Fonemik adalah kajian atau analisis bunyi bahasa dengan memperhatikan statusnya sebagai pembeda makna. Bunyi bahasa yang diucapkan oleh manusia akan memiliki pembeda makna pada setiap bunyi bahasanya. Objek kajian dari fonemik adalah fonem, berbeda dengan objek kajian fonetik yang mengkaji fon. Fonem adalah bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna. Fonem merupakan abstraksi atau gambaran dari satu atau sejumlah fon, entah berupa huruf vokal atau huruf hidup maupun huruf konsonan atau huruf mati. Penulisan sebuah fonem atau transkripsi fonem dituliskan dengan lambang /…./.
Identifikasi fonem
Untuk dapat menentukan sebuah bunyi termasuk fonem atau bukan, proses pengkajian harus mencari sebuah kata yang mengandung bunyi tersebut,lalu membandingkannya dengan kata lain yang mirip. Jika proses pengkajian tersebut menemukan perbedaan makna maka bunyi tersebut merupakan sebuah fonem. Dasar bukti identitas sebuah fonem adalah apa yang disebut fungsi pembeda makna yang terkandung dalam satuan bunyi bahasa . Semisal pembedaan fonem dalam bahasa Indonesia yang terdapat kata lupa dan rupa. /l/ dan /r/ dalam bahasa Indonesia merupakan fonem yang berbeda identitias untuk membedakan makna dari kata lupa dan kata rupa.
Alofon
Alofon adalah variasi dari sebuah fonem, bunyi yang merupakan proses realisasi atau penjabaran dari sebuah fonem. Sebuah fonem merupakan konsep abstrak karena kehadiran fonem dalam ujaran diwakili oleh alofon yang sifatnya nyata, dapat didengar dan diamati secara empiris. Selain itu alofon-alofon dari sebuah fonem mempunyai kemiripan fonetis atau kemiripan bunyi. Semisal dalam bahasa Indonesia, fonem /e/ setidaknya memiliki tiga fonem yaitu perbedaan pengucapan /e/ pada kata tenang, tembak, dan empuk.
Khazanah fonem
Dalam penelitian suatu bahasa, para ahli fonologi mendaftarkan semua fonem di dalam bahasa itu. Keseluruhan fonem yang didaftarkan itu disebut khazanah fonem atau perbendaharaan fonem. Pengkhazanahan fonem dalam suatu sistem bahasa memang memberikan pengertian serta kejelasan yang mendalam terhadap sistem bunyi-bunyi pada bahasa yang bersangkutan. Dalam bahasa Indonesia, khazanah fonem terdiri dari enam buah fonem vokal (a,i,u,e,ә, dan o) dan delapan belas fonem konsonan (p,t,c,k,b,d,j,g,m,ň,ŋ,n,s,h,r,l,w, dan y). Kemudian terdapat penambahan empat fonem yang berasal dari bahasa asing yaitu x,z,f, ʃ dan tiga fonem diftong yaitu ai, au dan oi.
Rujukan
- ^ Abdul Chaer (2009). Fonologi Bahasa Indonesia. Bandung: Rineka Cipta. hlm. 62.
- Abdul Chaer (2009). Linguistik Umum. Bandung: Rineka Cipta. hlm. 125.
- ^ H. Achmad HP dan Alek Abdullah (2009). Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga. hlm. 43.
- JWM Verhaar (1996). Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm. 68.
- JWM Verhaar (1996). Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm. 69.
- Abdul Chaer (2009). Fonologi Bahasa Indonesia. Bandung: Rineka Cipta. hlm. 124.
- Abdul Chaer (2009). Fonologi Bahasa Indonesia. Bandung: Rineka Cipta. hlm. 66.
- Abdul Chaer (2009). Linguistik Umum. Bandung: Rineka Cipta. hlm. 127.
- ^ JWM Verhaar (1996). Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm. 75.
- H. Achmad HP dan Alek Abdullah (2009). Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga. hlm. 45.
- Abdul Chaer (2009). Linguistik Umum. Bandung: Rineka Cipta. hlm. 132.