Orang kaya atau orang kaja adalah gelar tradisional di Nusantara. Gelar ini telah digunakan selama berabad-abad di berbagai wilayah di Semenanjung Malaya dan Kepulauan Melayu, sehingga makna dari gelar ini sendiri berbeda-beda.
Selayang pandang Sunting
Gelar "orang kaya" dapat ditemui di Maluku, termasuk di Kepulauan Banda dan Kepulauan Leti. Orang kaya di Kepulauan Banda dapat dideskripsikan sebagai oligarki pedagang di masyarakat kesukuan.
Sementara itu, di bagian barat Kepulauan Melayu, orang kaya tunduk kepada kekuasaan sultan dan merupakan bagian dari struktur perdagangan. Dalam konteks ini, orang kaya merupakan sebuah kelas sosial tersendiri.
Di Kesultanan Aceh, orang kaya merupakan bangsawan kaya yang juga menjadi pejabat negara.
Catatan kaki Sunting
- R. F. Ellen: Conundrums about Panjandrums: On the Use of Titles in the Relations of Political Subordination in the Moluccas and along the Papuan Coast. Southeast Asia Program Publications at Cornell University, doi:10.2307/3351035, JSTOR 3351035.
- Ernst Christoph Barchewitz: Ost-Indianische Reise-Beschreibung, Chemnitz 1730, hlm. 248
- ^ J. Kathirithamby-Wells: Royal Authority and the Orang Kaya in the Western Archipelago, Circa 1500–1800 (PDF) Dalam: Journal of Southeast Asian Studies, Volume 17, Issue 2, September 1986, hlm. 256–267, doi:10.1017/S0022463400001041.
- Khan 2017, hlm. 3.
Daftar pustaka Sunting
- R. F. Ellen: Conundrums about Panjandrums: On the Use of Titles in the Relations of Political Subordination in the Moluccas and along the Papuan Coast. Southeast Asia Program Publications at Cornell University, doi:10.2307/3351035, JSTOR 3351035.
- Khan, Sher Banu A.L. (2017). Sovereign Women in a Muslim Kingdom: The Sultanahs of Aceh, 1641-1699. Singapore: NUS Press.