Syekh Haji Abdul Karim al-Banjari (lahir di Kandangan, Hulu Sungai Selatan) adalah seorang ulama asal Kalimantan Selatan yang kini menetap di Mekkah, Saudi Arabia dan menjadi pengajar di Masjidil Haram.
Riwayat sunting
Syekh Abdul Karim Al-Banjari lahir di Kandangan, Kalimantan Selatan tahun 1342 H.[butuh rujukan] Nama lengkapnya ialah Abdul Karim bin Muhammad Amin bin Abdul Rahman al-Makki al-Banjari.[butuh rujukan] Setiap ulama besar di Timur Tengah (Mekkah), selalu membawa nama besar tempat kelahirannya, termasuk Syekh Abdul Karim Al-Banjari.[butuh rujukan] Ia mendapat tempat istimewa dikalangan mukimin atau keturunan Banjar (al-Muwallad) di Makkah. Terbukti, mayoritas santri-santri yang mengantar dan ngaji di sekeliling ia adalah orang Kalimantan (Banjar).[butuh rujukan]
Sejak dini ia belajar Alquran dan menghafalnya atas bimbingan Ayahnya, Syekh Muhammad Amin.[butuh rujukan] Beberapa teks-teks (al-Mutun) dari berbagai ilmu agama dengan berbahasa Arab juga mampu dihafal dengan mudah. Di samping itu, ia belajar fikih, hadis, serta cabang-cabang ilmu agama lainnya.[butuh rujukan]
Tidak puas dengan apa yang diperoleh dari Ayahnya, ia kemudian bergabung dengan para ulama yang ada di daerahnya untuk menambah dan menyempurnakan ilmunya.[butuh rujukan] Ketika berusia 15 tahun, ia memulai perjalanan menuju kota suci Makkah untuk ibadah haji, sekaligus memperdalam ilmu agama di tempat mulia itu.[butuh rujukan] Setelah bermukim di Makkah, ia semakin rajin dan tekun, waktunya dihabiskan untuk belajar agama di beberapa ulama Nusantara dan mancanegara yang mengajar di Masjidil haram.[butuh rujukan]
Referensi sunting
- Kisah Ulama Indonesia yang Berpengaruh di Tanah Suci 2014-02-20 di Wayback Machine. - malangpost.com, Diakses 2 Februari 2014.