www.wikidata.id-id.nina.az
Kejiwan adalah desa di kecamatan Susukan Cirebon Jawa Barat Indonesia Desa ini terletak di perbatasan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Majalengka di Barat Daya Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai pedagang dan petani terutama pedagang mainan anak anak dan petani padi karena topografinya yang mendukung pertanian sawah Dengan luas lahan pertanian sekitar 229 204 Ha 76 38 Pada tahun 2012 Desa Kejiwan menjadi salah satu desa terpilih di Kabupaten Cirebon yang mendapat bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Program Desa Mandiri dalam perwujudan Desa Peradaban Tahun 2012 KejiwanDesaNegara IndonesiaProvinsiJawa BaratKabupatenCirebonKecamatanSusukanKode pos45166Kode Kemendagri32 09 27 2006Luas300 080 Ha km2Jumlah penduduk5 603 jiwa tahun 2011 Kepadatan61 Jiwa Km2 Daftar isi 1 Geografi 2 Sejarah 3 Kerajinan dan Hasil Bumi 4 Sarana Pendidikan 5 Sarana Ibadah 6 Kuwu Kepala DesaGeografi suntingDesa Kejiwan berada sekitar 3 km dari jalur utama Pantura antara Cirebon Jakarta via Palimanan 26 Km dari Ibu kota kabupaten Sumber 28 Km dari Kota Cirebon Desa Kejiwan berbatasan langsung dengan desa Luwungkencana di sebelah barat Kabupaten Majalengka di barat daya desa Susukan di sebelah utara desa Bojong Kulon di sebelah timur dan desa Kedongdong di sebelah selatan Di samping wilayah induk desa Kejiwan memiliki satu wilayah dusun pecantilan yang terpisah dari wilayah induk yaitu Dusun Kaliasem di bagian barat daya Sejarah suntingAsal Usul Desa Kejiwan Versi Disbudparpora Kabupaten CirebonSEJARAH ASAL USUL DESA KELURAHAN KEJIWANKi Mertabumi Ki Taka bin Talab adalah salah seorang Ki Gede dan abdi dalem kesultanan Cirebon Pada suatu hari ketika Kanjeng Sunan Gunung Jati sedang mengadakan kenduri dalam rangka syukuran hajat walimah ternyata persediaan air untuk keperluan kenduri tersebut kurang Maka oleh Kanjeng Sinuhun Ki Taka diperintahkan untuk mencari air Namun aneh Ki Taka berangkat hanya membawa keranjang wadah rumput tidak membawa ember untuk wadah airnya Keranjang yang sudah diisi air itu dibawanya ke keraton Orang orang yang melihatnya geleng geleng kepala tanda kagum Kok bisa bisanya air diwadahi keranjang bahkan sampai penuh luber Cirebon Melihat kejadian itu Kanjeng Sinuhun tersenyum juga sambil menggeleng gelengkan kepala Sejak itu Ki Taka dijuluki Ki Luber karena Ki Mertabumi dapat membawa air diwadahi keranjang yang berlubang sampai luber Luber juga ilmunya Kanjeng Sinuhun membatin Seusai kenduri Kanjeng Sunan Jati Purba memerintahkan kepada para Ki Gede untuk membuka hutan di wilayah cakrahannya masing masing Wilayah cakrahan Ki Luber adalah dari ujung sebelah barat berbatasan dengan wilayah Indramayu Ki Luber adalah seorang sakti mandraguna terpelihara jiwanya kepribadiannya sangat terpuji lemah lembut berbudi luhur rendah hati dan murah hati terhadap sesama Ketika ia membuka hutan tidak bersusah payah menebang pohon pohon Atas ridho Allah dengan ilmu yang dimiliki hanya dengan tudang tuding saja pepohonan di hutan itu roboh rata dengan tanah Kemudian dijadikanlah pedukuhan untuk tempat tinggal Ki Luber dan keluarganya Karena Ki Taka seorang yang berjiwa yang luhur dan terpuji maka Ki Taka dijuluki Ki Kejiwantaka dan pedukuhan yang dibangunnya dinamakan Pedukuhan Kejiwan dan sekarang menjadi Desa Kejiwan