www.wikidata.id-id.nina.az
Jenderal Tomoyuki Yamashita 山下 奉文 Yamashita Tomoyuki 8 November 1885 23 Februari 1946 adalah seorang Jenderal Tentara Kekaisaran Jepang semasa Perang Dunia II Menjadi terkenal karena berhasil memimpin Pasukan Angkatan Darat ke 25 menuju kemenangan pada kampanye penaklukan Semenanjung Tanah Melayu dan Singapura Karena keberhasilan ini Yamashita menerima julukan Harimau Malaya Tomoyuki YamashitaJulukanHarimau MalayaPengabdianKekaisaran JepangDinas cabangAngkatan Darat Kekaisaran JepangLama dinas1905 1945PangkatJenderalKomandanIJA 4th Division IJA 25th Army IJA 1st Army IJA 14th Area ArmyPerang pertempuranPerang Tiongkok Jepang KeduaPerang Pasifik Daftar isi 1 Biografi 2 Karier amp Pertempuran 3 Eksekusi 4 Referensi 5 Pranala luarBiografi SuntingYamashita dilahirkan di sebuah perkampungan kecil bernama Osugi Mura di Pulau Shikoku pada 8 November 1885 Setelah lulus dari Sekolah Taruna pada tahun 1905 Yamashita mengikuti Akademi Militer Angkatan Darat Jepang Army War College Japan dari tahun 1913 hingga tahun 1916 Berturut turut dari tahun 1919 hingga 1922 Yamashita ditugaskan sebagai Atase Pertahanan di Berlin Jerman dan di Bern Swiss Karier amp Pertempuran SuntingKarena pengalaman dan wawasannya tentang wilayah Eropa terutama Jerman Yamashita juga menjadi dosen pada almamaternya Akademi Militer Angkatan Darat Setelah mendapat promosi menjadi letnan kolonel pada 1927 Yamashita ditugaskan menjadi Atase Militer Jepang di dua tempat di Eropa Yaitu di Wina Austria dan Budapest Hungaria selama sekitar dua tahun Setelah selesai bertugas sebagai atase militer di Eropa Yamashita dipromosikan menjadi kolonel dan menempati posisi sebagai Komandan Resimen ke 3 Angkatan Darat Jepang Dua tahun berselang pada 1932 ia ditugaskan pada Kementerian Perang Kekaisaran Jepang Imperial Japanese War Ministry sebagai Kepala Seksi Urusan Angkatan Darat pada Biro Urusan Kemiliteran Jabatan Kepala Seksi Riset Militer pada Biro Riset Kemiliteran di kementerian yang sama pun dapat ditempati oleh Yamashita tiga tahun kemudian Kariernya semakin bersinar dan mendapat promosi menjadi mayor jenderal pada 1936 Pada tahun yang sama terjadi puncak pergolakan di tubuh Angkatan Darat Jepang Di satu sisi faksi Kodoha Jalan Kekaisaran pimpinan seorang jenderal bintang empat Sadao Araki yang dikenal sebagai seorang pemikir di kalangan Angkatan Darat Jepang juga sebagai anggota Lembaga Penasehat Perang Tertinggi Jenderal Araki juga mendapat dukungan dari seniornya Jenderal Jinzaburo Masaki Sementara seterunya adalah faksi Toseiha pimpinan Jenderal Kazushige Uzaki yang didukung perwira tinggi seperti Letnan Jenderal Hajime Sugiyama dan Hideki Tojo Faksi Kodoha berhalauan ultranasionalis dan cenderung radikal sementara Toseiha dikenal lebih konservatif Pasca insiden 26 Februari 1936 yang dimotori pendukung Kodoha dan mengakibatkan tewasnya tiga pejabat tinggi maka Kaisar Hirohito segera memerintahkan Angkatan Darat dan Angkatan Laut Jepang untuk bersama sama menumpas para pemberontak Akhirnya 19 orang berhasil dieksekusi dan lebih dari 70 lainnya dipenjara Terdapat pula dua perwira yang menolak menyerah dan mereka memutuskan untuk melakukan seppuku Mayor Jenderal Yamashita luput dari hukuman namun dibuang ke Korea untuk memimpin Brigade Infanteri ke 40 Setahun berselang pangkatnya naik menjadi letnan jenderal dan ditugaskan menjadi pengamat masalah Korea Utara Dua tahun kemudian Mayor jenderal Yamashita bertugas sebagai Kepala Staf Angkatan Darat Jepang Wilayah Tiongkok Utara Jabatan Panglima Divisi ke 4 di Manchuria pun pernah dijabatnya dari 1939 1940 sekaligus memperoleh promosi menjadi letnan jenderal Dekatnya hubungan militer antara Jepang dengan Jerman dan Italia pada awal Perang Dunia II membuat Letnan