www.wikidata.id-id.nina.az
Kerajaan Kaimana Jawi كراجأن كيمان dikenal juga dengan nama Kerajaan Sran atau Kerajaan Komisi dengan nama lokal Sran Emaan Muun adalah salah satu dari kerajaan Islam yang terletak di wilayah semenanjung Bomberai Papua Barat Kerajaan ini dipimpin oleh seorang penguasa yang bergelar Rat Kerajaan Kaimanaكراجأن كيمان1309BenderaWilayah Kerajaan Namatota dan KaimanaWilayah Uli Siwa dan Uli Lima abad ke 16Ibu kotaKaimanaBahasa yang umum digunakanMelayu Papua KoiwaiAgamaIslam setelah 1626 PemerintahanKerajaan PetuananRat 1309 MRat Sran Nati Patimunin I Imaga MRat Sran Adi II Basir Onin 1348 1440 MRat Sran Rat Adi III Woran 1808 1898 MRat Sran E man IV Nduvin 1898 1923 MRat Sran E man V Naro e 1923 1966 MRat Sran Rat E man Umisi VI Achmad Aituarauw 1966 1980 MRat Sran Rat Kaimana Umisi VII Muhammad Achmad Rais Aituarauw 1980 Rat Sran Rat Kaimana Umisi VIII Abdul Hakim Achmad Aituarauw sekarangRat Sran Rat Kaimana Umisi IX Mohammad Natsir AituarauwSejarah Kerajaan didirikan1309 Perpindahan ke Borombouw Adi1348 1440 Menjadi bawahan Kesultanan Tidore1498 Perpindahan ke E man Kaimana 1808 1828 Menjadi daerah Kabupaten Kaimana2002Didahului olehKesultanan TidoreSekarang bagian dari Indonesia Daftar isi 1 Sejarah 1 1 Asal muasal 1 2 Zaman Majapahit 1 3 Zaman Tidore 1 4 Zaman kolonial Belanda 1 5 Zaman kemerdekaan Indonesia 2 Pemerintahan 3 Daftar penguasa Kaimana 4 Kerajaan Islam lain di Papua Barat 4 1 Kerajaan Islam di kepulauan Raja Ampat 4 2 Kerajaan Islam di Fakfak 4 3 Kerajaan Islam di Kaimana 5 Peninggalan Islam di Papua Barat 6 Lihat juga 7 Catatan 8 ReferensiSejarah SuntingAsal muasal Sunting Kerajaan Kaimana dikisahkan berasal dari kawasan pegunungan Mbaham Tri Abuan Wanas Leluhur mereka awalnya tinggal di Gunung Baik yang terletak di Semenanjung Kumawa atau kawasan Patimunin Menurut penuturan Abdul Hakim Achmad Aituarauw Raja Sran Kaimana VIII terbentuknya pemerintahan adat kerajaan Sran Kaimana adalah usaha raja pertama bernama Imaga Saat itu penduduk yang mendiami kerajaan itu belum banyak Imaga lalu menyatukan mereka dalam satu pemerintahan adat ia berjalan dari kampung ke kampung untuk menyebarkan pengaruhnya Cara lain adalah dengan cara perkawinan sehingga hampir di semua wilayah ada keluarganya Alhasil penduduk kampung kampung tersebut bersatu dan mengangkatnya sebagai raja pada 1309 Bisa dikatakan kerajaan ini adalah kerajaan keluarga karena Imaga sebenarnya menjadi pemimpin bagi keluarga besar Raja Imaga bergelar Rat Sran Nati Patimunin I Pusat kerajaan dibangunnya di Weri terletak di Teluk Tunasgain di wilayah Fakfak 1 Zaman Majapahit Sunting Semasa pemerintahan raja Imaga kondisi kehidupan masyarakat cukup baik Mereka menjalin hubungan perdagangan dengan orang orang Seram Laut Seram Timur yang mencari burung kuning masoi dan emas di wilayah tersebut Para pedagang Seram Laut pun melakukan perkawinan dengan penduduk daratan Papua Setelah raja Imaga wafat tahun tidak diketahui Raja Sran selanjutnya adalah Basir Onin anak dari Imaga Ia memindahkan pusat kerajaannya ke Pulau Adi didasarkan atas pertimbangan bahwa Pulau Adi terletak pada posisi strategis dalam lalu lintas pelayaran dan perdagangan menuju dataran Koiwai Ia menyatakan sepuh kemudian mengangkat anaknya Woran sebagai Raja Ibukota kerajaannya terletak di Borombouw 2 Pada masa pemerintahan Woran kerajaan ini mengalami perkembangan yang cukup pesat Ia memperluas pengaruh dan kekuasaannya dengan cara mengunjungi desa desa serta melakukan pernikahan di berbagai tempat Sehingga hampir sebagian besar hidup raja raja dahulu adalah untuk mengunjungi kampung kampung guna menghimpun mereka dalam kepemimpinannya dan melakukan perkawinan Hasil usaha raja Woran membuat wilayahnya berkembang meliputi dataran semenanjung Onin dataran Bomberai dan dataran Kaimana yang berbatasan dengan dataran rendah Kamoro Woran mengangkat anaknya Wau a sebagai Putra Mahkota sayangnya Wau a meninggal dalam usia muda sebelum sempat menjadi Raja Dalam masa kepemimpinan raja Woran kerajaannya pernah dikunjungi oleh Patih Gajah Mada Kunjungan ini tercatat dalam tulisan Empu Prapanca yang menyebutkan suatu daerah yang bernama Sran yang pernah dikunjungi oleh Patih Gajah Mada dalam upaya menggenapi Sumpah Palapa yang diucapkannya kepada raja Majapahit Dalam kunjungannya ke istana raja Sran Rat Adi III yang diberi nama istana San Nabe di Borombouw Pulau Adi beliau disambut dengan upacara kebesaran Istana San Nabe memiliki bumbungan berupa ukiran buaya berwarna putih merah Dalam kunjungan itu Patih Gajah Mada memberikan seorang putri dan bendera merah putih kepada raja Woran sedangkan raja Woran memberikan burung Cenderawasih syangga dan seorang putri raja untuk diantar kepada raja Majapahit Woran memerintah selama 92 tahun yaitu dari tahun 1348 1440 3 4 Kontak dengan ekspedisi Jawa abad ke 15 ini juga disebutkan pula dalam kisah penduduk lokal di antara Teluk Patipi dan Rumbati dalam memori Galis 5 Zaman Tidore Sunting Namun pasca meninggalnya raja Woran ada tiga orang raja lagi yang memerintah namun tidak ada data yang jelas raja raja selanjutnya ini Menurut La Aga Samay sesepuh Kerajaan Sran Kaimana pada tahun 1498 pasukan hongi Tidore menyerang daerah Sran sehingga terjadi perang antara kerajaan Sran melawan pasukan hongi Tidore Sejak itu Sran harus membawa budak dan burung kuning untuk diantar kepada Tidore Oleh raja Tidore mereka ini diberi hadiah hadiah serta gelar gelar Pada abad ke XV 1460 1541 penguasa pertama di pulau Adi Ade Aria Way telah menerima Islam yang dibawa oleh Syarif Muaz yang mendapat gelar Syekh Jubah Biru yang menyebarkan Islam di utara dan kawasan itu Namun sambutan positif lebih banyak diterima di pulau Adi dalam hal ini di daerah kekuasaan Ade Aria Way Setelah masuk Islam Ade Aria Way berganti nama menjadi Samai 3 6 Sultan Tidore pernah mengangkat seorang raja di Pulau Adi hal ini tertuang dalam Memorie Vervolg van Overgave van de Onder Afdeeling West Nieuw Guinea 1932 dikatakan bahwa Sultan Tidore mengangkat seorang raja di Pulau Adi dan daerah Karufa seorang Mayor Wanggita penguasa yang berpengaruh di Teluk Arguni namun penerus keturunan raja raja Adi dan Aiduma tidak dapat mempertahankan eksistensinya sebagai raja A L Vink Memorie Vervolg van Overgave van de Onder Afdeeling West Nieuw Guinea 1932 Selanjutnya dalam laporan Etna yang dikutip oleh Pendeta F C Kamma Kepulauan Tidore dan Papua bahwa tahun 1859 juga ada seorang raja di Adi yang kerajaannya terbentang dari Teluk Kamrau sampai Tanjung Baik serta mencakup Pulau Kara dan Adi