www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini Untuk keterangan lebih lanjut klik tampil di bagian kanan Mengganti markah HTML dengan markah wiki bila dimungkinkan Tambahkan pranala wiki Bila dirasa perlu buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan dan pada kata yang bersangkutan lihat WP LINK untuk keterangan lebih lanjut Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca seperti profesi istilah geografi umum dan perkakas sehari hari Sunting bagian pembuka Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini Susun header artikel ini sesuai dengan pedoman tata letak Tambahkan kotak info bila jenis artikel memungkinkan Hapus tag templat ini Pungangan adalah desa di kecamatan Doro Pekalongan Jawa Tengah Indonesia Desa pungangan adalah sebuah Desa yang terletak paling selatan di wilayah kecamatan doro yang berbatasan langsung dengan kecamatan Petungkriyono dan kecamatan lebakbarang yang teletak pada ketinggian 700 MDPL PunganganDesaNegara IndonesiaProvinsiJawa TengahKabupatenPekalonganKecamatanDoroKode pos51191Kode Kemendagri33 26 06 2001Luas km Jumlah penduduk jiwaKepadatan jiwa km Daftar isi 1 Sejarah 2 Kepala Desa Pungangan 3 Referensi 4 Pranala luarSejarah suntingPada masa pemerintahan Mataram dipimpin oleh Raden Senopati Joyo Kusumo tepat pada abad ke 15 desa Pungangan masih hutan belantara yang letaknya jauh dari kerajaan Pada waktu itu ada empat kampung dusun yaitu dusun Pliken Sinutug Pungangan dan Kopeng Pliken dari asal kata penelitian karena waktu itu tokoh masyarakatnya bernama Mbah Wali Roso yaitu Mbah Peniten pekerjaannya sebagai penjaga padepokan Gebyog Padepokan Gebyok merupakan tempat pertemuan para tokoh Islam di tanah Jawa Mbah Wali Roso mempunyai keturunan yang bernama Buyut Srejo Setelah dewasa Buyut Srejo melamar menikah dengan Nyai Punduh bunga Desa Kapundutan Pernikahan Buyut Srejo dengan Nyai Punduh mepunyai keturun yang bernama Siti Sopiyah Siti Sopiyah dijodohkan oleh orang tuanya dengan Mbah Bodo Pangeran Tumbal Karena Siti Sopiyah ketutugan terlaksana menikah dengan Mbah Bodo Pageran Tumbal maka kampung tersebut dinamai Dusun Sinutug sampai sekarang Setelah beberapa tahun pernikahan Mbah Bodo Pangeran Tumbal dengan Siti Sopiyah mempunyai keturunan yang bernama Raden Said Setelah Raden Said dewasa mengembara kearah timur dalam pengembaraannya Raden Said mendengar bahwa di Desa Wonobodro ada Tokoh Ulama besar yang bernama Syekh Maulana Maghribi akhirnya Raden Said menjadi Muridnya Syekh Maulana Magribi Akhinya Raden Said mendapat tugas untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Mataram Karena yang di perangi oleh Raden Said di Mataram adalah orang orang kafir yang mempunyai kekuatan hebat kesaktian yang luar biasa maka Raden Said pulang ke orang tuanya yaitu Mbah Bodo Pangeran Tumbal dan Ibunya Siti Sopiyah Setelah memperoleh cukup ilmu keagamaan kemudian kedua Orang tuanya menyuruh Raden Said sowan menemui Mbah Rekedin Setelah bertemu dengan Mbah Rekedin beliau menceritakan Bahwa dirinya mendapat mandat dari Syekh Maulana Maghribi untuk menyebarkan agama Islam di Mataram Singkat cerita Mbah Rekidin memanggil Mbah Trunajaya untuk membuat pusaka keris Kemudian Mbah Trunajaya membuat beberapa pusaka berupa Keris dan Tombak Pusaka pusaka tersebut di kemas dalam Peti Peti itu dinamai Peti Giwang Sedangkan Raden Said di beri sebilah keris oleh Mbah Trunajaya Setelah mendapat pusaka dari Mbah Trunajaya Raden Said melanjutkan pengembaraan sedangkan pusaka yang di dalam peti giwang diserahkan kepada Mbah Rekedin Di dalam pengembaraan Raden Said sangat di kagumi oleh teman temannya karena Raden Said bercerita bahwa pusaka yang dimilikinya adalah pemberian dari Mbah Rekidin Akhirnya semua teman Raden Said datang brduyung Ke Mbah Rekidin ingin meminta pusaka seperti milik Raden Said Namun Mbah Rekidin tidak mau memberikan pusakanya kepada sembarang orang Pada waktu itu orang orang yang ada di tempat Mbah Rekedin sampai beberapa hari selama orang orang Di tempat Mbah Rekedin diberi makan dan minum oleh Mbah Rekidin setiap hari tanpa mengharapkan imbalan suatu apapun Karena Mbah Trunojoyo merupakan seorang Empu Orang yang membuat pusaka Maka tempat itu dinamai Pungangan asal dari kata empunya pangan sampai sekarang Mbah Rekidin mendapat mahar imbalan dari orang yang menerima pusaka Imbalan tersebut berupa uang karena banyaknya orang yang memberi uang tersebut sampai satu Jambangan Baskom besar Kemudian uang tersebut disimpan di rawa rawa maka rawa itu disebut Rawa Jambangan karena untuk menyimpan uang satu jambangan Mbah Rekidin menyuruh orang untuk menjaga uang tersebut namun orang yang menjaga selalu