagasi Bago Inada Sihola melanjutkan kepemimpinan di Hilifarono dan dikenal sebagai pemimpin yang keras Dialah wanita pertama yang memimpin Hilifarono Beliau juga yang memimpin perpindahan kampung dari Hilifarono ke tempat bernama Bawozohahau Dosai Nafaedo Bago Tuhada Hali i Sataro memimpin pembangunan Bawozohahau sejak masa penjajahan Belanda dan Jepang hingga zaman Pemerintahan RI selama Presiden Soekarno Beliau dikenal cerdas tegas berani dan memiliki ilmu kekebalan Pada masa kepemimpinannyalah dibangun sarana dan prasarana desa antara lain ewali mbanua halaman kampung dari batu batu alam pancuran permandian umum 1 untuk laki laki dan 1 untuk perempuan daro daro batu pahatan untuk tempat duduk para pemimpin saat orahu rapat desa di tengah kampung hombo batu sarana lompat batu serta pertama kali didirikan Sekolah Dasar Negeri di Hilifarono Pada masa setelah Indonesia merdeka nama Hilifarono kembali dipakai sampai sekarang Fasa a Bago Kepala Desa tahun 1966 sampai tahun 1969 Beliau mati muda karena dibunuh saat orahu akibat kesalahpahaman dan berkata kasar kotor kepada sesepuh yang seharusnya dia hormati Kepemimpinannya dilanjutkan oleh Nikholi Bago atas rekomendasi Tuhada Hali i Sataro karena dianggap memiliki kemampuan baca tulis yang lebih baik dibanding warga lainnya Nikholi Bago Kepala Desa tahun 1969 sampai tahun 1976 Pada masa kepemimpinannya bersama sama dengan para kepala desa se Onolalu membangun jalan menuju Teluk Dalam sebagai ibu kota kecamatan pada waktu itu Fatia Bago Kepala Desa tahun 1976 sampai tahun 1982 Pada saat kepemimpinannya masyarakat membangun jalan penghubung antara Hilifarono dengan Bawodobara Beliau juga menghibahkan tanah warisan keluarga untuk lokasi pembangunan SD Negeri yang sekarang setelah SD yang pertama rusak dan lama tidak beroperasi lagi dan lokasinya pun tidak memenuhi syarat lagi untuk pembangunan sekolah yang baru Sitawi Bago Kepala Desa tahun 1982 sampai tahun 1997 Ia melanjutkan pekerjaan pembangunan jalan dari Hilifarono ke Bawodobara dan pembangunan SD negeri yang baru serta mulai meng aktifkan pelayanan Pos Kesehatan Masyarakat Desa Famasa Bago Kepala Desa tahun 1997 sampai tahun 2005 Memimpin masyarakat memasuki dan menjalani tatanan hidup di masa masa euforia reformasi dan awal milenum ketiga Batimani Bali sebagai Pj Kepala Desa dari tahun 2005 sampai 2007 dan sebagai Kepala Desa definitif pada tahun 2007 sampai 2015 Pada masanya jalan melalui Hilijamoboro kembali dibuka dan dilanjutkan pembangunannya dalam kebersamaan masyarakat Onolalu Samaigi Sarumaha sebagai Pj Kepala Desa dari tahun 2015 sampai tahun 2019 Memimpin pengelolaan dana desa Persyaratan Bago putra Sitawi Bago warga desa setempat yang lebih akrab dipanggil Golawua adalah sebagai Kepala Desa terpilih periode 2020 2025 Lihat catatan kaki untuk artikel bagian ini d Alam dan Geografis suntingKeadaan alam di desa ini memiliki curah hujan yang tinggi dan terletak di lembah yang dikelilingi oleh bukit bukit di antaranya bukit A awa Tentunya untuk sampai di lokasi ini dapat di tempuh rute darat dari Teluk Dalam dengan Jarak 10 km jika lewat Desa Bawodobara dan 8 km jika lewat Desa Hiliamuri Lazafvahowu dengan kendaraan roda dua dan empat Kondisi jalan sudah cukup memadai lewat rute ini kita bisa sampai langsung ke kampung induk dgn kendaraan pribadi dan tentunya sepanjang jalan anda akan menyaksikan luasnya perkebunan karet sebagai mata pencaharian utama desa ini Secara geografis terletak pada koordinat 0 36 41 N 97 50 24 E 0 61139 N 97 84000 E 0 61139 97 84000 Desa Hilifarono dengan luas 3 12 km termasuk wilayah