Tidak bisa diselidiki apakah yang dimaksudkan dengan Kara Karas atau Karawatu Memorie van Overgave L L A Maurenbrecher 1953 Keterangan tersebut sesuai bahwa pusat kerajaan Sran berada di Pulau Adi namun pernah terjadi konflik diantara keluarga kerajaan sehingga untuk beberapa waktu lamanya tidak ada raja di kerajaan Sran 7 Zaman kolonial Belanda Sunting Pada tahun 1808 Nduvin diangkat sebagai raja Sran ke IV Pada waktu itu pusat Kerajaan Sran masih berkedudukan di Pulau Adi Raja Nduvin memindahkan pusat pemerintahan kerajaannya dari Borombow di Pulau Adi ke E man atau Kaimana Nduvin menikah dengan putri Wai dari Bonggofut Putri tersebut bermarga Ai dan berasal dari Gunung Natau di Franyau yang bernama Mimbe Werifun Nduvin memiiki seorang anak bernama Nawaratu atau Naro e Disamping Naro e Raja Nduvin masih memiliki keturunan dari Umburauw kampung Bahumia dan Ubia Sermuku 8 nbsp Fort Du Bus pada tahun 1828Perjanjian yang ditanda tangani oleh Belanda dan kerajaan Maluku pada tahun 1824 itu berisi bahwa Irian Barat secara resmi diakui sebagai daerah kekuasaan Sultan Tidore Kamma 1981 Sebagai tindak lanjut perjanjian tersebut pada tahun 1828 Belanda membangun benteng di teluk Triton di kaki gunung Lemansiri di Lobo Namatota Kaimana Benteng ini diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1828 dengan nama Fort Du Bus Upacara peresmian dihadiri oleh orang Belanda dan juga warga lokal Seusai upacara dilakukan penandatanganan surat perjanjian yang ditandatangani oleh Sendawan raja Namatota Kassa raja Lakahia dan Lutu orang kaya Lobo dan Mawara Ketiga raja ini oleh Belanda masing masing diberi surat sebagai kepala daerah berikut tongkat kekuasaan berkepala perak Selain ketiga kepala daerah ini diangkat pula 28 kepala daerah bawahan Koentjaraningrat 1992 Dengan demikian raja Sran Kaimana menjadi kepala daerah bawahan dari Kerajaan Namatota 9 Selama beberapa tahun berikutnya Nduvin lebih memfokuskan perhatiannya untuk melawan ekspedisi hongi sampai pada tahun 1898 Raja Nduvin wafat 8 Ia digantikan anaknya Naro e yang dinobatkan sebagai raja dengan gelar Rat Sran Kaimana V Namun pada tahun 1898 setelah Nieuw Guinea dinyatakan sebagai milik Belanda terjadi berbagai perubahan politik yang menyebabkan banyak terjadi perubahan dalam tatanan wilayah kekuasaan raja Kaimana yang berdampak semakin turunnya kekuasaan raja Raja berkuasa atas rakyatnya namun raja maupun rakyatnya berada di bawah kekuasaan Belanda dan harus tunduk pada aturan Belanda 10 Dalam tahun 1898 parlemen Belanda mensahkan pengeluaran anggaran sebanyak ƒ115 000 untuk mendirikan pemerintahan di Nieuw Guinea Pemerintah Belanda membagi dua bagian daerah Nieuw Guinea bagian utara dinamakan Afdeeling Noord Nieuw Guinea dengan kontrolir ditempatkan di Manokwari lalu bagian Barat dan Selatan dinamakan Afdeeling West en Zuid Nieuw Guinea dengan kontrolir ditempatkan di Fakfak Koentjaranigrat 1992 Kondisi geografis dan minimnya alat transportasi menyebabkan banyak daerah di Afdeeling West en Zuid Nieuw Guinea yang penduduknya belum mengetahui kalau pemerintah Belanda sudah menguasai daerah tersebut 8 Raja Naro e sebagai raja Kaimana pada saat itu pun belum mengetahui hal itu sehingga ia tetap melakukan ekspansi wilayah kerajaannya ke arah barat dan timur