www.wikidata.id-id.nina.az

Titihan Selandia Baru Poliocephalus rufopectus juga dikenal sebagai dabchick Selandia Baru atau weweia adalah anggota ke

Titihan Selandia Baru

Titihan Selandia Baru ( Poliocephalus rufopectus ), juga dikenal sebagai dabchick Selandia Baru atau weweia, adalah anggota keluarga titihan yang endemik di Selandia Baru .

Titihan Selandia Baru
Poliocephalus rufopectus
Status konservasi
Risiko rendah
IUCN22696592
Taksonomi
KerajaanAnimalia
FilumChordata
KelasAves
OrdoPodicipediformes
FamiliPodicipedidae
GenusPoliocephalus
SpesiesPoliocephalus rufopectus
(G. R. Gray, 1843)
Tata nama
ProtonimPodiceps rufopectus
Distribusi
EndemikSelandia Baru
  • l
  • b
  • s

Keterangan sunting

Titihan Selandia Baru memiliki bulu berwarna coklat tua, kepala kecil berwarna hitam dengan bulu perak halus, paruh runcing hitam dan mata kuning yang khas. Itu tumbuh menjadi sekitar 29 cm, dan beratnya sekitar 250 g. Individu yang tidak berkembang biak mempunyai bulu yang lebih pucat dan betina cenderung lebih ringan, lebih kecil, dan paruh sedikit lebih pendek dibandingkan jantan.

Distribusi dan habitat sunting

Spesies titihan ini sebagian besar mendiami danau air tawar dangkal, kolam, dan saluran masuk terlindung. Saat ini ditemukan terutama di Pulau Utara, yang tersebar dengan baik di danau pesisir pantai Barat dari Tanjung Utara hingga Pukekohe dan dari Taranaki hingga Paraparaumu, serta di kolam Dataran Tinggi Vulkanik, Gisborne, Teluk Hawkes, dan Teluk Wairarapa. Sebelumnya spesies ini juga terdapat di danau-danau dataran rendah Pulau Selatan, namun mengalami penurunan drastis, karena alasan yang tidak diketahui, pada abad ke-19 - rekor perkembangbiakan reguler terakhir di Pulau Selatan terjadi pada tahun 1941. Pada tahun 2012, sepasang burung ini dibiakkan di dekat Takaka untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Perilaku sunting

Burung penyelam air tawar ini biasanya hanya terbang pada malam hari, sedangkan pada siang hari selalu ditemukan di air, berenang di permukaan dan sering menyelam untuk mencari makan. Oleh karena itu, jika mereka berada dalam bahaya atau mendapat gangguan di siang hari, mereka tidak melarikan diri dengan terbang, melainkan berenang atau menyelam. Selama musim gugur dan musim dingin, mereka ditemukan berkelompok, sedangkan selama musim kawin mereka kebanyakan terlihat berpasangan monogami . Mereka menunjukkan perilaku teritorial yang agresif terhadap penyusup dan spesies yang diam ini memberikan panggilan singkat sepanjang musim kawin dan ketika dalam bahaya.

Pola makan sunting

Titihan dewasa dengan serangga

Makanan mereka sebagian besar terdiri dari serangga air dan larvanya, serta moluska kecil seperti siput air tawar. Mangsa yang lebih besar seperti ikan dan udang karang air tawar terkadang juga dimakan. Oleh karena itu, paruh mereka, yang pendek dan runcing, disesuaikan dengan pola makan mereka yang sebagian besar adalah invertebrata. Mereka menangkap mangsanya saat menyelam dan mencari makan di bawah air atau mengambilnya dari permukaan air.

Pembiakan sunting

Dewasa dengan anak muda
Dewasa dan anaknya di Queen Elizabeth Park, Distrik Pantai Kāpiti

Musim kawin adalah dari bulan Juni hingga Maret. Rata-rata 2-3 butir telur diletakkan dan diinkubasi selama 22–23 hari oleh betina dan jantan, dalam satu sarang. Sarangnya sebagian besar terbuat dari tumbuhan di sekitarnya, termasuk bahan tanaman terapung. Anak titihan Selandia Baru yang menetas bersifat prekosial, meskipun tidak dapat terbang selama beberapa minggu pertama, mereka dapat berenang dan menyelam. Kedua induknya membantu membesarkan dan memberi makan anak-anaknya hingga 70 hari setelah menetas. Sampai bulu dewasa berkembang, anak ayam mempunyai tanda garis-garis tidak beraturan di kepala dan leher serta paruh berwarna hitam.