dalam Wilayah Kecamatan Susukan Sejak saat itu Ki Luber Ki Taka disebut orang Ki Gede Kejiwantaka Pada setiap kesempatan ia selalu mengajarkan ilmu agama Islam lama kelamaan banyak santrinya Kemudian dibangun sebuah pesantren dan sumur untuk mandi minum dan berwudlu para santrinya dan masyarakat sekitarnya Sumur itu diberi nama Sumur Kejiwantaka Sumur itu sampai sekarang masih ada dan banyak dikunjungi masyarakat baik masyarakat setempat maupun dari luar daerah untuk mandi dan minum mereka senantiasa mengharapkan karomahnya Konon katanya setelah mandi dan minum air sumur itu maka tenaganya menjadi kuat Wallahu A lam Suatu waktu Kanjeng Sunan Gunung Jati bersama para petinggi keraton berkunjung ke daerah daerah dengan mengendarai pedati glebeg dan membawa perbekalan secukupnya tidak lupa membawa serta Ki Mertabumi Setiap daerah yang dikunjungi selalu saja para sesepuhnya mempersembahkan kepada Kanjeng Sinuhun barang barang hasil bumi antara lain padi jagung waluh ketimun kacang tanah dan lain lain sebagai buah tangan Karena saratnya barang barang bawaan yang dimuat maka sampai di daerah Kedung Ngengeng wilayah Ligung tiba tiba pedati itu ambles ke tanah sehingga susah untuk diangkat Maka Kanjeng Sinuhun memerintahkan para petinggi keraton untuk mengadakan sayembara Barang siapa yang bisa mengangkat pedati itu akan diberi hadiah 1 Ha tanah Banyak para Ki Gede yang mengikuti sayembara antara lain Ki Gede Tegal Gubug Ki Gede Rawagatel Ki Gede Bojong Ki Gede Jungjang Ki Gede Mejasri Ki Gede Bunder Ki Gede Jatianom dan Ki Gede Ujunggebang Namun tidak ada yang kuat mengangkat pedati itu walaupun dengan menggunakan kerbau piaraannya masing masing Melihat kenyataan itu Ki Gede Kejiwan pulang mengambil kerbaunya ingin coba coba ikut sayembara Setelah kembali dengan membawa seekor kerbau para Ki Gede mentertawakan sambil mengejek karena yang mereka lihat adalah seekor kerbau yang kecil begitu pula badan Ki Kejiwantaka kecil dan kurus menurut mereka tidak mungkin bisa untuk mengangkat pedati yang sangat berat itu Pelaksanaan sayembara dihentikan karena waktu sudah malam para Ki Gede tertidur pulas karena kelelahan Pada saat para Ki Gede tertidur Ki Kejiwantaka secara diam diam dengan kerbaunya mencoba mengangkat pedati itu kerbaunya yang menarik dan Ki Kejiwantaka dengan kesaktiannya mengangkat pedati itu hanya dengan ibu jari sebelah kakinya saja Setelah terangkat kerbaunya dilepas dan diikat di sebuah pohon disamping kerbau kerbau lainnya milik para Ki Gede Kemudian Ki Kejiwantaka tidur pula disamping para Ki Gede Gusti Kanjeng Sinuhun tahu dan pada saat Ki Gede Kejiwantaka tertidur oleh Kanjeng Sinuhun diberi ciri tanda dengan melilitkan benting sabuk dari kain warna hitam di perut Ki Kejiwantaka dan leher kerbaunya Pada keesokan harinya para Ki Gede kebingungan karena melihat pedati itu sudah terangkat setelah ditanyakan oleh petinggi keraton siapa yang telah mengangkat pedati itu mereka tidak ada yang mengaku Kemudian Kanjeng Sinuhun menyatakan bahwa barang siapa di antara para Ki Gede yang perutnya ada tanda benting warna hitam dan juga di leher kerbaunya maka ialah yang telah berhasil mengangkat pedati itu Ternyata yang ada tanda tersebut adalah Ki Gede Kejiwantaka Para Ki Gede terkejut mereka merasa malu karena telah mengejek Ki Gede Kejiwantaka Walupun kerbaunya kecil dan