www.wikidata.id-id.nina.az
ForaminiferaRentang fosil 542 0 jtyl 1 PreYe Ye O S D C P T J K Pg N Kambrium Saat iniAmmonia tepida hidup Rotaliida Klasifikasi ilmiahDomain Eukaryota tanpa takson SAR tanpa takson RhizariaFilum RetariaSubfilum Foraminiferad Orbigny 1826OrdoAllogromiidaCarterinidaFusulinida extinctGlobigerinidaInvolutinida extinctLagenidaMiliolidaRobertinidaRotaliidaSilicoloculinidaSpirillinidaTextulariidaincertae sedis Xenophyophorea Reticulomyxa Foraminifera atau disingkat foram adalah grup besar protista amoeboid dengan pseudopodia 2 Dalam sains modern istilah foraminifera digunakan sebagai bentuk tunggal atau jamak dari kelompok ini dan sering kali ditulis dalam lowercase 3 Cangkang atau kerangka foraminifera merupakan petunjuk dalam pencarian sumber daya minyak gas alam dan mineral Pada beberapa genus cangkang dari foraminifera tersusun dari kitin Sebagian besar foraminifera hidup di laut mayoritas hidup di dasar laut bentos dan beberapa hidup mengapung di perairan plankton Beberapa diketahui hidup di perairan air tawar dan beberapa spesies diketahui hidup di terestrial dan telah teridentifikasi melalui analisis molekuler dari DNA ribosomal 4 5 Foraminifera umumnya menghasilkan cangkang test yang dapat terdiri dari satu ruang atau lebih dan beberapa memiliki struktur yang rumit 6 Cangkang ini umumnya terbuat dari kalsium karbonat CaCO3 atau partikel sedimen yang teraglutinasi Lebih dari 50 000 spesies telah diketahui dengan 10 000 merupakan spesies yang hidup 7 dan 40 000 di antaranya merupakan fosil 8 9 Foraminifera umumnya berukuran kurang dari 1 mm tetapi beberapa memiliki ukuran yang lebih besar Spesies terbesar dari Foraminifera dapat mencapai ukuran hingga 20 cm 10 Daftar isi 1 Historis 2 Taksonomi 3 Anatomi 4 Ekologi 5 Reproduksi 5 1 Variasi mode reproduksi 6 Tests 6 1 Komposisi 6 1 1 Halus 6 1 2 Teraglutinasi 6 1 3 Berkapur 6 1 4 Silicate 6 2 Konstruksi dinding test 7 Sejarah evolusi 8 Aplikasi paleontologi 9 Kegunaan 10 Referensi 11 Pranala luarHistoris SuntingReferensi terawal dari foraminifera diketahui berasal dari Herodotus yang pada abad ke 5 Sebelum Masehi mencatat foraminifera sebagai pembuat batuan yang membentuk Piramida Agung Giza Foraminifera tersebut kini dikenal sebagai salah satu dari genus Nummulites Pada abad ke 1 Sebelum Masehi Strabo juga mencatat foraminifera yang sama dan menduga bahwa foraminifera tersebut merupakan sisa sisa kacang kacangan yang ditinggalkan oleh para pekerja yang membangun piramida 11 Robert Hooke mengobservasi foraminifera dengan mikroskop dan memberikan deskripsi serta ilustrasi pada bukunya yang diterbitkan tahun 1665 MicrographiaI was trying several small and single Magnifying Glasses and casually viewing a parcel of white Sand when I perceiv d one of the grains exactly shap d and wreath d like a Shell I view d it every way with a better Microscope and found it on both sides and edge ways to resemble the Shell of a small Water Snail with a flat spiral Shell 12 Pada tahu 1700 Antonie van Leeuwenhoek mendeskripsi dan mengilustrasikan cangkang foraminfera sebagai kerang menit ilustrasinya dikenal sebagai Elphidium 13 Pada awalnya foraminifera diklasifikasikan di dalam genus Nautilus karena adanya persamaan dengan beberapa sefalopoda Kemudian pada tahun 1781 diketahui oleh Lorenz Spengler bahwa foraminifera memiliki suatu lubang dalam septa sehingga pada akhirnya dibentuk grup foraminfera 14 Spengler juga mencatat bahwa septa foraminifera berbentuk melengkung berlawanan dari nautili dan foraminifera tidak memiliki tabung saraf 15 Pada tahun 1826 Alcide d Orbigny mempertimbangkan foraminifera untuk dikelompokkan sebagai sefalopoda Dengan morfologi foraminifera yang unik pseudopodia dari foraminifera diinterpretasikan sebagai tentakel dan mencatat tidak adanya bagian kepala pada foraminifera karena telah tereduksi 16 Ia menamakan kelompok foraminifera atau pembawa lubang hole bearers sebagai anggota dari grup yang memiliki lubang pada bagian antara kompartmen di cangkangnya berbeda dengan nautili atau ammonites 3 nbsp Ilustrasi paling awal yang diketahui dari cangkang foraminifera yang dipublikasikan oleh Robert Hooke pada tahun 1665 dalam bukunya berjudul MicrographiaSifat protozoa foraminifera pertama kali dikenali oleh Dujardin pada tahun 1835 14 Pada tahun 1852 d Orbigny membuat skema klasifikasi dengan 72 genus foraminifera yang diklasifikasikan berdasarkan bentuk cangkang tests Skema ini menuai kritikan dari para kolega 13 Pada tahun 1884 monograf yang ditulis oleh H B Brady mendeskripsikan penemuan foraminifera pada ekspedisi Challenger Brady menuliskan 10 famili dengan 29 subfamili dengan sedikit memperhatikan rentang stratigrafi taksonomi yang disusun Brady menekankan pada gagasan bahwa karakter yang berbeda harus memisahkan kelompok taksonomi dan dengan demikian genus foraminifera yang teraglutinasi agglutinated dan berkapur calcareous ditempatkan dalam relasi yang dekat Skema klasifikasi ini tetap ada hingga adanya skema dari Cushman pada akhir 1920an Cushman melihat komposisi dinding sebagai sifat yang paling penting dalam klasifikasi foraminifera Klasifikasi Cushman kemudian ditermia secara luas tetapi juga menuai kritik dari koleganya karena tidak terdengar biologis Skema Cushman tetap menjadi skema klasifikasi yang dominan hingga munculnya klasifikasi Tappan dan Loeblich pada tahun 1964 Pada klasifikasi ini foraminifera dikelompokkan dalam kelompok kelompok yang masih digunakan hingga hari ini yaitu berdasarkan mikrostruktur dari dinding cangkang 13 Kelompok kelompok dalam klasifikasi ini telah mengalami beberapa perpindahan sesuai dengan skema yang berbeda dari klasifikasi tingkat yang lebih tinggi Sistematika molekular yang digunakan Pawlowski 2013 secara umum telah mengonfirmasi pengelompokkan yang dilakukan Tappan dan Loeblich dengan beberapa kelompok ditemukan sebagai polifiletik atau parafiletik Sistematika ini juga mampu mengidentifikasi hubungan tingkat tinggi antara kelompok foraminifera utama 17 Taksonomi SuntingPosisi taksonomi dari Foraminifera telah bervariasi sejak Schultze pada tahun 1854 18 yang mengacu pada penempatan Foraminiferida sebagai ordo Loeblich dan Tappan 1992 menempatkan Foraminifera kembali sebagai suatu kelas 19 seperti yang digunakan sekarang Monothalamids paraphyletic Lagenida Monothalamids Tubothalamea Miliolida Spirillinida Monothalamids Xenophyophorea Globothalamea Textulariida paraphyletic Robertinida Rotaliida Filogeni berdasarkan Pawlowski et al 2013 Ordo monothalamid Astrorhizida dan Allogromiida merupakan parafiletik Foraminifera biasanya dikelompokkan dalam Protozoa 20 21 22 pada kingdom Protist 23 24 Bukti kuat dari pengelompokkan ini adalah berdasarkan pada filogenetik molekuler di mana foraminifera termasuk dalam kelompok utama dalam Protozoa yang dikenal sebagai Rhizaria 20 Sebelum diketahui memiliki hubungan evolusioner dengan anggota Rhizaria Foraminifera secara umum dikelompokkan bersama dengan amoeboid lain sebagai filum Rhizopodea atau Sarcodina dalam kelas Granuloreticulosa Terdapat beberapa permasalahan dalam pengelompokkan Rhizaria karena kelompok ini sering disebut sebagai supergroup dibandingkan tingkatan taksonomi yang sudah ada seperti filum Cavalier Smith mendefinisikan Rhizaria sebagai infra kingdom di dalam kingdom Protozoa 20 Beberapa taksonomi menempatkan Foraminifera pada suatu filum tersendiri dan setara dengan amoeboid Sarcodina di mana mereka ditempatkan sebelumnya Walaupun belum didukung dengan korelasi morfologi data molekuler sangat menyarankan bahwa Foraminifera berhubungan dekat dengan Cercozoa dan Radiolaria keduanya juga termasuk dalam amoeboid yang memiliki cangkang yang kompleks ketiga kelompok ini membentuk Rhizaria 21 Namun hubungan yang tepat dari foram foram tersebut dengan kelompok lain dan hubungan satu sama lain belum sepenuhnya jelas Foraminifera berhubungan dekat dengan amuba testat 25 Anatomi SuntingAspek paling mencolok dari foraminifera adalah cangkangnya yang keras yang disebut sebagai test Test dapat terdiri dari beberapa ruang dan dapat tersusun dari protein sedimen partikel kalsit aragonit atau silika 19 Namun terdapat pula beberapa foraminifera yang tidak memiliki test secara keseluruhan 26 Tidak seperti organisme penghasil cangkang yang lain misalnya moluska atau koral test yang dimiliki foraminifera terletak di dalam membran sel di dalam protoplasma Organel sel foraminifera terletak di dalam kompartmen dari test dan dengan adanya lubang dari test maka dapat terjadi transfer materi dari pseudopodia ke sel internal dan sebaliknya 27 nbsp Diagram skematik dari foraminifera multilokuler 1 endoplasma 2 ektoplasma 3 ruang bilik 4 pori 5 foramen 6 vakuola makanan 7 nukleus 8 mitokondria 9 pseudopodia granuretikulosa 10 granula 11 apertur primer 12 partikel makanan 13 badan Golgi 14 ribosomSel foraminifera dibagi menjadi endoplasma granular dan ektoplasma transparan tempat jaring pseudopodial muncul melalui lubang atau melalui banyak