Kekurangan vitamin D atau hipovitaminosis D biasanya disebabkan karena seseorang tidak cukup terkena sinar matahari (khususnya sinar ultraviolet B). Kekurangan Vitamin D juga dapat disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan yang mengandung vitamin D, penyakit yang membatasi penyerapan vitamin D, dan kondisi yang menghambat pengubahan vitamin D menjadi metabolit aktif-termasuk beberapa penyakit hati, ginjal, atau genetik. Kekurangan vitamin D menghambat mineralisasi tulang, sehingga memicu penyakit yang melemahkan tulang seperti rakitis pada anak-anak. Keadaan juga dapat memburuk menjadi osteomalasia dan osteoporosis pada orang dewasa yang meningkatkan risiko tulang retak. Kelemahan otot juga merupakan gejala kekurangan vitamin D, yang semakin menambah risiko tulang retak pada orang dewasa.
Sinar ultraviolet B dari sinar matahari merupakan sumber utama vitamin D. Ikan salmon, herring dan makerel juga merupakan sumber vitamin D. Susu biasanya ditambah dengan vitamin D. Kadang-kadang vitamin D juga ditambahkan pada roti, jus, dan produk-produk peternakan lainnya. Banyak produk multivitamin yang kini mengandung vitamin D dengan kandungan yang berbeda-beda.
Catatan kaki sunting
- ^ Holick, Michael F.; Chen, Tai C. (1 April 2008). "Vitamin D deficiency: a worldwide problem with health consequences". The American Journal of Clinical Nutrition (dalam bahasa Inggris). 87 (4): 1080S–1086S. ISSN 0002-9165. PMID 18400738.
- ^ Vitamin D di situs Merck Manual of Diagnosis and Therapy Professional Edition