www.wikidata.id-id.nina.az
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo biasa disingkat menjadi BBWS Bengawan Solo atau BBWSBS adalah unit pelaksana teknis dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang bertugas mengelola sumber daya air di Wilayah Sungai WS Bengawan Solo Hingga akhir tahun 2021 organisasi ini berkantor pusat di Pabelan Sukoharjo Jawa Tengah dan mempekerjakan 406 orang 1 Tugas organisasi ini meliputi penyusunan program pelaksanaan konstruksi operasi dan pemeliharaan dalam rangka konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air pada sungai pantai bendungan danau situ embung dan tampungan air lainnya irigasi rawa tambak air tanah air baku serta pengelolaan drainase utama perkotaan di WS Bengawan Solo 2 Daftar isi 1 Sejarah 1 1 Pra Indonesia merdeka 1 2 Pasca Indonesia merdeka 2 Kelolaan 2 1 Daerah irigasi 2 2 Bendungan 3 Lihat pula 4 ReferensiSejarah suntingPra Indonesia merdeka sunting Organisasi ini memulai sejarahnya pada tahun 1893 saat pemerintah Hindia Belanda menyetujui Solo Vallei Werken untuk mengembangkan saluran irigasi bagi lahan pertanian seluas 100 000 hektar di lembah Bengawan Solo dan mengeringkan rawa Bengawan Jero dengan total anggaran sebesar 19 juta gulden Air untuk saluran irigasi tersebut rencananya diperoleh dengan cara membangun bendung di dekat Cepu Namun berdasarkan perencanaan yang kemudian dibuat Departemen Pekerjaan Umum lalu menyimpulkan bahwa anggaran yang diperlukan untuk proyek tersebut akan lebih dari 19 juta gulden 3 Pemerintah Hindia Belanda kemudian membentuk Solo Vallei Commissie untuk memverifikasi pekerjaan yang akan dikerjakan dalam proyek tersebut Setelah melakukan penelitian komisi tersebut menyimpulkan bahwa anggaran yang diperlukan untuk proyek tersebut mencapai 38 juta gulden dengan 27 5 juta gulden di antaranya untuk pembangunan saluran irigasi sementara sisanya untuk perbaikan drainase Walaupun anggarannya naik dua kali lipat komisi tersebut menyarankan agar proyek tersebut tetap dilanjutkan karena besarnya manfaat yang dapat diperoleh dari proyek tersebut Walaupun begitu salah satu anggota dari komisi tersebut yakni Ir J E de Meiyer tidak setuju jika proyek tersebut dilanjutkan 3 Pemerintah Hindia Belanda kemudian memutuskan untuk menghentikan proyek tersebut Walaupun begitu atas desakan dari sejumlah pihak pemerintah Hindia Belanda juga meminta agar diadakan penyelidikan lebih lanjut untuk meneliti kemungkinan melanjutkan proyek tersebut Namun penyelidikan yang dilakukan hingga tahun 1905 tidak dapat menghasilkan hal yang positif sehingga makin mengarah pada pembatalan proyek tersebut 3 Setelah mengadakan penyelidikan menyeluruh pada tahun 1929 Ir D C W Snell lalu mengusulkan kepada Departemen Pekerjaan Umum untuk membatalkan proyek tersebut Sebagai gantinya Snell mengusulkan pembangunan sejumlah waduk untuk mengairi lahan pertanian di lembah Bengawan Solo Pemerintah Hindia Belanda ternyata setuju dengan usul tersebut dan kemudian memulainya dengan membangun Waduk Prijetan 3 Pasca Indonesia merdeka sunting Pada bulan Maret 1966 terjadi banjir besar di Surakarta dan sekitarnya yang menyebabkan 168 orang meninggal dan 370 000 orang lainnya mengungsi Debit air Bengawan Solo yang tercatat di Pos Debit Jurug saat itu mencapai 2 160 meter kubik per detik padahal Bengawan Solo hanya dapat menampung 600 800 meter kubik air per detik Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik kemudian membentuk organisasi ini dengan nama Badan Pelaksana Proyek Penanggulangan Bencana Alam Bengawan Solo untuk menanggulangi banjir tersebut 4 Pada tahun 1969 nama organisasi ini diubah menjadi Badan Pelaksana Proyek Serbaguna Bengawan Solo atau biasa disingkat menjadi Proyek Bengawan Solo PBS untuk mengembangkan sejumlah infrastruktur sumber daya air di wilayah Bengawan Solo secara bertahap Pada tahun 1977 nama organisasi ini kembali diubah menjadi Badan Pelaksana Proyek Pengembangan Wilayah Sungai Bengawan Solo Pada tahun 1990 status Proyek Bengawan Solo ditingkatkan menjadi Proyek Induk