perforasi dalam test Karakteristik dari individu pseudopod yaitu memiliki granula granula yang kecil dan mengalir di kedua arah 28 Karakteristik lain yang unik dari foraminifera adalah memiliki granuloreticulose pseudopodia yaitu pseudopodia yang berbentuk granular pada mikroskop pseudopodia ini sering melakukan pemanjangan dan dapat terpisah lalu tergabung kembali satu sama lain Granuloreticulose pseudopodia dapat diperpanjang dan ditarik kembali agar sesuai dengan kebutuhan sel Pseudopod digunakan untuk lokomosi penahan eksresi pembentukan test dan penangkapan makanan yang merupakan organisme kecil seperti diatom atau bakteri 27 29 Selain dengan test sel foraminifera juga didukung dengan sitoskeleton dari mikrotubulus yang disusun secara longgar tanpa struktur yang terlihat pada amoeboid lainnya Foram telah mengembangkan mekanisme seluler khusus untuk merakit dan membongkar mikrotubulus dengan cepat sehingga memungkinkan pembentukan dan retraksi yang cepat dari pseudopedia yang memanjang 19 Pada bentuk gamont bentuk seksual secara umum foraminifera memiliki satu nuklues sedangkan agamont bentuk aseksual cenderung memiliki beberapa nukleus Pada beberapa spesies nukleus bersifat dimorfik dengan nukleus somatik mengandung protein dan RNA tiga kali lebih banyak dibandingkan nukleus generatif Namun anatomi dari nukleus foraminifera sangat beragam 30 Nukleus tidak selalu terbatas di satu ruang pada spesies yang memiliki banyak ruang Nukleus dapat berbentuk bulat atau memiliki banyak lobus Umumnya nukleus berdiameter 30 50 µm 31 Beberapa spesies foraminifera memiliki beberapa vakuola kosong yang besar Kegunaan dari vakuola ini belum jelas tetapi diduga berfungsi sebagai reservoir dari nitrat 31 Mitokondria terdistribusi merata di seluruh sel walaupun pada beberapa spesies mitokondria ini terkonsentrasi di bawah pori pori dan sektiar tepi eksternal dari sel Kondisi ini telah dihipotesiskan sebagai bentuk dari adaptasi pada lingkungan dengan kadar oksigen yang rendah 31 Beberapa spesies dari Xenophyophore telah ditemukan memiliki isotop radioaktif dalam selnya dengan konsentrasi yang tinggi dibandingkan dengan sel eukaryot yang lain Kegunaakn dari isotop radioaktif yang berkonsentrasi tinggi ini masih belum diketahui 32 Ekologi SuntingForaminifera modern umumnya merupakan organisme laut namun individu foraminifera yang hidup juga telah ditemukan di air payau sungai 28 dan bahkan habitat terestrial 5 Sebagian besar dari spesies foraminifera hidup sebagai bentos dan 40 morfospesies hidup sebagai plankton 29 Hasil perhitungan ini bisa saja hanya merepresentasikan sedikit dari diversitas sesungguhnya karena banyak spesies yang berbeda secara genetik namun tidak dapat dibedakan secara morfologi 33 Foraminifera bentos umumnya ditemukan di sedimen berbutir halus di mana mereka secara aktif berpindah di antara lapisan sedimen namun banyak juga foraminifera bentos yang ditemukan pada permukaan batu yang keras menempel pada rumput laut atau duduk di atas permukaan sedimen 13 Sebagian besar foraminifera plankton yang ditemukan merupakan Globigerinina suatu garis keturunan dalam Rotaliida 17 Namun sedikitnya terdapat satu garis keturunan Rotaliid lain yang masih ada yaitu Neogallitellia yang kemungkinan secara independen berevolusi sehingga memiliki gaya hidup planktonik 34 35 Lebih lanjut telah diduga bahwa beberapa fosil Jurassic dari foraminifera telah berevolusi secara independen sehingga memiliki gaya hidup planktonik dan diperkirakan merupakan anggota dari Robertinida 36 Sejumlah foram memiliki alga uniseluler sebagai endosimbion dari berbagai garis keturunan seperti alga hijau alga merah alga coklat diatom dan dinoflagelata 29 Foraminifera miksotrofik ini sangat umum ditemukan di perairan laut yang memiliki kadar nutrisi yang rendah 37 Beberapa foram merupakan kleptoplastik mempertahankan kloroplas dari alga endosimbion yang tertelan untuk melakukan fotosintesis 38 Sebagian besar foraminifera merupakan heterotrof mengonsumsi organisme lebih kecil dan senyawa organik beberapa spesies yang lebih kecil merupakan predator dari fitodetritus sedangkan beberapa yang lain merupakan predator diatom Beberapa foram bentos membentuk kista khusus untuk makan dengan menggunakan pseudopodia untuk membentuk kista secara mandiri di dalam sedimen dan partikel organik 13 Foraminifera tertentu memangsa hewan kecil seperti copepod atau cumacean beberapa foram bahkan memangsa foram lain dengan membuat suatu lubang pada test dari mangsanya 39 Kelompok Xenophyophores diduga memangsa bakteri dengan test mereka 40 Umumnya dalam kelompok ini juga terdapat foraminifera yang makan dengan menyaring partikel makanan yang tersuspensi di perairan suspension feeding dan terdapat beberapa spesies yang mengambil keuntungan dari karbon organik terlarut di perairan 13 Beberapa spesies foram merupakan parasit menginfeksi spons moluska koral atau foraminifera lain Strategi parasit dari foraminifera dapat bervariasi beberapa merupakan ektoparasit menggunakan pseudopodia untuk mencuri makanan dari inang sementara beberapa menggali melalui cangkang atau dinding tubuh inangnya untuk mekakan jaringan lunaknya 13 Foraminifera merupakan mangsa bagi organisme yang berukuran lebih besar seperti invertebrata ikan burung pantai dan foraminifera lainnya Telah diduga bahwa pada beberapa kasus predasi predator dapat lebih tertarik dengan kalsium dari cangkang foram dibandingkan organisme foram sendiri Beberapa spesies siput akuatik diketahui memangsa foraminifera secara selektif bahkan sering kali lebih memilih spesies individu 41 Foraminifera bentos tertentu telah ditemukan mampu bertahan hidup pada kondisi tanpa oksigen selama lebih dari 24 jam mengindikasikan bahwa mereka mampu melakukan respirasi anaerobik selektif Kondisi ini diinterpretasikan sebagai suatu adaptasi untuk bertahan hidup pada kondisi perubahan kadar oksigen yang berada di dekat antarmuka air sedimen 42 Foraminifera ditemukan di bagian terdalam dari samudra seperti Palung Mariana termasuk Kedalaman Challenger bagian terdalam yang diketahui Pada kedalaman ini di bawah kedalaman laut di mana laju tersedianya kalsium karbonat lebih lambat dibandingkan laju pelarutannya sehingga tidak ada kalsium karbonat yang tersedia di kedalaman ini carbonate compensation depth sehingga kalsium karbonat pada test menjadi larut dalam air karena adnaya tekanan yang ekstrim Foraminifera yang ditemukan di Kedalaman Challenger tidak memiliki karbonat pada test tetapi memiliki dua materi organik 43 Reproduksi SuntingSiklus hidup foraminifera secara umum melibatkan pergantian antara generasi haploid dan diploid walaupun sebagian besar keduanya memiliki bentuk yang serupa 18 44 Haploid atau gamont awalnya memiliki nukleus tunggal dan mengalami pembelahan untuk menghasilkan sejumlah gamet yang umumnya memiliki dua flagela Diploid atau agamont memiliki lebih dari satu nukleus atau disebut sebagai multinucleate dan kemudian melalui peristiwa meiosis terjadi pembelahan untuk menghasilkan gamont baru Beberapa ronde reproduksi aseksual antara generasi seksual tidak jarang terjadi dalam bentuk bentik 28 nbsp Diagram siklus hidup foraminifera pada umumnya Diagram ini menunjukan karakteristik pergantian generasi Foraminifera menunjukkan dimorfisme morfologi yang terkait dengan siklus reproduksinya Gamont atau bentuk haploid yang bereproduksi secara seksual merupaakn megalosfer yaitu prolokulusnya atau ruang bilik pertamanya berukuran besar secara proporsional Gamont juga dapat disebut sebagai bentuk A Gamont walaupun umumnya memiliki prolokulus yang besar umumnya juga memiliki diameter test yang kecil secara kesulurhan dibandingkan dengan agamont Setelah dewasa gamont membelah melalui mitosis untuk menghasilkan ribuan gamet yang juga merupakan haploid Semua gamet ini memiliki satu set lengkap organel dan dikeluarkan dari test ke lingkungan dan meninggalkan test tanpa kerusakan Gamet tidak terdiferensiasi menjadi sel sperma dan sel telur dan dua gamet dari suatu spesies umumnya dapat membuahi satu sama lain nbsp Morfologi megalosfer dan mikrosfer Kedua nama tersebut diberikan dari ukuran dan prolokulus atau disebut juga ruang pertama Mikrosfer memiliki ukuran keseluruhan yang lebih besar Ketika dua gamet bersatu mereka membentuk suatu sel diploid suatu sel multi nukleus yang dikenal sebagai agamont atau disebut juga sebagai bentuk B Berbeda dengan agamont agamont berukuran microspheric dengan ukuran ruang bilik pertamanya secara proporsi berukuran kecil tetapi secara umum berdiameter lebih besar dengan lebih banyak ruang Agamont adalah fasa reproduksi aseksual dari foraminifera setelah mencapai usia dewasa protoplasma secara menyeluruh mengosongkan test dan membelah sitoplasmanya secara meiosis melalui beberapa fisi untuk membentuk sejumlah keturunan haploid Keturunan ini kemudian mulai membentuk ruang pertama megalosfer sebelum menyebar Pada beberapa kasus haploid muda dapat menjadi dewasa dalam bentuk megalosfer yang