Konservasi sunting

Spesies ini endemik di Selandia Baru dan saat ini hanya ditemukan di Pulau Utara. Pada tahun 1994, IUCN mengklasifikasikan burung titihan Selandia Baru sebagai Terancam Punah, namun karena tindakan konservasi termasuk pengelolaan habitat, populasinya baru-baru ini meningkat menjadi sekitar 1.900-2.000 burung dan diklasifikasikan ulang menjadi Hampir Terancam pada tahun 2016, dan menjadi paling tidak memprihatinkan pada tahun 2022. Aktivitas manusia saat ini mempunyai manfaat bersih karena habitat buatan, termasuk bendungan pertanian dan kolam yang dibentuk untuk persediaan air, meningkatkan wilayah pemukiman bagi titihan. Jadi, meski populasinya masih cukup sedikit diperkirakan tidak akan mengalami penurunan lagi.

Referensi sunting

  1. BirdLife International (2022). "Poliocephalus rufopectus". 2022: e.T22696592A209544697. Diakses tanggal 26 July 2022. 
  2. ^ Robertson, Hugh; Heather, Barrie (1999). The Hand Guide to the Birds of New Zealand. Penguin. 
  3. "New Zealand dabchick". New Zealand Birds Online. Diakses tanggal 12 April 2017. 
  4. Barrie Heather and Hugh Robertson, "The Field Guide to the Birds of New Zealand (revised edition)", Viking, 2005
  5. Marchant, S.; Higgins, P.J. (Eds.) (1990). Handbook of Australian, New Zealand & Antarctic Birds. Volume 1, Ratites to ducks; Part A, Ratites to petrels. Melbourne: Oxford University Press. hlm. 107. 
  6. "New Zealand dabchick". New Zealand Birds Online. Diakses tanggal 12 April 2017. 
  7. Robertson, Hugh; Heather, Barrie (1999). The Hand Guide to the Birds of New Zealand. Penguin. 
  8. ^ Barrie Heather and Hugh Robertson, "The Field Guide to the Birds of New Zealand (revised edition)", Viking, 2005
  9. commoncopper (April 2022). "New Zealand Dabchick (Poliocephalus rufopectus)". iNaturalist NZ (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-22. 
  10. Andrew Crowe, "Which New Zealand Bird?", Penguin, 2001
  11. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama iucn status 13 November 20212
  12. Robertson, Hugh; Heather, Barrie (1999). The Hand Guide to the Birds of New Zealand. Penguin. 
  13. ^ "New Zealand dabchick". New Zealand Birds Online. Diakses tanggal 12 April 2017. 
  14. Chambers, S. (2009). Birds of New Zealand - Locality Guide (edisi ke-3rd). Orewa, New Zealand: Arun Books. 
  15. Andrew Crowe, "Which New Zealand Bird?", Penguin, 2001
  16. Barrie Heather and Hugh Robertson, "The Field Guide to the Birds of New Zealand (revised edition)", Viking, 2005
  17. Robertson, Hugh; Heather, Barrie (1999). The Hand Guide to the Birds of New Zealand. Penguin. 
  18. "New Zealand dabchick". New Zealand Birds Online. Diakses tanggal 12 April 2017. 
  19. Robertson, Hugh; Heather, Barrie (1999). The Hand Guide to the Birds of New Zealand. Penguin. 
  20. "New Zealand dabchick". New Zealand Birds Online. Diakses tanggal 12 April 2017. 
  21. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama iucn status 13 November 20213
  22. Robertson, Hugh; Heather, Barrie (1999). The Hand Guide to the Birds of New Zealand. Penguin. 
  23. "New Zealand dabchick". New Zealand Birds Online. Diakses tanggal 12 April 2017. 
  24. "New Zealand Grebe (Poliocephalus rufopectus) - BirdLife species factsheet". datazone.birdlife.org. Diakses tanggal 12 April 2017. 
wikipedia, wiki, buku, buku, perpustakaan, artikel, baca, unduh, gratis, unduh gratis, mp3, video, mp4, 3gp, jpg, jpeg, gif, png, gambar, musik, lagu, film, buku, permainan, permainan.