Bengawan Solo karena membawahi lebih dari satu proyek yakni Proyek Bengawan Solo Hulu Proyek Kali Madiun dan Proyek Bengawan Solo Hilir Pada tahun 1994 proyek yang dibawahi oleh organisasi ini diubah menjadi 4 Proyek Pengembangan dan Konservasi Sumber Air Bengawan Solo dengan kantor pusat di Surakarta Proyek Pengelolaan Sumber Air dan Pengendalian Banjir Bengawan Solo dengan kantor pusat di Madiun Proyek Penyediaan Air Baku Bengawan Solo dengan kantor pusat di Bojonegoro Proyek Irigasi Bengawan Solo dengan kantor pusat di Surakarta Pasca diterapkannya otonomi daerah di Indonesia pada tahun 2006 nama organisasi ini diubah menjadi seperti sekarang 5 nbsp Peta Wilayah Sungai Bengawan SoloKelolaan suntingSalah satu tugas dari organisasi ini adalah mengelola bendungan dan daerah irigasi di WS Bengawan Solo yang menjadi kewenangan pemerintah pusat Daerah irigasi yang menjadi kewenangan pemerintah pusat antara lain adalah daerah irigasi dengan luas baku minimal 3 000 hektar dan daerah irigasi lintas provinsi Daerah irigasi sunting Daerah irigasi di WS Bengawan Solo yang menjadi kewenangan pemerintah pusat meliputi 1 Daerah Irigasi Colo 25 056 hektar Daerah Irigasi Pacal 16 688 hektar Daerah Irigasi Saluran Induk Madiun 10 860 hektar Daerah Irigasi Gondang 10 588 hektar Daerah Irigasi Bengawan Jero 8 230 hektar Daerah Irigasi Asin Bawah 6 741 hektar Daerah Irigasi Jejeruk 5 064 hektar Daerah Irigasi Beron 4 964 hektar Daerah Irigasi Prijetan 4 513 hektar Daerah Irigasi Pondok 3 450 hektar Daerah Irigasi Sungkur 3 065 hektar Daerah Irigasi Semen Krinjo 929 hektar Operasional dan pemeliharaan semua daerah irigasi di atas diperbantukan kepada pemerintah provinsi setempat kecuali Daerah Irigasi Colo dan Daerah Irigasi Semen Krinjo yang operasional dan pemeliharaannya dilakukan oleh organisasi ini 6 Walaupun begitu perbaikan terhadap semua daerah irigasi di atas tetap dilakukan oleh organisasi ini Bendungan sunting Bendungan yang ada di WS Bengawan Solo meliputi 1 Bendungan Gongseng Bendungan Bendo Bendungan Tukul Bendungan Pidekso Bendungan Gondang Lamongan Bendungan Ngebel Bendungan Gajah Mungkur Bendungan Gondang Karanganyar Bendungan Prijetan Bendungan Pacal Bendungan Gonggang Bendungan Sangiran Bendungan Kedung Brubus Bendungan Pondok Bendungan Tlogo Pasir Bendungan Kedung Bendo Bendungan Saradan Bendungan Notopuro Bendungan Dawuhan Bendungan Mulur Bendungan Cengklik Bendungan Lalung Bendungan Delingan Bendungan Rowo Jombor Bendungan Gembong Bendungan Ketro Bendungan Gebyar Bendungan Blimbing Bendungan Kembangan Bendungan Brambang Bendungan Botok Bendungan Krisak Bendungan Kedunguling Bendungan Plumbon Bendungan Ngancar Bendungan Nawangan Bendungan Song Putri Bendungan Parangjoho Operasional dan pemeliharaan semua bendungan di atas dilakukan oleh organisasi ini kecuali Bendungan Gajah Mungkur yang operasional dan pemeliharaannya dilakukan oleh Jasa Tirta I 7 Walaupun begitu perbaikan terhadap semua bendungan di atas tetap dilakukan oleh organisasi ini Lihat pula suntingDaerah Aliran Sungai DAS Daftar Daerah Aliran Sungai DAS di IndonesiaReferensi sunting a b c Database Informasi Sumber Daya Air PDF BBWS Bengawan Solo 2021 Diakses tanggal 9 Februari 2023 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16 Tahun 2020 PDF Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Diakses tanggal 6 Juli 2023 a b c d Angoedi Abdullah 1984 Sejarah Irigasi di Indonesia Bandung Komite Nasional Indonesia untuk ICID a b Sinaro Radhi 2007 Menyimak Bendungan di Indonesia 1910 2006 dalam bahasa Indonesia Tangerang Selatan Bentara Adhi Cipta hlm 104 ISBN 978 979 3945 23 1 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 12 PRT M 2006 PDF Kementerian Pekerjaan Umum Diakses tanggal 1 Februari 2023 Tingkatkan Kapasitas SDM untuk Pelaksanaan dan Pengelolaan Irigasi TPOP BBWSBS BBWS Bengawan Solo 22 Oktober 2022 Diakses tanggal 9 Februari 2023 Prasarana Sumber Daya Air Jasa Tirta I Diakses tanggal 8 Februari 2023 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo amp oldid 25211229