www.wikidata.id-id.nina.az
Entamoeba histolytica adalah protozoa parasit bagian dari genus Entamoeba 1 Entamoeba memiliki beberapa spesies antara lain E histolytica E dispar E moshkovskii E polecki E coli E hartmanni Jadamoeba butschii Dientamoeba fragilis dan Endolimax nana Semua spesies tersebut dapat ditemukan dalam rongga usus besar tetapi hanya E histolytica yang bersifat patogen terhadap manusia dan infeksi invasif 2 Jenis parasit golongan protozoa usus ini oleh National Institute of Allergy and Infectious Diseases NIAID diklasifasikan sebagai patogen biodefense prioritas kategori B karena dosis infeksinya yang rendah resistensi klorin dan stabilitas lingkungan sifat yang dapat menimbulkan ancaman penyebaran yang mudah melalui kontaminasi persediaan makanan dan air 3 oleh karena itu E histolytica ini sering hidup sebagai bakteri komensal apatogen di jaringan usus besar manusia namun pada kondisi tertentu dapat berubah menjadi patogen dengan cara membentuk koloni di dinding usus Pada kasus yang parah patogen tersebut dapat menembus dinding usus sehingga besar kemungkinan akan timbul ulserasi Diarsipkan 2021 07 09 di Wayback Machine E histolytica diperkirakan telah menginfeksi sekitar 35 50 juta orang di seluruh dunia 4 Daftar isi 1 Morfologi 1 1 Trofozoit 5 6 1 2 Kista 5 6 2 Patogenesis dan Patologis 3 Faktor Resiko 4 Diagnosis 5 Pengobatan 6 Pencegahan 7 Referensi 8 Pranala luarMorfologi suntingEntamoeba histolytica ini memiliki bentuk trofozoit dan kista Trofozoit 5 6 sunting ukuran 10 60 µm sitoplasma bergranular dan mengandung eritrosit yang merupakan penanda penting untuk diagnosisnya terdapat satu buah inti entamoeba ditandai dengan karyosom padat yang terletak di tengah inti serta kromatin yang tersebar di pinggiran inti bergerak progresif dengan alat gerak ektoplasma yang lebar disebut pseudopodia di dalam dinding usus besar trofozoit terbawa aliran darah menuju ke hati paru otak dan organ lain trofozoit dalam saluran pencernaan melakukan pemadatan dan berubah bentuk menjadi metakista yang akan keluar bersama tinja Kista 5 6 sunting bentuk memadat mendekati bulat ukuran 10 20 µm kista matang memiliki 4 buah inti entamoba tidak dijumpai lagi eritrosit di dalam sito plasma kista yang belum ma tang memiliki glikogen chromatoidal bodies berbentuk seperti cerutu namun biasanya meng hilang setelah kista matang stadium kista sangat tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk dan tetap bertahan di tanah selama 8 hari pada suhu 28 34 C 40 hari pada suhu 2 6 C dan 60 hari pada suhu O C kista sangat tahan terhadap bahan kimia tertentu namun dapat dihancurkan dalam asam asetat 5 10 dan iodine 200 ppm Sedangkan dalam air dapat bertahan sampai 1 bulan dan dalam tinja kering sampai 12 hari kista dapat dihilangkan dengan filtrasi pasir atau dimatikan dengan direbus filtrasi dilakukan dengan menggunakan tanah yang mengandung diatomaceaus Patogenesis dan Patologis suntingEntamoeba histolytica nbsp Kista Entamoeba histolyticaKlasifikasi ilmiahDomain EukaryotaKerajaan AmoebozoaFilum ArchamoebaeSubfilum ConosaKelas TubulineaOrdo AmoebidaFamili EntamoebidaeGenus EntamoebaSpesies E histolyticaNama binomialEntamoeba histolyticaSchaudinn 1903 Dalam daur hidup Entamoeba hystolitica mempunyai 2 stadium yaitu trofozoit dan kista Trofozoit sebagai tahap aktif hanya ada di inang dan dalam feses segar seperti kista bertahan hidup di luar inang di air di tanah dan di makanan terutama di bawah kondisi lembab 7 Terdapat kejadian dimana sebagai respons terhadap rangsangan yang tidak diketahui trofozoit bergerak melalui lapisan lendir di mana mereka bersentuhan dengan lapisan sel epitel dan memulai proses patologis E histolytica memiliki lektin yang mengikat gula galaktosa dan N asetilgalaktosamin pada permukaan sel epitel Lektin biasanya digunakan untuk mengikat bakteri untuk pencernaan Parasit memiliki beberapa enzim seperti protein pembentuk pori lipase dan protease