Tanggal penerbitan:
Titihan Selandia Baru Poliocephalus rufopectus juga dikenal sebagai dabchick Selandia Baru atau weweia adalah anggota keluarga titihan yang endemik di Selandia Baru Titihan Selandia BaruPoliocephalus rufopectusStatus konservasiRisiko rendahIUCN22696592TaksonomiKerajaanAnimaliaFilumChordataKelasAvesOrdoPodicipediformesFamiliPodicipedidaeGenusPoliocephalusSpesiesPoliocephalus rufopectus G R Gray 1843 Tata namaProtonimPodiceps rufopectusDistribusiEndemikSelandia Barulbs Daftar isi 1 Keterangan 2 Distribusi dan habitat 3 Perilaku 4 Pola makan 5 Pembiakan 6 Konservasi 7 ReferensiKeterangan suntingTitihan Selandia Baru memiliki bulu berwarna coklat tua kepala kecil berwarna hitam dengan bulu perak halus paruh runcing hitam dan mata kuning yang khas 2 3 Itu tumbuh menjadi sekitar 29 cm dan beratnya sekitar 250 g 4 Individu yang tidak berkembang biak mempunyai bulu yang lebih pucat dan betina cenderung lebih ringan lebih kecil dan paruh sedikit lebih pendek dibandingkan jantan 2 5 Distribusi dan habitat suntingSpesies titihan ini sebagian besar mendiami danau air tawar dangkal kolam dan saluran masuk terlindung 6 Saat ini ditemukan terutama di Pulau Utara yang tersebar dengan baik di danau pesisir pantai Barat dari Tanjung Utara hingga Pukekohe dan dari Taranaki hingga Paraparaumu serta di kolam Dataran Tinggi Vulkanik Gisborne Teluk Hawkes dan Teluk Wairarapa 7 8 9 Sebelumnya spesies ini juga terdapat di danau danau dataran rendah Pulau Selatan 10 namun mengalami penurunan drastis karena alasan yang tidak diketahui pada abad ke 19 rekor perkembangbiakan reguler terakhir di Pulau Selatan terjadi pada tahun 1941 8 Pada tahun 2012 sepasang burung ini dibiakkan di dekat Takaka untuk pertama kalinya dalam sejarah 11 Perilaku suntingBurung penyelam air tawar ini biasanya hanya terbang pada malam hari sedangkan pada siang hari selalu ditemukan di air berenang di permukaan dan sering menyelam untuk mencari makan Oleh karena itu jika mereka berada dalam bahaya atau mendapat gangguan di siang hari mereka tidak melarikan diri dengan terbang melainkan berenang atau menyelam Selama musim gugur dan musim dingin mereka ditemukan berkelompok sedangkan selama musim kawin mereka kebanyakan terlihat berpasangan monogami Mereka menunjukkan perilaku teritorial yang agresif terhadap penyusup 12 13 dan spesies yang diam ini memberikan panggilan singkat sepanjang musim kawin dan ketika dalam bahaya 13 14 Pola makan sunting nbsp Titihan dewasa dengan seranggaMakanan mereka sebagian besar terdiri dari serangga air dan larvanya serta moluska kecil seperti siput air tawar 15 Mangsa yang lebih besar seperti ikan dan udang karang air tawar terkadang juga dimakan 16 Oleh karena itu paruh mereka yang pendek dan runcing disesuaikan dengan pola makan mereka yang sebagian besar adalah invertebrata Mereka menangkap mangsanya saat menyelam dan mencari makan di bawah air atau mengambilnya dari permukaan air 17 18 Pembiakan sunting nbsp Dewasa dengan anak muda nbsp Dewasa dan anaknya di Queen Elizabeth Park Distrik Pantai KapitiMusim kawin adalah dari bulan Juni hingga Maret Rata rata 2 3 butir telur diletakkan dan diinkubasi selama 22 23 hari oleh betina dan jantan dalam satu sarang Sarangnya sebagian besar terbuat dari tumbuhan di sekitarnya termasuk bahan tanaman terapung Anak titihan Selandia Baru yang menetas bersifat prekosial meskipun tidak dapat terbang selama beberapa minggu pertama