postur tubuh Li Gede Kejiwantaka kecil dan kurus namun memiliki kekuatan yang luar biasa Sehingga oleh Kanjeng Sinuhun Ki Gede Kejiwantaka dianugerahi nama Ki Beyot Beyot artinya kecil tapi kuat Kemudian hadiah yang dijanjikan yaitu tanah seluas 1 Ha di daerah Kerdung Ngengeng diserahkan kepada Ki Beyot Perjalanan kunjungan ke daerah daerah dilanjutkan dengan menggunakan pedati yang ditarik oleh kerbaunya Ki Beyot hingga sampai di Desa Krangkeng wilayah Indramayu Sesampainya di sana pedati yang ditumpangi Kanjeng Sinuhun Ki Beyot dan para petinggi keraton itu rusak akhirnya diputuskan untuk ditinggal di Desa Krangkeng sedangkan kerbaunya dibawa lagi pulang Sampai sekarang pedati itu masihada di pendopo Balai Desa Krangkeng dan dirawat oleh seorang Juru Kunci Pedati itu dikenal dengan Pedati Ki Luber Menurut ceritera masyarakat setempat bahwa setiap malam Jum at Kliwon kerbau Ki Luber suka tampak di sekitar bangunan pendopo Sumber www disbudparporakabcirebon blogspot com2 Versi yang berkembang di masyarakat A Nama Desa KejiwanPada zaman kerajaan setelah berdirinya kerajaan Islam Pakungwati Cirebon dibawah pimpinan Sunan Gunungjati tepatnya pada tahun 1406 M tersebutlah salah seorang murid dia bernama Taka Bin Takab yang di kenal dengan Ki Beyot meminta izin untuk membuka pedukuhan Desa yang berada di perbatasan Kerajaan Indramayu dengan Rajanya Prabu Indra Wijaya Arya Wiralodra yang pada tahun 1528 M kerajaan ini menggabungkan diri dengan Kerajaan Islam Pakungwati Cirebon Setelah memperoleh izin dari Sunan Gunungjati maka Ki Beyot mulai membuka hutan Babad Alas bersama Nyi Gede Susukan yaitu Nyi Tosa Ki Beyot membuka hutan dengan cangkul dan pedang wilayah yang terdapat hasil cangkulan tebalan termasuk wilayah kekuasaan Ki Beyot sedangkan karena Nyi Tosa seorang perempuan yang tidak bisa mencangkul maka ia menandai daerahnya dengan membakar hutan dengan api wilayah yang terdapat bekas bakaran Obar obaran termasuk daerah kekuasaan Nyi Tosa Berhari hari kegiatan membuka hutan itu dilakukan sampailah Ki Beyot di daerah Bundermire Setelah pembukaan hutan sampai didaerah tersebut Ki Beyot menghentikan kegiatannya karena sempat tergoda dengan Nyi Tosa Yang berwajah Cantik berbadan kuning dan suka nginang sehingga disaat demikian Nyi Tosa tidak menyia nyiakan kesempatan ia memperluas wilayahnya hingga ke daerah Pucuk Sawit Oleh karena itu wilayah Susukan lebih luas hingga mencapai daerah Pucuk Sawit sedangkan Kejiwan hanya sampai daerah Bundermire Setelah selesai membuka hutan Ki Beyot menamakannya desa Kejiwaan yang berarti pembukaannya dengan jiwa tenaga selain itu karena sifat Ki Beyot sendiri yang mempunyai Kejiwaan yang kuat walaupun dicaci dihina dan diremehkan dia tidak membalasnya Karena logat Orang Jawa yang cepat kata Kejiwaan disebut menjadi KEJIWAN Hingga sekarang desa kita ini disebut Kejiwan Sedangkan wilayah Nyi Tosa dinamakan Yangtanjung desanya berada di tengah sawah kearah timur dari desa itu merupakan sebuah kebun yang subur yang memiliki sebuah kalen sungai kecil yang selalu disusuk dijeroi agar airnya dapat mengalir dengan lancar sehingga daerah tersebut disebut Susukan Karena kesuburannya dan letaknya yang strategis banyak penduduk desa Yangtanjung berpindah ke Susukan Hingga sekarang Susukan menjadi desa yang besar sedangkan Yangtanjung sudah di tinggalkan