Tambusai Batang Dui adalah desa di Bathin Solapan, Kabupaten Bengkalis, Riau, Indonesia. Desa ini memiliki luas 10 Km² dan terbagi menjadi 3 wilayah Dusun, yaitu Dusun Tanah Mungkal, Dusun Paung Napal, dan Dusun Sei Babua. Desa ini juga memiliki 7 Rukun Warga (RW), dan 25 Rukun Tetangga (RT). Desa ini berjarak sekitar 210 Km dengan waktu tempuh 5 jam dari ibukota kabupaten Bengkalis, dan berjarak sekitar 125 Km dengan waktu tempuh sekitar 3 Jam dari Kota Pekanbaru. Desa Tambusai Batang Dui sebelumnya merupakan bagian dari Desa Balai Makam dan diresmikan pada tahun 30 Januari 2013. Mayoritas mata pencaharian penduduk desa Tambusai Batang Dui diantaranya Buruh Karyawan Swasta, Buruh Harian Lepas, Petani dan Pedagang.
Tambusai Batang Dui | |
|---|---|
| Negara | Indonesia |
| Provinsi | Riau |
| Kabupaten | Bengkalis |
| Kecamatan | Bathin Solapan |
| Kode pos | 28785 |
| Kode Kemendagri | 14.03.16.2011 |
| Luas | 10 km² |
| Jumlah penduduk | 8583 jiwa |
| Kepadatan | 858 jiwa/km² |
Batas Wilayah sunting
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Simpang Padang
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Air Jamban
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Air Jamban
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Air Jamban
Potensi Desa sunting
Desa Tambusai Batang Dui memiliki potensi di beberapa sektor, diantaranya :
1. Sektor Pertanian sunting
- Ubi Jalar
- Cabai
- Bawang Merah
- Tomat
- Mentimun
- Terong
- Kacang Tanah
- Kacang Panjang
2. Sektor Ekonomi sunting
- Kerajinan
- Industri Pengolahan
- Perdagangan, Hotel, dan Restoran
- Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
- Bangunan/Konstruksi
- Jasa-jasa
- Angkutan dan Komunikasi
- Listrik, Gas, dan Air Minum
Demografi sunting
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk desa Tambusai Batang dui tahun 2021, jumlah penduduk di desa Tambusai Batang Dui sebanyak 8583 jiwa, dengan kepadatan penduduk penduduk 858 jiwa/km². Sementara penduduk asli kecamatan ini adalah suku Melayu. Suku pendatang juga banyak di Desa Tambusai Batang Dui, khususnya suku Batak Toba dan juga Minangkabau, dan sebagian lagi suku Jawa, Tionghoa, dan lainnya, desa ini cukup beragam berdasarkan SARA (Suku Agama, Ras dan Antar Golongan).