Antiokhos IV Epifanes (memerintah tahun 175-164 SM), yang juga disebut Antiokhus Epifanes, merupakan seorang raja pada kekaisaran Seleukia. Ia adalah putra Antiokhos III yang sempat dijadikan sandera di kota Roma pada peristiwa perdamaian Aparnea. Pada tahun 177 SM ia dibebaskan dan posisinya digantikan oleh Demetrios I Soter, putra Seleukos IV. Antiokhos kemudian memilih untuk tinggal di Atena. Setelah Seleukos IV dibunuh akibat pengaruh dari Heliodoros, Antiokhos IV segera menjadi penguasa sesudah menyingkirkan Heliodoros terlebih dahulu.
Antiokhos IV Epifanes | |
---|---|
Patung dari Antiokhos IV di Museum Altes, Berlin. | |
Berkuasa | 175 SM – 164 SM |
Pendahulu | Seleukos IV Philopator |
Penerus | Antiokhos V Eupator |
Ayah | Antiokhos III yang Agung |
Ibu | Laodike III |
Pasangan | Laodike IV |
Anak | Antiokhos V Eupator Laodike VI Alexander Balas (tidak resmi) Antiokhis kemungkinan Laodike (istri Mithridates III dari Pontus) |
Pemerintahan sunting
Hal yang ditakutkan oleh Anthiokhos IV Epifanes adalah pecahnya kerajaan. Oleh sebab itu, ia giat melakukan upaya helenisasi supaya kesatuan kerajaannya tetap terjamin. Helenisasi yang dilakukannya sangat berpengaruh besar terutama bagi kehidupan masyarakat dan budaya orang-orang Yahudi. Apalagi dalam helenisasi, orang-orang diminta ikut berpartisipasi dalam upacara persembahan korban bagi dewa-dewa.
Akibat ulahnya sendiri yang dianggap keterlaluan, mulailah muncul pemberontakan dalam kota. Antiokhos menjadi sangat marah dan bertekad memberi pelajaran kepada orang-orang yang menentangnya terutama orang-orang Yahudi. Ia mengeluarkan sebuah larangan bagi orang-orang Yahudi menjalankan hukum-hukum dan adat-istiadat mereka. Berbagai praktik ibadah orang Yahudi tidak boleh dilakukan dan setiap pelanggarnya akan menerima hukuman mati. Puncak dari tindakan Antiokhos ini adalah saat ia menempatkan altar dewa Zeus Olympus di atas altar Bait Allah dan meletakkan daging babi untuk dipersembahkan sebagai sesajen pada tanggal 25 Kislew 168 SM, yang menyulut pemberontakan Yudas Makabe untuk menyucikan kembali Bait Allah serta dimulainya hari raya Hanukkah sejak tanggal 25 Kislew 165 SM.
Kematian sunting
Antiokhus IV meninggal pada tahun 164 SM (tahun ke-149 kekaisaran Seleukia) setelah mendengar kabar kekalahan pasukannya di Persia dan Yudea. Flavius Yosefus mencatat dalam bukunya "Sejarah Kuno Orang Yahudi" sebagai berikut:
Referensi sunting
- ^ {id} H.Jagersma. 2003. Dari Aleksander Agung sampai Bar Kokhba:Sejarah Israel dari 330 SM-135 M). Jakarta:BPK Gunung Mulia. hlm. 59.
- ^ {id} D.S Russell. 2007 Penyingkapan Ilahi. Jakarta:BPK Gunung Mulia. hlm. 34.
- Flavius Yosefus. Antiquitates Iudaicae XII, 9.1.
- Flavius Yosefus. Antiquitates Iudaicae XII, 9.2.
Lihat pula sunting
Pranala luar sunting
- Antiochus IV Ephiphanes entry in historical sourcebook by Mahlon H. Smith
- Jewish Encyclopedia: Antiochus IV Epiphanes
- Antiochus IV Epiphanes at livius.org
Antiokhos IV Epifanes Lahir: 215 BC Meninggal: 164 BC | ||
Didahului oleh: Seleukos IV Philopator | Raja Dinasti Seleukus 175–164 BC | Diteruskan oleh: Antiokhos V Eupator |