oleh penduduknya B Ki Beyot Kejiwan Taka Di lain waktu saat rombongan Keraton yang akan berdakwah dengan wayang Karya Sunan Kalijaga glebeg semacam kereta kuda yang besar yang mengangkut alat alat gamelan dan wayang kulit terperosok kepater di desa Leuweung Hapit sekarang merupakan salah satu desa di Kecamatan Ligung Kab Majalengka Sunan Gunungjati mengadakan sayembara barang siapa yang sanggup mengangkat glebeg itu dengan kerbau yang di milikinya maka akan di berikan hadiah yang besar Seluruh perwakilan dari tiap desa datang bersama kerbaunya seperti Ki Jaka Tawan Ki Gede Rawagatel Ki Suropati Ki gede Tegalgubug Ki Pedes Ki gede Bojongkulon dan Kigede Kigede lain sekitar Cirebon tetapi dari sekian banyak perwakilan tidak ada yang sanggup mengangkat glebeg itu hingga waktu mulai malam Dari sekian banyak peserta kerbau Ki Beyot merupakan kerbau yang paling kurus tanduknya tumpul tubuhnya kecil agak kemerahan dan matanya beleken jauh di hati dekat di mata sehingga di tertawakan oleh para peserta tetapi dia tetap sabar dan tidak membalas ocehan mereka Setelah malam mulai larut ketika semua orang tertidur pulas Ki Beyot secara diam diam menarik glebeg itu dengan kerbaunya Ki Beyot berdo a kepada Allah agar kerbaunya di berikan kekuatan agar bisa menarik glebeg tersebut Setelah berdo a dengan izin Allah SWT glebeg itu terangkat dan dapat di tarik serta diletakkan di tanah yang rata kemudian Ki Beyot mengembalikan keadaan kerbaunya seperti semula agar tidak diketahui orang bahwa kerbaunyalah yang dapat menarik glebeg itu Tetapi di luar dugaan salah seorang prajurit Keraton mengetahui hal ini ia tandai kerbau Ki Beyot dengan mencoret muka kerbau itu dengan apu semacam kapur Pada keesokan harinya gegerlah para peserta mereka heran siapa yang telah berhasil mengangkat glebeg itu Semua peserta bingung dan bertanya tanya siapa gerangan yang telah berhasilmengangkat glebeg tersebut Bahkan Ki Beyotpun diam saja seolah tidak mengetahui apa apa karena memang sifat dia sendiri yang pemalu pendiam rendah hati dan tidak suka pamer Sampai akhirnya ada salah seorang prajurit yang mengetahui kejadian semalam menceritakan dengan sebenarnya dan mengumumkan bahwa siapa yang kerbaunya terdapat coretan apu itulah yang telah mengangkat glebeg Setelah di ketahui bahwa kerbau Ki Beyotlah yang telah menarik glebeg maka Ki Beyot di berikan hadiah dan dipersilahkan kerbaunya terus menarik hingga sampai di daerah Krangkeng Indramayu Sampai sekarang glebeg itu masih tersimpan di desa Krangkeng konon hanya warga Kejiwan dan keturunannya saja yang dapat masuk dan melihat glebeg tersebut Wallahu A lam Bisshowab hanya Allah SWT yang maha mengetahui kejadian yang sebenarnya C Sumur KejiwanSumur Kejiwan adalah sumur yang memiliki keistimewaan dibandingkan dengan sumur sumur lain Unjungan Desa sering dipusatkan di lokasi ini Sejarah Sumur Kejiwan adalah Ketika wilayah Cirebon kekeringan saat itu di keraton Pakungwati Cirebon ada kegiatan tahunan Sunan Gunungjati mengundang Ki Gede Kejiwan ke Kraton sambil membawa air dari sumur Kejiwan Ki Beyot mematuhi perintah guru dia Sunan Gunungjati datang ke Cirebon dengan memikul air dari sumur Kejiwan anehnya air itu dibawa dalam keranjang tetapi tidak bocor Sesampainya di Cirebon Ki Beyot menumpahkan air dari keranjang itu ke paso paso penduduk anehnya lagi puluhan paso dapat terpenuhi hingga luber padahal air yang di bawa hanya dua keranjang Oleh karena itu Ki Beyot di beri julukan Ki Luber D Ki Lamun Ki Buyutan Ki Lamun adalah salah satu Ki Gede Kejiwan Ia memperistri putri dari Ki Gede Kedongdong sehingga desa Kejiwan dengan desa Kedongdong ada hubungan mertua Ki Gede Ki Lamun mempunyai 25 anak keturunan yang semuanya menjadi Ki Gede yang tersebar ke berbagai daerah luar desa Kejiwan seperti ada yang berada di Sumber Bongas Ligung dan lain lain Sedangkan sebagian lagi berada di Kejiwan seperti Ki Gede Kirawuh Ki Suwala Ki Gede Sikepel dan lain lain E Ki MuajiKi Gede Ki Muaji merupakan santri dari Ki Gede Gagarsari saat Ki Muaji bekerja di sawah meluku Weluku yang dia gunakan patah menjadi dua Ki Muaji mencoba mengganti weluku itu dengan yang baru tetapi Gurunya Ki Gede Gagarsari menolak ia ingin agar welukunya itu kembali seperti semula tidak diganti dengan uang atau dengan yang baru Hal ini dimaksudkan menguji sejauh mana kemampuan muridnya itu untuk bertanggung jawab dan menunjukkan kemampuan Kesaktian kepada Gurunya Ki Muaji terus berpikir bagaimana caranya agar weluku itu kembali seperti semula akhirnya dia berpuasa dan menempelkan weluku yang patah itu dengan tanah liat dan mengelus elusnya sehingga atas izin Allah SWT weluku yang patah itu kembali tersambung seperti semula dan dari kemampuan inilah Ki Muaji dapat menyembuhkan penyakit F Ki Gede Ki Gede Kejiwan1 Ki Beyot Kejiwan Taka Dimakamkan di kompleks makam Gunung Sembung Desa Astana Kec Gunung Jati Kab Cirebon Makam dia berdampingan dengan Ki gede Bojong Kulon 2 Ki Lamun Ki Buyutan Makamnya di Desa Kejiwan bagian Selatan3 Ki MuajiMakamnya terletak di Desa Kejiwan bagian Timur di tengah sawah berbatasan dengan Desa Bojongkulon 4 Ki GagasariMakamnya terletak di Desa Kejiwan bagian Timur di pinggir jalan beberapa meter dari makam Ki Muaji 5 Ki MertabumiMakamnya terletak di Desa Kejiwan bagian Utara di tengah sawah 6 Ki Gede BajanganMakamnya terletak di Desa Kejiwan bagian Barat Laut beberapa meter dari makam Ki Mertabumi kearah barat7 Ki Gede SikepelMakamnya terletak di Desa Kejiwan blok Sikepel sebelah selatan dari rumah Bapak Rasmin8 Ki Gede SingkilMakamnya terletak di Desa Kejiwan blok Karanganyar sebelah timur Kalen Gotroks atau dari rumah Bapak H Muqit ke arah utara 9 Ki Gede KirawuhMakamnya terletak di Desa Kejiwan blok Ki Rawuh 10 Ki WiyasihMakamnya berada di blok 5 berbatasan dengan Desa Kedongdong tepatnya sebelah barat Kalen Sendok 11 Ki SuwalaMakamnya berada di Kejiwan bagian Tenggara tepatnya dari rumah Bapak Umar Kearah tenggara Ngetan Ngidul 12 Ki RengonMakamnya berdekatan dengan makam Ki Suwala 13 Ki Gede CilunglungMakamnya berada di pusat Desa Kejiwan Lebuh 14 Nyi Tosa Nyi Gede Susukan Makamnya berada di pinggir sawah sebelah timur rumah Bapak Jimong di Kejiwan bagian Utara Sumber Bapak Sabbihis Lebe Kaur Kesra Kejiwan Alih Bahasa Kang AmirinKerajinan dan Hasil Bumi suntingSebagian besar masyarakat Kejiwan berprofesi sebagai pedagang dan petani baik sebagai pedagang keliling bos mainan petani pemilik maupun sebagai penggarap buruh Beberapa Kerajinan produksi asli Kejiwan adalah Mainan Gosokan nbsp Mainan Kayu AjaibKayu Ajaib Boneka Pocong Stiker Kartu bergambar Pokemon Naruto dll Mainan anak lain yang bersifat musimanBaberapa hasil bumi unggulan dari desa Kejiwan