melalui perkawinan di kawasan Teluk Berau Keluarganya antara lain Fimbay dan Refideso di Miwara Di Uduma dengan keluarga Kamakula di Teluk Bicari dengan keluarga Nanggewa Nambobo serta keluarga Ai dan di kawasan Mbaham Iha dengan Boki Sekar Disamping itu ia juga melakukan perang dengan melakukan ekspedisi hongi untuk membebaskan daerah kekuasaannya yang diekspansi oleh pihak lain dengan pasukannya yang bernama Sabakor Ia menikahkan anak perempuannya Koviai Bata dengan Lakatei yang kemudian menjadi raja Wertuar Ia juga membangun hubungan kekeluargaan dengan raja Namatota Anak perempuan lainnya yang bernama Sekar Bata dinikahkan dengan Lamora raja Namatota disini Naro e menganggap Sran bukan lagi bawahan Namatota Disamping itu cucu perempuannya dinikahkan dengan seorang Pangeran Kerajaan Fer di Langgiar Nuhu Yuut Gambaran mengenai pernikahan ini sangat jelas memperlihatkan usaha raja Naro e untuk memperluas pengaruh kerajaannya melalui hubungan kekerabatan 8 nbsp Kampung Kaimana dengan rumah Rat Umisi Raja Komisi di sebelah kanan 1907 1915Pada tahun 1912 raja Naro e berangkat ke Teluk Bintuni bertemu dengan Kapten Keyts yang memberitahunya bahwa Pemerintah Hindia Belanda sudah secara resmi mendirikan pemerintahan di Papua Raja Naro e menyatakan protes dan nampaknya sangat kecewa dengan tindakan sewenang wenang Belanda yang mengklaim Papua sebagai miliknya tanpa sepengetahuan dan persetujuan pemiliknya Akibat kekecewaan ini ia tidak mau kembali lagi ke kota kerajaannya Raja Naro e memilih tinggal di daerah Kokas dan Babo selama 10 tahun Renaissance Nusantara 2009 Untuk sementara pemerintahan kerajaan Sran Kaimana dijalankan oleh putranya Achmad Aituarauw Tahun 1922 Raja Naro e kembali ke Kaimana dan memerintahkan putranya Ahmad Aituarauw untuk menata ibu kota kerajaan dengan membuka jalan jalan menerima pedagang pedagang dan membuka perkebunan kelapa di Kaimana Sararota Nusa Venda Nanesa Bitsyari dan Lobo Rakyat pun diperintahkan untuk membuka kebun kebun kelapa pala dan lain sebagainya Pada tahun 1923 Raja Naro e meninggal dunia dan dikuburkan di samping masjid kerajaannya masjid Raya di Kota Kaimana 8 Naro e digantikan oleh putranya Ahmad Aituarauw pemerintah Hindia Belanda melalui raja Namatota memberi tanggung jawab kepada raja Kaimana Ahmad Aituarauw untuk menjaga keamanan di wilayah Kaimana Untuk melegalitas tugas raja Kaimana tersebut pemerintah Belanda mengangkatnya dengan gelar Raja Komisi Kaimana Ia memerintah dari tahun 1923 hingga tahun 1966 wawancara La Aga Samay Raja Ahmad cukup ahli dalam bidang pertanian dan perdagangan serta menjalankan pemerintahannya dengan baik Raja Achmad Aituarauw menyatakan kooperatif terhadap Belanda dengan syarat bahwa Raja tetap mengurus rakyatnya dan budaya serta adat istiadat pengangkatan kepala kampung oleh raja pajak belasting harus sepengetahuan raja dan tidak akan saling menyerang serta urusan pertahanan terhadap serangan dari luar menjadi tanggung jawab Belanda Belanda menyetujui syarat tersebut sehingga terjalin kerjasama raja Achmad Aituarauw lalu menerima peningen recognitie sebesar ƒ40 per bulan ANRI Memorie van Overgave L L A Maurenbrecher 1953 Pada tahun 1930 raja Achmad Aituarauw juga memperoleh penghargaan dari Kerajaan Belanda berupa bintang Oranje van