Kematian akibat kelapa

Kelapa yang jatuh dari pohon mereka dan mengenai orang-orang dapat menyebabkan cedera berat pada punggung, leher, bahu, dan kepala; dan terkadang berakibat fatal.

Tanda peringatan dwibahasa di Honolulu, ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Jepang.

Usai kajian tahun 1984 tentang "Cedera-cedera Akibat Kejatuhan Kelapa", memunculkan klaim yang merebak perihal sejumlah kematian akibat kejatuhan kelapa. Menurut legenda urban, kejatuhan kelapa menewaskan banyak orang setahun. Legenda tersebut mendapatkan ketenaran usai karya tahun 2002 dari seorang pakar terkenal perihal serangan hijau yang menyatakan bahwa kejatuhan kelapa menewaskan 150 orang setiap tahun di seluruh dunia.^{[butuh sumber yang lebih baik]} Statistik tersebut biasanya dibandingkan dengan jumlah kematian yang disebabkan oleh hiu per tahun, yang berjumlah sekitar lima.

Perhatian terhadap risiko fatal karena tekanan gravitas pada kelapa membuat pihak berwajib di Queensland, Australia menebang pohon-pohon kelapa di pantai-pantai pada 2002. Sebuah surat kabar menjuluki kelapa dengan sebutan "buah pembunuh." Laporan-laporan sejarah dari kematian yang sebenarnya akibat kelapa telah ada pada tahun 1770-an.

Referensi

1. Barss, P. (November 1984). "Injuries due to falling coconuts". The Journal of Trauma. 24 (11): 990–991. doi:10.1097/00005373-198411000-00012. ISSN 0022-5282. PMID 6502774. 
2. Michael Perkins (1 October 2006). Surviving Paradise. Lulu.com. hlm. 241–. ISBN 978-1-84728-935-3. 
3. . Shark Research Institute. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 July 2013. Diakses tanggal 9 January 2014.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
4. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Killer Fruit
5. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama MobileReference2008

Daftar pustaka

• David Del Monté (11 February 2013). Coconuts Kill More People Than Sharks. AuthorHouse. ISBN 978-1-4772-1553-1.  (fiction)