kemudian bereproduksi secara aseksual untuk membentuk megalosfer yang lain keturunan haploid Pada kasus ini bentuk megalosfer pertama disebut sebagai bentuk schizont atau bentuk A1 sementara bentuk kedua disebut sebagai bentuk gamont atau bentuk A2 Maturasi dan reproduksi terjadi lebih lambat pada air yang lebih sejuk dan lebih dalam kondisi ini juga menyebabkan forman tumbuh lebih besar Bentuk A selalu terlihat lebih banyak dibandingkan bentuk B kemungkinan karena berkurangnya kemungkinan dua gamet bertemu satu sama lain dan berhasil bergabung 27 45 nbsp Fosil foraminifera nunmulitid menunjukkan individu mikrosfer besar dan megalosfer kecil dalam skala mm Eocene dari Uni Emirat Arab Variasi mode reproduksi Sunting Terdapat keragaman yang sangat tinggi dari strategi reproduksi pada beberapa kelompok foraminifera yang berbeda Pada spesies unilokuler masih terdapat bentuk A dan bentuk B Seperti dalam morfologi mikrosferik dari foram multilokuler bentuk B yang bereproduksi secara aseksual berukuran lebih besar dibandingkan bentuk A yang bereproduksi secara seksual Foram pada famili Sprillinidae memiliki gamet amoeboid dan tidak berflagela Aspek lain dari reproduksi pada kelompok ini secara umum serupa dengan kelompok foram lainnya Patelilna corrugata yang merupakan spirilinid berkapur memiliki sedikit perbedaan pada strategi reproduksi dibandingkan foraminifera lain Bentuk B yang bereproduksi secara aseksual menghasilkan kista yang mengelilingi keseluruhan sel kemudian membelah di dalam kista tersebut dan sel anakan mengkanibal kalsit dari test induk untuk membentuk ruang pertama dari test mereka sendiri Bentuk A ini setelah dewasa berkumpul menjadi kelompok kelompok hingga sembilan individu mereka kemudian membentuk kista pelindung di sekitar seluruh kelompok Gametogenesis terjadi di dalam kista ini menghasilkan sedikit gamet Larva bentuk B dihasilkan di dalam kista setiap inti yang tidak terikat ke sel dikonsumsi sebagai makanan bagi larva yang sedang berkembang Pattelina pada bentuk A bersifat dioseus yaitu memiliki bentuk jantan dan betina yang berbeda dengan jenis kelamin mengarah pada plus dan minus jenis kelamin ini berbeda dalam jumlah nukleus dengan bentuk plus membentuk tiga nukleus dan bentuk minus memiliki empat nukleus Bentuk B lebih besar dibandingkan bentuk A 27 39 45 Tests Sunting nbsp Test foraminifera sisi ventral Test foraminifera berfungsi untuk melindungi organisme di dalamnya Karena konstruksinya yang umumnya keras dan tahan lama dibandingkan dengan protista lainnya test dari foraminifera merupakan sumber utama dari pengetahuan ilmiah tentang kelompok tersebut Pada test terdapat suatu bukaan yang memungkinkan sitoplasma meluas keluar disebut sebagai apertur 46 Apertur primer yang mengarah ke luar mengambil banyak bentuk yang berbeda pada spesies yang berbeda termasuk bentuk bulat bulan sabit celah berkerudung dan radiate berbentuk bintang dan dendritik bercabang Namun bentuk bentuk tersebut tidak terbatas hanya pada bentuk bentuk ini saja Beberapa foraminifera memiliki apertur bergigi bergelang atau berbibir Mungkin hanya ada satu apertur primer atau lebih dari satu ketika terdapat lebih dari satu apertur mereka dapat terkumpul membentuk klaster atau ekuator Selain apertur primer banyak foraminifera memiliki apertur tambahan Apertur tambahan ini dapat terbentuk sebagai apertur relik apertur primer sebelumnya dari tahap pertumbuhan atau sebagai struktur unik Bentuk test memiliki keragaman yang sangat tinggi di antara foraminfera yang berbeda mereka dapat berbentuk beruang tunggal unilokuler atau beruang banyak multilokuler Pada bentuk multilokuler ruang baru ditambahkan ketika organisme bertumbuh Variasi yang luas dari dari morfologi test ditemukan pada bentuk unilokuler dan multilokuler antara lain spiral serial dan miliolin 27 Banyak foraminifera menunjukkan dimorfisme pada test mereka dengan individu megalosfer dan mikrosfer Penamaan megalosfer dan mikrosfer ini tidak digunakan mengarah pada ukuran dari organisme utuh namun mengarah pada ukuran dari ruang pertama atau disebut sebagai prolokulus nbsp Foraminifera miliolid Quinqueloculina dari Laut Utara Test sebagai fosil diketahui sejak zaman Ediacaran 47 dan banyak sedimen laut yang sebagian besar terdiri dari fosil test Milsanya batu gamping yang membuat piramida Mesir tersusun hampir seluruhnya dari Foraminifera bentik nummulitik 48 Diperkirakan bahwa karang Foraminifera menghasilkan sekitar 43 juta ton kalsium karbonat per tahun 49 Studi genetik telah mengidentifikasi amoeba telanjang Reticulomyxa dan Xenophyophores yang khas sebagai foraminifera tanpa test Beberapa amoeboid lainnya menghasilkan pseudopodia retikulosa dan sebelumnya diklasifikasikan dalam foram sebagai Granuloreticulosa tetapi pengklasifikasian ini tidak lagi dianggap sebagai kelompok alami dan kini sebagian besar ditempatkan di atnara Cercozoa 50 Komposisi Sunting Bentuk dan komposisi dari test merupakan sarana utama untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi foram Sebagian besar foraminifera memiliki test berkapur tersusun dari kalsium karbonat 28 Test berkapur dapat tersusun dari aragonit atau kalsit bergantung pada spesies di antara spesies yang memiliki test kalsit test dapat mengandung fraksi subsitusi magnesium yang tinggi atau rendah Test tersebut mengandung matriks organik yang terkadang dapat diperoleh kembali dari sampel fosil 13 Beberapa studi menunjukkan adanya homoplasi dalam jumlah yang tinggi pada foraminifera dan foraminifera yang teraglutinasi maupun berkapur tidak membentuk pengelompokan monofiletik dalam pohon filogenetik 17 Halus Sunting Pada beberapa foram test dapat tersusun dari materi organik umumnya merupakan protein tectin Dinding tectin dapat memiliki partikel sedimen yang melekat secara longgar pada permukaan 27 Foram Reticulomyxa secara keseluruhan tidak memiliki test hanya memiliki dinding membran sel 26 Foram dengan dinding organik secara tradisional dikelompokkan sebagai allogromiids akan tetapi studi genetik telah menemukan bahwa kelompok ini bukan merupakan kelompok alami 17 Teraglutinasi Sunting Foram lain memiliki test yang terbuat dari potongan kecil sedimen yang teraglutinasi dengan protein kemungkinan berkaitan dengan kolagen kalsium karbonat atau iron III oksida 27 51 Sebelumnya ketiga bentuk ini dikelompokkan bersama sebagai astrorhizids yang beruang tunggal dan textulariids yang beruang banyak Namun studi genetik terbaru menunjukkan bahwa astrorhizids tidak membuat pengelompokkan yang alami melainkan membentuk dasar yang luas dari pohon filogenetik foram 17 Tidak seperti anggota yang hidup dari globothalamea foraminifera textulariid memiliki test teraglutinasi namun butiran dalam test ini disemen dengan semen kalsit Semen klasit ini terbuat dari butiran nano berbentuk globular yang berukuran kecil lt 100 nm serupa dengan globothalameans yang lain Test ini juga dapat memiliki banyak pori fitur lain yang menyatukan mereka dengan kelompok globothalamea 36 nbsp Xenophyphore membuat test teraglutinasi terbesar dalam kelompok foraminifera Foraminifera teraglutinasi mungkin selektif mengenai partikel apa yang dapat masuk ke cangkangnya Beberapa spesies lebih menyukai ukuran dan jenis partikel batuan tertentu spesies lain lebih menyukai materi biologis tertentu Spesies tertentu dari foraminifera diketahui memiliki coccolith yang diaglutinasi secara istimewa untuk membentuk test mereka spesies lain lebih suka menggunakan pelat dari echinodermata diatom atau bahkan test foraminifera lainnya 52 Formanifera Spiculosiphon lebih memilih untuk mengaglutinasi silika dari spikula spons menggunakan semen organik foraminifera ini menunjukkan selektivitas yang kuat terhadap bentuk menggunakan spikula yang memanjang pada tangkai dan yang pendek pada batang Diperkirakan spikula digunakan sebagai alat untuk mengangkat dirinya sendiri dari dasar laut serta untuk memperpanjang jangkuan pseudopodia untuk menangkap mangsa 51 Test yang teraglutinasi dari xenophyophores merupakan test terbesar dari foraminifera dengan diameter mencapai hingga 20 cm Nama xenophyophore memilki arti pembawa benda asing mengarah pada sifat mengalutinasi ini Xenophyophores secara selektif mengambil butiran sedimen antara 63 dan 500 µm menghindari kerikil besar dan lumpur yang halus jenis sedimen yang tampaknya menjadi faktorkuat di mana partikel diaglutinasi karena jenis partikel yang lebih disukai terdiri dari sulfida oksida kaca vulkanik dan terutama test dari foraminifera yang lebih kecil Xenophyophores dengan diameter berukuran 1 5 cm telah tercatat bersifat telanjang tanpa test apapun 53 Berkapur Sunting Pada foraminifera dengan test berkapur terdapat beberapa struktur yang berbeda pada kristal kalsit nbsp Fotomikrograf dari dinding test miliolid dengan SEM menunjukkan nanogranular e dan lapisan porcelain dengan struktur seperti jarum p Dinding dengan porselen ditemukan pada Miliolida Dinding ini tersusun dari magnesium kalsit yang tinggi yang