sistein yang biasanya digunakan untuk mencerna bakteri dalam vakuola makanan tetapi dapat menyebabkan lisis sel epitel dengan menginduksi nekrosis seluler dan apoptosis ketika trofozoit bersentuhan dengan mereka dan mengikat melalui lektin Enzim yang dilepaskan memungkinkan penetrasi ke dinding usus dan pembuluh darah terkadang ke hati dan organ lain 8 Trofozoit kemudian akan menelan sel sel mati ini Kerusakan pada lapisan sel epitel ini menarik sel kekebalan manusia dan ini pada gilirannya dapat dilisiskan oleh trofozoit yang melepaskan enzim litik sel kekebalan itu sendiri ke jaringan sekitarnya menciptakan jenis reaksi berantai dan menyebabkan kerusakan jaringan Penghancuran ini memanifestasikan dirinya dalam bentuk ulkus di jaringan biasanya digambarkan sebagai berbentuk labu karena penampilannya di bagian melintang yang akan menginduksi proses inflamasi di kolon sehingga menimbulkan gejala gejala amebiasis kolitis Selain melakukan penempelan sel trofozoit juga akan mensekresikan modulator sel imun yang akan meningkatkan produksi sitokin dan infiltrasi sel inflamatori 9 10 Infeksi dapat terjadi ketika seseorang memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya yang telah menyentuh kotoran orang yang terinfeksi E histolytica Bila kista matang tertelan kista tersebut dan bertahan terhadap asam lambung Kista yang masuk ke dalam rongga terminal usus halus dinding kista dicernakan dan terjadi ekskistasi sehingga menjadi stadium trofozoit yang kemudian masuk ke rongga usus besar Stadium trofozoit dapat patogen Melalui aliran darah trofozoit dapat menyebar ke jaringan hati paru otak kulit dan vagina 2 E histolytica seperti namanya histo lytic yang berati perusakan jaringan bersifat patogen artinya infeksi dapat terjadi tanpa gejala yang dapat menyebabkan disentri amuba atau abses hati amuba 11 Gejalanya bisa termasuk disentri fulminan diare berdarah penurunan berat badan kelelahan sakit perut dan amoeboma Amuba dengan bantuan gerakan peristaltik yang cepat akan masuk kembali ke lumen usus dan keluar bersama tinja dalam bentuk trofozoit tetapi bila gerakan peristaltik normal trofozoit dapat berdiferensiasi menjadi bentuk kista Bentuk kista tiap hari dikeluarkan melalui tinja hingga 15 juta kista oleh individu carrier Amoebiasis kolon bila tidak diobati akan menjalar keluar dari usus menyebabkan amebiasis ekstra intestinal yang terjadi secara hematogen dan perikontunuitatum Cara hemotogen terjadi bila amoeba telah masuk submukosa kemudian ke kapiler darah Cara perikontinuitatum terjadi bila abses hati pecah dan amoeba keluar menembus diagfragma masuk ke rongga pleura dan paru dan menimbulkan suatu abeses paru atau empiema Faktor Resiko suntingKondisi sanitasi yang buruk diketahui meningkatkan risiko tertular amebiasis E histolytica 7 Di Amerika Serikat ada tingkat kematian terkait amebiasis yang jauh lebih tinggi di California dan Texas yang mungkin disebabkan oleh kedekatan negara bagian tersebut dengan daerah endemik E histolytica seperti Meksiko bagian lain Amerika Latin dan Asia 12 Data terkait infeksi E histolytica masih terbatas di Indoneisa Data yang ada menunjukkan prevalensi amebiasis di Indonesia berkisar antara 10 18 20 Sebuah studi di Jakarta pada tahun 2009 2010 menemukan bahwa 6 5 anak yang mengalami diare berdarah memiliki trofozoit di dalam fesesnya 10 13 E histolytica juga diakui sebagai patogen menular seksual yang muncul terutama pada hubungan homoseksual pria yang menyebabkan wabah di daerah non endemik 14 Dengan demikian perilaku seks bebas yang tidak ama berisiko tinggi juga merupakan sumber infeksi yang potensial 15 Meskipun belum pasti apakah ada hubungan sebab akibat penelitian menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk terinfeksi E histolytica jika seseorang juga terinfeksi HIV 16 Masih perlu pengkajian ulang supaya bisa didapat data yang maskimal Sumber lain juga mengatakan keterlibatan paru terjadi akibat