www.wikidata.id-id.nina.az
Admiral Kantaro Suzuki 鈴木 貫太郎 Suzuki Kantarō 24 Desember 1868 17 April 1948 lahir di Prefektur Osaka adalah Perdana Menteri Jepang yang ke 42 yang menjabat dari 7 April 1945 sampai 17 Agustus 1945 Sebelumnya dia menjabat sebagai Wakil kementrian Angkatan Laut Jepang kaigun pada saat Perang Dunia I Komandan armada fleet commander Kepala Staf Angkatan Laut Chief of Naval General Staff dari 1925 sampai 1929 Dia lolos dari kudeta berdarah dalam Insiden 26 Februari pada tahun 1936 yang menewaskan pucuk pimpinan dan tokoh terkemuka di Jepang dalam huru hara politik saat itu yang juga melibatkan kalangan dalam Istana Kekaisaran Pensiun dari Angkatan Laut pada 1937 Dan ketika masih berdinas di Angkatan Laut dia terlibat dalam Perang Rusia Jepang dan Pertempuran Tsushima pada tahun 1905 Suzuki Kantarō鈴木 貫太郎Perdana Menteri JepangMasa jabatan 7 April 1945 17 Agustus 1945Penguasa monarkiShōwaPendahuluKuniaki KoisoPenggantiHigashikuni NaruhikoInformasi pribadiLahir 1868 01 18 18 Januari 1868Kuze Izumi JepangMeninggal17 April 1948 1948 04 17 umur 80 Noda Chiba JepangPartai politikTaisei Yokusankai 1940 1945 Afiliasi politiklainnyaIndependen Sebelum 1940 Alma materAkademi Angkatan Laut Kekaisaran JepangProfesiAdmiral politikusPenghargaan sipilOrde Layang Layang Emas kelas ke 3 Tanda tanganKarier militerPihakKekaisaran JepangDinas cabangAngkatan Laut Kekaisaran JepangMasa dinas1884 1929PangkatAdmiralKomandoAkashi Soya Shikishima Tsukuba Wilayah Angkatan Laut Maizuru Armada Kedua Angkatan Laut Kekaisaran Jepang Armada Ketiga Angkatan Laut Kekaisaran Jepang Wilayah Angkatan Laut Kure Armada GabunganPertempuran perangPerang Sino Jepang Pertama Pertempuran Weihaiwei Perang Rusia Jepang Pertempuran Port Arthur pertempuran Tsushima Perang Dunia I Perang Dunia IISebagai kepala pemerintahan yang dilantik oleh Kaisar Hirohito yang juga menaruh harapan besar akan kebijakan mengakhiri perang Asia Timur Raya Dai Toa Senso pada Perang Dunia II sekalipun tidak diungkapkan secara langsung Kantaro Suzuki juga menjabat sebagai pimpinan enam besar dalam dewan peperangan yang juga mencakup Kementerian Peperangan Jendral Korechika Anami Kementerian Luar Negeri Menlu Shinegori Togo Kementrian Angkatan Laut Admiral Yonai Mitsumasa Panglima Angkatan Darat Jendral Umezu dan Panglima Angkatan Laut Admiral Soemu Toyoda Tugas besar yang diembannya pada saat dia sudah berusia lanjut dan menderita kurang pendengaran sedikit tuli karena usianya dalam menghadapi sikap keras kepala Angkatan Darat dan Kementrian Peperangan yang menginginkan perang tetap berjalan terus demi mempertahankan tanah airnya dalam suatu pertempuran yang menentukan tennozan meskipun mengorbankan negara sekalipun secara kenyataan Jepang saat itu praktis kalah perang dan Angkatan Lautnya bisa dikatakan sudah tidak memiliki armada sama sekali Kekhawatiran akan timbulnya kudeta seperti halnya Insiden 26 Februari membuat sikapnya berubah ubah dalam menghadapi tekanan dalam negeri dan Internasional Karena sikapnya itulah ketika menerima Proklamasi Potsdam dari pimpinan tiga besar sekutu Uni Soviet Inggris dan Amerika Serikat Kantaro Suzuki mengeluarkan kata yang bersifat ambigu mokusatsu yang berarti mengendapkan mendiamkan dahulu namun juga memiliki arti barang yang tidak berharga ketika jumpa pers dalam menyikapi Proklamasi itu Ketika kata mokusatsu diterjemahkan oleh seorang Jerman yang ahli bahasa dihadapan Presiden Amerika Serikat Harry S Truman dan staf kata mokusatsu diterjemahkan sebagai barang yang tidak berharga yang membuat Presiden Truman berkesimpulan bahwa Jepang tidak berniat menghentikan peperangan dan perlu dihentikan dengan menggunakan bom atom Sekalipun demikian Kantaro Suzuki berusaha keras agar Jepang menghentikan peperangan dan menerima Proklamasi Potsdam Salah satu upayanya yang juga dilakukan adalah menanti jasa baik Uni Soviet yang masih terikat perjanjian pakta netralitas Soviet Jepang dengan perjanjian antara Vyaceslav Molotov Matsuoka yang berakhir April 1946 Ketika upayanya menggunakan jasa baik Soviet gagal dengan keluarnya pernyataan perang dari Soviet pada tanggal 9 Agustus 1945 beberapa saat setelah bom atom dijatukan di Nagasaki Kantaro Suzuki dan dewan enam besar memutuskan meminta Kaisar Hirohito agar memberikan keputusannya setelah rapat 6 besar gagal mencapai kesepakatan untuk menghentikan peperangan Dalam peristiwa yang dikenal sehagai Japan Longest Day Hari terpanjang di Jepang Kaisar akhirnya memerintahkan penghentian peperangan Setelah itu Kantaro Suzuki dan kabinetnya mengumumkan secara resmi pernyataan penghentian peperangan melalui radio dan telegram dengan suatu permintaan agar Kaisar tetap dipertahankan dari tahtanya sekalipun dalam ancaman bayang bayang pemberontakan militer loyalis Angkatan Darat di bawah pimpinan Mayor Kenji Hatanaka staf dari Kementrian Peperangan yang sempat menguasai Istana Kaisar dan berupaya menekan Kaisar agar tetap berada di jalan kesatria dengan membatalkan keputusan untuk menghentikan peperangan Pemberontakan itu gagal setelah diketahui bahwa pucuk pimpinan militer menyatakan taat kepada keputusan Kaisar Salah satu upayanya merintis jalan penghentian peperangan yakni dengan memerintahkan sekertaris kabinetnya Hisatsune Sakomitzu untuk mengirimkan telegram dukacitanya atas kematian Presiden Franklin Delano Roosevelt kepada janda dan keluarganya secara rahasia Kantaro Suzuki mengundurkan diri dari kabinet setelah Jepang menyerah dan digantikan oleh Naruhiko Higashikuni Dia meninggal dunia karena usia lanjut setelah perang selesai Didahului olehKuniaki Koiso Perdana Menteri Jepang Dilanjutkan olehNaruhiko Higashikuni Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kantaro Suzuki amp oldid 22930438