Tanda koma adalah tanda baca yang memiliki bentuk mirip apostrof atau tanda petik tunggal tapi diletakkan di garis dasar teks. Beberapa jenis huruf menggambarkannya sebagai suatu garis kecil yang agak melengkung atau kadang lurus, atau seperti angka sembilan yang diisi bagian lubangnya.
, |
---|
Tanda koma |
U+002C , comma |
Lihat juga |
Tanda titik koma |
Tanda koma digunakan dalam banyak konteks dan bahasa, umumnya sebagai pemisah. Menurut Oxford English Dictionary, kata ini berasal dari kata Komma (κόμμα) yang berarti sesuatu yang dipotong atau klausa pendek.
Bahasa Indonesia Sunting
Menurut Pedoman EYD, koma dipakai:
- Di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Contoh:
- Untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan. Contoh:
- Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Contoh:
- Di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Contoh:
- Untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, dan kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat. Contoh:
- Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contoh:
- Di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Contoh:
- Untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Contoh:
- Di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. Contoh:
- Di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Contoh:
- Di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Contoh:
- Untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Contoh:
- Di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca. Contoh:
Koma tidak dipakai:
- Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya (terkait aturan nomor 3 di atas). Contoh:
- Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Contoh:
Catatan kaki Sunting
- Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan