Kebutuhan atau keperluan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya secara alamiah melalui pencapaian kesejahteraan. Kebutuhan dapat dibedakan berdasarkan tingkat kepentingan, waktu, sifat, dan subjeknya. Pemenuhan kebutuhan dapat berupa barang, jasa, sesuatu yang berwujud maupun sesuatu yang tidak berwujud. Setiap manusia memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dan dipengaruhi oleh keadaan alam, agama, adat, dan peradaban. Sifat dari kebutuhan adalah tidak terbatas, meningkat dan selalu berubah.
Prinsip dasar
Kebutuhan didasari pada prinsip bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan. Dalam prosesnya, kebutuhan manusia tampak tersusun menjadi bertingkat-tingkat Bila salah satu kebutuhan telah terpenuhi, kebutuhan lain akan muncul. Kebutuhan yang telah terpenuhi kemudian tidak menjadi tujuan pemenuhan yang utama, sedangkan kebutuhan lain yang lebih tinggi menjadi leih diutamakan pemenuhannya.
Jenis-jenis
Berdasarkan intensitas kegunaannya
Kebutuhan menurut tingkat kepentingannya dapat dibedakan menjadi kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang langsung berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia sehingga sangat penting dan wajib untuk terpenuhi. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang tidak mengganggu kelangsungan hidup tetapi sangat penting. Sedangkan kebutuhan tersier merupakan kebutuhan akan barang mewah yang ditujukan untuk menunjukkan status sosial seseorang dalam suatu masyarakat.
Berdasarkan sifatnya
Kebutuhan dapat dipenuhi melalui sifat jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan kondisi tubuh, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Sedangkan kebutuhan rohani merupakan kebutuhan yang diperlukan untuka kepuasan batin bagi jiwa manusia.
Kebutuhan dapat dibedakan berdasarkan waktunya, yaitu kebutuhan sekarang, kebutuhan masa depan, kebutuhan yang tidak pasti waktunya, dan kebutuhan sepanjang waktu. Kebutuhan sekarang harus dipenuhi segera dan tidak dapat ditunda. Kebutuhan masa depan merupakan kebutuhan yang bersifat persiapan dan persediaan bagi kebutuhan yang dapat habis secara tiba-tiba. Sedangkan kebutuhan yang tidak pasti waktunya merupakan kebutuhan yang diperlukan pada saat terjadi musibah maupun bencana alam. Sebaiknya, kebutuhan sepanjang waktu adalah kebutuhan yang pemenuhannya memerlukan sepanjang waktu.
Berdasarkan subjeknya
Berdasarkan subjeknya, kebutuhan manusia dibedakan menjadi kebutuhan perorangan dan kebutuhan kelompok. Kebutuhan perorangan hanya diperlukan oleh masing-masing individu yang berbeda. Sedangkan kebutuhan kelompok merupakan kebutuhan yang digunakan secara bersama-sama dalam suatu masyarakat.
Berdasarkan sosio-budaya
Lingkungan sosial dan budaya membuat timbulnya kebutuhan yang berkaitan dengan tradisi dan psikologi masyarakat. Kebutuhan ini dibedakan menjadi kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologis. Kebutuhan sosial berkaitan dengan strata sosial yang membentuk status sosial dalam masyarakat. Sedangkan kebutuhan psikologi lebih berkaitan dengan psikologi masyarakat yang hanya sedikit dipengaruhi oleh kondisi ekonomi. Kebutuhan psikologis umumnya berupa kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologis saling berkaitan satu sama lain.
Referensi
- Arifin 2009, hlm. 2.
- Eko 2009, hlm. 3.
- Widjajanta dan Widyaningsih 2009, hlm. 2.
- ^ Arifin 2009, hlm. 3.
- Nurcahyaningtyas 2009, hlm. 3.
- Rahmat Hidayat, Deden (2011). Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling. Ghalia Indonesia. hlm. 165–166. ISBN 978-979-450-654-7.
- (Inggris) Plotnik, Rod (2014). Introduction to Psychology, 10th Edition. Wadsworth. hlm. 332. ISBN 978-1-133-94349-5.
- ^ (Indonesia)Feist, Jess (2010). Teori Kepribadian : Theories of Personality. Salemba Humanika. hlm. 331. ISBN 978-602-8555-18-0.
- ^ Maslow, A.H. (1943). "A theory of human motivation". Psychological Review. 50 (4). doi:10.1037/h0054346 – via psychclassics.yorku.ca.
- ^ Eko 2009, hlm. 4.
- Mulyati, dkk. 2009, hlm. 7.
- Mulyati, dkk. 2009, hlm. 8.
- ^ Sukardi 2009, hlm. 5.
- ^ Nurcahyaningtyas 2009, hlm. 8.
- Widjajanta dan Widyaningsih 2009, hlm. 5.
- Sukardi 2009, hlm. 6.
- Sukardi 2009, hlm. 4.
- ^ G. Goble, Frank (1987). Mazhab Ketiga, Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Kanisius. hlm. 80.
Daftar pustaka
- Arifin, Imamul (2009). (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-697-7. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-01-22. Diakses tanggal 2020-10-31.
- Eko, Yuli (2009). (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,. ISBN 978-979-068-701-1. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-01-22. Diakses tanggal 2020-10-31.
- Mulyati, dkk. (2009). (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-193-4. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-10-07. Diakses tanggal 2020-10-31.
- Nurcahyaningtyas (2009). (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-704-2. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-11-06. Diakses tanggal 2020-10-31.
- Sukardi (2009). (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-194-1. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-01-22. Diakses tanggal 2020-10-31.
- Widjajanta, B., dan Widyaningsih, A. (2009). (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-693-9. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-01-22. Diakses tanggal 2020-10-31.
Bacaan lanjutan
- Heylighen, Francis (1992). "A cognitive-systemic reconstruction of maslow's theory of self-actualization" (PDF). Behavioral Science. 37 (1): 39–58. doi:10.1002/bs.3830370105.
- Koltko-Rivera, Mark E. (2006). Rediscovering the later version of Maslow's hierarchy of needs: Self-transcendence and opportunities for theory, research, and unification. Review of General Psychology 10.4: 302