Nassau Renaissance Nusantara 2009 11 Zaman kemerdekaan Indonesia Sunting Menurut pengakuan M Achmad Aituarauw proklamasi Indonesia baru diketahui dari Frans Kaisiepo di Biak pada Desember 1946 Informasi Kaisiepo ada di Biak diketahuinya dari rakyat di teluk Arguni yang meninggalkan kampungnya untuk berkumpul ke Tiwara sebelum ke Biak Dari informasi yang diterima di Tiwara jenderal Amerika bersama pasukan sekutu membagikan senjata untuk rakyat Irian untuk melawan Belanda namun mereka sudah pergi ke Pulau Yamkani Wandamen M Achmad Aituarauw beserta pengikutnya berjumlah sebesar 200 orang berangkat dari Tiwara menuju Wandamen Walau saat sampai di Kampung Ambumi Wandamen pasukan Amerika sudah pergi ke Biak Sehingga M Achmad Aituaraw pergi ke Bosnik Biak beserta 18 orang pengikutnya 12 Dari pertemuannya dengan Frans Kaisiepo di Biak diketahui Belanda akan membahas menyerahkan kemerdekaan kepada Indonesia NIT di Denpasar tetapi tanpa wilayah Irian dan juga tidak adanya wakil Irian di Denpasar Merespon hal tersebut M Achmad Aituarauw beserta beberapa tokoh Papua lain melakukan konferensi pada tanggal 24 Desember 1946 di gedung Kantor Distrik Bosnik yang juga dihadiri oleh Dr De Bruyn onderfd Lingchef Geelvink baai dan Dani Said District Hoofd Bosnik Konferensi tersebut menghasilkan resolusi rakyat Papua tidak ingin dijajah merdeka seperti wilayah lain di satu Negara Indonesia dan ingin sebuah pertemuan dengan wakil dari wilayah Indonesia lain 12 Sekembalinya di Kaimana dengan kapal perang milik Belanda pada tahun 1946 M Achmad Aituarauw juga mendirikan organisasi pro integrasi dengan Indonesia bernama Merdeka Bersama Kaimana Irian Barat MBKIB 13 Melalui MBKIB warga memboikot peringatan ulang tahun Ratu Belanda setiap 31 Agustus Hubungan usaha mendukung kemerdekaan Indonesia seperti pengiriman hasil teks linggarjati oleh masyarakat di Kaimana dibawah pimpinan Raja Komisi Kaimana Achmad Aituarauw dan keturunan Raja Namatota Muhammad Ombaier bersama Silas Papare juga terjalin melalui perantara Abubakar Tjan Kok Tjiang seorang Tionghoa Muslim yang lebih leluasa pergeraknya 12 Merespon ini pemerintah Belanda mengirim pasukan satu kompi dibawah inspektur Le Klasse Rolands ke Kaimana 12 dan menjadikan organisasi tersebut terlarang dan membuang M Achmad Aituarauw yang dijadikan kepala distrik di Ayamaru selama 10 tahun sejak 1948 14 Pada tahun 1953 dalam masa kepemimpinan raja komisi Achmad Aituarauw ketika itu ia telah berusia 60 tahun desa desa berikut ini menjadi kekuasaan Rat Sran Raja komisi yaitu Kilimata Kembala Nusawulang Jarona Garosa Guriasa Gaka Tairi Murubia Kuna dan Esania ANRI Memorie van Overgave L L A Maurenbrecher 1953 319 Pengaturan pembagian wilayah administrasi pemerintah Belanda atas Nieuw Guinea membuat kekuasaan Raja Sran Komisi Kaimana semakin lemah Secara adat mereka masih tetap menjadi kepala pemerintahan adat namun secara administratif kedudukan mereka di wilayah pemerintahannya tidak lagi memiliki kekuatan sepenuhnya karena mereka sudah berada di bawah perintah pemerintah Belanda 15 Pemerintahan SuntingKerajaan Kaimana dipimpin oleh seorang raja yang didampingi oleh duduvura adat dan raja muda yang kedudukannya adatnya sejajar dengan raja namun masih berada di bawah kekuasaan raja Dalam menjalankan