perkebunan dan tanah kosong dengan ketinggian 30mdpl di atas permukaan air laut Posisi perkampungan memanjang dari utara ke selatan dan berhadapan antara perumahan dari Timur dengan Barat Lebih terperinci lorong lorong desa membentang dari tiga bagian membentuk segitiga di antaranya Mazo Hiliamaigila sebelumnya Mbombode u dan Bawozohahau kampung induk Sementara itu di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Hilifalago disebelah Timur berbatasan dengan Desa Hiliganowo disebelah Barat berbatasan dengan Desa Hiliamuri dan disebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bawodobara Budaya dan Mata Pencarian suntingBerbicara soal budaya leluhur di Desa Hilifarono kini sudah mulai Punah 98 sementara hukum adat masih ketat Pembangunan Rumah adat sudah tidak dilestarikan lagi bahkan orang yang punya rumah adat diruntuhkannya menjadi Rumah beton Tercatat pada April 2016 sisa rumah adat tertinggal 2 sementara yang satu hampir roboh juga sementara saat ini tidak ada lagi rumah adat yang berdiri kokoh Desa Hilifarono sangat dipengaruhi oleh budaya Global secara pesat Tarian adat Mogaele Moluaya dan Tari Moyo sudah tidak ada lagi yang tersisa adalah Tari Maena yang diadakan saat ada acara besar misalnya acara pernikahan Mata pencarian mereka 98 Patani 1 Peternak 0 5 Pedagang 0 5 sebagai Guru dan PNS yang lainnya sebagai tukang kayu dan bangunan Pariwisata sunting nbsp Atraksi lompat batu di Desa Hilifarono dipotret pada sore hari 31 Desember 2017 lalu Karena kehilangan budaya seni maka kemungkinan tidak ada lagi yang terlalu dijadikan sebagai objek wisata Paling tidak melihat acara Lompat Batu tiap ada permintaan dari Turis Mancanegara bahkan itupun dilakukan tanpa memakai Pakaian adat Sebenarnya jika generasi muda membangun kembali masih banyak tempat tempat yang cocok dijadikan tempat wisata di sana seperti Lubo Nadoya di Ndraso Air Terjun di Mavoi dll Catatan kaki sunting Latar belakang dan Sejarah bersumber dari interview Arsen Sarumaha kepada salah satu tokoh adat setempat Sarowamati Bago sedangkan artikel bagian Budaya Geografis Pariwisata dan Mata Pencaharian pada artikel ini berdasarkan hasil penelitian langsung Kemudian seluruh isi artikel ini disimpulkan dan dipublikasikan pertama kalinya pada tahun 2016 dimana akan terus mengalami perubahan sesuai keadaan sekarang Dari sumber lisan yang didapat dari narasumber masyarakat setempat yang membelah halaman desa ini adalah Laturadano dewa yang berwujud ular besar berdasarkan cerita rakyat setempat dan sebagaian percaya ini terjadi Sebenarnya nama Desa Hilifarono adalah Bawozohahau namun sudah terlanjur disebut sebut Hilifarono Dari Fasa a Bago sampai Pemimpin selanjutnya adalah kepemimpinan bukan lagi berdasarkan sistem hukum adat Si ulu tapi sebagai Kepala Desa terpilih berdasarkan Undang undang namun peranan keturunan Si ulu dan Si ila masih penting dalam menjalankan hukum adat yang berlaku Referensi suntingSumber informasi dari cerita orangtua kandung dan kakek kandung ayah dari ibunda yang bernama Tosainafaedo Bago yang notabene adalah salah satu pemimpin pelaku sejarah Desa Hilifarono Keseluruhan isi artikel ini pertama kali dipublikasikan dalam sebuah buku oleh Arsen Sarumaha pada tahun 2016 dengan judul Let s Know About Hilifarono Village dalam cetakan terbatas dengan Saro Wamati sebagai Narasumber utama kemudian sebagian isi buku itu dimuat kembali dalam laman Wikipedia dan dikembangkan oleh beberapa orang hingga menjadi artikel terbaru seperti ini Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Hilifarono Onolalu Nias Selatan amp oldid 24312642