hilang Dijaga pagi sorenya hilang dijaga sore paginya hilang Setelah diselidiki ternyata orang orang tersebut hilang karena di culik oleh orang belanda hitam yang berbentuk raksasa Kemudian Mbah Rekidin memanggil orang yaitu Nyai Perlak Putih Nyai Sikopeng dan Kiyai Gede Penderesan untuk melindungi orang yang menjaga uang satu jambangan tersebut Akhirnya orang yang menjaga uang satu jambangan tidak hilang lagi Nyai Perlak Putih akhirnya menyuruh Kyai Penderesan untuk mengambil tangkai buah kolang kaling buah aren untuk dipergunakan sebagai tumbal tolak balak Mula mula tangkai buah kolang kaling untuk memberi minum orang yang menjaga jambangan maka di tempat tersebut diberi nama Kampung Jambangan Karena kampung Jambangan dijaga oleh Nyai Perlak Putih Nyai sikopeng akhirnya sampai sekarang dinamakan kampung dusun KopengMeskipun orang yang berdomisili di kampung Kopeng sudah biasa hidup tetapi belanda hitam berbentuk raksasa masih berkeliaran mengganggu warga Pada suatu hari datanglah seorang kyai dan beberapa santrinya di kampung Kopeng Kyai itu bernama Kyai Gede Penatas Angin yang berasal dari cirebon utusan Syeh Sunan Gunung Jati untuk menyebarkan agama islam di Mataram tepatnya di dusun Kopeng Di kampung Kopeng Kiyai Gede Penatas Angin melihat tingkah lakunya belanda hitam berbentuk raksasa yang meresahkan warga yaitu suka menculik warga setempat Akhiny terjadilah perang perkelahian antara pengikut pengikut Kyai Gede Penatas Angin dengan belanda hitam Tetapi setelah lama berperangpun Belanda hitam belum juga bisa dikalahkan Akhirnya istri Kyai Gede Penatas Angin yaitu Nyai siti Ambariah bertapa di sebuah gua batu di pinggir sungai Belimbing Kemudian beliau mendapatkan petunjuk agar belanda hitam dapat dikalahakan yaitu harus membakar Jerami Padi Ketan hitam dan abunya disebarkan di tempat persembunyian belanda hitam tersebut Karena Nyai Siti Ambariah tidak mau melihat apa yang akan dilakukan oleh suaminya yaitu Kiyai Gede Penatas Angin akhirnya Nyai Siti Ambariah hijrah ke wilayah Bukur sekarang ikut wilayah Kecamatan Bojong Kemudian Kiyai Gede Penatas Angin menjalankan firasat istrinya sambil berkata Hai belanda hitam wajahmu dan hatimu benar benar sekeras batu Setelah Kyai Gede Penetas Angin berkata seperti itu tiba tiba Belanda hitam itu berubah menjadi manusia batu arca yang sekarang disebut Baron Sceeber sampai sekarang Setelah kampung Kopeng tenteram maka Kyai Gede Penatas Angin mengadakan musyawarah dengan tokoh tokoh dari masing masing kampung dusun diantaraya Mbah Waliroso Mbah Peniten Mbah Bodo Pangeran Tumbal Mbah Rekidin Mbah Trunojoyo Nyai Sikopeng Kiyai Gede Penderesan dan masyarakat yang lain untuk mempersatukan empat dusun supaya menjadi satu yaitu desa Empungangan Empunya pangan yang sekarang diberi nama Desa Pungangan 1 Kepala Desa Pungangan suntingDaftar Kepala Desa Pungangan No Kepala Desa Awal Jabatan Akhir Jabatan Keterangan 1 Bapak Talwi 1875 2 Bapak Sidak di tangkap Belanda di ikat di dalam rumahnya 3 Bapak Wasro 1950 Meninggal Karena Sakit 4 Bapak Catoro 1950 1955 Mengganti sang Ayah Bapak Wasro 5 Bapak Sarbini 1956 1972 perintis pertama SD N Pungangan 6 Bapak Kantor Slamet 1972 1974 Sekdes 7 Bapak Sukendar 1974 1979 merintis pembangunan jalan antara desa Larikan sampai Pungangan 8 Bapak Carmidi 1979 1999 Pada masa kepemerintahannya berhasil membangun beberapa sarana jalan desa beliau juga merintis pembangunan Balai Desa Pungangan meskipun masih menggunakan kayu 9 Bapak Tardi 1990 1999 membangun jalan makadam antara Sinutug sampai Pliken 10 Bapak Rochani 1999 2013 Program programnya adalah pengaspalan jalan dan bangunan pelengkap dan swadaya masyarakat Dari tahun ke tahun kepemerintahan Bapak Rochani banyak kegiatan membangun desa adapun sumber biaya swadaya masyarakat dan bantuan pemerintah melalui program yang ada demi tercapainya Pungangan menjadi desa SEJAMAN Sejahtera Adil Aman dan Nyaman 11 Bapak Rubai 2013 Memiliki gagasan untuk melanjutkan program progam tentang pembangunan agar desa pungangan menjadi lebih sejahtera dari aspek pendidikan ekonomi dan ketahanan pangan agar Terwujudnya masyarakat desa Pungangan yang Aman Tenteram Damai dan Sejahtera Referensi sunting Sejarah Desa Pungangan Situs Resmi Desa Pungangan Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 09 19 Diakses tanggal 17 April 2020 Pranala luar sunting Indonesia BPS Kabupaten Pekalongan Indonesia Situs resmi Kabupaten Pekalongan nbsp Artikel bertopik kelurahan atau desa di Indonesia ini adalah sebuah rintisan Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya lbs Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Pungangan Doro Pekalongan amp oldid 25675637