pemerintahannya raja dibantu oleh pemuka agama dukun ahli nujum mayora sangaji hukom joujau kapitang kapitan laut dan orang kaya 1 Wilayah kerajaan Kaimana pada masa awal berdirinya kerajaan hanya meliputi bagian kecil dari wilayah suku Mairasi di sebelah utara Pulau Adi Eraam Moon berasal dari bahasa Adijaya yang artinya Tanah Haram 3 6 di sebelah selatan Pulau Samai di sebelah barat dan Kipia Mimika di sebelah timur Namun berkat hubungan kekeluargaan dan kekerabatan yang dilakukan oleh raja pertama maka lambat laun para warga suku tersebut menggabungkan diri dengan kerajaan Sran sehingga menurut legenda wilayah kekuasaan raja Sran pada abad ke 14 berkembang menjadi semakin luas 1 Sebelum masuknya Belanda kekuasaan raja adalah mutlak Namun ketika Tidore mulai melebarkan kekuasaannya dan melakukan ekspedisi hongi di daerah ini kekuasaan raja semakin menurun karena berada dibawah bayang bayang Tidore Terlebih setelah terjadi perang saudara diantara keluarga raja Selama beberapa lama kerajaan ini tidak memiliki raja Raja yang diangkat oleh Sultan Tidore pun tidak bertahan sehingga vakum juga 15 Daftar penguasa Kaimana SuntingBerikut ini daftar penguasa Kerajaan Kaimana sebagai berikut 16 Nama Gelar Waktu memerintah KeteranganImaga Rat Sran Nati Patimunin I 1309 Basir Onin Rat Sran Adi II 1348Woran Rat Sran Rat Adi III 1348 1440Interregnum tidak diketahui 1440 1808 diperkirakan ada beberapa pemimpin di Pulau AdiNduvin Rat Sran E man IV 1808 1898Narawatu atau Naro e Rat Sran E man V 1898 1923 Bersama anaknya Ctt 1 Muhammad Kasim Iwawusa Iwafusa 17 18 Ahmad Aituarauw Rat Sran Rat Eman Umisi VI 1923 1966 menggantikan kakaknya IwafusaMuhammad Achmad Rais Aituarauw Rat Sran Rat Kaimana Umisi VII 1966 1980Abdul Hakim Achmad Aituarauw Rat Sran Rat Kaimana Umisi VIII 1980 Mohammad Natsir Aituarauw Rat Sran Rat Kaimana Umisi IX sekarang 19 Kerajaan Islam lain di Papua Barat SuntingPemetaan kerajaan Islam di Papua Barat secara umum dibagi menjadi tiga daerah yaitu kerajaan Islam Kepulauan Raja Ampat Fakfak dan Kaimana Kerajaan Islam di Papua Barat ini sering disebut dengan Petuanan Kerajaan Islam di Papua Barat mayoritas berada dibawah kekuasaan kesultanan di Kepulauan Maluku kemudian mereka diberi otonomi untuk menjalankan pemerintahan masing masing Kerajaan kerajaan Islam kecil di Raja Ampat Fakfak dan Kaimana merupakan hasil proses akulturasi kebudayaan Papua Barat dan kebudayaan Kepulauan Maluku yang berlangsung selama berabad abad 20 Sistem kesukuan masih sangat terlihat dalam kerajaan kerajaan Islam di Papua Barat Sistem pemerintahan berbentuk kerajaan tetapi dalam menjalankan pemerintahan digunakanlah sistem Dewan Adat 21 Kerajaan Islam di kepulauan Raja Ampat Sunting Berikut merupakan kerajaan kerajaan Islam di wilayah kepulauan Raja Ampat 22 Kerajaan Waigeo dengan pusat pemerintahannya di Weweyai Pulau Waigeo Kerajaan Salawati dengan pusat pemerintahannya di Samate Pulau Salawati bagian utara Kerajaan Misool dengan pusat pemerintahannya di Lilinta kemudian berpindah ke Sel Peleket Kerajaan Waigama dengan pusat pemerintahan di Waigama Pulau Misool Kerajaan Sailolof dengan pusat pemerintahannya di Sailolof Pulau Salawati bagian selatan Kerajaan Islam di Fakfak Sunting Dalam buku Islam dan Kristen di Tanah Papua 