abses hepar yang ruptur ke dalam rongga pleura 17 Penyebaran penyakit ini lebih banyak dijumpai di daerah tropis dan subtropis terutama pada daerah yang tingkat perekonomiannya rendah serta buruknya sistem sanitasi Penyakit ini sering ditemukan di tempat tempat pelayanan umum seperti penjara rumah sosial dan rumah sakit jiwa 18 Diagnosis suntingInfeksi E histolytica biasanya bersifat asimtomatik sehingga sangat sulit sampai tidak dapat ditemukan nya gejala pada pasien 10 19 20 Maka untuk diagnosis harus dipastikan dengan pemeriksaan mikroskopis untuk trofozoit atau kista pada spesimen feses segar atau yang disimpan terlebih dahulu sehingga masih dalam kondisi yang baik pemeriksaan dengan menggunakan proktoskopi dan aspirasi abses atau spesimen jaringan lainnya Tes darah juga bisa untuk dillakukan tetapi hanya disarankan ketika penyedia layanan kesehatan yakin bahwa infeksi mungkin telah menyebar di luar usus abses ke beberapa organ tubuh lainnya seperti hati Namun hasil tes darah tersebut mungkin tidak akurat jika digunakan untuk mendiagnosis penyakit yang disebabkan E histolytica karena hasil tes ini bisa juga positif apabila pasien pernah mengalami amebiasis di masa lalu bahkan jika mereka tidak terinfeksi pada saat pengecekan 7 Deteksi antigen tinja dan pengunaan cara menggunakan PCR bisa untuk dilakukannya diagnosis hasil yang didapat akan lebih sensitif dan spesifik daripada menggunakan mikroskop 3 Pengobatan suntingRekomendasi WHO PAHO menyatakan bahwam bila memungkinkan E histolytica harus dibedakan dari spesies yang secara morfologis serupa dan diperlakukan dengan tepat Mengingat risiko penyakit invasif yang kecil namun substansial dan potensi untuk menularkan infeksi ke orang lain WHO PAHO merekomendasikan untuk mengobati semua kasus terbukti E histolytica terlepas dari gejalanya 21 Di negara negara miskin sumber daya pendekatan standar tetapi kurang optimal adalah untuk mengobati semua pasien dengan kista dan trofozoit yang diidentifikasi pada pemeriksaan tinja tanpa pengujian tambahan untuk spesiasi Metode ini menghasilkan pengobatan yang berlebihan dan dapat mempercepat perkembangan resistensi obat pada E histolytica 22 Dengan demikian WHO PAHO merekomendasikan untuk menahan pengobatan dari pasien tanpa gejala ketika hanya diagnosis morfologis dengan pemeriksaan tinja yang tersedia yaitu E histolytica E dispar E moshkovskii kecuali ada alasan lain untuk mencurigai adanya infeksi E histolytica Bahkan jika pasien didiagnosis sebagai terinfeksi E histolytica E dispar E moshkovskii memiliki gejala penyebab penyakit lain seperti kolitis bakteri tidak boleh dikecualikan sampai pengujian lebih lanjut dilakukan 21 Profilaksis untuk infeksi E histolytica dengan amebisida tidak dianjurkan dalam keadaan apapun Obat obatan yang direkomendasikan untuk mengobati amebiasis yang dikonfirmasi bervariasi dengan manifestasi klinis Infeksi usus tanpa gejala dengan E histolytica harus diobati dengan amebisida luminal seperti paromomycin dan diloxanide furoate 23 Obat obat ini akan membasmi amoeba luminal dan mencegah invasi jaringan berikutnya dan penyebaran infeksi melalui kista Paromomycin lebih banyak tersedia di Amerika Serikat memiliki keuntungan karena tidak terserap di usus Kram perut dan mual adalah efek samping yang paling sering dilaporkan Selain itu diberikan pengobatan 10 hari dengan 30 mg kg per hari dibagi menjadi 3 dosis harian Beberapa merekomendasikan pemeriksaan tinja lanjutan untuk mengkonfirmasi pemberantasan kista Dibandingkan dengan infeksi tanpa gejala penyakit invasif usus dan ekstraintestinal adalah proses aerobik dan harus diobati dengan amebisida jaringan seperti 5 nitroimidazole misalnya metronidazol yang mudah diserap ke dalam aliran darah 21 Terapi utama untuk amebiasis simtomatik membutuhkan hidrasi dan penggunaan metronidazol dan atau tinidazol Kedua agen ini diberi dosis sebagai berikut Dosis metronidazol untuk orang dewasa adalah 