Jenderal Yamashita ditugaskan dalam delegasi militer untuk berkunjung ke Berlin dan Roma pada awal 1941 Ketika berkobar pertempuran di Front Pasifik maka Letnan Jenderal Yamashita dipromosikan untuk memimpin Tentara Angkatan Darat Jepang ke 25 25th Imperial Japanese Army Pasukan ini bertugas untuk merebut Semenanjung Malaya dari pasukan Inggris dan sekutunya Secara keseluruhan Jepang mengerahkan 70 000 personel sementara lawan mereka berkekuatan dua kali lipat lebih besar Yamashita kemudian menyusun strategi untuk melakukan invasi dari tiga titik di bagian utara pantai timur Semenanjung Malaya Dua titik pendaratan berada di wilayah Thailand Selatan yaitu Singora sekarang Songkhla dan Pattani sementara satu titik lagi adalah Kota Bharu Pasukan yang mendarat di Singora dan Pattani adalah elemen dari Divisi Infanteri ke 5 dan ke 18 Angkatan Darat Jepang dan didukung Divisi Pengawal Kekaisaran Imperial Guard Division serta empat resimen tank dengan dilengkapi tank tipe M 95 dan M 97 dalam Grup Lapis Baja Tank ke 3 yang bergerak dari Thailand Selanjutnya mereka diperintahkan bergerak ke selatan menyusuri pantai barat Semenanjung Malaya sementara pasukan yang mendarat di Kota Bharu akan bergerak menyusuri pantai timur Invasi serentak ini berlangsung hanya 70 menit sebelum serangan Jepang terhadap Pearl Harbor Sehari sebelumnya pada 7 Desember 1941 sebuah pesawat Catalina milik Angkatan Udara Inggris ditembak jatuh oleh pesawat Jepang ketika sedang melakukan tugas pengintaian terhadap aktivitas Angkatan Laut Jepang yang dicurigai mempersiapkan suatu operasi Invasi besar besaran untuk merebut Kota Bharu menggunakan tiga kapal angkut personel masing masing Awajisan Maru Ayatosan Maru dan Sakura Maru yang mengangkut lebih dari 5 000 personel Angkatan Darat Jepang dari Divisi Infanteri ke 18 di bawah pimpinan Mayor Jenderal Hiroshi Takumi yang berada di kapal Awajisan Maru Kapal kapal ini dikawal oleh gugus tugas Angkatan Laut Jepang dengan pimpinan Laksamana Shintaro Hashimoto yang terdiri dari satu kapal penjelajah ringan Sendai empat buah kapal perusak Ayanami Isonami Shikinami dan Uranami dua buah kapal penyapu ranjau dan satu kapal jenis sub chaser Kebanyakan dari personel Angkatan Darat tadi adalah veteran yang terlatih bertempur di medan pegunungan hutan sungai dan pantai Pasukan Inggris yang bertugas menjaga Kota Bharu adalah Brigade Infanteri India ke 8 pimpinan Brigadir Jenderal A W Key yang didukung oleh Baterai Artileri ke 21 pimpinan Mayor J B Soper dengan kekuatan empat buah howitzer kaliber 3 7 inci Wilayah pantai dijaga satu batalyon Dogra yang membuat kubu kubu pertahanan dengan dilengkapi senapan mesin serta menanam ranjau dan memasang kawat berduri di sekitar pantai Batalyon ini juga didukung Baterai Artileri Medan ke 73 Invasi diawali dengan bombardir artileri dari kapal kapal Angkatan Laut Jepang terhadap pantai Setelah itu baru pasukan infanteri mulai bergerak ke darat Pasukan Inggris mulai menembak setelah pasukan infanteri Jepang memasuki garis pantai termasuk menggempur dengan senapan mesin dan artileri Namun karena jumlah kekuatan yang tidak seimbang pertahanan Pasukan Inggris pun dapat didobrak Superioritas kekuatan udara juga dimiliki Jepang yang mengerahkan lebih dari 500 sementara pesawat lawan hanya berjumlah 150 an Walaupun begitu pesawat pesawat Hudson dari Skadron 1 Angkatan Udara Inggris yang berpangkalan di Kota Bharu berhasil menyerang kapal Angkatan Laut Jepang dan menenggelamkan kapal Awajisan Maru Pasukan Jepang akhirnya dapat menguasai Kota Bharu pada 9 Desember 1941 sementara Pasukan Inggris dipaksa mundur ke selatan Di laut sebenarnya Angkatan Laut Inggris telah menyiagakan Force Z pimpinan Laksamana Tom Philips yaitu kapal HMS Prince of Wales HMS Repulse