2006 karya J F Onim Kerajaan kerajaan Islam di wilayah Fakfak terdiri dari Kerajaan Fatagar Kerajaan Ati ati Kerajaan Rumbati Kerajaan Patipi Kerajaan Sekar Kerajaan Wetuar Kerajaan ArguniKerajaan Islam di Kaimana Sunting Berikut merupakan kerajaan kerajaan Islam di wilayah Kaimana Kerajaan Namatota Koiwai Kerajaan Komisi Kaimana 17 Mendapat gelar Raja oleh Namatota Konfederasi Tarya We dipimpin Raja Kipia Naowa Kerajaan AidumaPeninggalan Islam di Papua Barat SuntingBukti bukti peninggalan sejarah mengenai agama Islam yang ada di pulau Papua bagian barat ini sebagai berikut 23 Terdapat living monument yang berupa makanan Islam yang dikenal dimasa lampau yang masih bertahan sampai hari ini di daerah Papua Barat kuno di desa Saonek Lapintol dan Beo di distrik Waigeo Tradisi lisan masih tetap terjaga sampai hari ini yang berupa cerita dari mulut ke mulut tentang kehadiran Islam di Bumi Kasuari Naskah naskah dari masa Raja Ampat dan teks kuno lainnya yang berada di beberapa masjid kuno Di Fakfak Papua Barat dapat ditemukan delapan manuskrip kuno berhuruf Arab Lima manuskrip berbentuk kitab dengan ukuran yang berbeda beda yang terbesar berukuran kurang lebih 50 x 40 cm yang berupa mushaf Al Quran yang ditulis dengan tulisan tangan di atas kulit kayu dan dirangkai menjadi kitab Sedangkan keempat kitab lainnya yang salah satunya bersampul kulit rusa merupakan kitab hadits ilmu tauhid dan kumpulan doa Kelima kitab tersebut diyakini masuk pada tahun 1214 dibawa oleh Syekh Iskandarsyah dari Samudera Pasai yang datang menyertai ekspedisi kerajaannya ke wilayah timur Mereka masuk melalui Mes ibukota Teluk Patipi saat itu Sedangkan ketiga kitab lainnya ditulis di atas daun koba koba pohon khas Papua yang mulai langka saat ini Tulisan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung yang terbuat dari bambu Sekilas bentuknya mirip dengan manuskrip yang ditulis di atas daun lontar yang banyak dijumpai di wilayah Indonesia Timur Masjid Tua Patimburak yang didirikan di tepi teluk Kokas distrik Kokas Fakfak yang dibangun oleh Raja Wertuer I yang memiliki nama kecil Semempe Lihat juga SuntingKerajaan Sekar Kerajaan Patipi Kerajaan Fatagar Kerajaan Waigeo Kerajaan Salawati Kerajaan Misool Konfederasi Tarya WeCatatan Sunting Ada yang mengatakan Naroe sendiri adalah Iwafusa Referensi Sunting a b c Usmany Desy Polla 2017 06 03 SEJARAH RAT SRAN RAJA KOMISI KAIMANA History of Rat Sran King of Kaimana Jurnal Penelitian Arkeologi Papua Dan Papua Barat 6 1 86 87 doi 10 24832 papua v6i1 45 nbsp ISSN 2580 9237 Diakses tanggal 2021 04 24 Usmany Desy Polla 2017 06 03 SEJARAH RAT SRAN RAJA KOMISI KAIMANA History of Rat Sran King of Kaimana Jurnal Penelitian Arkeologi Papua Dan Papua Barat 6 1 87 doi 10 24832 papua v6i1 45 nbsp ISSN 2580 9237 Diakses tanggal 2021 04 24 a b c Usmany Desy Polla 2017 06 03 SEJARAH RAT SRAN RAJA KOMISI KAIMANA History of Rat Sran King of Kaimana Jurnal Penelitian Arkeologi Papua Dan Papua Barat 6 1 88 doi 10 24832 papua v6i1 45 nbsp ISSN 2580 9237 Diakses tanggal 2021 04 24 Renaisance Nusantara Edisi Raja Sran Kaimana VIII Badan silaturahmi Nasional Raja dan Sultan Nusantara 2009 Usmany Dessy Polla 2014 Kerajaan Fatagar dalam Sejarah Kerajaan Kerajaan di Fakfak Papua Barat Yogyakarta Kepel Press hlm 39 73 