500 mg per oral setiap 6 sampai 8 jam selama 7 sampai 14 hari Dosis dewasa Tinidazole adalah 2 g per oral setiap hari selama 3 hari Agen luminal seperti paromomycin dan diloxanide furoate juga digunakan Abses hati amuba dapat dikelola dengan aspirasi menggunakan panduan CT dalam kombinasi dengan metronidazol Pembedahan terkadang diperlukan untuk mengobati perdarahan gastrointestinal masif megakolon toksik perforasi kolon atau abses hati yang tidak dapat dilakukan drainase perkutan 24 25 26 27 Pencegahan suntingAmebiasis adalah infeksi parasit yang relatif umum Komponen penting dari perawatan adalah pengetahuan pasien Masyarakat harus mengetahui mengenai pentingnya menjaga kebersihan di tingkat individu yang baik sanitasi dan menghindari perilaku seks bebas yang bisa berisiko tinggi Kista E histolytica relatif tahan terhadap desinfeksi air dengan klorin maka anjuran untuk minum air matang atau air kemasan lsangat disarankan Semua makanan harus dicuci Jika gejala sakit perut kram dan diare berlanjut disegerakan datang ke penyedia layanan kesehatan 28 Referensi sunting Ryan KJ Ray CG editors 2004 Sherris Medical Microbiology edisi ke 4th ed McGraw Hill hlm 733 8 ISBN 0838585299 Pemeliharaan CS1 Teks tambahan authors list link Pemeliharaan CS1 Teks tambahan link a b Sutanto I Ismid I S Sungkar S 2011 Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Jakarta Dept Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hlm 107 17 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link a b Shirley DT Farr L Watanabe K Moonah S Juli 2018 A Review of the Global Burden New Diagnostics and Current Therapeutics for Amebiasis Open Forum Infectious Diseases 5 7 doi 10 1093 ofid ofy161 Periksa nilai tanggal di date bantuan Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Rawat Aadish Singh Parikshit Jyoti Anupam Kaushik Sanket Srivastava Vijay Kumar April 2020 Averting transmission A pivotal target to manage amoebiasis Chemical Biology amp Drug Design doi 10 1111 cbdd 13699 Periksa nilai tanggal di date bantuan Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link a b Yulia Hemma 2006 Protozoa Intestinalis PDF USU Repository c Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b T P Aliyanda Martha M Tri Dewi Widyasari Asti Fitri Azhari Fadil dan Senja Faiza Agustus 2018 Amebiasis LAB Sistematika Hewan Sub Parasitologi Fakultas Biologi UGM Diakses tanggal 25 Juni 2021 Periksa nilai tanggal di date bantuan Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link a b c Entamoeba histolytica Infection Center for Disease Control amp Prevention Juli 2015 Diakses tanggal 15 Juni 2021 Periksa nilai tanggal di date bantuan Anderson Cindy 2010 Pathogenic Properties Virulence Factors of Some Common Pathogens PDF Mt San Antonio Collage Diakses tanggal 27 Juni 2021 Moonah SN Jiang NM Petri WA Jr 2013 Host Immune Response to Intestinal Amebiasis PLoS Pathog 9 8 e1003489 doi 10 1371 journal ppat 1003489 PMC 3749964 nbsp PMID 23990778 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Pemeliharaan CS1 Format PMC link a b c Nisrina Luthfiyani Shofa Amebiasis ALOMEDIKA Khusus untuk Dokter Diakses tanggal 15 Juni 2021 Ryan KJ Ray CG eds 2004 Sherris Medical Microbiology 4th ed McGraw Hill hlm 733 ISBN 978 0 8385 8529 0 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Periksa nilai tanggal di date bantuan Gunther J Shafir S Bristow B Sorvillo F 2011 Amebiasis Related Mortality among United States Residents 1990 2007 Am J Trop Med Hyg 85 6 1038 1040 doi 10 4269 ajtmh 2011 11 0288 PMC 3225148 nbsp PMID 22144440 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Pemeliharaan CS1 Format PMC link Purnomo B Hegar B 2011 Intestinal amebiasis in children with bloody diarrhea PDF The Indonesian Journal of Gastroenterology Hepatology and Digestive Endoscopy 12 2 104 108 Escola Verge L Arando M Vall M Rovira R Espasa M Sulleiro E et al 2017 Outbreak of intestinal amoebiasis among men