mereka dapat berenang dan menyelam 19 Kedua induknya membantu membesarkan dan memberi makan anak anaknya hingga 70 hari setelah menetas Sampai bulu dewasa berkembang anak ayam mempunyai tanda garis garis tidak beraturan di kepala dan leher serta paruh berwarna hitam 20 Konservasi suntingSpesies ini endemik di Selandia Baru dan saat ini hanya ditemukan di Pulau Utara Pada tahun 1994 IUCN mengklasifikasikan burung titihan Selandia Baru sebagai Terancam Punah namun karena tindakan konservasi termasuk pengelolaan habitat populasinya baru baru ini meningkat menjadi sekitar 1 900 2 000 burung dan diklasifikasikan ulang menjadi Hampir Terancam pada tahun 2016 dan menjadi paling tidak memprihatinkan pada tahun 2022 21 Aktivitas manusia saat ini mempunyai manfaat bersih karena habitat buatan termasuk bendungan pertanian dan kolam yang dibentuk untuk persediaan air meningkatkan wilayah pemukiman bagi titihan 22 23 Jadi meski populasinya masih cukup sedikit diperkirakan tidak akan mengalami penurunan lagi 24 Referensi sunting BirdLife International 2022 Poliocephalus rufopectus 2022 e T22696592A209544697 Diakses tanggal 26 July 2022 a b Robertson Hugh Heather Barrie 1999 The Hand Guide to the Birds of New Zealand Penguin New Zealand dabchick New Zealand Birds Online Diakses tanggal 12 April 2017 Barrie Heather and Hugh Robertson The Field Guide to the Birds of New Zealand revised edition Viking 2005 Marchant S Higgins P J Eds 1990 Handbook of Australian New Zealand amp Antarctic Birds Volume 1 Ratites to ducks Part A Ratites to petrels Melbourne Oxford University Press hlm 107 Pemeliharaan CS1 Teks tambahan authors list link New Zealand dabchick New Zealand Birds Online Diakses tanggal 12 April 2017 Robertson Hugh Heather Barrie 1999 The Hand Guide to the Birds of New Zealand Penguin a b Barrie Heather and Hugh Robertson The Field Guide to the Birds of New Zealand revised edition Viking 2005 commoncopper April 2022 New Zealand Dabchick Poliocephalus rufopectus iNaturalist NZ dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2022 04 22 Andrew Crowe Which New Zealand Bird Penguin 2001 Kesalahan pengutipan Tag lt ref gt tidak sah tidak ditemukan teks untuk ref bernama iucn status 13 November 20212 Robertson Hugh Heather Barrie 1999 The Hand Guide to the Birds of New Zealand Penguin a b New Zealand dabchick New Zealand Birds Online Diakses tanggal 12 April 2017 Chambers S 2009 Birds of New Zealand Locality Guide edisi ke 3rd Orewa New Zealand Arun Books Andrew Crowe Which New Zealand Bird Penguin 2001 Barrie Heather and Hugh Robertson The Field Guide to the Birds of New Zealand revised edition Viking 2005 Robertson Hugh Heather Barrie 1999 The Hand Guide to the Birds of New Zealand Penguin New Zealand dabchick New Zealand Birds Online Diakses tanggal 12 April 2017 Robertson Hugh Heather Barrie 1999 The Hand Guide to the Birds of New Zealand Penguin New Zealand dabchick New Zealand Birds Online Diakses tanggal 12 April 2017 Kesalahan pengutipan Tag lt ref gt tidak sah tidak ditemukan teks untuk ref bernama iucn status 13 November 20213 Robertson Hugh Heather Barrie 1999 The Hand Guide to the Birds of New Zealand Penguin New Zealand dabchick New Zealand Birds Online Diakses tanggal 12 April 2017 New Zealand Grebe Poliocephalus rufopectus BirdLife species factsheet datazone birdlife org Diakses tanggal 12 April 2017 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Titihan Selandia Baru amp oldid 25021507