ISBN 978 602 1228 79 1 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b Wanggai Tony V M 2008 dalam bahasa id Rekonstruksi Sejarah Islam di Tanah Papua Tesis UIN Syarif Hidayatullah https repository uinjkt ac id dspace bitstream 123456789 7292 1 Toni 20Victor 20M 20Wanggai Rekonstruksi 20Sejarah 20Umat 20Islam 20di 20Tanah 20Papua pdf Diakses pada 2022 01 30 Usmany Desy Polla 2017 06 03 SEJARAH RAT SRAN RAJA KOMISI KAIMANA History of Rat Sran King of Kaimana Jurnal Penelitian Arkeologi Papua Dan Papua Barat 6 1 88 89 doi 10 24832 papua v6i1 45 nbsp ISSN 2580 9237 Diakses tanggal 2021 04 24 a b c d e Usmany Desy Polla 2017 06 03 SEJARAH RAT SRAN RAJA KOMISI KAIMANA History of Rat Sran King of Kaimana Jurnal Penelitian Arkeologi Papua Dan Papua Barat 6 1 89 90 doi 10 24832 papua v6i1 45 nbsp ISSN 2580 9237 Diakses tanggal 2021 04 24 Sejarah Kerajaan Kaimana books google co id Sejarah Kaimana sultansinindonesieblog wordpress com Usmany Desy Polla 2017 06 03 SEJARAH RAT SRAN RAJA KOMISI KAIMANA History of Rat Sran King of Kaimana Jurnal Penelitian Arkeologi Papua Dan Papua Barat 6 1 89 91 doi 10 24832 papua v6i1 45 nbsp ISSN 2580 9237 Diakses tanggal 2021 04 24 a b c d Meteray Bernada 25 07 2022 Klaim Kerajaan Majapahit dan Penyemaian Nasionalisme Indonesia di Kaimana Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Unpar Edisi Khusus Papua 1 15 doi 10 26593 jihi v0i00 5969 1 15 Diakses tanggal 17 11 2022 Periksa nilai tanggal di access date date bantuan Irian Jaya Indonesia 1987 Irian Jaya the Land of Challenges and Promises Alpha Zenith hlm 9 Diakses tanggal 2021 11 01 Lumintang Onie M 2018 07 27 THE RESISTANCE OF PEOPLE IN PAPUA 1945 1962 Historia Jurnal Pendidik Dan Peneliti Sejarah 10 2 47 60 doi 10 17509 historia v10i2 12221 tidak aktif 4 November 2021 ISSN 2615 7993 Diakses tanggal 2021 11 01 a b Usmany Desy Polla 2017 06 03 SEJARAH RAT SRAN RAJA KOMISI KAIMANA History of Rat Sran King of Kaimana Jurnal Penelitian Arkeologi Papua Dan Papua Barat 6 1 91 doi 10 24832 papua v6i1 45 nbsp ISSN 2580 9237 Diakses tanggal 2021 04 24 Usmany Desy Polla 2017 06 03 SEJARAH RAT SRAN RAJA KOMISI KAIMANA History of Rat Sran King of Kaimana Jurnal Penelitian Arkeologi Papua Dan Papua Barat 6 1 85 92 doi 10 24832 papua v6i1 45 nbsp ISSN 2580 9237 Diakses tanggal 2021 04 24 a b Landsdrukkerij Regeeringsalmanak voor Nederlandsch Indie voor 1904 Batavia Ter Lands Drukkerij 1904 hlm 296 Parameter lg yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Mahmud M Irfan 2017 06 03 HUNIAN AWAL SEJARAH DI PESISIR KAIMANA PAPUA BARAT Early History of Settlement in Kaimana Coast West Papua Jurnal Penelitian Arkeologi Papua dan Papua Barat 6 2 153 167 doi 10 24832 papua v6i2 29 ISSN 2580 9237 Diakses tanggal 2022 02 20 Sampaikan Aspirasi Para Raja dan Tokoh Adat Papua Barat Temui Wapres Wakil Presiden Republik Indonesia 2022 12 01 Diakses tanggal 2023 02 16 Kisah Perkampungan Islam Pertama di Raja Ampat travel detik com kerajaan islam di papua www kompas com Mansoben Johszua Robert 1995 Sistem Politik Tradisional Di Irian Jaya Jakarta LIPI RUL 1995 hlm 242 246 ISBN 979 8258 06 1 sejarah masuknya agama islam di kaimana ardilamadi blogspot com Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kerajaan Kaimana amp oldid 23770238