diatur dengan susunan lapisan kalsit luar dan dalam ekstrados dan intrados dan kristal kalsit berbentuk jarum yang diorientasikan secara acak membentuk lapisan tenah yang tebal porselen Lapisan dalam organik juga ditemukan Permukaan luar dapat memiliki struktur berlubang tetapi tidak terperforasi dengan lubang Miliolid Cornuspirid tampaknya tidak memiliki ekstrados 36 54 55 Suatu struktur test monocrsytaline secara tradisional telah dideskripsikan untuk Spirillinida Namun test tersebut masih kurang dipahami dan masih dijelaskan dengan buruk Beberapa menduga spirllinid monocrystaline yang telah ditemukan sebenarnya memiliki test yang terdiri dari mosaik kristal kecil ketika diamati dengan mikroskop elektron Pengamatan SEM dari Patellina sp menunjukkan bahwa test monocrystalline yang sejati mungkin memang ada dan menampilkan pemotongan yang tampak jelas 36 nbsp Fotomikrograf SEM dari Patellina sp menunjukkan potongan dari test monokristalin Test Lagenid tersusun dari bundel serat yang dapat mencapai panjang puluhan mikrometer setiap bundel terbentuk dari kristal kalsit tunggal berbentuk segitiga di penampang dan memiliki pori di tengahnya dianggap sebagai artefak dari deposisi test Terdapat juga lapisan organik internal yang melekat pada struktur kerucut dari bundel serat Karena struktur kristal bervariasi secara signifikan dari foraminifera berkapur struktur ini diduga merepresentasikan evolusi terpisah dari test berkapur Proses mineralisasi lagenid yang tepat masih belum diketahui secara pasti 55 nbsp Fotomikrograf SEM dari dinding test lagenid menunjukkan struktur berupa kumpulan serat Lapisan organik dalam dapat dilihat di kanan gambar Test rotaliid dideskripsikan sebagai hialin Test ini tersusun dari butiran nano magnesium kalsit yang rendah hingga tinggi diposisikan dengan sumbu C tegak lurus dengan permukaan luar dari test Selanjutna butiran nano ini dapat memiliki struktur tingkat yang lebih tinggi seperti baris kolom atau bundel 36 Dinding test memiliki karakteristik bilamellar dua lapis dan berlubang dengan pori kecil Lapisan luar kalsit dari dinding test disebut sebagai lamina luar sedangkan lapisan dalam dari kalsit disebut sebagai lapisan dalam lapisan ini tidak disamakan dengan lapisan dalam organik yang ada di bawah test Terdapat lapisan median yang diapit lamina luar dan lapisan dalam yaitu suatu lapisan protein yang memisahkan dua lapisan tersebut Lapisan median cukup bervariasi bergantung pada spesiesnya lapisan ini mungkin terdefinisi dengan baik sementara pada spesies ain mungkin tidak tergambar dengan taja Beberapa genus dapat mengandung partikel sedimen di dalam lapisan median 27 55 56 nbsp Fotomikrograf SEM menunjukkan persilangan dari dinding rotaliid Globular nanograin merupakan dinding test dengan dua lapisan Tanda panah menunjukkan pori pori Carterinids termasuk dalam genera Carterina dan Zaninettia memiliki struktur kristalin pada test yang unik yang telah lama memperumit klasifikasi mereka Test pada genus ini terdiri dari spikula dari magnesium kalsit yang rendah terikat bersama dengan matriks organik dan mengandung bleb bahan organik Hal ini membuat para peneliti untuk menyimpulkan bahwa test teraglutinasi Namun studi tidak dapat menemukan aglutinasi dan faktanya genus ini telah ditemukan pada substrat buatan di mana partikel sedimen tidak dapat berakumulasi 57 Sebuah studi genetik pada tahun 2014 menemukan carterinid sebagai garis keturunan independen dalam Globothalamea dan mendukung gagasan spikula dihasilkan sebagai spkula yang berbeda bentuk secara konsisten antara spesimen dari Carterina dan Zaninettia yang dikumpulkan dari lokasi yang sama berbentuk bulat telur pada Carterina berbentuk bulat persegi panjang pada Zaninettia 58 nbsp Fotomikrograf SEM dari dinding test carterinid menunjukkan spikula kalsit yang dihasilkan pada matriks organik Fusulinid yang sekarang sudah punah secara tradisional dianggap unik karena memiliki test dengan kristal berbutiran kecil mikrogranular dan homogen tanpa orientasi tertentu dan hampir tanpa semen Namun sebuah studi pada tahun 2017 menemukan bahwa struktur mikrogranular yang seharusnya sebenarnya merupakan hasi dari diagenesis fosil dan test fusulinid yang tidak berubah malah menjadi struktur hialin Hal ini menunjukkan bahwa kelompok ini berafiliasi dengan kelompok Globothalamea 59 Robertinids memiliki test aragonitik dengan perforasi test ini mirip dengan test dari rotaliids karena mereka terbentuk dari butiran nano nanograins namun mereka berbeda dalam komposisi dan memiliki domain kolom yang terorganisir dengan baik Karena foram planktonik paling awal memiliki test aragonitik telah diduga bahwa test ini dapat merepresentasikan evolusi terpisah dari gaya hidup planktonik Robertinida dibandingkan berkerabat dekat dengan Globigerinans 36 Hialin pada test aragonitik juga terdapat di Involutinida 55 Silicate Sunting Satu genus Miliamellus memiliki test yang tidak terperforasi yang terbuat dari silika opaline Bentuk dan struktur test ini serupa dengan miliolid pada umumnya test tersusun dari lapisan organik internal dan eksternal serta lapisan silika tengah yang terbuat dari batang yang memanjang Lapisan silika ini selanjutnya dibagi menjadi subunit luar tengah dan dalam subunit luar dan dalam masing masing memiliki ketebalan sektiar 0 2 mm dan terdiri dari lembaran batang silika yang subparallel dengan sumbu panjangnya sejajar dengan permukaan test Subunit tengah memiliki ketebalan sekitar 18 mm dan terdiri dari kisi batang silika tiga dimensi tanpa komponen organik di ruang terbuka Ultrastruktur berbeda dari miliolid karena batangnya lebih dari dua kali lebih panjang dan rata rata ketebalannya dua kali lebih tebal dalam hal ini batang Miliamellus berlubang dan memiliki test tersusun dari silika dan bukan kalsit 60 nbsp Anatomi dan jenis dari dinding foraminifera Konstruksi dinding test Sunting Ketika terdapat test yang dihasilkan dinding dari test foraminfera dapat berupa nonlamellar atau lamellar Dinding nonlamellar ditemukan di beberapa foraminifera seperti Carterinida Spirillinida dan Miliolida Pada bentuk ini dihasilkannya ruang baru tidak berasosiasi dengan deposisi lebih lanjut dari ruang sebelumnya Karena itu tidak ada pelapisan lapisan kalsit yang berkaitan pada test 56 Pada foraminifera dengan dinding lamellar deposisi dari ruang baru disertai dengan pengendapan lapisan di atas ruang yang terbentuk sebelumnya Lapisan ini mungkin menutupi semua ruang yang sebelumnya atau dapat menutupi hanya beberapa dari ruang tersebut Lapisan ini diketahui sebagai lamellae sekunder Foraminifera dengan dinding lamellar selanjutnya dapat dipecah menjadi dinding monolamellar dan dinding bilamellar Foraminifera monolamellar mengeluarkan dinding test yang terdiri dari lapisan tunggal sementara foraminifera bilamellar berlapis ganda dengan lapisan median yang organik terkadang mengandung partikel sedimen Pada foraminifera bilamellar lapisan luar disebut sebagai lamella luar sedangkan lapisan dalam disebut sebagai lapisan dalam Foraminifera monolamellar termasuk Lagenida sementara foraminifera bilamellar termasuk Rotaliida termausk subkelompok planktonik utama Globigerinina 56 Dinding test bilamellar dapat dibagi lagi menjadi dinding yang memiliki penutup septum lapisan dinding test yang menutupi septum yang disekresi sebelumnya dan yang tidak memiliki penutup septum Penutup septum tidak diketahui terdapat di foraminifera selain yang memiliki dinding bilamellar Adanya penutup septum sering kali walaupun tidak selalu berasosiasi dengan keberadaan ruang interlokuler Sesuai dengan namanya ruang ini merupakan ruang kecil yang terdapat di antara ruang ruang ini dapat terbuka dan membentuk bagian dari permukaan luar test atau dapat tertutup untuk membentuk kekosongan Lapisan yang menutupi ruang hampa dibentuk dari bagian berbeda dari lamellae pada genus yang berbeda menunjukkan evolusi independen dari ruang interlokuler yang tertutup untuk memperkuat test 56 Sejarah evolusi SuntingJam molekuler mengindikasikan bahwa kelompok mahkota dari foraminifera kemungkinan besar telah berevolusi selama Neoproterozoikum antara 900 dan 650 juta tahun yang lalu waktu ini konsisten dengan fosil Neoproterozoikum yang berhubungan dekat dengan amoeba filosa Karena fosil foraminifera belum ditemukan sebelum akhir Zaman Ediacaran kemungkinan sbeagian besar bentuk Proterozoikum ini tidak memiliki cangkang test yang keras 61 62 Karena memiliki test yang tidak termineralisasi allogromiida tidak memiliki catatan fosil 61 Vendozoan misterius pada periode Ediacaran telah diduga merepresentasikan fosil xenophyophores 63 Namun penemuan sterol C27 yang diubah secara diagenesis dan berkaitan dengan sisa sisa Dickinsonia menimbulkan keraguan pada identifikasi ini dan menduga bahwa vendozoan itu mungkin merupakan hewan 64 Peneliti lain telah menduga bahwa jejak fosil Paleodictyon yang sulit dipahami dan kerabatnya mungkin mewakili fosil xenophyophore 65 dan mencatat kemiripan