plus empat kapal perusak Namun mereka tetap tidak bisa membendung kekuatan Pasukan Jepang bahkan HMS Prince of Wales dapat ditenggelamkan oleh pesawat pembom Jepang pada 10 Desember 1941 Gerakan Pasukan Jepang terus menerobos pertahanan Pasukan Inggris ke arah Singapura hal ini didukung logistik yang memadai persenjataan dan perlengkapan berupa sepeda bagi personel infanteri sehingga dapat bergerak lebih cepat dan lincah di medan tempur Sedangkan untuk kendaraan lapis baja Pasukan Jepang mengandalkan tank ringan tipe 95 dan tipe 97 yang dilengkapi meriam kaliber 37 mm Pada 14 Januari 1942 Pasukan Jepang yang bergerak dari Singora Pattani dan Kota Bharu bersatu menginjakkan kakinya di wilayah Johor Mereka mendapat perlawanan sengit dari Divisi Australia ke 8 pimpinan Mayor Jenderal Gordon Bennett Melihat pasukannya semakin terdesak Panglima Tentara Inggris Malaya Letnan Jenderal Arthur Percival meminta izin kepada Panglima ABDACOM Jenderal Archibald Wavell untuk mengevakuasi pasukannya menyeberangi Selat Johor untuk mundur ke Singapura Evakuasi dilakukan pada 27 Januari empat hari kemudian akhirnya Kota Johor berhasil dikuasai Jepang Semenanjung Malaya berhasil direbut Pasukan Jepang Atas keberhasilan tadi bukan berarti invasi Pasukan Jepang berhenti mereka terus merangsek untuk menduduki Singapura Letnan Jenderal Yamashita memimpin 30 000 prajuritnya yang terdiri dari tiga divisi masing masing Divisi Pengawal Kekaisaran pimpinan Letnan Jenderal Takuma Nishimura Divisi Infanteri ke 5 dan ke 18 Angkatan Darat Jepang yang dipimpin Letnan Jenderal Takuro Matsui dan Letnan Jenderal Renya Mutaguchi Gempuran artileri dan serangan udara dilakukan mulai 3 Februari 1942 empat hari kemudian barulah dilakukan pendaratan di Pantai Sarimbun Disini mereka menghadapi perlawanan Brigade Australia ke 22 pimpinan Brigadir Jenderal Harold Taylor Wilayah Bukit Timah yang merupakan gudang amunisi bahan bakar dan pusat air bersih bagi Pasukan Sekutu berhasil diduduki oleh Pasukan Jepang pada 11 Februari Pada 15 Februari pagi hari Letnan Jenderal Arthur Percival berkoordinasi dengan perwira perwiranya mereka membahas langkah selanjutnya apakah melakukan serangan balasan untuk merebut Bukit Timah atau menyerah kepada Pasukan Jepang Mengingat kekuatan dan dukungan tidak memadai untuk melakukan serangan balasan tersebut maka akhirnya Letnan Jenderal Percival memutuskan untuk menyerah secara resmi pukul 5 sore Penyerahan ini menjadi yang terbesar dalam sejarah sebanyak 130 000 prajurit Sekutu menjadi tawanan Pasukan Jepang Keberhasilan tersebut jelas menjadi satu prestasi bagi Letnan Jenderal Yamashita Julukan The Tiger of Malaya diperolehnya karena prestasi ini Selanjutnya pada Juli 1942 Letnan Jenderal Yamashita ditugaskan ke Botenko Manchuria untuk memimpin Tentara Darat Wilayah 1 Perpindahan Yamashita ditengarai terkait rivalitasnya yang dimulai sejak perseteruan dua faksi dalam Angkatan Darat Jepang dengan Hideki Tojo yang kala itu menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang Di Manchuria barulah Yamashita memperoleh promosi menjadi jenderal bintang empat Ketika situasi perang berbalik menjadi tidak menguntungkan bagi Jepang maka Jenderal Yamashita ditugaskan memimpin Tentara Darat Wilayah 14 untuk mempertahankan Filipina dari gempuran Pasukan Amerika Serikat Jenderal Yamashita tiba di markasnya di Manila pada 10 Oktober 1944 sepuluh hari kemudian Pasukan Amerika Serikat yang dipimpin Jenderal MacArthur mendarat di Leyte Selanjutnya Pasukan Amerika Serikat mendarat di Teluk Lingayen Luzon pada 9 Januari 1945 Hal ini semakin mempersempit ruang gerak Pasukan Jepang Guna mengantisipasi gempuran pasukan Amerika Serikat selanjutnya Jepang kemudian mengerahkan bantuan dari Korea dan Manchuria Sebanyak 