Perkawinan Shinto, Shinzen kekkon (神前結婚, "Perkawinan sebelum kami"), dimulai di Jepang pada awal abad ke-20, dipopulerisasikan setelah perkawinan Putra Mahkota Yoshihito dan mempelainya, Putri Kujo Sadako. Upacara tersebut sangat bertemakan kemurnian Shinto, dan melibatkan upacara minum sake tiga cangkir sebanyak tiga kali, nan-nan-san-ku-do. Perkawinan Shinto makin menurun. Sangat sedikit orang Jepang yang menikah, dan orang-orang yang melakukannya sering kali memilih upacara kapel gaya Barat.
Upacara sunting
Sebuah upacara perkawinan Shinto biasanya bersifat kecil-kecilan, dibatasi di kalangan keluarga, sementara resepsi dibuka untuk sejumlah besar tema.
Shinzen kekkon, yang secara harfiah artinya "perkawinan sebelum kami," adalah ritual pemurnian Shinto yang meliputi saling bertukar sake antar pasangan sebelum mereka menikah. Upacara tersebut biasanya berjalan selama 20 sampai 30 menit.
Referensi sunting
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaAmbros
- Picken, Stuart D.B. (1994). Essentials of Shinto : an analytical guide to principal teachings. Westport, Conn. [u.a.]: Greenwood Press. ISBN 9780313264313.
- De Mente, Boyé Lafayette (2009). Etiquette guide to Japan know the rules that make the difference (edisi ke-Updated and expanded). North Clarendon, Vt.: Tuttle Pub. ISBN 9781462902460.