dari xenophyophore Occultammina yang masih ada dengan fosil tersebut 66 Namun contoh modern dari Paleodictyon belum mampu memperjelas isu tersebut dan jejak tersebut secara bergantian mewakili liang atau spons kaca 67 Hal yang mendukung gagasan ini adalah habitat xenophyophores yang serupa dengan habitat yang disimpulkan dari penelitian fosil graphoglyptods namun ukuran besar dan keteraturan banyak graphoglyptids serta tidak adanya xenophyae pada fosil tersebut mengindikasikan adanya keraguan pada kemunkinan tersebut 66 Sampai tahun 2017 tidak ada fosil xenofiofor yang pasti yang telah ditemukan 68 Foraminifera pembawa test memiliki catatan fosil yang baik sepanjang eon Fanerozoikum Foraminifera paling awal muncul dalam catatan fosil yang mengarah pada akhir dari Ediacaran di mana foraminifera awal ini semuanya memiliki bentuk test teraglutinasi dan unilokuler Ini termasuk dalam bentuk seperti Platysolenites dan Spirosolenites 47 69 Foraminifera dengan ruang tunggal melanjutkan keanekaragaman selama Kambrium Beberapa bentuk yang biasa ditemukan antara lain Ammodiscus Glomospira Psammosphera dan Turitellela spesies spesies ini memiliki test teraglutinasi Mereka membuat bagian dari Ammodiscina garis keturunan spirllinid yang masih mengandung bentuk bentuk modern 17 70 Spirilinid kemudian mengembangkan test multilokuer dan mengandung kalsit dengan bentuk pertama yang muncul selama periode Trias kelompok tersebut melihat sedikit efek pada keanekaragaman karena kepunahan K pg 71 Foraminifera dengan lebih dari satu ruang merupakan spesies teraglutinasi dan muncul pada catatan fosil selama pertengahan periode Kambrium Karena preservasi yang buruk mereka tidak dapat ditempatkan di kelompok foram utama manapun 70 nbsp Tampilan dari Fusulinid Foraminifera dengan dinding berkapur yang paling pertama diketahui adalah Fusulinids yang muncul pada catatan fosil selama zaman Llandoverian pada awal Silurian Foraminifera paling awal ini berukuran mikroskopis melingkar secara planispiral dan berevolusi kemudian bentuk selanjutnya mengembangkan keragaman bentuk seperti letikular bulat dan mungkin yang paling terkenal berbentuk beras memanjang Kemudian spesies dari Fusulinids tumbuh hingga ukuran yang lebih besar dengan beberapa bentuk mencapai panjang 5 cm beberapa spesimen mencapai ukuran panjang 14 cm membuat mereka sebagai foraminifera terbesar yang pernah ada atau sudah punah Fusulinid adalah garis keturunan paling awal dari foraminifera yang diduga telah berevolusi dengan bersimbiosis bersama organisme fotosintetik Fosil fusulinid telah ditemukan di semua benua kecuali Antarktika mereka mencapai keanekargaman terbesar selama zaman Visean dari Carboniferous Kelompok ini secara bertahap menurun dalam keanekaragaman hingga akhirnya punah selama peristiwa kepunahan Permo Triassic 27 71 72 Selama zaman Tournaisian dari Carboniferous foraminifera Miliolid pertama kali muncul dalam catatan fosil setelah menyimpang dari spillinid dalam Tubothalamea Miliolid menderita sekitar 50 korban selama kepunahan Permo Triassic dan K Pg tetapi bertahan hingga hari ini Beberapa fosil miliolid berdiameter hingga 2 cm 71 nbsp Fosil test dari foraminifera globigerinian yang hidup planktonik Fosil Lagenid paling awal yang diketahui muncul selama zaman Moscovian dari Carboniferous Adanya efek yang kecil dari kepunahan Permo Triassic atau K Pg kelompok ini berdiversifikasi sepanjang waktu Taksa unilokuler sekunder berevolusi selama masa Jurassic dan Cretaceous Fosil Involutinid terawal muncul selama zaman Permian garis keturunan ini berdiversifikasi sepanjang periode Mesozoikum dari Eurasia sebelum tampaknya menghilang dari catatan fosil setelah Peristiwa Anoksik Laut Cenomanian Turonian Kelompok planisprillinidae yang masih ada telah disebut sebagai involutinida tetapi hal ini masih menjadi bahan perdebatan 71 73 Robertinida pertama kali muncul pada catatan fosil selama periode Anisian dari Triassic Kelompok ini memiliki keragaman yang rendah sepanjang sejarah fosilnya semua perwakilan yang hidup merupakan Robertinidae yang pertama klai muncul selama Paleosen 71 Fosil Rotalid yang pertama tidak muncul dalam catatan fosil hingga zaman Pliensbachian dari Jurassic setelah peristiwa Trias Jurassic 74 Keragaman dari kelompok ini tetap rendah sampai setelah peristiwa Cenomanian Turonian setelah itu kelompik ini teramati terdapat diversifikasi yang cepat Pada kelompok ini Globigerinina yang bersifat planktonik kelompok foram pertama yang planktonik pertama kali muncul setelah Perputaran Toarcian kelompok ini teramati mengalami kerugain besar selama kepunahan K Pg dan kepunahan Eosen Oligosen tetapi tetap ada dan beragam hingga hari ini 71 Suatu evolusi tambahan dari gaya hidup planktonik terjadi pada Miosen atau Pliosen ketika rotaliid Neogallitellia secara independen berevolusi menjadi gaya hidup planktonik 34 35 Aplikasi paleontologi SuntingForaminifera planktonik yang akan mati terus menerus menghujani dasar laut dalam jumlah yang sangat banyak test foraminifera tersebut yang telah termineralisasi terawetkan sebagai fosil dalam sedimen yang terakumulasi Dimulai pada tahun 1960an dan sebagian besar di bawah naungan Projek Pengeboran Laut Dalam Deep Sea Drilling Pengeboran Laut Ocean Drilling dan Pengeboran Laut Internasional International Ocean Drilling Programmes serta untuk keperluan eksplorasi minyak teknik pengeboran laut dalam yang canggih telah berhasil membawa inti sedimen yang mengandung fosil Foraminifera 75 Pasokan yang tidak terbatas secara efektif dari fosil test ini dan model pengatur usia dengan presisi yang relatif tinggi tersedia untuk inti telah menghasilkan catatan fosil Foraminifera planktonik berkualitas tinggi yang berasal dari pertengahan Jurassic dan menyajikan catatan tak tertandingi untuk pengujian saintis dan dokumentasi proses evolusi 75 Kualitas luar biasa dari catatan fosil telah memungkinkan gambaran rinci yang mengesankan tentang hubungan antar spesies untuk dikembangkan berdasarkan fosil dalam banyak kasus kemudian divalidasi secara independen melalui studi genetika molekuler pada spesimen yang masih ada 76 nbsp Bagian tipis dari foraminifera peneroplid dari sedimen laguna Holocene di Teluk Rice Pulau San Salvador Bahamas Skala bar 100 mikrometer Karena beberapa jenis foraminifera tertentu hanya ditemukan di lingkungan tertentu fosil dapat digunakan untuk mengetahui jenis lingkungan tempat sedimen laut purba diendapkan kondisi seperti salinitas kedalaamn kondisi oksigen dan kondisi cahaya dapat ditentukan dari preferensi habitat yang berbeda dari berbagai spesies foram Hal ini memungkinkan pekerja untuk melacak perubahan iklim dan kondisi lingkungan dari waktu ke waktu dengan mengumpulkan informasi terkati keberadaan foraminifera 77 Pada beberapa kasus lain proporsi relatif dari fosil foraminifera planktonik terhadap foraminifera benthos yang ditemukan di batuan dapat digunakan sebagai proksi untuk kedalaman suatu lokasi tertetnu ketika batuan tersebut diendapkan 78 Foraminifera memilki aplikasi yang signifikan di bidang biostratigrafi Karena ukurannya yang kecil dan cangkangnya yang keras foraminifera dapat dipreservasi dalam jumlah yang besar dengan kualitas preservasi yang tinggi karena morfologinya yang kompleks spesies individu menjadi mudah dikenali Spesies foraminifera dalam catatan fosil memiliki batas jangkauan antara evolusi pertama spesies dan kepunahannya ahli stratigrafi telah mengerjakan perubahan perubahan yang berturut turut dalam kumpulan foram di sebagian besar masa Fanerozoikum Dengan demikian kumpulan foraminifera dalam suatu lokasi tertetnu dapat dianalisis dan dibandingkan dengan tanggal kemunculan dan hilangnya yang diketahui untuk mempersempit usia batuan Hal ini memungkinkan ahli paleontologi untuk menafsirkan usia batuan sedimen ketika penanggalan radiometrik tidak berlaku 79 Aplikasi foraminifera ini telah ditemukan oleh Alva C Ellisor pada tahun 1920 80 Fosil foraminifera bekapur terbentuk dari unsur unsur yang ditemukan di laut purba tempat mereka hidup Dengan demikian foraminifera sangat berguna dalam paleoklimatologi dan paleoseanografi Foraminifera dapat digunakan sebagai proksi iklim untuk merekonstruksi iklim masa lalu dengan memeriksa rasio isotop stabil dan dengan melacak kandungan unsur dari cangkangnya yaitu test Temperatur global dan volume es dapat diungkapkan oleh isotop oksigen dan sejarah siklus karbon dan produktivitas samudera dapat diprediksi dengan memeriksa rasio isotop karbon yang stabil 81 Konsentrasi unsur jejak seperti magnesium Mg 82 lithium Li 83 dan boron B 84 juga menyimpan banyak informasi tentang siklus suhu global pelapukan benua dan peran laut dalam siklus karbon global Pola geografis yang terlihat dalam catatan fosil foraminifera planktonik juga dapat digunakan untuk merekonstruksi arus laut purba Kegunaan SuntingIndustri minyak sangat bergantung pada mikrofosil seperti foram untuk menemukan potensi deposit dari hidrokarbon 85 nbsp Ammonia beccarii