262 000 prajurit dikendalikan Jenderal Yamashita dalam tiga grup pertahanan Satu hal keunggulan Pasukan Amerika Serikat adalah superioritas kekuatan udara yang digunakan untuk mengisolasi Jenderal Yamashita dan pasukannya Akibatnya Jenderal Yamashita terpaksa mundur dari Manila menuju pegunungan di bagian utara Luzon Manila berhasil direbut Pasukan Amerika Serikat pada 3 Maret 1945 Eksekusi SuntingJenderal Yamashita baru resmi menyerah kepada Pasukan Amerika Serikat di Keangan Luzon pada 2 September 1945 Kemudian pengadilan militer Amerika Serikat di Manila menyidangkan Jenderal Yamashita atas tuduhan kejahatan perang berupa pembantaian brutal oleh Pasukan Jepang di Manila yang terjadi pada awal Maret 1945 yang terkenal dengan sebutan Manila Massacre Proses persidangan ini berlangsung mulai dari 29 Oktober sampai 7 Desember 1945 Setelah diputus bersalah dan dijatuhi hukuman mati maka pada 23 Februari 1946 dilaksanakan hukuman gantung bagi Jenderal Yamashita di Kamp Tawanan Los Banos sebelah selatan Manila Referensi SuntingCAmerika SerikatE NO 21 TRIAngkatan Laut OF GENERAngkatan Laut TOMOYUKI YAMAmerika SerikatHITA UNITED STATES MILITARY COMMISSION MANILA 8TH OCTOBER 7TH DECEMBER 1945 AND THE SUPREME COURT OF THE UNITED STATES JUDGMENTS DELIVERED ON 4TH FEBRUARY 1946 Diarsipkan 2005 12 31 di Wayback Machine Source Law Reports of Trials of War Criminals Selected and Prepared by the United Nations War Crimes Commission Volume IV London HMSO 1948 Document compiled by Dr S D Stein Faculty of Humanities Languages and Social Sciences University of the West of England Reel A Frank The Case of General Yamashita The University of Chicago Press 1949 Saint Kenworthy Aubrey The Tiger of Malaya The story of General Tomoyuki Yamashita and Death March General Masaharu Homma Exposition Press 1951 Taylor Lawrence A Trial of Generals Icarus Press Inc 1981 Yoji Akashi General Yamashita Tomoyuki Commander of the 25th Army in Sixty Years On The Fall of Singapore Revisited Eastern Universities Press 2002 Pranala luar Sunting nbsp Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan Tomoyuki Yamashita nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai Tomoyuki Yamashita The Defense of General Yamashita Webarchive url https web archive org web 20080520235631 http www supremecourthistory org myweb 81journal guy81 htm date 2008 05 20 parah ideologinya pas PD 2 parah WW2DB Tomoyuki Yamashita with a private collection of photographs of Yamashita Last Words of the Tiger of Malaya General Yamashita Tomoyuki Diarsipkan 2011 05 15 di Wayback Machine Diarsipkan 2011 05 15 di Wayback Machine Diarsipkan 2011 05 15 di Wayback Machine Diarsipkan 2011 05 15 di Wayback Machine Diarsipkan 2011 05 15 di Wayback Machine Diarsipkan 2011 05 15 di Wayback Machine Diarsipkan 2011 05 15 di Wayback Machine Diarsipkan 2011 05 15 di Wayback Machine Diarsipkan 2011 05 15 di Wayback Machine Diarsipkan 2011 05 15 di Wayback Machine Diarsipkan 2011 05 15 di Wayback Machine Diarsipkan 2011 05 15 di Wayback Machine by Yuki Tanaka research professor at the Hiroshima Peace Institute Tanaka s commentary is followed by the full text of Yamashita s statement Laurie Barber The Yamashita War Crimes Trial Revisited from Issue 2 Volume 1 September 1998 The Electronic Journal of Military History within the History Department at the University of Waikato Hamilton New Zealand PersondataNama Yamashita TomoyukiNama alternatif 山下 奉文 Japanese Harimau dari Malaya julukan Deskripsi singkat Jenderal Jepang semasa PD 2Tanggal lahir 8 November 1885Tempat lahir Osugi village Kōchi prefecture Shikoku JapanTanggal kematian 23 Februari 1946Tempat kematian Los Banos Filipina Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Tomoyuki Yamashita amp oldid 24086667