who have sex with men Barcelona Spain October 2016 and January 2017 Euro Surveill 22 30 30581 doi 10 2807 1560 7917 ES 2017 22 30 30581 PMC 5553055 nbsp PMID 28797327 Pemeliharaan CS1 Penggunaan et al yang eksplisit link Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Pemeliharaan CS1 Format PMC link Stark D van Hal SJ Matthews G Harkness J Marriott D 2008 Invasive Amebiasis in Men Who Have Sex with Men Australia Emerg Infect Dis 14 7 1141 1143 doi 10 3201 eid1407 080017 PMC 2600324 nbsp PMID 18598643 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Pemeliharaan CS1 Format PMC link James R Barratt J Marriott D Harkness J Stark D 2010 Seroprevalence of Entamoeba histolytica Infection among Men Who Have Sex with Men in Sydney Australia Am J Trop Med Hyg 83 4 914 916 doi 10 4269 ajtmh 2010 10 0231 PMC 2946768 nbsp PMID 20889891 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Pemeliharaan CS1 Format PMC link Ringel E 2012 Buku Saku Hitam Kedokteran Paru Alihbahasa dr Elfiawati Resipirologi Respiratory Medicine Jakarta Kedokteran EGC Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Salah S Hadi A Magdi B Ameer S amp Gunnar S 2015 Prevalence of Protozoa Species in Drinking and Environment Water Source in Sudan Biomed Res Int doi 10 1155 2015 345619 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Pritt BS Clark CG Amebiasis Mayo Clin Proc 83 10 1154 1160 Ximenez C Moran P Rojas L et al 2011 Novelties on amoebiasis a neglected tropical disease J Glob Infect Dis 3 2 166 174 doi 10 4103 0974 777X 81695 PMC 3125031 nbsp PMID 21731305 Pemeliharaan CS1 Penggunaan et al yang eksplisit link Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Pemeliharaan CS1 Format PMC link a b c WHO PAHO UNESCO 1997 Report a consultation with experts on Amoebiasis Mexico City Mexico 28 29 January 1997 Epidemiol Bull 18 1 13 14 Fotedar R Stark D Beebe N Marriott D Ellis J dan Harkness J 2007 Laboratory diagnostic techniques for Entamoeba species Clin Microbiol Rev 20 3 511 532 doi 10 1128 CMR 00004 07 PMC 1932757 nbsp PMID 17630338 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Pemeliharaan CS1 Format PMC link Gill GV Beeching NJ 2014 Tropical Medicine 5th ed Oxford UK Blackwell Publishing hlm 153 159 ISBN 9780323417426 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Chacin Bonilla L 2013 An update on amebiasis Rev Med Chil 141 5 609 615 doi 10 4067 S0034 98872013000500009 PMID 24089276 Gonzalez Alcaide G Peris J Ramos JM 2017 Areas of research and clinical approaches to the study of liver abscess World J Gastroenterol 23 2 357 365 doi 10 3748 wjg v23 i2 357 PMC 5236515 nbsp PMID 28127209 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Pemeliharaan CS1 Format PMC link Burchard GD 2014 Treatment of diseases acquired abroad Internist Berl 55 9 1100 1012 doi 10 1007 s00108 014 3546 2 PMID 25070614 Zulfiqar Hassam Mathew George Horrall Shawn Maret 2021 Amebiasis NCBI Diakses tanggal 25 Juni 2021 Periksa nilai tanggal di date bantuan Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Anwar A Khan NA dan Siddiqui R 2018 Combating Acanthamoeba spp cysts what are the options Parasit Vectors Affiliations 11 1 26 doi 10 1186 s13071 017 2572 z PMC 5759203 nbsp PMID 29316961 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Pemeliharaan CS1 Format PMC link Pranala luar suntingCDC DPDx Parasitology Diagnostic Web Site Diarsipkan 2013 07 10 di Wayback Machine LSHTM Entamoeba Homepage Diarsipkan 2009 05 17 di Wayback Machine Pathema Entamoeba Resource Diarsipkan 2008 04 27 di Wayback Machine Public domain Entamoeba histolytica article Diarsipkan 2009 01 17 di Wayback Machine from the Bad Bug Book from which the original version of this article was adapted nbsp Artikel bertopik biologi ini adalah sebuah rintisan Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya lbs Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Entamoeba histolytica amp oldid 24994351