foram bentik dari Laut Utara Foraminifera berguna sebagai penanda biostratigrafi yang berguna kumpulan foraminiferal yang hidup juga digunakan sebagai bioindikator di lingkungan pesisir termasuk indikator kesehatan terumbu kerang Karena kalsium karbonat bersifat rentan terhadap pelarutan dalam kondisi asam foraminifera dapat sangat terpengaruh oleh perubahan iklim dan pengasaman laut nbsp Foraminifera Baculogypsina sphaerulata dari Pulau Hatoma Jepang Foraminifera memiliki banyak kegunaan di eksplorasi minyak bumi dan digunakan secara rutin untuk menafsirkan umur dan lingkungan terjadinya proses geologi berupa pengendapan batuan paleoenvironment dari lapisan sedimen di sumur minyak 86 Fosil foraminifera yang teraglutinasi terkubur dalam di cekungan sedimen dan dapat digunakan untuk mengestimasi kematangan termal yang merupakan faktor kunci untuk pembentukan minyak bumi Foraminiferal Colouration Index 87 FCI digunakan untuk menguantifikasi perubahan warna dan mengestimasi temperatur penguburan Data FCI secara khusus berguna pada tahap awal dari pembentukan minyak bumi sekitar 100 C Foraminifera juga dapat digunakan dalam arkeologi dalam pembuktian beberapa jenis bahan baku batu Beberapa tipe batu seperti batu gamping umumnya ditemukan mengandung foraminifera yang membatu Jenis dan konsentrasi dari fosil fosil dalam sampel batu dapat digunakan untuk menyesuaikan sampel tersebut pada sumber yang diketahui memiliki tanda fosil yang sama 88 Referensi Sunting Parfrey Laura Wegener Lahr Daniel J G Knoll Andrew H Katz Laura A August 16 2011 Estimating the timing of early eukaryotic diversification with multigene molecular clocks Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America 108 33 13624 13629 doi 10 1073 pnas 1110633108 PMC 3158185 nbsp PMID 21810989 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 02 18 Diakses tanggal 2017 12 27 Hemleben C 1989 Modern Planktonic Foraminifera Springer Verlag hlm 363 Parameter coauthors yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan a b Lipps JH Finger KL Walker SE 2011 What Should We Call the Foraminifera Journal of Foraminiferal Research 41 4 309 313 doi 10 2113 gsjfr 41 4 309 Giere Olav 2009 Meiobenthology the microscopic motile fauna of aquatic sediments 2nd ed Springer a b Lejzerjowicz Franck Pawlowski Jan Fraissinet Tachet Laurence Marmeisse Roland 1 Molecular evidence for widespread occurence of Foraminifera in soils Environmental Microbiology 12 2518 26 doi 10 1111 j 1462 2920 2010 02225 x PMID 20406290 Parameter month yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Parameter issues yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Periksa nilai tanggal di date year date mismatch bantuan Kennett J P Srinivasan M S 1983 Neogene planktonic foraminifera a phylogenetic atlas Hutchinson Ross ISBN 978 0 87933 070 5 Ald S M et al 2007 Diversity Nomenclature and Taxonomy of Protists Syst Biol 56 684 689 doi 10 1080 10635150701494127 Parameter issues yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Penggunaan et al yang eksplisit link Pawlowski J Lejzerowicz F amp Esling P 2014 Next generation environmental diversity surveys of foraminifera preparing the future The Biological Bulletin 227 2 93 106 World Foraminifera Database Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 08 18 Diakses tanggal 2020 12 23 Marshall M 3 February 2010 Zoologger Living beach ball is giant single cell New Scientist Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 10 15 Diakses tanggal 2020 12 23 Foraminifera British Geological Survey 2020 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 05 31 Diakses tanggal 23 Desember 2020 Micrographia or Some physiological descriptions of minute bodies made by magnifying glasses with observations and inquiries thereupon by R Hooke by Hooke Robert Jo Martyn and Ja Allestry Internet Archive Diakses tanggal 23 Desember 2020 line feed character di title pada posisi 154 bantuan a b c d e f g h Sen Gupta Barun K 2003 Modern Foraminifera Springer Netherlands hlm 7 36 ISBN 978 0 306 48104 8 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b Boudagher Fadel Marcelle K 2018 Biology and Evolutionary History of Larger Benthic Foraminifera Evolution and Geological Significance of Larger Benthic Foraminifera edisi ke 2 ed UCL Press hlm 1 44 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Teks tambahan link Hansen HJ 1981 On Lorentz Spengler and a neotype for the foraminifer Calcarina spengleri Bulletin of the Geological Society of Denmark 29 191 201 d Orbigny Alcide 1826 Tableau Methodique de la Classe des Cephalopodes Annales des Sciences Naturelles Paris Serie 1 7 245 314 via Biodiversity Heritage Library Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 12 09 Diakses tanggal 2020 12 23 a b c d e f Pawlowski Jan Holzmann Maria Tsyzka Jaroslaw 1 April 2013 New supraordinal classification of Foraminifera Molecules meet morphology Marine Micropaleontology 100 1 10 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 07 16 Diakses tanggal 2020 12 23 a b Loeblich Alfred R Alfred Richard 1914 1994 1964 Protista 2 Sarcodina chiefly Thecamoebians and Foraminiferida Tappan Helen Nina 1917 2004 Geological Society of America Boulder CO Geological Society of America ISBN 0 8137 3003 1 OCLC 16575647 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link a b c Modern foraminifera Sen Gupta B K Barun K Dordrecht Kluwer Academic Publishers 1999 ISBN 0 412 82430 2 OCLC 41211607 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 23 a b c Cavalier Smith Thomas 2004 06 22 Only six kingdoms of life Proceedings of the Royal Society of London Series B Biological Sciences dalam bahasa Inggris 271 1545 1251 1262 doi 10 1098 rspb 2004 2705 ISSN 0962 8452 PMC 1691724 nbsp PMID 15306349 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 20 Diakses tanggal 2020 12 23 Pemeliharaan CS1 Format PMC link a b Cavalier Smith Thomas 2003 01 Protist phylogeny and the high level classification of Protozoa European Journal of Protistology dalam bahasa Inggris 39 4 338 348 doi 10 1078 0932 4739 00002 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 03 20 Diakses tanggal 2020 12 23 Periksa nilai tanggal di date bantuan Cercozoa tolweb org Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 12 25 Diakses tanggal 2020 12 23 MarBEF Data System European Register of Marine Species ERMS www marbef org Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 20 Diakses tanggal 2020 12 23 TAXONOMY Foraminifera web archive org 2011 10 03 Archived from the original on 2011 10 03 Diakses tanggal 2020 12 23 Pemeliharaan CS1 Url tak layak link Charman Dan Testate amoebae as environmental indicators PDF Geography at Plymouth Archived from the original on 2016 11 27 Diakses tanggal 2020 12 23 Pemeliharaan CS1 Url tak layak link a b Pawlowski Jan Bolivar Ignacio Fahrni Jose F Vargas Colomban De Bowser Samuel S 1999 11 Molecular Evidence That Reticulomyxa Filosa Is A Freshwater Naked Foraminifer The Journal of Eukaryotic Microbiology dalam bahasa Inggris 46 6 612 617 doi 10 1111 j 1550 7408 1999 tb05137 x ISSN 1066 5234 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 23 Periksa nilai tanggal di date bantuan a b c d e f g h i Saraswati Pratul Kumar Srinivasan M S 2016 Micropaleontology dalam bahasa Inggris Cham Springer International Publishing hlm 81 119 doi 10 1007 978 3 319 14574 7 6 ISBN 978 3 319 14573 0 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 23 a b c d Broadhead Thomas W 1982 Foraminifera Notes for a Short Course Organized by M A Buzas and B K Sen Gupta dalam bahasa Inggris University of Tennessee Department of Geological Sciences ISBN 978 0 910249 05 8 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 23 a b c Hemleben Christoph Spindler Michael Anderson O Roger 1989 Modern Planktonic Foraminifera dalam bahasa Inggris Springer Verlag ISBN 978 3 540 96815 3 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 23 Grell K G 1979 01 01 Cytogenetic systems and evolution in foraminifera The Journal of Foraminiferal Research dalam bahasa Inggris 9 1 1 13 doi 10 2113 gsjfr 9 1 1 ISSN 0096 1191 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 03 08 Diakses tanggal 2020 12 23 a b c LeKieffre Charlotte Bernhard Joan M Mabilleau Guillaume Filipsson Helena L Meibom Anders Geslin Emmanuelle 2018 01 An overview of cellular ultrastructure in benthic foraminifera New observations of rotalid species in the context of existing literature Marine Micropaleontology dalam bahasa Inggris 138 12 32 doi 10 1016 j marmicro 2017 10 005 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 24 Diakses tanggal 2020 12 23 Periksa nilai tanggal di date bantuan Domanov M M 2015 07 Natural 226Ra and 232Th radionuclides in xenophyophores of the Pacific Ocean Geochemistry International dalam bahasa Inggris 53 7 664 669 doi 10 1134 S0016702915070034 ISSN 0016 7029 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 23 Periksa nilai tanggal