Pemisahan Kekaisaran Utsmaniyah (Gencatan Senjata Mudros, 30 Oktober 1918 – Pembubaran Kesultanan Utsmaniyah, 1 November 1922) adalah sebuah peristiwa politik yang terjadi setelah Perang Dunia I dan pendudukan Konstantinopel oleh pasukan Inggris, Prancis dan Italia pada November 1918. Pemisahan direncanakan dalam beberapa perjanjian yang dibuat oleh Blok Sekutu pada awal Perang Dunia I, terutama Perjanjian Sykes-Picot. Saat perang dunia timbul, Kekaisaran Utsmaniyah meminta perlindungan namun ditolak oleh Inggris, Prancis, dan Rusia, dan akhirnya membentuk Aliansi Utsmaniyah-Jerman. Keretakan tingkat tinggi dari wilayah dan masyarakat awalnya terjadi saat Kekaisaran Utsmaniyah terpecah dalam beberapa negara baru. Kekaisaran Utsmaniyah telah menjadi negara Islamis utama dalam hal geopolitik, budaya dan ideologi. Pemisahan Kekaisaran Utsmaniyah berujung pada kebangkitan Timur Tengah atas kekuatan-kekuatan Barat seperti Inggris dan Prancis dan membawa pembentukan dunia Arab modern dan Republik Turki. Pemberontakan terhadap pengaruh kekuatan-kekuatan tersebut datang dari gerakan nasional Turki meskipun ini belum menyebar di negara-negara pasca-Utsmaniyah sampai setelah Perang Dunia II.
Catatan sunting
- Paul C. Helmeich, From Paris to Sèvres: The Partition of the Ottoman Empire at the Peace Conference of 1919–1920 (Ohio University Press, 1974) ISBN 0-8142-0170-9
- Fromkin, A Peace to End All Peace (1989), pp. 49–50.
- Roderic H. Davison; Review "From Paris to Sèvres: The Partition of the Ottoman Empire at the Peace Conference of 1919–1920" by Paul C. Helmreich in Slavic Review, Vol. 34, No. 1 (Mar. 1975), pp. 186–187