adalah Padi Perkebunan Palawija Cabe Kacang Panjang Cabai Merah Besar Emes Labu dan lain sebagainya Sarana Pendidikan suntingSekolah Dasar SD Negeri 1 Kejiwan di Jl Kibagus Rangin Blok Jetis Desa Kejiwan Kec Susukan Kab Cirebon SD Negeri 2 Kejiwan di Jl Ki Gagasari No 1 Desa Kejiwan Blok Desa Madrasah DTA Miftahul Akhlaq di Jl Ki Gagasari Blok Desa nbsp Gambar DTA Miftahul Akhlaq Sebelum RenovasiDTA Tarbiyatul Aulad di Jl Ki Mertabumi Blok Karanganyar DTA Asy Syafi iyah di Jl Kaliasem Blok Kaliasem Taman Kanak Kanak PAUD Al Ikhlas di Jl Mertabumi Blok KaranganyarSarana Ibadah suntingDesa Kejiwan memiliki 2 Masjid besar dan 21 musholah yaitu nbsp Masjid Jami At Taubah Desa KejiwanMasjid Jami At Taubah di Desa kejiwan Blok Desa Pengasuh Imam Masjid Lebe sobiis kaum kasan dan juga Masyarakat KejiwanSusunan Pengurus DKM baru periode 2022 2025 yang baru terbentuk tanggal 18 November 2022dengan pengurus inti yaitu a Ketua Ust Suparno S Pd b Wakil Ketua Ust sanajic Sekretaris Ust Amirin S Pd I d Bendahara Ust Agus Qosim S Pd I 2 Masjid An Nur blok Kaliasem Dusun 06 Desa Kejiwan Pengasuh Ust Muhammad Imam Musholla 1 Musholla Darunnajah Blok Jetis pengasuh Ust Khaelani H Madari 2 Musholla Al Fatah Blok Karanganyar Pengasuh Ust Kasori Ust Kholis 3 Musholla Nurul Iman Blok Karangnyar Pengasuh Ustadz Jumadi Ust Irwandi 4 Musholla Nuruttaubah Blok Karanganyar Pengasuh Ust Samsuri 5 Musholla Syi arudin Blok Pentogan Pengasuh Bpk Wasja Kyai Sayyidi 6 Musholla Al Barokah Blok Siwarak Pengasuh Ust Kadiyah Ust Jasidi 7 Musholla Baitul Hikmah Blok Sikepel Pengasuh Ust Anshori Ust Shobirin 8 Musholla Al Hidayah Blok Sikepel Pengasuh Ust Jaelani Ust Radanto 9 Musholla Darutthoibin Blok Karangmulya Pengasuh Ust Abdul Aziz 10 Musholla Al Furqon Blok siwarak Dusun 04 Pengasuh Ustadz Sanaji 11 Musholla Darussalam bpk Wasja alm blok kirawuh dusun 04 pengasuh Ust Willy Arisandi 12 Musholla At Taqwa Blok Kirawuh Pengasuh Ust Abdul Wahid Ust Abdul Basyir 13 Musholla Nurul Huda Blok Sigempol Pengasuh Ust Yunus 14 Musholla Al Muhajirin Blok Sigempol Pengasuh Ust Muqoyyim 15 Musholla Al Madinah Blok ketapang Dusun 05 Pengasuh H Lilik Sunarto 16 Musholla Al Hidayah Asy Syuja iyah Blok Ketapang Pengasuh Kyai Mukidin 17 Musholla Baiturrohman Blok Glamprit Pengasuh Ust Na im 18 Musholla At Ta awun Blok Glamprit Wetan Pengasuh Ust H Sulaeman 19 Musholla khusus perempuan di Dusun 01 blok Garji pengasuh Hj Ruaya wajir 20 Musholla Al Ikhlas Blok kaliasem Dusun 06 pengasuh Ustadz Moh Imam 21 Musholla Al Barokah Blok kalisem Dusun 06 pengasuh Ustadz Jaelani 22 Musholla Al Imam Blok Pentogan Dusun 03 pengasuh Ustadz Mukidin 23 Musholla Baitul Muttaqin Blok Ki Grunteng Dusun 01 pengasuh KH Basuni H Casmadi H Love Di Desa kejiwan terdapat 23 Musholla dan 2 MasjidKuwu Kepala Desa sunting nbsp Kuwu Kejiwan Periode 1998 2014Berikut data beberapa Kuwu yang pernah menjabat data masih kurang lengkap KUWU SUMIYAH KUWU MARYUNI KUWU MARNI KUWU TARUM KUWU MASJAN KUWU KASAN KUWU SARMAWI 1962 1965 KUWU DASMO PJS 1965 1965 KUWU H USMAN SALEH 1966 1988 KUWU ROBBUL 1989 1998 KUWU SUWALI PJS 1998 1999 KUWU SAPINGI 1998 2014 KUWU H HASANUDDIN PJS 2014 2015 KUWU SUMANTA 2015 2021 KUWU H CASTO 2015 Sekarang nbsp Kuwu Kejiwan Periode 2015 2021 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kejiwan Susukan Cirebon amp oldid 23363187