di date bantuan Kucera Michal Darling Kate F 2002 04 15 Grocke D R Kucera M ed Cryptic species of planktonic foraminifera their effect on palaeoceanographic reconstructions Philosophical Transactions of the Royal Society of London Series A Mathematical Physical and Engineering Sciences dalam bahasa Inggris 360 1793 695 718 doi 10 1098 rsta 2001 0962 ISSN 1364 503X Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 06 15 Diakses tanggal 2020 12 23 a b Ujiie Yurika Kimoto Katsunori Pawlowski Jan 2008 12 Molecular evidence for an independent origin of modern triserial planktonic foraminifera from benthic ancestors Marine Micropaleontology dalam bahasa Inggris 69 3 4 334 340 doi 10 1016 j marmicro 2008 09 003 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 06 18 Diakses tanggal 2020 12 23 Periksa nilai tanggal di date bantuan a b Ozdikmen Huseyin 2009 Substitute names for some unicellular animal taxa Protozoa PDF Munis Entomology amp Zoology 4 1 233 256 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2022 10 15 Diakses tanggal 2020 12 23 a b c d e f Dubicka Zofia 2019 Chamber arrangement versus wall structure in the high rank phylogenetic classification of Foraminifera Acta Palaeontologica Polonica 64 doi 10 4202 app 00564 2018 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 19 Diakses tanggal 2020 12 23 Marshall K C 2013 11 11 Advances in Microbial Ecology dalam bahasa Inggris Springer Science amp Business Media ISBN 978 1 4684 7612 5 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 23 Bernhard Joan M Bowser Samuel S 1999 05 Benthic foraminifera of dysoxic sediments chloroplast sequestration and functional morphology Earth Science Reviews dalam bahasa Inggris 46 1 4 149 165 doi 10 1016 S0012 8252 99 00017 3 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 06 20 Diakses tanggal 2020 12 23 Periksa nilai tanggal di date bantuan a b Goldstein Susan T 1999 Modern Foraminifera dalam bahasa Inggris Dordrecht Springer Netherlands hlm 37 55 doi 10 1007 0 306 48104 9 3 ISBN 978 0 412 82430 2 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 23 Laureillard J Mejanelle L Sibuet M 2004 Use of lipids to study the trophic ecology of deep sea xenophyophores Marine Ecology Progress Series dalam bahasa Inggris 270 129 140 doi 10 3354 meps270129 ISSN 0171 8630 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 02 20 Diakses tanggal 2020 12 23 Culver Stephen J Lipps Jere H 2003 Kelley Patricia H Kowalewski Michal Hansen Thor A ed Predator Prey Interactions in the Fossil Record Boston MA Springer US hlm 7 32 doi 10 1007 978 1 4615 0161 9 2 ISBN 978 1 4613 4947 1 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 23 Moodley L Hess C 1992 08 Tolerance of Infaunal Benthic Foraminifera for Low and High Oxygen Concentrations The Biological Bulletin dalam bahasa Inggris 183 1 94 98 doi 10 2307 1542410 ISSN 0006 3185 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 07 09 Diakses tanggal 2020 12 23 Periksa nilai tanggal di date bantuan Gooday A J Todo Y Uematsu K Kitazato H 2008 07 New organic walled Foraminifera Protista from the ocean s deepest point the Challenger Deep western Pacific Ocean Zoological Journal of the Linnean Society dalam bahasa Inggris 153 3 399 423 doi 10 1111 j 1096 3642 2008 00393 x Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 23 Periksa nilai tanggal di date bantuan Moore R C Lalicker A G Fischer C G 1952 Ch 2 Foraminifera and Radiolaria Invertebrate Fossils McGraw Hill Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b Haynes J R 18 Juni 1981 Foraminifera Springer ISBN 978 1 349 05397 1 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 24 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Lana C C Sen Gupta B K 2001 02 Cretaceous Carterina Foraminifera Marine Micropaleontology dalam bahasa Inggris 41 1 2 97 102 doi 10 1016 S0377 8398 00 00050 5 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 08 06 Diakses tanggal 2020 12 24 Periksa nilai tanggal di date bantuan a b Kontorovich A E Varlamov A I Grazhdankin D V Karlova G A Klets A G Kontorovich V A Saraev S V Terleev A A Belyaev S Yu 2008 12 A section of Vendian in the east of West Siberian Plate based on data from the Borehole Vostok 3 Russian Geology and Geophysics dalam bahasa Inggris 49 12 932 939 doi 10 1016 j rgg 2008 06 012 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 08 04 Diakses tanggal 2020 12 24 Periksa nilai tanggal di date bantuan Postgraduate Unit of Micropalaeontology University College London 2002 Foraminifera various dalam bahasa Inggris Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 14 Diakses tanggal 2020 12 24 Langer M R Silk M T Lipps J H 1997 10 01 Global ocean carbonate and carbon dioxide production the role of reef Foraminifera The Journal of Foraminiferal Research dalam bahasa Inggris 27 4 271 277 doi 10 2113 gsjfr 27 4 271 ISSN 0096 1191 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 03 11 Diakses tanggal 2020 12 24 Adl Sina M Simpson Alastair G B Farmer Mark A Andersen Robert A Anderson O Roger Barta John R Bowser Samuel S Brugerolle Guy Fensome Robert A 2005 10 The New Higher Level Classification of Eukaryotes with Emphasis on the Taxonomy of Protists The Journal of Eukaryotic Microbiology dalam bahasa Inggris 52 5 399 451 doi 10 1111 j 1550 7408 2005 00053 x ISSN 1066 5234 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 24 Periksa nilai tanggal di date bantuan a b Maldonado Manuel Lopez Acosta Maria Sitja Celia Aguilar Ricardo Garcia Silvia Vacelet Jean 2013 06 10 A giant foraminifer that converges to the feeding strategy of carnivorous sponges Spiculosiphon oceana sp nov Foraminifera Astrorhizida Zootaxa 3669 4 571 doi 10 11646 zootaxa 3669 4 9 ISSN 1175 5334 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 04 20 Diakses tanggal 2020 12 24 Thomsen E Rasmussen T L 2008 07 01 COCCOLITH AGGLUTINATING FORAMINIFERA FROM THE EARLY CRETACEOUS AND HOW THEY CONSTRUCTED THEIR TESTS The Journal of Foraminiferal Research dalam bahasa Inggris 38 3 193 214 doi 10 2113 gsjfr 38 3 193 ISSN 0096 1191 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 24 Levin Lisa A Thomas Cynthia L 1988 12 The ecology of xenophyophores Protista on eastern Pacific seamounts Deep Sea Research Part A Oceanographic Research Papers dalam bahasa Inggris 35 12 2003 2027 doi 10 1016 0198 0149 88 90122 7 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 04 11 Diakses tanggal 2020 12 24 Periksa nilai tanggal di date bantuan Jain Sreepat 2020 Fundamentals of Invertebrate Palaeontology dalam bahasa Inggris New Delhi Springer India hlm 171 192 doi 10 1007 978 81 322 3962 8 9 ISBN 978 81 322 3960 4 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 24 a b c d Dubicka Zofia Owocki Krzysztof Gloc Michal 2018 04 20 Micro and Nanostructures of Calcareous Foraminiferal Tests Insight from Representatives of Miliolida Rotaliida and Lagenida Journal of Foraminiferal Research dalam bahasa Inggris 48 2 142 155 doi 10 2113 gsjfr 48 2 142 ISSN 0096 1191 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 24 a b c d Hansen Hans Jorgen 1999 Modern Foraminifera dalam bahasa Inggris Dordrecht Springer Netherlands hlm 57 70 doi 10 1007 0 306 48104 9 4 ISBN 978 0 412 82430 2 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 24 Machado Altair J Barros Facelucia 2013 08 01 The occurrence of Carterina spiculotesta Carter 1877 on an artificial substrate Check List 9 4 813 doi 10 15560 9 4 813 ISSN 1809 127X Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 22 Diakses tanggal 2020 12 24 Pawlowski J Holzmann M Debenay J P 2014 10 01 MOLECULAR PHYLOGENY OF CARTERINA SPICULOTESTA AND RELATED SPECIES FROM NEW CALEDONIA The Journal of Foraminiferal Research dalam bahasa Inggris 44 4 440 450 doi 10 2113 gsjfr 44 4 440 ISSN 0096 1191 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 24 Dubicka Zofia Gorzelak Przemyslaw 2017 12 Unlocking the biomineralization style and affinity of Paleozoic fusulinid foraminifera Scientific Reports dalam bahasa Inggris 7 1 15218 doi 10 1038 s41598 017 15666 1 ISSN 2045 2322 PMC 5680253 nbsp PMID 29123221 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 04 24 Diakses tanggal 2020 12 24 Periksa nilai tanggal di date bantuan Pemeliharaan CS1 Format PMC link Resig J Lowenstam H Echols R Weiner S 1980 An extant opaline foraminifer test ultrastructure mineralogy and taxonomy Special Publications of the Cushman Foundation for Foraminiferal Research 19 205 214 a b Pawlowski J Holzmann M Berney C Fahrni J Gooday A J Cedhagen T Habura A Bowser S S 2003 09 30 The evolution of early Foraminifera Proceedings of the National Academy of Sciences dalam bahasa Inggris 100 20 11494 11498 doi 10 1073 pnas 2035132100 ISSN 0027 8424 PMC 208786 nbsp PMID 14504394 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 24 Pemeliharaan CS1 Format PMC link Groussin Mathieu Pawlowski Jan Yang Ziheng 2011 10 Bayesian relaxed clock estimation of divergence times in foraminifera Molecular Phylogenetics and Evolution dalam bahasa Inggris 61 1 157 166 doi 10 1016 j ympev 2011 06 008 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 01 21 Diakses tanggal 2020 12 24 Periksa nilai tanggal di date bantuan Seilacher A 2007 The nature of vendobionts Geological Society London Special Publications dalam bahasa Inggris 286 1 387 397 doi 10 1144 SP286 28 ISSN 0305 8719 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 24 Bobrovskiy Ilya Hope Janet M Ivantsov Andrey Nettersheim Benjamin J Hallmann Christian Brocks Jochen J 2018 09 21 Ancient steroids establish the Ediacaran fossil Dickinsonia as one of the earliest animals Science dalam bahasa Inggris 361 6408 1246 1249 doi 10 1126 science aat7228 ISSN 0036 8075 Swinbanks D D 1982 10 01 Piaeodicton The Traces of Infaunal Xenophyophores Science dalam bahasa Inggris 218 4567 47 49 doi 10 1126 science 218 4567 47 ISSN 0036 8075 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 24 a b Levin Lisa A 1994 02 Paleoecology and Ecology of Xenophyophores PALAIOS 9 1 32 doi 10 2307 3515076 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 24 Periksa nilai tanggal di date bantuan Rona Peter A Seilacher Adolf de Vargas Colomban Gooday Andrew J Bernhard Joan M Bowser Sam Vetriani Costantino Wirsen Carl O Mullineaux Lauren 2009 09 Paleodictyon nodosum A living fossil on the deep sea floor Deep Sea Research Part II Topical Studies in Oceanography dalam bahasa Inggris 56 19 20 1700 1712 doi 10 1016 j dsr2 2009 05 015 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 06 19 Diakses tanggal 2020 12 24 Periksa nilai tanggal di date bantuan Gooday Andrew J Holzmann Maria Caulle Clemence Goineau Aurelie Kamenskaya Olga Weber Alexandra A T Pawlowski Jan 2017 03 Giant protists xenophyophores Foraminifera are exceptionally diverse in parts of the abyssal eastern Pacific licensed for polymetallic nodule exploration Biological Conservation dalam bahasa Inggris 207 106 116 doi 10 1016 j biocon 2017 01 006 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 02 18 Diakses tanggal 2020 12 24 Periksa nilai tanggal di date bantuan McIlroy Duncan Green O R Brasier M D 2001 03 Palaeobiology and evolution of the earliest agglutinated Foraminifera Platysolenites Spirosolenites and related forms Lethaia dalam bahasa Inggris 34 1 13 29 doi 10 1080 002411601300068170 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 24 Periksa nilai tanggal di date bantuan a b Scott D B 2003 06 01 Foraminifera from the Cambrian of Nova Scotia The oldest multichambered foraminifera Micropaleontology dalam bahasa Inggris 49 2 109 126 doi 10 2113 49 2 109 ISSN 0026 2803 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 24 a b c d e f Tappan Helen Loeblich Alfred R 1988 Foraminiferal Evolution Diversification and Extinction Journal of Paleontology 62 5 695 714 ISSN 0022 3360 JSTOR 1305391 Fusulinids GeoKansas geokansas ku edu Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 08 10 Diakses tanggal 2020 12 24 Czaplewski John J PBDB Navigator paleobiodb org Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 06 24 Diakses tanggal 2020 12 24 Grafe K U 2005 Benthic foraminifers and palaeoenvironment in the Lower and Middle Jurassic of the Western Basque Cantabrian Basin Northern Spain Journal of Iberian Geology 31 2 217 233 S2CID 55664447 a b Pearson Paul 1998 11 19 The glorious fossil record Nature dalam bahasa Inggris 1 3 doi 10 1038 nature28135 ISSN 1476 4687 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 24 Journal bioinformatics and biology insights Using the Multiple Analysis Approach to Reconstruct Phylogenetic Relationships among Planktonic Foraminifera from Highly Divergent and Length polymorphic SSU rDNA Sequences Gebhardt Holger 1997 02 Cenomanian to Turonian foraminifera from Ashaka NE Nigeria quantitative analysis and palaeoenvironmental interpretation Cretaceous Research dalam bahasa Inggris 18 1 17 36 doi 10 1006 cres 1996 0047 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 28 Diakses tanggal 2020 12 24 Periksa nilai tanggal di date bantuan Baldi Katalin Benkovics Laszlo Sztano Orsolya 2002 05 Badenian Middle Miocene basin development in SW Hungary subsidence history based on quantitative paleobathymetry of foraminifera International Journal of Earth Sciences dalam bahasa Inggris 91 3 490 504 doi 10 1007 s005310100226 ISSN 1437 3254 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 24 Periksa nilai tanggal di date bantuan Australia c AU o Australia Government ou Geoscience 2014 05 15 Biostratigraphy www ga gov au dalam bahasa Inggris Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 23 Diakses tanggal 2020 12 24 Cushman Joseph A Ellisor Alva C 1 January 1945 The Foraminiferal Fauna of the Anahuac Formation Journal of Paleontology 19 6 545 572 JSTOR 1299203 Zachos J 2001 04 27 Trends Rhythms and Aberrations in Global Climate 65 Ma to Present Science 292 5517 686 693 doi 10 1126 science 1059412 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 24 Branson Oscar Redfern Simon A T Tyliszczak Tolek Sadekov Aleksey Langer Gerald Kimoto Katsunori Elderfield Henry 2013 12 The coordination of Mg in foraminiferal calcite Earth and Planetary Science Letters dalam bahasa Inggris 383 134 141 doi 10 1016 j epsl 2013 09 037 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 01 30 Diakses tanggal 2020 12 24 Periksa nilai tanggal di date bantuan Misra S Froelich P N 2012 02 17 Lithium Isotope History of Cenozoic Seawater Changes in Silicate Weathering and Reverse Weathering Science dalam bahasa Inggris 335 6070 818 823 doi 10 1126 science 1214697 ISSN 0036 8075 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 07 23 Diakses tanggal 2020 12 24 Hemming N G Hanson G N 1992 01 Boron isotopic composition and concentration in modern marine carbonates Geochimica et Cosmochimica Acta dalam bahasa Inggris 56 1 537 543 doi 10 1016 0016 7037 92 90151 8 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 06 18 Diakses tanggal 2020 12 24 Periksa nilai tanggal di date bantuan Boardman R S Cheetham A H Rowell A J 1987 Fossil Invertebrates Wiley ISBN 978 0865423022 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Jones R W 1996 Micropalaeontology in petroleum exploration Clarendon Press ISBN 978 0 19 854091 5 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan McNeil D H Issler D R Snowdon L R 1996 Colour Alteration Thermal Maturity and Burial Diagenesis in Fossil Foraminifers Geological Survey of Canada Bulletin 499 Geological Survey of Canada ISBN 978 0 660 16451 9 Wilkinson Ian P Williams Mark Young Jeremy R Cook Samantha R Fulford Michael G Lott Graham K 2008 08 The application of microfossils in assessing the provenance of chalk used in the manufacture of Roman mosaics at Silchester Journal of Archaeological Science dalam bahasa Inggris 35 8 2415 2422 doi 10 1016 j jas 2008 03 010 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 05 20 Diakses tanggal 2020 12 23 Periksa nilai tanggal di date bantuan Pranala luar Sunting nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai Foraminifera The University of California Museum of Paleontology Diarsipkan 2009 01 06 di Wayback Machine website has an Introduction to the Foraminifera Diarsipkan 2006 10 06 di Wayback Machine Researchers at the University of South Florida developed a system using foraminifera for monitoring coral reef environments Diarsipkan 2021 01 15 di Wayback Machine University College London s micropaleontology site Diarsipkan 2018 07 04 di Wayback Machine has an overview of foraminifera including many high quality SEMs Illustrated glossary of terms used in foraminiferal research Diarsipkan 2012 06 21 di Wayback Machine is the Lukas Hottinger s glossary published in the OA e journal Carnets de Geologie Notebooks on Geology Diarsipkan 2017 06 29 di Wayback Machine Information on Foraminifera Diarsipkan 2007 08 10 di Wayback Machine Martin Langer s Micropaleontology Page Benthic foraminifera information Diarsipkan 2015 08 03 di Wayback Machine from the 2005 Urbino Summer School of Paleoclimatology The star sand project Diarsipkan 2006 06 20 di Wayback Machine part of micro scope Diarsipkan 2008 06 09 di Wayback Machine is a cooperative database of information about foraminifera 3D models Diarsipkan 2023 03 17 di Wayback Machine of forams generated by X ray tomography CHRONOS Diarsipkan 1998 12 05 di Wayback Machine has several foraminifera resources Diarsipkan 2006 11 15 di Wayback Machine including a taxon search page Diarsipkan 2006 05 12 di Wayback Machine and a micro paleo section Diarsipkan 2012 03 28 di Wayback Machine eForams Diarsipkan 2007 12 13 di Wayback Machine is a web site focused on foraminifera and modeling of foraminiferal shells Foraminifera Gallery Diarsipkan 2023 01 07 di Wayback Machine Illustrated catalog of recent and fossil Foraminifera by genus and locality Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Foraminifera amp oldid 23985472